Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MEMAHAMI ISLAM

JA’FAR SHODIQ ASMALI


(0110121142)

STT TERPADU NURUL FIKRI


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
DEPOK
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita sampaikan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat dan karunia-
Nyalah makalah ini dapat saya susun dan diselesaikan dengan baik.
Pembuatan makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu pegangan / kajian islam bagi mahasiswa
untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai Metodologi Memahami Islam

Walaupun makalah ini telah diselesaikan dengan baik, bukanlah berarti makalah ini telah
sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan masukan yang bersifat membangun dari
berbagai pihak untuk penyempurnaan di masa mendatang.

Akhirnya, saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan sumber
pengetahuan yang sangat berguna bagi seluruh mahasiswa khususnya STT TERPADU NURUL
FIKRI.

Assalamualaikum.wr.wb

Bogor,6 Oktober 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................


DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................
C. Tujuan ........................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Dan Metodologi..........................................................................
B. Tujuan Metodologi.....................................................................................................
C. Metodologi Pemahaman Islam ..................................................................................
D. Studi Islam. ................................................................................................................
E. Metode Memahami Islam ..........................................................................................
F. Jenis-Jenis Metode Memahami Islam ........................................................................
G. Contoh Pemahaman Islam Yang Salah........................................................................

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam merupakan agama yang sangat kompleks. Sehingga dalam memahaminya pun
dibutuhkan cara yang tepat agar dapat tercapai suatu pemahaman yang utuh mengenai agama
Islam. Sejak Islam masuk di Indonesia pertama kali sampai saat ini telah timbul berbagai
macam pemahaman yang berbeda mengenai Islam. Sehingga dibutuhkanlah penguasaan
tentang cara-cara yang digunakan dalam memahami ajaran Islam.Maka, dalam makalah ini
saya akan mencoba membahas mengenai metodologi memahami islam serta beberapa hal
yang berkaitan untuk memahami Islam di Indonesia.

Metodologi memiliki peranan penting dalam mempelajari agama termasuk Islam.


Agama islam masih sangat membutuhkan penelitian yang akurat. Ahli-ahli ilmu
pengetahuan, termasuk dalam hal ini para orientalis, mendekati islam dengan metode ilmiah
saja. Akibatnya, penelitiannya itu kurang menarik tetapi sebenarnya mereka tidak mengerti
secara utuh. Yang mereka ketahui hanya segi-segi luar dari islam saja yang sama sekali tidak
dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang hidup didalam masarakat. Akibatnya,
penafsirannya itu tidak dapat diterapkan didalam masyarakat.. Maka berbagai aspek ajaran
islam mutlak perlu digalakkan agar umat islam punya kemampuan menghadapi dan
memecahkan masalah masalah modern yang di hadapi bangsa Indonesia seperti kemiskinan
keterbelakangan ekonomi, pertambahan penduduk , pekembangan politik , dan yang sangat
mendesak.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian metode dan metodologi...?

2. Apasajakah metode metode dalam memahami ajaran Islam...?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian metodologi dan metode
2. mengetahui apasajakah metodologi yang di pakai dalam islam untuk memahami islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN METODE DAN METODOLOGI

Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta (sepanjang),

hodus (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah – langkah yang

ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut istilah
(terminologi), metode adalah ajaran yang memberi uraian, penjelasan dan penentuan nilai.
Jadi metode adalah suatu ilmu yang memberi penjelasan tentang sistem dan langkah yang
harus ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan.

Metode merupakan langkah – langkah praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu – ilmu

tertentu yang sudah tidak dipertanyakan lagi (aplikatif), dianggap sudah bisa mengantarkan
seseorang mencapai kebenaran dalam ilmu tersebut, tidak ada perdebatan, refleksi dan kajian
atas cara kerja ilmu pengetahuan dan yang terakhir tidak menjadi bagian dari sistematika
filsafat.

Sedangkan metodologi berasal dari tiga kata Yunani yaitu (meta, hetodos dan logos).
Meta berarti menuju, melalui dan mengikuti. Heterodos berarti jalan atau cara yang harus
dilalui untuk mencapai sesuatu. Logos berati studi tentang atau teori tentang.Jadi
Metodologi adalah cara-cara yang digunakan manusia untuk mencapai pengetahuan
tentang realita atau kebenaran.

Metodologi merupakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan, terbuka luas untuk
mengkaji, mendebat dan merefleksi cara kerja suatu ilmu, tidak lagi sekedar kumpulan cara
yang sudah diterima tetapi berupa kajian tentang metode, dan yuang terakhir metodologi juga
menjadi bagian dari sistematika filsafat.

