Semester I
Disusun Oleh:
NIM: 22106005
2022
KATA PENGANTAR
Makalah ini, berujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
semester I, yaitu mata kuliah Pendididkan Pancasila. Selain itu penulis juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca mengenai isi makalah, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah mupun diari penulisnya sendiri bisa naik ke tingkat yamg lebih
baik. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini penulis
meminta maaf yang saebesar-besarnya.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan serta peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Manfaaat bagi penulis adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Studi Islam dan menambah wawasan penulis mengenai metodologi
tekstual dan kontekstual dalam studi Islam.
b. Bagi Pembaca
Sebagai pendekatan yang bertumpu pada teks, maka ilmu bahasa dan ushul
fiqh merupakan bagian yang paling utama sebagai alat analisis utamanya. Para
ulama, terutama Imam al-Syafi’i dianggap paling berjasa dalam merumuskan
metodologi memahami dalil-dalil syara‟ dengan pendekatan tekstual. Dari sini
maka pendekatan tekstual dapat dilihat dalam tiga analisis, yakni 1) analaisis
kebahasaan, analisis di mana makna sebuah kata merupakan fokus utamanya, 2)
analisis kaedah ushul fiqh, yaitu analisis yang menitikberatkan pada persoalan
dilalah, dan 3) analisis dengan metode ta’wîl yakni analisis yang berusaha memberi
makna lain pada kata sebuah kata.
2.2Metodologi Kontekstual
Mereka karena adanya benturan antara nilai-nilai yang dibawa oleh Alquran
dengan nilai-nilai warisan leluhur yang telah berakar kuat dan menyatu dengan
kehidupan mereka. Benturan itu pada umumnya berkaitan dengan misi Alquran
yang ingin meluruskan bentuk-bentuk keyakinan, budaya, dan ikatan-ikatan
primordial bangsa Arab waktu itu. Bahkan dalam memahami hadist Nabi pun
melibatkan aspek konteks. Sebagaimana pendapat Yusuf Qardhawi, diantara cara
yang baik memahami hadis Nabi SAW adalah dengan memperhatikan sebab-sebab
khusus yang melatarbelakangi diucapkannya suatu hadis, atau kaitannya dengan
suatu „illat (alasan/sebab) yang dinyatakan dalam hadis tersebut ataupun dapat
dipahami melalui kejadian yang menyertainyah yang dihadapi di dua
daerah tersebut.Oleh karena itu, kontekstual dalam hal ini mengandung tiga
pengertian utama yaitu: (1) upaya pemaknaan dalam rangka mengantisipasi
persoalan dewasa ini yang umumnya mendesak, sehingga arti kontekstual identik
dengan situasional; (2) pemaknaan yang melihat keterkaitan masa lalu, masa kini,
dan masa mendatang; di mana sesuatu akan dilihat dari sudut makna historis dulu,
makna fungsional saat ini, dan memprediksikan makna (yang dianggap relevan) di
kemudian hari; dan (3) Mendudukkan keterkaitan antara teks Alquran
dan terapannya.Dengan demikian, apabila metode ini dipertemukan dengan kajian
teks Alquran, maka persoalan dengan tema pokok yang dihadapi adalah bagaimana
teks Alquran hadir di tengah masyarakat, lalu dipahami, ditafsirkan, diterjemahkan,
dan didialogkan dalam rangka menghadapi realitas sosial dewasa ini.
BAB III KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP
3.1 Kesimpulan