Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas makalah Metode Studi Islam

Dosen Pengampuh :

Isnayanti S,hd M,ag

Oleh Kelompok I :

Agus Patamani (203062017)


Rivaldi Latuba (203062014)
Moh. Afdhal Zikri Yembo (203062007)
Mizyani Syifa (203062002)

PROGRAM STUDI ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengantar
metodologi studi islam" ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu
di curahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW., beserta sahabat dan
ahli keluarganya, dan semoga kita sebagai ummatnya, mendapatkan syafa’at beliau di
hari kiamat nanti insya allah, aaamiin allahumma aamiin.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
makalah ilmu tafsir. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis tentang Tafsir Fiqhi

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak termasuk teman-teman yang
telah berpartisipasi dalam mencari bahan-bahan untuk menyusun tugas ini sehingga
memungkinkan terselesaikan makalah ini, meskipun banyak terdapat kekurangan.

Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan


sumbangan pikiran dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati
kami menerima kritik dan saran dari semua pihak.

Gorontalo, 04 Maret 2021

Kelompok I
Daftar isi

Kata pengantar ........................................................................................................... 2


Daftar isi ..................................................................................................................... 3
Bab 1 (pendahuluan) .................................................................................................. 4
A. Latar belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan masalah .......................................................................................... 5
Bab 2 (pembahasan) ................................................................................................... 6
A. Pengertian metodologi ................................................................................... 6
B. Pengertian studi islam .................................................................................... 7
C. Tujuan mempelajari studi islam ..................................................................... 8
D. Sejarah pertumbuhan studi islam ................................................................... 8
Bab 3 (penutup) .......................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................................... 11
Daftar pustaka ............................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang hidup di dunia dengan memiliki hakdan
kewajiban. Hak tersebut salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu
proses panjang yang bertujuan menghantarkan seorang yang memiliki kekuatan
spritual dan intelektual. Tempat dalam mencapai cita-cita melalui pendidikan itu
sendiri adalah sekolah. Sekolah merupakan bagian pokok atau utama untuk
mengembangkan berbagai karakter, sikap, kemampuan serta keterampilan seorang
individu. dalam sekolah terdapat aktivitas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
melatih mental, serta mengembangkan potensi.

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi, sehingga manusia mampu


untuk hidup berkembangdalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
sangat dibutuhkan tiga hal penting yaitu materi pembelajaran, proses pembelajaran,
dan hasil pembelajarannya.Setiap sekolah memberikan materi pelajaran sesuai dengan
tingkatannya.Mengupas sedikit tentang akidah akhlak, Pokok dari akhlak terhadap
Allah adalah meyakini keberadaan Allah SWT dengan melalui keesaan-Nya serta sifat
kesempurnaan-Nya.

Islam merupakan agma yang sangat kompleks. Sehingga dalam memahaminya


pun dibutuhkan cara yang tepat agar dapat tercapai suatu pemahaman yang utuh tentang
islam. Di indonesia sejak islam masuk pertama kali sampai saat ini telah timbul
berbagai macam pemahaman yang berbeda mengenai islam. Sehingga dibutuhkan
penguasaan tentang cara-cara yang digunakan dalam memahami islam.

Maka dari itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai metodologi serta
beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi studi islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metodologi?
2. Apa yang dimaksud dengan studi islam?
3. Mengapa studi islam penting untuk dipelajari?
4. Bagaimana sejarah pertumbuhan studi islam?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metodologi

Metode secara bahasa atau etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta
yang berarti sepanjang dan hodos yang berarti jalan. Bermaksud bahwa suatu jalan
yang di tempuh untuk dalam suatu hal untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian lain,
bahwa metode artinya suatu ilmu ataupun cara menyampaikan segala sesuatu kepada
orang lain. Apabila metode bergabung dengan kata logos yang maknanya akan
berubah. Logos bermakna “studi tentang” atau bisa juga diartikan “teori Tentang “,
Maka secara keseluruhan metodologi diartikan sebagai metode atau cara-cara yang
berlaku dalam kajian atau sebuah penelitian.

Terlihat jelas bahwa arti metodologi merupakan suatu cara-cara yang


digunakan untuk mengakaji suatu ilmu ataupun permasalahan secara keseluruhan,
sehingga menemukan titik temu.

Metodologi adalah studi tentang metode yang digunakan suatu bidang ilmu
agar memperoleh pengetahuan mengenai pokok persoalan dari ilmu melalui
aspektertentu melalui penyelidikan. Penyelidikan inilah yang nantinya akan dijadikan
sebuah kunci jawaban atas segala perkara yang muncul.