B. TUJUAN METODOLOGI
Adapun tujuan sebuah metodologi dalam upaya mempelajari dan memahami Islam antara
lain sebagai berikut:
1. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami Islam atau
pemahaman Islam yang sesat.
2. Untuk memberikan petunjuk cara-cara memahami Islam secara tepat, benar, sistematis,
terarah, efektif, efisien, dan membawa orang untuk mengikuti kehendak agama. Bukan
sebaliknya, agama yang harus mengikuti kehendak masing-masing orang.
3. Penguasaan metode yang tepat akan menjadikan seseorang dapat mengembangkan ilmu
yang dimilikinya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai metode hanya akan menjadi
konsumen ilmu semata, tidak akan memproduksi suatu ilmu.

C. METODOLOGI PEMAHAMAN ISLAM


Dapat diartikan bahwa metodologi pemahaman islam adalah cara-cara yang
dikemukakan oleh seseorang atau kelompok dengan tidak keluar dari pedoman agama Islam
itu sendiri (Al-Qur’an dan hadits) supaya dapat mengetahui bagaimana cara memahami

agama islam dengan benar. Selain itu, metodologi adalah pengetahuan tentang metode-
metode. Jadi, metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang
dipergunakan dalam penelitian.
Louay safi mendefinisikan metodologi sebagai bidang penelitian ilmiah yang
berhubungan dengan pembahasan tentang metode-metode yang digunakan untuk mengkaji
fenomena alam dan manusia, atau dengan redaksi yang lain, “metodologi adalah bidang

penelitian ilmiah yang membenarkan, mendeskripsikan, dan mejelaskan aturan-aturan,


prosedur-prosedur sebagai metode ilmiah. Penilaian ini mencakup penelitian lapangan (field
research) maupun penelitian pustaka (library research) bahkan bila ditelusuri lebih luas lagi,
penelitian kulitatif dan penelitian kuantitatif. Karena ada anggapan behwa sebagian sarjana
kita bahwa yang dianggap penelitian adalah penelitian lapangan (filed research). Cara
pandang pemikiran louaysafi mengikuti alur pemikiran Ismail Raja al-Faruqi, seorang
pemikir palestina yang menetap dan menjadi guru besar diamerika. Namun, yang penting
dari usulan Ismail Raja al-furuqi adalah pemikirannya dalam menegakkan prinsip-prinsip
metodologi islam.
Al-furuqi mengidentifikasi lima prinsip metodologi islam yang di ungkapkannya dengan

istila “lima kesatuan” yaitu kesatuan allah, makhluk, kebenaran, kehidupan, dan

humanitas.

D. STUDI ISLAM
Dikalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar permasalahn apakah studi
islam (agama) dapat dimasukkan kedalam bidang ilmu pengetahuan dan agama berbeda.
Pemahaman disekitar permasalahan ini banyak dikemukakan oleh para pemikir islam
diblakangan ini.
➢ Amin abdullah, misalnya mengatakan
1. Jika penyelanggaraan dan penyampaian islamic studies atau Dirasah islamiyah
hanya mendengarkan dakwah keaagamaan didalam kelas, lalu apa bedanya
dengan kegiatan pengajian dan dakwah yang sudah ramai diselenggarakan diluar
bangku kuliah?
2. Pangkal tolak kesulitan pengembangan scopy wilayah kajian islamic studies atau
dirasah islamiyah berakar pada kesukaran seorang agamawan untuk membedakan
antara yang normativitas dan historisitas. Pada dataran normativitas kelihatan
islam kurang pas untuk dikatakan sebagai disiplin ilmu, sedangkan untuk dataran
historisitas tampaknya tidaklah salah.
Perbedaan dalam melihat Islam yang demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam
menjelaskan Islam itu sendiri. Ketika Islam dilihat dari sudut normatif, Islam merupakan
agama yang di dalamnya berisi ajaran Tuhan dengan urusan akidah dan muamalah sedangkan
ketika Islam dilihat dari sudut historis atau sebagaimana yang tampak dalam Islam tampil
sebagai sebuah disiplin ilmu (Islamic Studies).

