Anda di halaman 1dari 11

MODEL PENELITIAN AL-QURAN DALAM

PENELITIAN ALQURAN DAN TAFSIR


Dosen Pengampu: Drs. Suharjianto, M.Ag.

Disusun oleh:

ARI HARDIANTO : G100200075


ARJUN MAULANA ARIFIN : G100200076
HALDIYAS RAHMATUL AHMAD : G100200077

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta
salam tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, kerabat, tabi’in tabi’it hingga akhir kelak. Semoga kita dapat mengikuti
sunnah dan meneladani beliau dalam segala aktivitas kehidupan, Aamiin.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul ”MODEL


PENELITIAN AL-QURAN DALAM PENELITIAN AL-QURAN DAN TAFSIR”, yang
menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk di pelajari.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang
tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Sukoharjo, 10 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................I

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... II

BAB I ....................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 1

C. TUJUAN....................................................................................................................... 1

BAB II...................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2

A. PENGERTIAN MODEL PENELITIAN AL-QURAN............................................ 5

B. MODEL PENELITIAN AL-QURAN ....................................................................... 5

C. FUNGSI DAN MANFAAT PENELITIAN AL-QURAN ........................................ 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 10

KESIMPULAN ................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

Kata “model” yang terdapat dalam judul di atas memiliki arti contoh, acuan,
ragam, atau macam. Sedangkan penelitian berarti pemeriksaan, investigasi yang
dilakukan dengan berbagai cara untuk menemukan kebenaran tujuan yang dijamin melalui
data yang dikumpulkan.

Dengan demikian, secara singkat dapat diambil suatu pengertian bahwa yang dimaksud
dengan model penelitian AL-QURAN adalah suatu contoh, ragam, acuan atau macam dari
penyelidik secara seksama terhadap Al-Qur’an yang pernah dilakukan generasi terdahulu
untuk diketahui secara pasti tentang berbagai hal yang terkait denganya. Obejek
pembahasan tafsir, yaitu Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian model penelitian quran?

2. Apa saja model-model penelitian al-quran?

3. Apa saja Manfaat mengetahui model-model penelitian al-quran ?


B. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah Al-quran

2. Mengetahui model-model penelitian al-quran

3. Mengetahui manfaat model penelitian al-quran


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MODEL DAN PENELITIAL AL-QURAN


kata "model" yang terdapat pada judul di atas berarti contoh, acuan, ragam, atau macam.
Sedangkan penelitian berarti pemeriksaan, penyelidikan yang dilakukan dengan berbagai
cara secara seksama dengan tujuan mencari kebenaran-kebenaran objektif yang
disimpulkan melalui data-data yang terkumpul.
Adapun Al-Qur'an menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah, Al-
Qur'an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui
malaikat Jibril sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur'an diturunkan untuk menjadi
pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Model penelitian al-Qur'an adalah suatu metode yang menggunakan pengawasan
khusus untuk Al-Qur'an saja, dengan adanya penelitian ini, maka kita dapat mengartikan
al-Qur'an secara luas dan mengartikan Al-Qur'an yang bersifat sempit bisa diartikan
secara lebih jelas lagi. Maka dari itu, disini penulis akan menejelaskan makalah yang
berjudul tentang Model Penelitian al-Quran dalam penelitian al-quran dan tafsir.

