Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MODEL STUDI FIQIH

Dosen Pengampu : Nur Cholis, M.Ag

Disusun Oleh :
Partik (22691013)
Genta (22691024)

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-
Nya, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam tidak lupa
pula penulis kirimkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw. Yang telah membawa
kita dari alam kegelapan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
seperti yang bisa kita rasakan saat ini.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Studi Islam.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam memahami materi tentang Bentuk-bentuk penelitian dalam studi Islam.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan kerena pengalaman dan pengetahuan
yang penulis miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, penulis berharap agar pembaca dapat
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
berikutnya sehingga lebih baik lagi.

Curup, November 2023

Penulis
KATA PENGANTAR
.......................................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................................................4

A.Latar Belakang..........................................................................................................................4

B.Masalah....................................................................................................................................4

C.Tujuan.....................................................................................................................................4

BAB II............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

A.Urgensi Metode Studi Islam.......................................................................................................5

B. Pengambangan Metologi dan aplikasinya dalam memahami filsafat islam.....................................6

C.Filsafat Islam dan pengetahuan islam......................................................................................8

BAB III.........................................................................................................................................10

PENUTUP.....................................................................................................................................10

KESIMPULAN..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,logis dan memiliki
obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yanglebih merupakan gerakan hati dan
perasaan. Juga bukan seperti tarekat yangmerupakan pelaksanaan ritual-ritual.Pembekalan materi
yang baik dalam lingkupsekolah, akan membentuk pribadi yang mandiri, bertanggung jawab,
dan memiliki budi pekerti yang luhur. Sehingga memudahkan peserta didik dalam
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi di zaman modern sekarang semakin
banyak masalah-masalah muncul yang membutuhkan kajian fiqih dan syari’at. Oleh karena itu,
peserta didik membutuhkan dasar ilmu dan hukum Islam untuk menanggapi permasalahan di
masyarakat sekitar. 1 Tujuan pembelajaran Fiqih adalah untuk membekali peserta didik agar
dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh,
baik berupa dalil naqli dan dalil aqli melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar. 2 Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,logis dan
memiliki obyek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih merupakan gerakan
hati dan perasaan. Juga bukan seperti tarekat yang merupakan pelaksanaan ritual-
ritual.Pembekalan materi yang baik dalam lingkup sekolah, akan membentuk pribadi yang
mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki budi pekerti yang luhur

model studi fiqih mencakup pemahaman prinsip-prinsip hukum Islam, interpretasi teks-teks
utama seperti Al-Qur'an dan Hadis, serta memahami konteks sejarah dan budaya dalam
pengembangan hukum Islam. Model ini melibatkan analisis hukum, etika, dan prinsip keadilan
untuk merumuskan pandangan hukum Islam terkait berbagai aspek kehidupan.

B.Masalah
1. Urgensi Metode Studi Fiqih?
2. Pengambangan Metologi dan aplikasinya dalam memahami filsafat islam?
3. Filsafat Islam dan pengetahuan islam?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Urgensi Metode Studi Fiqih
2. Untuk memahami Pengambangan Metologi dan aplikasinya dalam memahami
filsafat islam
3. Mempelajari dan mengetahui tentang Pengambangan Metologi dan aplikasinya
dalam memahami filsafat islam
BAB II

PEMBAHASAN
A.Urgensi Metode Studi Islam
Studi Islam memiliki peran penting dalam membimbing kehidupan umat Muslim.
Urgensi metode studi Islam terletak pada kemampuannya untuk merespons dinamika zaman,
menjawab perubahan sosial, dan mengaktualisasikan ajaran Islam dalam konteks
kontemporer.
1. Pemahaman Mendalam terhadap Ajaran Islam:
Metode studi Islam memberikan fondasi pemahaman yang mendalam terhadap ajaran
Islam. Ini melibatkan analisis terperinci terhadap teks-teks suci, seperti Al-Qur'an dan
Hadis, untuk memahami prinsip-prinsip hukum, etika, dan nilai-nilai Islam.
2. Kontekstualisasi dalam Zaman:
Dengan mengadopsi metode studi Islam, masyarakat muslim dapat mengkaitkan ajaran
agama dengan realitas zaman. Ini memungkinkan interpretasi yang kontekstual dan relevan
terhadap isu-isu modern, sehingga mampu memberikan panduan praktis bagi umat Islam.
3. Penanganan Tantangan Kontemporer:
Metode studi Islam memungkinkan pemecahan masalah terhadap tantangan-tantangan
kontemporer. Dengan merangkul kerangka kerja ilmiah, metode ini memfasilitasi penemuan
solusi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam untuk masalah sosial, ekonomi, dan politik.
4. Preservasi Tradisi dan Keseimbangan:
Studi Islam melalui metode yang benar juga membantu dalam preservasi tradisi dan nilai-
nilai luhur Islam. Hal ini penting untuk memastikan bahwa pesan agama tidak terdistorsi
oleh perubahan zaman dan tetap relevan dengan prinsip-prinsip aslinya.
5. Mempromosikan Dialog Antarbudaya:
Metode studi Islam memainkan peran kunci dalam mempromosikan dialog antarbudaya.
Dengan memahami ajaran Islam secara mendalam, umat Islam dapat berkontribusi pada
pembangunan masyarakat global dengan sikap saling menghormati dan berbagi nilai-nilai
universal.