E. METODE MEMAHAMI ISLAM


Ada beberapa tokoh yang mengemukakan pendapat tentang metode atau cara memahami
Islam, diantaranya:

1. Menurut Nasruddin Razak


Menurutnya bahwa memahami islam secara menyeluruh adalah penting walaupun tidak
secara detail. Begitulah cara paling minimal untuk memahami agama paling besar sekarang
ini agar menjadi pemeluk agama yang mantap dan untuk menumbuhkan sikap hormat bagi
pemeluk agama lainnya. Cara tersebut juga di tempuh dalam upaya menghindari
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan sikap dan pola hidup beraga yang salah pula.
Untuk memahami islam secara benar ini, Nasruddin Razak mengajukan tujuh cara :

a. Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah

Rasulullah saw. Kekeliruan memahami Islam, karena orang hanya mengenalnya dari

sebagian ulama yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah, atau melalui

pengenalan dari sumber kitab-kitab fikih dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak
sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Islam harus dipelajari secara integral, tidak parsial. Artinya dipelajari secara menyeluruh
sebagai satu kesatuan, tidak hanya sebagian saja. Memahami Islam secara parsial akan
membahayakan, menimbulkan sikap skeptis, bimbang, dan penuh keraguan.
c. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan atau buku-buku yang ditulis oleh para ulama
besar, cendikiawan muslim, sarjana-sarjana Islam, karena pada umumnya mereka
memiliki pemahaman yang baik, yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang

dalam terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah saw. dengan pengalaman dari

praktik ibadah yang dilakukannya setiap hari.


d. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan-ketentuan normatif teologis yang ada dalam

Al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan

sosiologis yang ada di masyarakat.


e. Islam dipelajari dan dihubungkan dengan berbagai persoalan yang dihadapi msnusia
dalam masyarakat dan dilihat relasi serta relevansinya dengan persoalan-persoalan
politik, ekonomi, sosial, budaya, sains sepanjang sejarah manusia terutama sejarah umat
Islam.
f. Islam dipelajari dengan bantuan ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang sampai
sekarang, seperti ilmu-ilmu alamiah, ilmu-ilmu sosial, serta ilmu-ilmu kemanusiaan.
g. Islam dipelajari dengan metode yang sesuai dengan agama dan ajaran Islam.

2. Menurut Ali Syari’ati

Ali Syari’ati lebih lanjut menyatakan, ada berbagai cara dalam memahami Islam melalui

metode perbandingan, yaitu :


a. Mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan sesembahan agama-agama lain.
b. Mempelajari kitab Alquran dan membandingkannya dengan kitab-kitab ajaran agama
lainnya
c. Mempelajari kepribadian Rasulullah dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh
besar pembaruan yang pernah hidup dalam sejarah.
d. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkannya dengan tokoh-
tokoh utama agama maupun aliran-aliran lain.

3. Menurut Mukti Ali


terdapat metode lain dalam memahami Islam yaitu metode tipologi. Metode ini oleh
banyak ahli sosiologi dianggap objektif, berisi klasifikasi topik dan tema yang mempunyai
tipe yang sama. Terdapat lima aspek atau ciri dari agama Islam, yaitu :
a) Aspek ketuhanan
Agar kita dapat memahami dengan betul ciri – ciri tuhan, kita harus kembali
kepada Alquran dan hadist nabi serta keterangan yang di berikan para pemikir muslim
dalam bidang itu. Hal ini di lakukan karena sifat – sifat tuhan dengan jelas telah di
terangkan dalam Alquran oleh nabi muhammad, dan para ulamapun telah membahas
dengan teliti masalah ini. Lalu kita bandingkan konsep tentang Allah dengan tuhan
agama – agama lain.
b) Aspek kitab suci
Hal ini telah di jelaskan pada bagian di atas, yaitu metode berikutnya dalam
memahami islam dengan mempelajari pribadi muhammad bin abdullah. Mengetahui
dan memahami Nabi Muhammad Saw sangat penting bagi ahli sejarah, karena tidak
ada seorangpun dalam sejarah umat manusia yang mempunyai peranan yang begitu
besar seperti Nabi Muhammad.
c) dengan meneliti suasana dan situasi di mana Nabi Muhammad bangkit
misalnya, apakah ia bangkit sebagai nabi tanpa tindakan – tindakan pendahuluan.
Apakah ada orang yang mengharap – harap akan bangkitnya seorang nabi. Apakah ia
sendiri mengharap – harap di angkat menjadi nabi. Apabila ia tahu bagai mana jadinya
tuganya itu.

Dari beberapa metode tersebut terdapat dua metode dalam memahami Islam secara garis
besar, yaitu:
1. Metode komparasi, yaitu Suatu metode untuk memahami ajaran Islam dengan
membandingkan seluruh aspek Islam dengan agama lainnya agar tercapai
pemahaman Islam yang objektif dan utuh. Dalam komparasi tersebut terlihat jelas
bahwa islam sangat berbeda dengan agama-agama lain. Intinya Islam mengajarkan
kesederhanaan dalam kehidupan dan dalam berbagai bidang.

