Anda di halaman 1dari 10

PRIBUMISASI ISLAM FIQH ADAT DAN PENGAPLIKASIAN NASH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam

Oleh:
Amar Setiono (302220010)
Bagus Nur Rohman (302220023)

Dosen Pengampu:
Mohammad Rozi Indrafuddin M.Fil.I

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
(IAIN PONOROGO)
2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat AllAh Swt yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, maka pada hari ini makalah yang berjudul “PRIBUMISASI ISLAM FIQH
ADAT DAN PENGAPLIKASIAN NASH” dapat diselesaikan. Secara garis besar, makalah
ini berisi tentang hal yang berhubungan dengan Metodologi Studi Islam.

Kami dari segenap pembuat makalh ini mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bapak Dosen Mohammad Rozi Indrafuddin M.Fil.I. yang mengampu mata kuliah Metodologi
Studi Islam ini karena telah memberikan kami kesempatan untuk menyampaikan makalah ini
dengan semampu kita.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

JUDUL UTAMA ................................................................................................................ 1


Kata Pengantar .................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan .............................................................................................................. 4
Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 4
Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
Tujuan Pembahasan ........................................................................................................ 4
Bab II Pembahasan ............................................................................................................. 5
A. Penjelasan Islam Budaya Dan Pribumisasi ............................................................... 5
B. Penjelasan Fiqh Dan Adat ......................................................................................... 6
C. Penjelasan Pengembangan Aplikasi Nash ................................................................ 7

Bab III Penutup ................................................................................................................... 9


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metodologi Studi Islam yang berarti metodologi berasal dari kata metode yang
berarti cara atau proses yang digunakan untuk memudahkan suatu pekerjaan.
sedangkan studi adalah kajian yang mendalami suatu ilmu. sehingga bisa kita
simpulkan bahwa metodologi studi islam adalah cara atau proses yang digunakan untuk
memudahkan dalam pengkajian islam. karna dalam hidup tiada yang final semuanya
butuh proses untuk menggapai nya dan jika anda ingin memahami islam sepenuhnya
anda harus mengenal terlebih dahulu metode yang akan anda lalui atau gunakan untuk
mendalaminya.

Studi Islam adalah salah satu studi yang mendapat perhatian di kalangan
ilmuwan. Jika ditelusuri secara mendalam, nampak bahwa studi Islam mulai banyak
dikaji oleh para peminat studi agama dan studi-studi laninya. Dengan demikian, studi
Islam layak untuk dijadikan sebagai salah satu cabang ilmu favorit. Artinya, studi Islam
telah mendapat tempat dalam percaturan dunia ilmu pengetahuan. Pendekatan adalah
cara pandang atau paradigma yang digunakan oleh seorang pengkaji dalam
menganalisis suatu objek agama Islam dengan menggunakan ilmu-ilmu atau teoriteori
tertentu. Ilmu-ilmu atau teori tertentu itu pada dasarnya digunakan sebagai alat bantu
atau alat analisis atas permasalahan yang berkaitan dengan agama sehingga tampak
jelas objek dan lingkungan kajiannya

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pribumisasi Islam


2. Pengertian Fiqh dan Adat
3. Pengertian Mengembangkan Aplikasi Nash

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Pribumisasi Islam


2. Untuk mengetahui Fiqh dan Adat
3. Untuk mengetahui Pengembangan Aplikasi Nash

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam Budaya dan Pribumisasi

Konsep Pribumisasi Islam pertama kali ada atas gagasan Gus Dur di tahun
1980-an. Konsep ini menggambarkan Islam yg mana ialah kepercayaan yang normative
tuhan, coba diakomodasikan ke pada kebudayaan yang dari asal manusia. Pribumisasi
bukan upaya menghindarkan timbulnya perlawanan berasal kekuatan budaya-budaya
setempat, dan bukannya proses menyamakan dengan praktik keagamaan rakyat Muslim
di Timur Tengah. Inti berasal pribumisasi Islam artinya kebutuhan, bukan untuk
menghindari polarisasi antara kepercayaan dan budaya, karena polarisasi demikian
memang tidak terhindarkan.
Islam Pribumi tidak jauh tidak sama dengan apa yang dilakukan sang para Wali
Songo pada berbagi Islam. pada menyebarkan ajaran Islam, para Wali Songo
menngunakan pendekatan budaya tradisi lokal menjadi metode dakwahnya. Islam
Pribumi sebagai jawaban berasal Islam tekstual mengandaikan 3 hal. Pertama, Islam
Pribumi memiliki sifat kontekstual, yakni Islam dipahami sebagai ajaran yg terkait
dengan konteks zaman serta tempat.
Dengan demikian islam akan mengalami perubahan serta dinamika pada
merespons perubahan zaman. kedua, Islam Pribumi bersifat progresif, yakni kemajuan
zaman bukan dipahami sebagai ancaman terhadap timbulnya perlawanan dari kekuatan
budaya-budaya setempat, dan bukannya proses menyamakan menggunakan praktik
keagamaan masyarakat Muslim pada Timur Tengah. Inti berasal pribumisasi Islam
merupakan kebutuhan, bukan buat menghindari polarisasi antara kepercayaan dan
budaya, sebab polarisasi demikian memang tidak terhindarkan. defleksi terhadap ajaran
dasar kepercayaan (Islam), tetapi dilihat menjadi pemicu buat melakukan respons
kreatif secara intens. Ketiga, Islam Pribumi mempunyai karakter liberatif yaitu Islam
menjadi ajaran yg bisa menjawab masalah masalah humanisme secara universal tanpa
melihat perbedaan kepercayaan serta etnik.
Konsep Pribumisasi Islam memaknai Islam bersifat shalihun li kulli zaman wa
makan. artinya ialah "relevan buat segala zaman dan tempat". Keislaman yg
mengakomodasi serta bisa diserap sang budaya lokal, tanpa menghilangkan nilai-nilai
keislaman itu sendiri. dan pula, bahwa Islam memang secara de facto turun di tanah