B. Pengambangan Metologi dan aplikasinya dalam memahami filsafat islam


wawasan keilmuan seorang guru maka peserta didik dapat dikontrol diarahkan, dan
dicetak sesuai visi pendidikan. Jadi sangat jelas bahwa peran metode sangat berfungsi dalam
menyampaikan materi pendidikan. Namun demikian, sejalan dengan pandangan Al-Qur’an bahwa
manusia memiliki potensi yang luar biasa baik dari aspek jasmani, jiwa, dan akal pikiran. Sehingga
dalam menyampaikan materi pendidikan yang bisa mencakup ketiga aspek baik kognitif,
psikomotorik, maupun afektif tentunya diperlukan pendekatan dengan metode yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan yang mendukung tercapainya keberhasilan proses
pembelajaran bagi peserta didik

 Pengembangan Mitologi dalam Memahami Filsafat Islam

1. Konteks Sejarah dan Simbolisme:

Mitologi Islam dapat dikembangkan untuk menyelami konteks sejarah yang


melatarbelakangi ajaran-ajaran Islam. Simbolisme dalam mitos dapat menjadi jendela untuk
memahami makna mendalam di balik peristiwa sejarah yang signifikan dalam Islam.

2. Pendekatan Naratif untuk Pemahaman Filsafat:

Mitologi dapat diaplikasikan sebagai pendekatan naratif dalam memahami filsafat Islam.
Cerita-cerita mitologis dapat membentuk landasan pemikiran yang mendalam dan mengilustrasikan
konsep-konsep filosofis dalam Islam.

3. Aplikasi Simbol dan Alegori:

Simbol-simbol mitologis dapat diaplikasikan sebagai alat untuk menjelaskan konsep-konsep


filosofis yang kompleks dalam Islam. Alegori mitologis dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam terhadap realitas spiritual dan kebijaksanaan Islam.

4. Pemahaman tentang Manusia dan Alam Semesta:


Melalui mitologi, pemahaman tentang manusia, penciptaan, dan alam semesta dalam
konteks filsafat Islam dapat diperluas. Mitos dapat berfungsi sebagai medium untuk menjelaskan
relasi antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

5. Inspirasi untuk Refleksi dan Kontemplasi:

Mitologi Islam dapat menjadi sumber inspirasi untuk refleksi dan kontemplasi filosofis.
Cerita-cerita mitologis dapat mengundang pemikiran mendalam tentang eksistensi, tujuan hidup, dan
makna kehidupan menurut perspektif Islam.

 Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari:

1. Pendidikan dan Etika:

Mitologi Islam dapat diintegrasikan dalam pendidikan untuk mengajarkan nilai-nilai etika
dan moral. Cerita-cerita mitologis dapat memberikan contoh moral dan etika yang relevan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Hikmah dan Kebijaksanaan:

Mitologi dapat diaplikasikan untuk menggali hikmah dan kebijaksanaan dalam menghadapi
situasi kehidupan. Cerita mitologis dapat menjadi sumber inspirasi bagi kebijaksanaan praktis dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.

3. Pembentukan Identitas dan Jati Diri:

Mitologi Islam dapat membantu dalam pembentukan identitas dan pemahaman diri umat
Muslim. Cerita-cerita mitologis mengandung nilai-nilai yang dapat menjadi dasar bagi pembentukan
jati diri yang kuat dan positif.

Pengembangan mitologi dalam konteks Islam tidak hanya memperkaya pemahaman


filsafat, tetapi juga memiliki aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Mitologi dapat menjadi
jendela yang mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai, etika, dan tujuan
hidup dalam perspektif Islam.

C.Filsafat Islam dan pengetahuan islam


Filsafat Islam dimaksudkan adalah filsafat dalam perspektif pemikiran orang Islam. Seperti
juga pendidikan Islam adalah dimaksudkan pendidikan dalam perspektif orang Islam. Karena
berdasarkan perspektif pemikiran orang, maka kemungkinan keliru dan bertentangan satu sama lain
adalah hal yang wajar. Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philo dan sophia. Philo berarti cinta dan
sophia berarti kebijaksanaan atau kebenaran. Sedang menurut istilah, filsafat diartikan sebagai upaya
manusia untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematik mengenai Tuhan, alam semesta
dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang
dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan tersebut. Harun Nasution menggunakan istilah filsafat dengan “falsafat” atau “falsafah”.

Karena menurutnya, filsafat berasal dari kata Yunani, Philein dan Sophos. Kemudian orang
Arab menyesuaikan dengan bahasa mereka falsafah atau falsafat dari akar kata falsafa-yufalsifu-
falsafatan wa filsafan dengan akar kata (wazan) fa’lala. Musa Asy’arie (2002:6) menjelaskan,
bahwa hakikat filsafat Islam adalah filsafat yang bercorak Islami, yang dalam bahasa Inggris
dibahasakan menjadi Islamic Philosophy, bukan the Philosophy of Islam yang berarti berpikir tentang
Islam. Dengan demikian, Filsafat Islam adalah berpikir bebas, radikal (radix) yang berada pada taraf
makna, yang mempunyai sifat, corak dan karakter yang dapat memberikan keselamatan dan
kedamaian hati. Dengan demikian, Filsafat Islam tidak netral, melainkan memiliki keberpihakan
(komitmen) kepada keselamatan dan kedamaian (baca: Islam).

Menurut Al-Farabi dalam kitabnya Tahshil as-Sa’adah, filsafat berasal dari Keldania
(Babilonia), kemudian pindah ke Mesir, lalu pindah ke Yunani, Suryani dan akhirnya sampai ke
Arab. Filsafat pindah ke negeri Arab setelah datangnya Islam. Karena itu filsafat yang pindah ke
negeri Arab ini dinamakan filsafat Islam. Walaupun di kalangan para sejarawan banyak yang berbeda
pendapat dalam penamaan filsafat yang pindah ke Arab tersebut. Namun kebanyakan di antara
mereka menyimpulkan, bahwa filsafat yang pindah tersebut adalah filsafat Islam (Al-Ahwani,
1984:2). Dalam perspektif Islam, filsafat merupakan upaya untuk menjelaskan cara Allah
menyampaikan kebenaran atau yang haq dengan bahasa pemikiran yang rasional. Sebagaimana kata
Al-Kindi (801-873M), bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat hal-ihwal dalam batas-batas
kemungkinan manusia. Ibn Sina (980-1037M) juga mengatakan, bahwa

filsafat adalah menyempurnakan jiwa manusia melalui konseptualisasi hal ihwal dan
penimbangan kebenaran teoretis dan praktis dalam batas-batas kemampuan manusia. Karena dalam
ajaran Islam di antara nama-nama Allah juga terdapat kebenaran, maka tidak terelakkan bahwa
terdapat hubungan yang erat antara filsafat dan agama (C.A Qadir, 1989: 8). Pada zaman dulu di
kalangan umat Islam, filsafat Islam merupakan kisah perkembangan dan kemajuan ruh. Begitu pula
mengenai ilmu pengetahuan Islam, sebab menurut al-Qur’an seluruh fenomena alam ini merupakan
petunjuk Allah, sebagaimana diakui oleh Rosental, bahwa

tujuan filsafat Islam adalah untuk membuktikan kebenaran wahyu sebagai hukum Allah dan
ketidakmampuan akal untuk memahami Allah sepenuhnya, juga untuk menegaskan bahwa wahyu
tidak bertentangan dengan akal (C.A. Qadir, 1989: ix). Filsafat Islam jika dibandingkan dengan
filsafat umum lainnya, telah mempunyai ciri tersendiri sekalipun objeknya sama. Hal ini karena
filsafat Islam itu tunduk dan terikat oleh norma-norma Islam. Filsafat Islam berpedoman pada ajaran
Islam. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah merupakan hasil pemikiran
manusia secara radikal, sistematis dan universal tentang hakikat Tuhan, alam semesta dan manusia
berdasarkan ajaran Islam.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah metodologi studi fiqih dapat mencakup penekanan pada
pentingnya pendekatan ilmiah dan metodologi yang jelas dalam memahami hukum-
hukum Islam. Selain itu, penulis mungkin menyoroti peran ijtihad, interpretasi teks, dan
konteks dalam pengembangan hukum Islam serta perlunya memahami perbedaan
madzhab. Kesimpulan juga bisa menekankan pentingnya integritas akademik dalam
menyelidiki dan merumuskan hukum-hukum fiqih.
Pengembangan mitologi dalam konteks Islam tidak hanya memperkaya
pemahaman filsafat, tetapi juga memiliki aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Mitologi dapat menjadi jendela yang mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam
tentang nilai-nilai, etika, dan tujuan hidup dalam perspektif Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Mansir, F., & Purnomo, H. (2020). Urgensi pembelajaran fiqih dalam meningkatkan religiusitas
siswa madrasah. Jurnal Al-Wijdan, 5(2), 167–179.
Rozali, Moeh. Metodologi Studi Islam, Medan: Al Azhar Center, 2019 Ananda, Faisar. Dkk,

Metode Studi IslamJakarta: Rajawali Pers, 2016


Mahmudah, Siti.
Islamisme: Kemunculan dan Perkembangannya di Indonesia Lampung: Jurnal Aqlam, 2018
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Rosdakarya,
2018), 84
https://uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/sejarah-pertumbuhan-dan-
perkembangan-filsafat-islam.html

Anda mungkin juga menyukai