2. Metode sintesis, yaitu metode memahami Islam dengan memadukan metode


ilmiah dengan metode logis normative dan brsifat rasional , obyektif, dan kritis
dengan metode teologis-normatif.

4. Menurut Ali Anwar Yusuf


Dalam bukunya Studi Agama Islam, terdapat tiga metode dalam memahami agama Islam
, yaitu :
a. Metode Filosofis
Filosofi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membahas segala sesuatu
dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan sedalam-dalamnya sejauh jangkauan
kemampuan akal manusia, kemudian berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-
kesimpulan yang universal dengan meneliti akar permasalahannya. Memahami Islam
melalui pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada pengalaman
agama yang bersifat formalistik, yakni mengamalkan agama dengan tidak memiliki
makna apa-apa atau kosong tanpa arti. Namun bukan pula menafikan atau
menyepelekan bentuk ibadah formal, tetapi ketika dia melaksanakan ibadah formal
disertai dengan penjiwaan dan penghayatan terhadap maksud dan tujuan
melaksanakan ibadah tersebut.
b. Metode Historis
Metode historis ini sangat diperlukan untuk memahami Islam, karena Islam itu
sendiri turun dalam situasi yang konkret bahkan sangat berhubungan dengan kondisi
sosial kemasyarakatan. Melalui metode sejarah, seseorang diajak untuk memasuki
keadaan yang sebenarnya dan hubungannya dengan terjadinya suatu peristiwa.
c. Metode Teologi
Metode teologi dalam memahami Islam dapat diartikan sebagai upaya memahami
Islam dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari satu
keyakinan. Bentuk metode ini selanjutnya berkaitan dengan pendekatan normatif,
yaitu suatu pendekatan yang memandang Islam dari segi ajarannya yang pokok dan
asli dari Allah yang di dalamnya belum terdapat penalaran pemikiran manusia. Dari
beberapa metode diatas kita melihat bahwa metode yang dapat digunakan untuk
memahami Islam secara garis besar adalah dengan metode Komparasi, yaitu suatu
cara memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama
Islam tersebut dengan agama lainnya, dengan demikian akan dihasilkan pemahaman
Islam yang obyektif dan utuh.

F. Jenis-Jenis Metode Memahami Islam

1. Metode kajian sumber.

Menurut disiplin dan dimensi islam tujuan di datangkannya agam islam, atau dikenal
dengan tujuan diturunkannya syari’ah islam adalah mutlak harus menjadi sandaran utama
metodologi pemahaman islam. Metode apapun yang digunakan syariah islam ini mutlak
harus dikuasai. Syari’ah islam memuat lima tujuan utama, yaitu:

a. menjaga agama

b. menjaga jiwa

c. menjaga akal

d. menjaga keturunan

e. menjaga harta

Selain itu juga ada, kaidah-kaidah fiqhiyah pun yang lebih dikenal dengan lima kaidah
induk mutlak juga harus dikuasai, kelima kaidah induk yaitu :

a. al-umuru bi maqasidiha (segala urusan tergantung pada tujuannya)

b. al-yaqinu la yuzalu bi al-syak (keyakinan tidak dapat dihapis dengan keraguan)

c. al-masyaqatu tajibu al-tasyir (kesukaran itu menarik kemudahan)

d. al-dhoraruyuzalu (kemudaratan itu harus dilenyapkan)

e. al-‘adatu muhakkamah (adat kebiasaan itu ditetapkan sebagai hukum)

Lalu metodologi apa yang tepat digunakan untuk memahami islam? Ulama dan muslim
banyak yang mengajukan metodologi pemahaman islam. Mereka mengembangkan
metodologi atas dasar pemahaman mereka tentang islam, disertai dengan upaya
mengunggulkan islam diatas agama-agama lain.
2. Metode disiplin ilmu dan kajian Islam
Metode disiplin ilmu sebenarnya lebih yepat digunakan oleh para santri di pondok
pesantren dan mahasiswa IAIN program studi ilmu-ilmu agama. Tapi para ulama berhasil
menyederhanakan ilmu agama sehingga mudah dipahami orang awam sekalipun. Di
Indonesia di kenal luas bahwa ajara islam terdiri darai tiga disiplin, yaitu:

a. Aqidah yaitu dimensi islam yang berhubungan dengan keimanan.

b. Syari’ah yaitu dimensi islam yang berhubungan dengan ketentuan hubungan manusia
dengan ALLAH, saudara seagama, saudara sesama manusia, serta hubungan dengan alam
dan kehidupan.

c. Akhlak yaitu dimensi islam yang membicarakan baik


buruknya suatu perbuatan baik secara parsial maupun komparatif.