B. MODEL MODEL PENELITIAN ALQURAN


1. Model Penelitian Tematik
Salah satu model penelitian Alquran adalah model penelitian tematik (al- dirasah al-
mawdluiyyah), bahkan kajian tematik menjadi trend dalam perkembangan tafsir era modern-
kontemporer. Sebagai konsekuensinya, seorang peneliti akan mengambil tema (maudlu')
tertentu yang ada dalam Alquran. Dalam riset tematik, ada asumsi dasar bahwa Alquran itu
ayat-ayatnya ibarat untaian kalung emas, yang satu rantai dengan rantai berikutnya saling
berkaitan.
Adapun yang popular dikemukakan para ulama adalah bahwa al-qur'an yufassir
ba'dluhu ba'dlan. Artinya, ayat-ayat Alquran itu sebagiannya menafsirkan terhadap
sebagian yang lain. Jika dalam metode tafsir tahlili, para mufassir cenderung mengupas
ayat-ayat secara parsial, meski dapat mengungkap berbagai aspek yang ada di dalamnya.
Misalnya, aspek asbab nuzul, munasabah, balaghah, qira'at, nasikh-mansukh, dll. Maka
tidak demikian halnya dalam model penelitian tafsir tematik, yang mana seorang mufassir
atau peneliti, hanya akan membicarakan aspek yang memang terkait dengan tema yang
dikaji. Kalaupun kemudian, seorang penafsir atau peneliti melakukan kajian analisis
linguistik, (aspek semantis, morfologi, sintaksis, stilistika dll), maka hal itu sekedar sebagai
alat bantu, bukan ghayah (tujuan) penafsiranitu sendiri. Sebab tujuan penafsiran dari kajian
tematik adalah mengungkap konsep atau gagasan qur'ani (qur'anic idea) secara utuh sebagai
jawaban terkait dengan tema yang dikaji.
Penelitian model metode tafsir tematik banyak dipilih, karena beberapa alasan
Pertama, sedikit sekali usaha yang dilakukan oleh para mufassir klasik tentang
menggunakan tinjauan tafsir tematik, sehingga gagasan Alquran tentang tema tertentu
sebagai satu kesatuan belum dapat dideskripsikan secara utuh dan komprehensif.
Kedua, seperti dikatakan Fazlur Rahman, terdapat kesalahan yang umum dalam
memahami keterpaduan Alquran, sehingga ia cenderung dipaharni secara atomistik dan
parsial. Dengan kata lain, metode tematik cukup “menjanjikan” untuk memperoleh
pemahaman yang logistik dan komprehensif yang benar-benar di deduksi dari Alquran.
Ketiga, dengan lewatnya waktu, maka sudut pandang yang berbeda dan pemikiran
yang dimiliki cenderung lebih menjadi objek penilaian bagi pemahaman yang baru, dari
pada menjadi bantuan untuk memahami Alquran. Dengan kata lain, prior texts cenderung
membawa ke arah subjektivitas mufasir yang berlebihan.

Meskipun produk tafsir ini tidak diragukan mampu menghasilkan pandangan yang
mendalam, akan tetapi sekali lagi gagasan itu tidak diambil dari internal Alquran itu sendiri,
melainkan dari eksternal Alquran yang bisa berupa ideologi penafsirnya atau hal lain yang
sebenarnya tidak ada kaitannya dengan pesan ayat Alquran.

2. Model Penelitian Tokoh Mufassir


Studi tokoh tafsir (al-bahts fi al-rijâl al-tafsîr) sering disebut juga dengan istilah
peneltian tokoh atau penelitian riwayat hidup individu (individual life history). Sebenarnya
penelitian tokoh itu tidak jauh berbeda dengan model penelitian yang lain, seperti penelitian
tentang tematik, jika dilihat dari segi prinsip-prinsip metodologi dan logika risetnya. Di
dalamnya pasti ada latar belakang masalah, mengapa misalnya tokoh dan pemikirannya itu
perlu diriset, apa problem risetnya, lalu dengan metode apa dan bagaimana problem riset itu
hendak dipecahkan, serta apa kira-kira kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif (qualitative research) yang
sering dilakukan untuk menyelesaikan studi dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi.
Hakikat studi tokoh adalah studi kajian secara mendalam, sistematis, kritis mengenai sejarah
tokoh, ide atau gagasan orisinal, serta konteks sosio-historis yang melingkupi sang tokoh
yang dikaji.
Dalam konteks penelitian al-Qur’an dan Tafsir, sebenarnya para ulama telah banyak
melakukan model kajian tokoh. Sebut saja misalnya, al-Tafsir wal Mufassirûn, karya Dr.
Muhammad Husain al-Dzahabî, yang banyak menjelaskan tentang tokoh-tokoh Mufassir
Era Klasik dan Era Pertengahan, dan juga sebagian tokoh tafsir modern, seperti Muhammad
Abduh, Ahmad Musthafâ alMaraghî, dan Jamâluddîn al-Qâsimi. Hasil riset al-Dzahabi
pantas mendapat apresiasi. Beliau banyak menguraikan tokoh-tokoh tafsir dan kitabnya,
lengkap dengan berbagai macam corak metodependekatan, serta catatan kritis tentang para
tokoh tafsir yang kaji. Meski demikian, hemat penulis, karya al-Dzahabi juga perlu diberi
catatan bahwa kritik al-Dzahabi terhadap beberapa kitab tafsir, mencerminkan pandangan
seorang Sunni tulen, sehingga ketika beliau memberi kritik terhadap produk tafsir orang
Syi’ah, terasa tampak ada “bias” ideologi sunni, karena kitab-kitab tafsir Syi’ah disorot dan
dikritisi menurut paradigma teologi Ahl Sunnah wal Jama’ah.

