ILMU TAFSIR
Dosen Pembimbing :
Ah. Soni irawan, M.H
Penyusun :
Abdurrahman Wahid
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan penelitian.................................................................................1
D. Manfaat penelitian...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. Pengertian tafsir...................................................................................3
B. Macam macam tafsir berdasarkan sumbernya.....................................4
C. macam macam tafsir berdasarkan metodenya.....................................5
BAB III PENUTUP........................................................................................7
A. Kesimpulan........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir merupakan ilmu syari‟at yang paling agung dan tinggi kedudukannya.
Ia merupakan ilmu yang paling mulia obejk pembahasannya dan tujuannya, serta
sangat dibutuhkan bagi umat Islam dalam mengetahui makna dari Al-Qur‟an
sepanjang zaman. Tanpa tafsir seorang muslim tidak dapat menangkap mutiara-
mutiara berharga dari ajaran Ilahi yang kandung dalam Al-Qur‟an, Tafsir adalah
salah satu upaya dalam memahami, menerangkan maksud, mengetahui kandungan
ayat-ayat Al-Qur‟an. Upaya ini telah dilakukan sejak masa Rasulullah SAW,
sebagai utusan-Nya yang ditugaskan agar menyampaikan ayat- ayat tersebut
sekaligus menandainya sebagai mufassir awwal (penafsir pertama).
Sepeninggalan nabi hingga saat ini, tafsir telah mengalami banyak perkembangan
yang sangat bervariatif dengan tidak melepas kategori masanya. Dan tak lepas
keanekaragaman secara metode (manhaj thariqah), corak (laun’) maupun
pendekatan-pendekatan (alwan) yang digunakan merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dalam sebuah karya tafsir hasil manusia yang tak pernah sempurna.
Maka dari itu penulis ingin mendalami atau membahas lebih deteil terkait hal
tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian tafsir itu ?
2. Apa saja macam macam tafsir berdasarkan sumbernya ?
3. Apa saja macam macam tafsir berdasarkan metodenya ?
C. Tujuan penelitian
1. untuk memahami apa itu tafsir al quran
2. untuk mengetahui macam macam tafsir berdasarkan sumbernya
3. untuk mengetahui macam macam tafsir berdasarkan metodenya
1
D. Manfaat penelitian
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian tafsir
2. Dapat mengetahui macam macam tafsie berdasarkan sumbernya
3. Dapat mengetahui macam macam tafsir berdasarkan metodenya
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian tafsir
Secara etimologis, tafsir berakar dari kata fassara-yufassiru-tafsiran,
berarti penjelasan (al-idhah wa at-tabyin), sebagai mana terdapat dalam firman
Allah SWT yang artinya:
“tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya.” (Q.S. Al-Furqan 25:33).
Dari segi terminologis bermacam definisi dibuat oleh para ulama, antara lain
sebagai berikut :
1. Abu Hayyan, menurutnya tafsir adalah ilmu yang membahas tentang
cara pengucapan lafazh-lafazh Al-Qur’an dan tentang arti dan makna dari lafazh-
lafazh tersebut, baik kata perkata maupun dalam kalimat yang utuh serta hal-hal
yang melengkapinya.
2. Az-Zarkasyi, menurutnya tafsir adalah ilmu untuk memahami
Kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, menjelaskan makna-
maknanya serta mengeluarkan hukum dan hikmahnya.
3. Az-Zarqani, menurutnya tafsir adalah ilmu yang membahas tentang
Al-Qur’an Al-Karim dari segi makna yang terkandung di dalamnya sesuai dengan
maksud yang diinginkan oleh Allah SWT sebatas kemampuan manusia.
Sekalipun telah diungkapkan dengan kalimat yang berbeda-beda tetapi
ketiga definisi di atas sepakat menyatakan bahwa secara terminologis tafsir adalah
keterangan dan penjelasan tentang arti dan maksud ayat-ayat Al-Qur’an sekalipun
tidak diungkapkan secara eksplisit dalam definisi, tentu saja Abu Hayyan dan Az-
Zarkasyi akan sepakat dengan Az-Zarqani bahwa keterangan dan penjelasan
tentang maksud firman Allah SWT tersebut sebatas kemampuan manusia.
Dalam menafsirkan Al-Qur’an, di samping dibatasi oleh kemampuan
masing-masing sebagai manusia, para mufasir juga dipengaruhi oleh latar
3
belakang pedidikan, sosial budaya yang berbeda-bed, sehingga bentuk, metode
dan corak penafsir an mereka juga berbeda-beda.
4
‘alaihim wa la adh-dhallin, Nabi menjelaskan bahwa ghairil maghdhubi ‘alaihim
wa la adh-dhallin, adalah Yahudi, dan wa la adh-dhallin adalah Nashara.
B. Tafsir bi ar-Ra’yi
Tafsir biar ar-ra’yi adalah menafsirkan Al-Qur’an dengan mrnggunakan
kemampun ijtihad atau pemikiran tanpa meninggalkan tafsir Al_Qur’an dengan
Al-Qur’an atau dengan hadits dan tidak pula meninggalkan sama sekali penafsiran
para sahabat dan tabi’in. Bentuk ini mengembangkan penafsiran dengan bantuan
bermacam-macam ilmu pengtahuan seperti ilmu bahasa Arab, ilmu qiraah, ilmu-
ilmu Al-Qur’an, ilmu hadits, ushul fiqh, ilmu sejarah, dan lain sebagainya.
Dinamai dengan at-tafsir bi- ar-ra’yi karena yang dominan memang penalaran
atau ijtihad mufasir itu sendiri.
5
kecenderungan mufasir sendiri. Penafsiran dilakukan dengan menggunakan
sistematika mushaf Al-Qur’an, urut dari awal sampai akhir ayat demi ayat.
c. Metode Muqarin
Setelah metode ijmali dan tahlili, muncul metode muqarin atau
perbandingan. Dengan metode ini seorang mufasir melakukan perbandingan
antara (1) teks ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki persamaan atau kemiripan
redaksi dalam dua kasus atau lebih, atau memilki redaksi yang berbeda bagi satu
kasus yang sama; (2) ayat-ayat Al-Qur’an dengan hadits yang pada lahirnya
terlihat bertentangan; dan (3) berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan
Al-Qur’an.
d. Metode Maudhu’i
Yang terakhir muncul adalah metode maudhu’i atau tematik. Berbeda
dengan metode ijmali dan tahlili yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara
kronologis sesuai dengan urutan ayat dan surat yang terdapat dalam mushaf, maka
metode maudhu’i ini membahas ayat-ayat yang dalam berbagai surat yang telah
diklasifikasikan dalam tema-tema tertentu. Dengan metode ini seorang mufasir
menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengkompromikan
antara pengertian yang am dan khas, antara yang muthlaq dan yang muqayyad,
mensinkronkan ayat-ayat yang lahirnya tampak kontradiktif, menjelaskan
ayat nasikh dan mansukh, sehingga semua ayat tersebut bertemu pada satu muara,
tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindakan pemaksaan terhadap sebagian ayat
kepada makna-makna yang sebenarnya tidak tepat.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis, tafsir berarti penjelasan, sedangkan terminologis tafsir
adalah keterangan dan penjelasan tentang arti dan maksud ayat-ayat al-Quran
sekalipun tidak diungkapkan secara eksplisit. Tujuan mempelajari ilmu tafsir
adalah terpelihara dari salah dalam memahami al-Quran. Ada beberapa macam-
macam tafsir salah satunya adalah tafsir bil matsur.
7
DAFTAR PUSTAKA