3. Metode kajian al-qur’an dan sejarah islam

a. Metode kajian teks secara integral

Al-qur’an memiliki kajian sistematika yang berbeda dengan sistematika penulisan


buku yang pernah dikembangkan oleh manusia. Kenyataan-kenyataan yang berkaitan
dengan al-qur’an tersebut memastikan bahwa pengkajiannnya harus dilaksankan secara
integral, tidak parsial serta berkaitan dengan hal-hal berupa sebab, syarat, penghalang,
penjabaran, pengecualian.

b. Metode kajian sejarah islam

Pada dasarnya ajaran agama islam itu bersifat normatif, namun tidak semuaaturan
normatif dapat di akumulasikan dan dioperasionalkan secara praktis. Untuk sampai pada
tataran praktis kadang perlu proses pengkajian yang ditopang oleh berbagai aspek
kehidupan. Inilah yang dimaksud dengan kajian sejarah. Kajian sejarah melengkapi
kajian teks dan diarahkan untuk mengungkap konteks tatkala ditemukan teks yang
muncul dilatarbelakangi kondisi tertentu.

c. Metode kajian fenomena alam

Di dalam al-qur’an banyak sekali ayat yang langsung mengangkat fenomena alam
yang sulit bahkan tidak mungkin dapat dipahami jika tidak dibantu dengan kajian
kealaman. Pemahaman terhadap alam memerlukan bimbingan dari al-qur’an dan
pemaham al-qur’an memerlukan informasi dari alam. Jika al-qur’an dipahami dengan
lurus dan alam dikaji dengan objektif maka akan menghasilkan kebenaran.
4. Metode kajian dimensi alam
Faziur Rahman menampilkan islam sebagai ajaran yang mendunia. Ia menekankan
pentingnya pemahaman atas tiga pokok ajaran, yaitu: mengimani keesaan allah,
membentuk masyarakat yang adil, dan mengimani kehidupan setelah mati.
Menurutnya islam yang benar hanya dapat dipahami melalui pengkajian konteks
sejarah islam. Menurut Ali Syari’ati islam adalah agama yang universal,
humanistik, inovatif, kreatif, dan memberikan bimbingan Ilahiah bagi umat
muslim dan manusia.

G. Contoh Pemahaman Islam Yang Salah

"Saya ambil contoh, orang yang tidak shalat itu dianggap kafir. Tapi ada hadis lain yang
menegaskan itu bukan kafir non Muslim, tetapi umat Muslim mengingkari salah satu kewajiban
islam. Saya jelaskan bahwa yang membedakan Muslim dan kafir itu bukan di situ, tapi dari
kalimat syahadat. Kalau orang bersyahadat itu pasti Muslim, tapi kalau tidak bersyahadat itu
non Muslim. Kalau urusan ibadah itu urusan dia dengan Allah. Itu menjadi gambaran bahwa
masih banyak orang tidak tahu sehingga banyak yang terpeleset,"
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. metodologi pemahaman islam adalah cara-cara yang dikemukakan oleh seseorang atau

kelompok dengan tidak keluar dari pedoman agama Islam itu sendiri (Al-Qur’an dan hadits)

supaya dapat magetahui bagaimana cara memahami agama islam dengan benar.

2. Metodologi dalam hal pemahaman Islam digunakan untuk mengetahui metode-metode yang
tepat agar dapat diperoleh hasil yang utuh dan objektif dalam pemahaman Islam

3. Metode pemahaman islam terbagi menjadi 6 bagian, yaitu :

a. pengertian metode dan metodologi


b. tujuan metodologi
c. metodologi pemahaman islam
d. studi islam
e. metode memahami islam
f. Jenis-Jenis Metode Memahami Islam

1. Metode kajian sumber

2. Metode disiplin ilmu dan kajian Islam

3. Metode kajian al-qur’an dan sejarah islam

4. Metode kajian dimensi alam


DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A, metodologi studi islam, (jakarta:PT RajaGrafindo persada,
2006)

http://id.wikipedia.org/metodologi_pemahaman_islam

https://hurie85.wordpress.com/2014/07/16/makalah-msi-metodologi-memahami-islam/

http://nengmaesaroh.blogspot.co.id/2014/04/makalah-metode-memahami-islam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai