Anda di halaman 1dari 11

[TYPE THE COMPANY NAME]

[Type the document


title]
[Type the document subtitle]
Pc
[Pick the date]

[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the
contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is
typically a short summary of the contents of the document.]
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,

Alhamdulillah,bahwa dengan hidayah-Nya sajalah sebuah makalah yang berjudul


“METODOLOGI PEMAHAMAN ISLAM”ini bisa terwujud dan di hadapan
pembaca yang berbahagia.semoga kiranya membawa manfaat yang sebesar-besarnya
dan memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan study islam pada masa
sekarang dan yang akan datang.

Studi islam atau di barat dikenal dengan istilah Islammic Studies ,secara sederhana
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
agama Islam.Dengan kata lain “usaha sadar dan sistematis untuk mngetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang
berhubungan dengan agama islam,baik secara nyata dalam kehidupan sehari
hari ,sepanjang sejarah nya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

II.1...................................................................................................................4

II.2...................................................................................................................5 II.3.
…………………………………………………………………...............7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Dalam rangka mencapai suatu pencapaian yang tepat dalam memahami

agama dengan segala aspek yang terkandung di dalamnya diperlukan metode-meode

yang dapat dipergunakan untuk mendapat pemahaman yang tepat. Islam yang

diturunkan di Arab lahir dan berkembang seiring dengan adat budaya Arab. Hal ini

memerlukan pengkajian yang komprehensif sebab sumber agama Islam yakni Al

Qur’an dan Sunah berbahasa Arab. Sehingga untuk memahaminya wajib untuk

memahami bahasa Arab. Berdasasarkan uraian di atas,para penulis bermaksud untuk

menyusun sebuah makalah dengan judul “ Metodologi Pemahaman Islam.”

I.2. RUMUSAN MASALAH


1.      Apa yang dimaksud dengan metodologi?
2.      Apa sajakah kegunaan metodologi?
3.      Apa yang dimaksud metodologi pemahaman islam?

I.3. TUJUAN MAKALAH


1.      Agar pembaca dapat mengetahui definisi metodologi.
2.    Agar pembaca dapat  mengetahui kegunaan metodologi.
3.     Agar pembaca dapat mengetahui definisi metodologi pemahaman islam.
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. PENGERTIAN METODOLOGI

Metodologi menurut istilah terdiri dari dua kata yaitu kata ”metha” dan kata “hodos”
yang berarti melalui dan jalan atau cara.sedangkan “logos” berarti ílmu.jadi
metodologi adalah ilmu yang membahas tentang jalan atau cara yang dilalui.Maka
dapat diartikan bahwa metodologi pemahaman islam adalah cara-cara yang
dikemukakan oleh seseorang atau kelompok agar tidak keluar dari pedoman agama
Islam sendiri (Al-Qur’an dan hadits).

Metodologi sering dikaitkan dengan kata-kata research atau penelitian, pengumpulan


data atau cara memperoleh informasi, analisis data, kajian atau pendekatan approach,
dan sebagainya. Research atau penelitian -re = mengulang, search = pengajaran
penelusuran, penyelidikan, atau penelitian –berarti ’cara mengulang atau melakuan
pencarian’ atau ‘seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan
logis mengenai pencarian data yang berkaitan dengan masalah tertentu untuk diolah,
dianalisis disintesis, diambil kesimpulan, dan selanjutnya diambil kesimpulan, dan
selanjutnya dicarikan pemecahannya’.1

Studi islam atau di barat dikenal dengan istilah Islamic studies,secara sederhana dapat
dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama
islam.dengan perkataan lain “usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk islam atau hal-hal
yang berhubungan dengan agama islam,baik berhubungan dengan ajaran,sejarah
maupun praktik-praktik pelaksanaanya secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari,sepanjang sejarahnya”.2