5
Arab, tetapi yg perlu digarisbawahi artinya bukan "Arabnya" yang terpenting
melainkan nilai keislamannya yang perlu dikaji lebih mendalam seperti apa yg tertulis
pada ungkapan pada atas. Islam datang bukan buat membarui budaya kita
menggunakan budaya Arab, namun tidak lantas juga kita menyerukan sikap anti budaya
Arab. dalam berislam, ketiga, pribumisasi Islam terkait dengan korelasi fiqh serta adat.
Sedangkan pribumisasi Islam hanya mempertimbangakn kebutuhankebutuhan lokal
pada merumuskan hukum-hukum kepercayaan yg bersumber berasal wahyu tanpa
merubah huklum kepercayaan itu sendiri. islam tetap pada sifat Islamnya. contohnya,
Al Qur’an wajib tetap dalam berbahasa Arab terutama pada hal sholat, sebab hal itu
artinya istiadat.
Adapun terjemahan Al Qur’an bukan menggatikan Al Qur’an, melainkan
sekedar buat mempermudah pemahaman tehadap sholat.asal sini, dapat ditarik sebuah
kongklusi terkait pribumisasi Islam itu tak lain artinya upaya pembaharuan yg
mempertegas prespektif gerakan kultural serta gerakan kemasyarakatan yang lebih
populer dengan sebutan membentuk civil society yang bersifat komplomentar dan
mendukung sebuah negara Pancasila yang telah dimulai oleh para founding father. juga
gagasan tadi sangat signifikasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia,
khususnya menyangkut kehidupan beragama. Implementasi pribumisasi bisa
mewujudkan kehidupan beragama yg toleran serta harmoni. Pluralitas yg ada pada
Indonesia bisa menjadi sebuah kekayaan yg amat berharga, apalagi Jika didukung
kenyataan hayati yang tenang, toleran serta harmoni dari umat beragama yang tidak
sinkron.

B. Fiqh dan Adat

Dalam Ilmu Ushul Fiqh dikenal kaidah al 'adah muhakkamah (istiadat adat
mampu sebagai aturan). di Indonesia telah lama terjadi bahwa pembagian waris antara
suami-istri menerima masukan berupa dua model yang dari asal istiadat, yaitu adat
perpantangan di Banjarmasin serta gono gini di Yogyakarta-Solo yg pada
perkembangannya juga menyebar di Jawa Timur. Keduanya adalah respon warga tata
cara yang berada pada luar lingkup imbas kyai terhadap ketentuan nash menggunakan
pemahaman usang yg merupakan pegangan para kyai itu.
Harta tempat tinggal tangga diklaim menjadi perolehan suami-istri secara
bersama-sama, yg karenanya mesti dipisahkan dulu sebelum diwariskan, saat galat satu

6
suami/istri meninggal. Separoh dari harta itulah yg dibagi pada para ahli waris
berdasarkan hukum waris Islam, sedang separoh lainnya ialah milik asal suami/istri yg
masih hidup. dalam kaitannya dengan pernikahan misalnya, sebenarnya rukun bagi
sahnya hubungan suami istri sangat sedikit, yaitu ijab, qabul, saksi serta wali. tapi wajib
disadari bahwa penyesuaian ajaran Islam menggunakan kenyataan hayati hanya
diperkenankan sepanjang menyangkut sisi budaya.
Cara ini bukanlah ketentuan kepercayaan , akan tetapi nalar kepercayaan , yaitu
campuran hukum kepercayaan serta logika. dari sini bisa timbul adat adat, serta tata
cara pengaturan penempatan siswa mirip itu memang lalu mengeras di Timur Tengah.
kebalikannya di Indohesia, ulama melihat dari sudut Iain, yaitu bahwa tidak terdapat
kawasan yang lebih safety daripada sekolah, meskipun belum sama sekali memadai.
sebagai akibatnya para ulama memperbolehkan dimasukinya sekolah, meskipun
peserta didik dan siswi duduk dalam satu kelas (ko edukasi).

