Anda di halaman 1dari 8

Makalah Ulumul Qur’an

METODE-METODE TAFSIR AL-QUR’AN

Dosen Pengampu:
Silfia Ikhlas,M. Ag
Disusun Oleh:
Aldy Fahrezy

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


PRODI PENDIDIDKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-nya karena
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.Adapun dalam penulisan makalah
ini,materi yang akan dibahas adalah “metode-metode tafsir al-qur’an”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini bnyak terdapat
kekurangan.Oleh karena itu,saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini ,khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah yang
bersangkutan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita dalam mempelajari “ulumul qur’an” serta dapat digunakan seba
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Betapa pun awamnya seorang muslim/muslimat, niscaya,memang harus tahu
bahwa sumber utama dan pertama ajaran agama yang dianutnya (Islam)ialah al-Qur’an al-
Karim. Baru kemudian diikuti dengan al-Hadsits/al-Sunnah sebagai
sumber penting kedua agama Islam. Beberapa hari menjelang wafatnya, Nabi
MuhammadSAW berwasiat kepada umatnya supaya berpegang teguh dengan kedua sumber
ajaran Islamtersebut (al-Qur’an dan al-Sunnah).
Mempelajari buku-buku keagamaan yang lain semisal kalam, fiqih, dan khususnya
hadits juga penting, tetapi betapa pun banyaknya buku-buku keagamaan dan keislaman
yangtumbuh dan berkembang dewasa ini, semangat untuk mempelajari ilmu-ilmu
al-Qur’anjanganlah diabaikan. Inilah beberapa pokok pikiran yang menjadi dasar utama bagi
penulis.

B.RUMUSAN MASALAH
1.Metode apa saja yang ada dalam tafsir al-qur’an?

C.TUJUAN
1.Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam penafsiran al-qur’an.
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN

A.Metode-metode Tafsir Al-qur’an


Secara garis besar penafsiran al-qur’an dilakukan melalui empat cara atau metode,yaitu:
[1]Metode ijmali (globlal),[2]Metode tahlili (analistis),[3]Metode muqarin
(perbandingan),dan[4]Metode maudhu’l (tematik).

1.Metode Ijmali (global)


Metode ini adalah berusaha menafsirkan Al-Qur'an secara singkat dan global, dengan
menjelaskan makna yang dimaksud tiap kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga mudah
dipahami. Urutan penafsiran sama dengan metode tahlili namun memiliki perbedaan dalam hal
penjelasan yang singkat dan tidak panjang lebar. Keistimewaan tafsir ini ada pada kemudahannya
sehingga dapat dikonsumsi oleh lapisan dan tingkatan kaum muslimin secara merata. Sedangkan
kelemahannya ada pada penjelasannya yang terlalu ringkas sehingga tidak dapat menguak makna
ayat yang luas dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara tuntas.

2.Metode Tahlili (analistis)


Metode ini adalah yang paling tua dan paling sering digunakan. Menurut Muhammad
Baqir ash-Shadr, metode ini dsebut sebagai metode tajzi'i, adalah metode yang mufasir-nya
berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai seginya dengan
memperhatikan runtutan ayat Al-Qur'an sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an. Tafsir ini
dilakukan secara berurutan ayat demi ayat kemudian surat demi surat dari awal hingga akhir
sesuai dengan susunan Al-Qur'an. Dia menjelaskan kosakata dan lafazh, menjelaskan arti
yang dikehendaki, sasaran yang dituju dan kandungan ayat, yaitu unsur-unsur i’jaz,
balaghah, dan keindahan susunan kalimat, menjelaskan apa yang dapat diambil dari ayat
yaitu hukum fiqih, dalil syar’i, arti secara bahasa, norma-norma akhlak dan lain sebagainya.
Menurut Malik bin Nabi, tujuan utama ulama menafsirkan Al-Qur'an dengan metode ini
adalah untuk meletakkan dasar-dasar rasional bagi pemahaman akan kemukjizatan Al-
Qur'an, sesuatu yang dirasa bukan menjadi kebutuhan mendesak bagi umat Islam dewasa
ini. Karena itu perlu pengembangan metode penafsiran karena metode ini
menghasilkangagasan yang beraneka ragam dan terpisah-pisah. Kelemahan lain dari
metode ini adalah bahwa bahasan-bahasannya amat teoretis, tidak sepenuhnya mengacu
kepada persoalan-persoalan khusus yang mereka alami dalam masyarakat mereka, sehingga
mengesankan bahwa uraian itulah yang merupakan pandangan Al-Qur'an untuk setiap
waktu dan tempat. Hal ini dirasa terlalu "mengikat" generasi berikutnya.

3.Metode Muqarin (perbandingan)


Tafsir ini menggunakan metode perbandingan antara ayat dengan ayat, atau ayat
dengan hadits, atau antara pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan
perbedaan tertentu dari objek yang diperbandingkan itu.

4.Metode Maudhu’l (tematik)


Tafsir berdasarkan tema, yaitu memilih satu tema dalam Al-Qur'an untuk kemudian
menghimpun seluruh ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan tema tersebut baru kemudian
ditafsirkan untuk menjelaskan makna tema tersebut. Metode ini adalah metode tafsir yang
berusaha mencari jawaban Al-Qur'an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang
mempunyai tujuan satu, yang bersama-sama membahas topik atau judul tertentu dan
menertibkannya sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebabsebab turunnya,
kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-
keterangan dan hubunganhubungannya dengan ayat-ayat lain kemudian mengambil
hukum-hukum darinya.
BAB Ⅲ
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Metode penafsiran al-Quran itu adalah suatu cara atau langkah yang mudah untuk
melakukan penalaran, hasil usaha manusia dan ijtihadnya untuk mempelajari nilai-nilai yang
terkandung didalam al-Quran. Adapun macam-macam tafsir al-Quran berdasarkan
metodenya adalah:
1. Metode tahlili (analisis).
2. Metode ijmali (global).
3. Metode muqaran (perbandingan/komparasi).
4. Metode maudhu’i (tematik).

DAFTAR PUSTAKA

Agil Said Husin Al-Munawal, Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehah Hakiki, Ciputat: PT.
Ciputat Press, 2005.
Al-Farawi Abd. Al-Hary, Metode Tafsir Al-Maudhu’i, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Amin Muhammad Suma, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, Jakarta: Pustaka Pirdaus, 2001
Anwar Rosihan, Pengantar Ulumul Quran, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Baidan Nasaruddin, Metode Penafsiran Al-Quran, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Darbi Ahmad, Ulum Al-Quran, Pekan Baru: Suska Press, 2011.
Nata Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Shihab Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1994.
Suma Amin, Pengantar Tafsir Ahkam, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2002.
Syadali Ahmad Dan Rofi’i Ahmad, Ulum Quran II, Bandung: Pustaka Setia, 997.
Yusuf Kadar, Studi Al-Quran, Jakarta: Amzah, 2010.
).

Anda mungkin juga menyukai