1
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997 ),Hlm. 18.
2
Jusuf Mudzakkir,Kawasan Dan Wawasan Studi Islam(Jakarta: prenada media, 2007)cet ke.-2. hlm.1
Ajaran yang terpenting dari islam adalah ajaran tentang tauhid, maka sebagai halnya
dalam dalam agama monoteisme atau agama tauhid lainnya.yang menjadi dasar dari
segala dasar di sini ialah pengakuan tentang adanya tuhan yang maha esa. Disamping
ini menjadi dasar pula soal kerasulan, wahyu,kitab suci yaitu Al-qur’an, soal orang
yang percaya kepada ajaran yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW, yaitu soal
mu’min dan muslim, soal yang tidak percaya terhadap kepada ajaran itu yakni orang
kafir dan musyrik, hubungan makhluk, terutama manusia dengan pencipta, soal akhir
hidup manusia yaitu sorga dan neraka, dan lain sebagainnya.3

II.2. KEGUNAAN METODOLOGI ISLAM

pemahaman studi islam masih bersifat variatif. ini ini terjadi sejak kedatangan islam
pada abad ke-13 sampai saat ini. kondisi semacam ini bukan hanya terjadi di
Indonesia, tetapi terjadi di Negara-negara muslim lainnya.kita tidak tahu persis
apakah kondisi itu merupakan sesuatu yang alami dan yang harus diterima sebagai
suatu kenyataan untuk diambil sebagai hikmahnya, dengan demikian walaupun
keadaannya amat bervariasi, pemahaman tersebut tidak keluar dari ajaran yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta sejalan dengan data-data historis
yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya4.

Sebagai contoh, banyak juga ahli dari kalangan umat islam yang pengetahuan cukup
luas dan mendalam, namun ilmu tersebut tidak terorganisasi dengan baik. Mereka
biasanya mendapat ajaran keislaman secara otodidak atau berguru kepada berbagai
guru ang satu sama lain tidak pernah bertemu atau tidak mempunyai satu acuan atau
kurikulum bersama, dari contoh tersebut, bahwa sampai saat ini pemahaman umat
islam terhadap ajarannya masih bersifat parsial, belum utuh secara komprehensif.
Sekalipu kita menjumpai adanya pemahaman islam yang sudah utuh dan
komprehensif, hal tersebut belum tersosialisasikan keseluruh masyarakat islam.

3
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek jilid I(Jakarta:UI-press, 1985)cet ke.-5. hlm.30
4
Abuddin Nata, metodologi studi islam(Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada 2010)cet ke-17. hlm. 95.
Sebab, hanya diserap oleh kalangan tertentu (dalam hal ini kalangan terpelajar) yang
secara kebetulan menyediakan waktu untuk membaca karya-karya tersebut.

Kita tidak bisa menyalahkan prinsip seperti ini karena pengajaran islam selama ini
belum tersusun secara sistematis dan belum tersampaikan menurut prinsip,
pendekatan, dan metode yang direncanakan dengan baik. Namun, untuk kepentingan
akademis dan untuk membuat islam lebih responsif dalam merespon permasalahan
umat manusia saat ini, perlu dan mendesak untuk memahami metode yang dapat
menghasilkan pemahaman islam yang sangat utuh dan komprehensif. Mukhti Ali
pernah mengatakan bahwa metodologi merupakan masalah yang sangat peting dalam
sejarah pertumbuhan ilmu5.Oleh karena itu kemampuan dalam menguasai materi
keilmuan harus dibarengi dengan kemampuan penguasaan metodologi sehingga
pengetahuan yang dimiliki dapat dikembangkan.

Sejak awal permulaan sejarah umat manusia, agama sudah terdapat pada semua
lapisan masyarakat dan seluruh tingkat kebudayaan(1).Dewasa ini kehadiran agama
semakin di tuntut untuk terlibat secara aktif di dalam memecah kan berbagai masalah
yang dihadapi umat manusia.Agama tidak boleh dijadikan sekedar lambang
kesalehan atau berhenti sekedar di sampaikan dalam khutbah,melainkan secara
konsepsional,menunjukkan cara –cara yang paling efektif dalam memecahkan
masalah.(2)

Berkenaan dengan pemikiran tersebut, pada bab ini, pembaca diajak untuk mengkaji
berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama.Hal demikian
perlu dilakukan karena melalui pendekatan terebutlah,kehadiran agama secara
fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya.Sebaliknya,tanpa mengetahui beberapa
pendekatan terebut,tidak mustahil agama menjadi sulit dipahami oleh
masyarakat,tidak fungsional,dan akhirnya masyarakat mencari pemecahan masalah
kepada selain agama, dan ini tidak boleh terjadi.

Adapun kegunaan sebuah metodologi dalam upaya mempelajari dan memahami


Islam antara lain sebagai berikut:

1.Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami Islam atau


pemahaman Islam yang sesat.

5
A.Mukti Ali, Metodologi Ilmu Agama Islam, dalam Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim,Metodologi
Penelitian Agama Sebuah Pengentar(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), Hlm.44.
2.Untuk memberikan petunjuk cara-cara memahami Islam secara tepat, benar,
sistematis, terarah, efektif, efisien, dan membawa orang untuk mengikuti kehendak
agama. Bukan sebaliknya, agama yang harus mengikuti kehendak masing-masing
orang.

3.Penguasaan metode yang tepat akan menjadikan seseorang dapat mengembangkan


ilmu yang dimilikinya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai metode hanya akan
menjadi konsumen ilmu semata, tidak akan memproduksi suatu ilmu.

II.3. METODE MEMAHAMI ISLAM

Dalam mempelajari ajaran islam diperlukan sebuah metodologi agar ilmu tersebut
dapat tersistemisasi dengan baik.melihat pentingnya sebuah metodologi dalam
memahami islam, banyak ahli mencoba untuk menjelaskan metodologi untuk
mempelajari islam tersebut.salah satu ahli yang secara serius mempelajari islam
tersebut adalah Ali Syari’ati.ia mengatakan, ada berbagai ada beberapa metode
memahami islam.pertama, mengenal Allah dan membandingkan-nya dengan
sesembahan agama-agama lain. Kedua, mempelajari kitab Al-Quran dan
membandingkan dengan kitab-kitab samawi,(atau kitab-kitab yang dikatakan
samawi)lainya.ketiga, mempelajari kepribadian rasul islam dan membandingkannya
dengan tokoh-tokoh pembaharuan yang pernah hidup dalam sejarah.keempat,
mempelajari tokoh-tokoh utama maupun aliran-aliran pemikiran lain.dari seluruh cara
yang ditawarkan oleh Syari’ati ini, pada intinya, yang tepat adalah cara
komparatif(perbandingan), karena dengan cara komparatif ini, kita dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Selain Ali syariati, terdapat pula ahli yang mencoba memahami islam secara
menyeluruh,yaitu Nasruddin razak.ia berpendapat bahwa memahami islam secara
menyeluruh itu penting walaupun pemahaman tersebut tidak mendetail. untuk
memahai lslam secara benar, Nasruddin Razak mengajukan 4 cara :

1.Islam harus di pelajari dari sumber yang asli,yaitu Al-Quran dan As-Sunnah
Rasulullah SAW.kekeliruan memahami islam sering di sebabkan orang yang hanya
mengenal dari sebagian ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Al-
Quran dan As-Sunnah,atau melalui pengenalan sumber kitab-kitab fiqih dan tasawuf
yang semangatnya tidak sesuai dengan perkembangan jaman, mempelajari islam
dengan cara ini akan menjadikan orang tersebut pemeluk islam yang sinkretisme,
yang hidup penuh bid'ah dan tercampur dengan hal-hal yang tidak islami, jauh dari
ajaran islam yang murni.