3. Model Penelitian Living Qur’an


Living Quran dapat dikategorikan sebagai kajian atau penelitian ilmiah terhadap
berbagai fenomena sosial yang terkait dengan keberadaan al-Quran di tengah komunitas
muslim tertentu atau lain yang berinteraksi dengannya. AlQuran adalah teks verbatim yang
telah ada sejak belasan abad silam, dan telah mengalami kompleksitas interaksi antar umat,
tidak hanya muslim namun juga non-muslim. Tetapi, meski dengan perjalananya yang
relatif panjang namun studi al-Quran yang berkembang hingga sekarang mayoritas masih
berorientasi pada studi teks, dan belum banyak menyentuh aspek-aspek lain seperti yang
terkait langsung dengan Implementasi pemahaman maupun sikap dan penerimaan umat
pembaca terhadapnya. Maka wajar jika studi al-Quran oleh beberapa kalangan dirasakan
“membosankan”, belum lagi aspek materi yang sedikit sekali berorientasi langsung dengan
kebutuhan dan belum banyak diarahkan pada persoalan-persoalan kontemporer.
Dalam kajian teks al-Qur‟an, studi ini menjadikan fenomena yang hidup di tengah
masyarakat muslim atau bahkan non-muslim terkait dengan al-Qur‟an sebagai objek
studinya. Dengan begitu, kajian ini pada dasarnya hampir mendekati pada studi sosial
dengan keragamannya. Karena al-Qur‟an yang hidup di tengah kehidupan sehari-hari
manusia bisa mewujud dalam bentuk yang beraneka-ragam, berwarna hingga yang bagi
sebagian umat Islam mungkin malah telah dianggap menyimpang dari ajaran-ajaran dasar
dalam agama Islam itu sendiri (Bid‟ah) . Karena fenomena sosial ini muncul akibat dari
kehadiran alQur‟an, kemudian diinisiasikan ke dalam wilayah kajian al-Qur‟an. Fenomena
living al-Qur’an juga dapat dikatakan sebagai “qur‟anisasi” kehidupan, yang artinya
memasukkan al-Qur‟an sebagaimana al-Qur‟an tersebut dipahami—ke dalam semua aspek
kehidupan manusia, atau menjadikan kehidupan manusia sebagai suatu arena untuk
mewujudnya al-Qur‟an di bumi.
4. Model Penelitian Teks Al-quran
Ini merupakan penelitian yang menjadikan teks, atau nash Al-Qur’an sebagai obyek
sentral, dan atau sumber pokok dalam penelitian. Hal ini disebut oleh Amin Al Khulli
dengan istilah dirâsat al-nashsh, yang mencakup dua kajian yaitu:
(1) fahm al-nashsh/the understanding of text
(2) dirâsat ma hawl al-nashsh/study of the surrounding of text
Dalam konteks penelitian dalam literatur tafsir dalam studi Al-Qur’an, obyek yang
menjadi fokus utamanya adalah kajian model pertama, yakni fahm al-nashsh/the
understanding of text.
Dalam hal ini, seorang peneliti bisa melakukan penelitian terkait dengan features of
the Qur’anic texts (tampilan-tampilan luar teks-teks Al-Qur’an), seperti cara baca teks Al-
Qur’an, variasi qiraat, makki-madani, naẓm (sistematika/ struktur), muḥkam-mutasyābih,
gaya bahasa (style linguistic/balāgah), manuskrip Al-Qur’an (klasik), dan pencetakan teks
Al-Qur’an pada masa modern dan kontemporer.
Selain itu, peneliti juga bisa membahas tentang kandungan makna teks Al-Qur’an. Hal
ini bisa dilakukan secara parsial dan komprehensif dengan metode dan pendekatan
tertentu. Yang dimaksud penelitian makna teks Al-Qur’an yang bersifat parsial adalah
penelitian terhadap makna satu ayat, sekelompok ayat tertentu, atau satu surah tertentu.
Adapun yang termasuk dalam kategori dirâsat mâ hawl al-nashsh ialah penelitian
tentang sejarah teks Al-Qur’an yang memuat penanggalan ayat, kronologi ayat, konteks
historis pewahyuan ayat (asbâb al-nuzûl) dan kodifikasi Al-Qur’an.