C. Mengembangkan Aplikasi Nash

Sebab adanya prinsip-prinsip yang keras asal aturan Islam, maka adat tidak
mampu merubah nash itu sendiri melainkan hanya merubah atau membuatkan
aplikasinya saja, serta memang perangkat lunak itu akan berubah dengan sendirinya.
misalnya, Nabi tidak pernah menetapkan beras sebagai benda zakat, melainkan tepung
terigu. kemudian ulama yg mendefinisikan tepung terigu sebagai qutul balad, makanan
utama. serta sebab definisi itulah, tepung terigu berubah menjadi beras buat Indonesia.
Perkara lain yang pada masa ini berasal pengembangan perangkat lunak nash
ini merupakan pemahaman ayaf al-Qur'an wacana bolehnya menikah menggunakan
aporisma empat wanita serta kalau tidak mampu menegakkan keadilan, wajib hanya
menikah menggunakan seorang perempuan saja (Q.S. empat: tiga). menggunakan
demikian, Jika tadinya wanita hanya menjadi obyek pasif yang tidak ikut memilih,
sebagai akibatnya secara awam dihukumi mendapatkan permaduan, maka dengan
tampilnya perempuan menjadi subyek, secara awam mereka dihukun menolak.
Masalahnya sekarang ialah bagaimana mempercepat pengembangan
pemahaman nash seperti itu serta agar berjalan lebih sistematik lagi, dengan cakupan
yg lebih luas dan argumentasi yg lebih matang. Sebuah perkara di Mesir di tahun 1930-
an, ketika Dewan Ulama Tertinggi al- Azhar memutuskan bahwa guna menghilangkan
selisih yang banyak antara bagian pakar waris wanita dan pria akibat adanya ketentuan

7
‘’bagian laki-laki adalah dua kali lipat bagian wanita’’, maka digunakan apa yang
dinamakan ‘washiyah wajibah’. menjadi contoh pada pada sebuah musyawarah ulama
terbatas timbul soal sterilisasi.
Sebuah hadis Nabi memerintahkan umat dia agar memperbanyak pernikahan
serta kelahiran, sebab pada hari kiamat dia akan membanggakan mereka di hadapan
Nabi-nabi yg lain. Konsekuensi lebih jauh berasal perubahan pemahaman ini bisa
menyangkut soal usia perkawinan. pada waktu ini pemuda yang berusia 15 tahun tentu
belum mampu memenuhi kebutuhan bagi sebuah perkawinan dan konsekuensi
hukumnya. Sejumlah kaidah fiqh pun ikut terlibat. Lebih jauh lagi merupakan dalil al-
hajah tanzilu manzilah al-dlarurah (ke-butuhan setara menggunakan keadaan darurat),
sedangkan dalil lain berbunyi adl-dlarurah tubihul-mahdhurah (keadaan darurat
memungkinkan dihalalkannya dihentikan).
Dengan kata lain, ledakan penduduk menyebabkan hajah. pada soal bank
contohnya, tidak kurang dari seorang alim semacam Dr Yusuf Al Qardlawi
menempatkan bahwa embargo terhadap riba ditimbulkan sang berlebihannya
pengembalian hutang (adl'afan mudla'afah) dalam jumlah yang merugikan peminjam.
Kerugian ini sampai menutup kemungkinan produktivitas akibat beban bunga hutang,
sebagaimana praktek rentenir. Adapun bunga bank (interest) yg dimaksudkan menjadi
biaya administrasi dan sekedar untuk pengembalian kapital pada penanam uang bisa
ditolerir selama tidak Mengganggu produksi. menggunakan kata lain, laba yg
diperkirakan berasal pengusahaan uang pinjaman itu lebih besar daripada taraf suku
bunga yg harus dibayarkan, sebagai akibatnya tidak ada unsur eksploitasi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pribumisasi Islam selalu diharapkan menjadi bukti bahwa Islam itu bergerak maju,
universal serta cocok bagi siapapun dan pada manapun. oleh karenanya apapun yg terjadi
dengan kehidupan ini, Islam permanen menuntut umatnya untuk dapat berperan aktif pada
mensiasatinya. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian waktu membincangkan
pribumusasi Islam diantaranya; definisi, pengertian serta tujuan pribumisasi dan apa apa
saja yang dapat dipribumikan itu. Ini penting sebab pribumisasi bukanlah merubah Islam
menggunakan budaya, bukan jua Jawanisasi, apalagi sinkretisme.

B. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Wahid, Pergulatan Negara, Agama dan Kebudayaan (Jakarta: Desantara, 2001),
Hlm. 111
Zainul Milal Bizawie, “Dialektika Tradisi Kultural: Pijakan Historis Dan Antropologis
Pribumisasi Islam” , dalam Jurnal Tashwirul Afkar, No. 14 (Jakarta: Lakpesdam, 2003),
Hlm. 51
https://journal.uinsgd.ac.id ›PDF PRIBUMISASI DALAM PANDANGAN ABDURAHMAN
WAHID
Website:
https://www.nu.or.id/taushiyah/pribumisasi-islam-iQMNK

10

Anda mungkin juga menyukai