2.Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial, artinya ia dipelajari
secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat.memahami islam secara parsial
akan membahayakan, menimbulkan skeptis, kebimbangan dan keraguan

3.islam perlu dipelajaru dari kepustakaan yang ditulis oleh ulama besar,kaum zu'ama
dan sarjana-sarjana islam yang memiliki pemahaman tentang islam sangat luas,
tentunya berdasakan Al-Quran dan As-Sunnah.

4.Islam hendaknya di pelajari dengan ketentuan normatif teologis yang ada dalam Al-
Qur'an, baru kemudian dikaitkan dengan kenyataan hitoris,empiris dan sosiologis
yang ada dalam masyarakat.dengan cara demikian dapat diketahui tingkat kesesuaian
atau kesenjangan antara islam yang berada dalam lingkup normatif teologis yang ada
dalam Al-Quran dengan islam yang ada pada dataran historis, empiris dan sosologis.
kesalahan sementara orang, ialh menpelajari kenyataan umat islam an sich, bukan
agama islam yang dipelajarinya, sikap konservatif sebagaian golongan islam,
keterbelakangan di bidang pendidikan, keawaman, kebodohan, disintegrasi dan
kemiskinan masyarakat islam yang dinilai dengan islam itu sendiri.mengambil
kesipulan bahwa citra islam di cap terbelakang, mengapa kita tidak pula menyertakan
sampel dari kalangan islam yang maju, intelek, penuh kedamaian dan sebagainya.

Masih banyak metode lainnya yang ditawarkan oleh para ahli metode tersebut, umat
islam bisa mempelajari ajaran agamanya secara menyeluruh dengan baik.dengan
demikian islam bukan hanya bisa mengatasi masalah berkenaan dengan teologis,
namun juga bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada masyarakat luas.
III.KESIMPULAN

Metodologi menurut istilah terdiri dari dua kata yaitu kata ”metha” dan kata “hodos”
yang berarti melalui dan jalan atau cara.sedangkan “logos” berarti ílmu.jadi
metodologi adalah ilmu yang membahas tentang jalan atau cara yang dilalui.

Metodologi adalah cara-cara yang didapat dari pemikiran manusia baik dengan
sumber pendukung ataupun tidak, untuk menyelesaikan suatu masalah ataupun
untuk melakukan suatu pekerjaan supaya sesuai dengan tujuan suatu pekerjaan itu
sendiri. Metodologi dapat diibaratkan sebagai kunci yang bisa membuka pintu rumah,
pintu mobil atau pintu lemari, sehingga kita bisa melihat isinya.

Maka dapat diartikan bahwa metodologi pemahaman islam adalah cara-cara yang
dikemukakan oleh seseorang atau kelompok dengan tidak keluar dari pedoman agama
Islam itu sendiri (Al-Qur’an dan hadits) supaya dapat magetahui bagaimana cara
memahami agama islam dengan benar.

Dan kegunaan metodologi berguna untuk :

1.Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami Islam atau


pemahaman Islam yang sesat.
2.Untuk memberikan petunjuk cara-cara memahami Islam secara tepat, benar,
sistematis, terarah, efektif, efisien, dan membawa orang untuk mengikuti kehendak
agama. Bukan sebaliknya, agama yang harus mengikuti kehendak masing-masing
orang.
3.Penguasaan metode yang tepat akan menjadikan seseorang dapat mengembangkan
ilmu yang dimilikinya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai metode hanya akan
menjadi konsumen ilmu semata, tidak akan memproduksi suatu ilmu.
DAFTAR PUSTAKA

Rosihon Anwar, dkk.2009.Pengantar Studi Islam;Bandung:Pustaka setia

Nata, Abuddin.2010.Metodologi Studi Islam;Jakarta:PT.RAJAGRAFINDO PERSADA

Nasution, Harun.1985.Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek Jilid I;Jakarta:UI-press

Bachtiar, Wardi.1997.Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah;Jakarta:PT.RAJAGRAFINDO PERSADA

Mudzakkir, Jusuf.2007.Kawasan Dan Wawasan Studi Islam;Jakarta:Prenada Media

Anda mungkin juga menyukai