C. FUNGSI DAN MANFAAT PENELITIAN ALQURAN


Dari penjelesan mengenai penelitian al quran dalam penelitian al quran dan
tafsir di atas terdapat beberapa fungsi dan manfaatnya yaitu:

1. Mencari judicial critism


Maksudnya bukan bertujuan untuk menghakimi objek material penelitian dengan
justifikasi “Benar atau Salah” melainkan untuk mengungkap sisi “keunggulan dan
kekurangan” dari suatu produk penafsiran.

2. Mengkaji dan merekonstruksi aplikasi metodologi yang diterapkan


Maksudnya para peneliti mampu menggambarkan dan me-reka ulang bangunan
metodologi penafsiran yang disusun oleh para mufasir dalam menghasilkan produk
tafsirnya. Tujuannya ialah agar tidak terjadi klaim-klaim negatif jika mendapati penafsiran
yang secara substansi mungkin kontroversial. Melainkan berupaya untuk bersikap ilmiah
dengan mengkaji metodologi dan menemukan kelemahan maupun keunggulannya serta
melakukan kritik yang ilmiah.

3. Menjawab problematika umat masa kini


Kata kuncinya adalah kontekstualisasi. Para peneliti yang mengambil kajian fahm al-
nas secara parsial maupun komprehensif memiliki beban intelektual untuk menghadirkan
pemaknaan teks yang mampu merespon berbagai fenomena kekinian. Sebab bagaimanapun
teks al-Qur’an yang hadir 15 abad yang lalu itu harus digaungkan kembali nilai-nilai yang
tekandung di dalamnya dan direlevansikan dengan kehidupan saat ini.

4. Mengembangkan ragam diskursus keilmuan klasik


Dengan mengkaji ulang dan melihat sisi-sisi yang bisa dikembangkan dalam beberapa
keilmuan yang terhimpun dalam Ulumul Qur’an, peneliti dapat menelurkan konsepsi anyar
dalam diskursus tersebut.

5. Melihat resepsi masyarakat atas suatu fenomena atau tradisi yang berkaitan
dengan al-Qur’an
Penelitian Living Qur’an memungkinkan peneliti untuk melihat dan merasakan
makna yang diresepsi oleh masyarakat umum terhadap fenomena maupun tradisi lokal yang
mereka amalkan dan berkaitan erat dengan al-Qur’an. Penelitian jenis ini juga
mengharuskan peneliti untuk tidak mudah memandang sebelah mata sebuah tradisi
sederhana yang dilakukan masyarakat, sebab bisa jadi ada makna yang dalam pandangan
mereka “istimewa” sehingga tradisi bisa tetap eksis dan konsisten hingga saat ini.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Kata “model”
yang terdapat dalam judul diatas mempunyai arti contoh, acuan, ragam, atau macam. Adapun
Al-Qur'an menurut bahasa berarti bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah, Al-Qur'an adalah
wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril
sebagai petunjuk bagi umat manusia.
Dilihat dari segi model penelitian al-quran banyak model modelnya di antaranaya model
penelitian tematik,model penelitian toko mufassir , model penelitian living quran, model
penelitian teks al-quran Pada saat Al-Qur’an diturunkan lima belas abad yang lalu, Rasulullah
SAW. yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan telah menjelaskan arti dan kandungan Al-
Qur’an kepada sahabat-sahabatnya khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau
sama artinya.
DAFTAR PUSTAKA

Mustaqim, Abdul. 2022. Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: CV. Idea
Sejahtera
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012).

Anda mungkin juga menyukai