Bahkan Metedologi juga suatu ilmu yang membicarakan bagaimana cara


menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran sehingga dapat diserap, dipahami dan
dikuasai oleh anak didik, maka mempelajari metedologi saja, memang
belummerupakan jaminan seorang guru akan berhasil dengan baik akan tugasnya.
Sebagai akibat dari perubahan sosial dan kemajuan dibidang teknologi, maka munculah
berbagai persoalan baru yang menuntut kepada manusia untuk segera menyesuaikan
dengan perubahan-perubahan tersebut.
Contoh kegiatan metedologi islam, pada abad ke-14 sampai ke-16 Masehi,
Aristoteles (384-322 SM) orang jenius melebihi dari Francis Bacon, Plato lebih jenius
dari Roger Baconn. Mengapa kedua orang Bacon itu menjadi salah satu faktor dalam
kemajuan sains, sekalipun kedua orang tersebut jauh lebih rendah ,tetapi justru
membawa kemajuan-kemajuan ilmiah dan kebangkitan. Sedangkan kedua orang jenius
tidak mampu membawa Eropa ke arah kemajuan, justru sebaliknya, kedua orang
tersebut membuat stagnasi dan kebodohan dunia.

B. Pengertian studi islam

Studi islam atau dibarat dikenal dengan istilah islami studies, secara sederhana
dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
agama islam. Dengan perkataan lain “usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau yang
berhubungan dengan agama islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun
Pratik-pratik pelaksanaannya, secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang
sejarahnya”.1

Jamali Sahrodi dalam bukunya metodologi studi islam, menyatakan bahwa


kajian keislaman (Islamic studies) merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas
islam baik ajaran, kelembagaan, sejarah, maupun kehidupan umatnya. dalam
prosesnya, usaha kajian itu mencerminkan suatu transmisi doktrin-doktrin keagamaan
dari generasi ke generasi dengan menjadikan tokoh-tokoh agama, mulai dari rasulullah
sampai dengan ustadz (guru agama) dan para da’i sebagai perantara sentral yang hidup
(the living mediators).2

1Muhaimin, et al.kawasan dan wawasan dan studi islam, (Jakarta: prenada media, 2005), hal.1.
2Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam: menelusuri jejak historis kajian islam ala sarjana orientalis
(Bandung : pustaka setia, 2008), hal. 37.
C. Tujuan mempelajari studi islam

Adapun tujuan dari studi islam ini, sebagaiman yang di ungkapkan oleh
muhaimin dalam bukunya :

a. Untuk mempelajari secara mendalam apa sebenarnya (hakikat) agama islam itu,
dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam
kehidupan budaya manusia
b. Untuk mempelajari secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang
asli, dan bagaiman penjabaran dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan budaya dan peradaban islam sepanjang sejarahnya.
c. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang
tetap abadi dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang sejaranya.

Untuk mempelajari secara mendalam nilai-nilai dasar ajaran agama islam, dan
bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol.
Perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern. 3

D. Sejarah pertumbuhan studi islam

1. Massa Rasulullah
• Transformasi ilmu dilakukan secara lisan
• Rasul telah mengembangkan bibit pengembangan studi Islam terutama tafsir dan ushul
fiqih. Hadits adalah penafsiran rosul tarhadap Al-Qur’an yang didalamnya terdapat
metode penerapan hukum.
2. Masa Pasca Rasulullah
• Mulai pengumpulan Al-Qur’an (masa khulafaur rasyidin)

3 Muhaimin dkk, kawasan.. hlm.19-21.


• Hadits juga mulai dikumpulkan dan ditulis dalam sebuah kitab (masa dinasti
abasiyyah). Para muhaddisin juga menyusun kriteria ilmiah bagi penerimaan hadits
dengan kategori shahih, hasan dan dha’if.
 Perkembanggan studi Islam mencapai puncaknya pada masa abasiyyah. Studi Islam
yang dikembangkan hanya meliputi ilmu normatif Islam yang bersumber pada teks
agama.
3. Studi Islam di Dunia Barat
• Kajian barat terhadap Islam memunculkan orientalisme, yaitu kajian tentang
ketimuran. Kajian awal yang dilakukan orientalisme yang diselenggarakan di
perguruan tinggi dibarat memandang umat Islam sebagai bangsa primitive.
• Kajiannya difokuskan pada Al-Qur’an dan pribadi nabi Muhammad secara ilmiah yang
hasilnya menyudutkan ajaran dan umat Islam.
• Pendekatan yang digunakan para orientalis bersifat lahiriah (eksternalisasi). Agama
Islam hanya dipandang dari sisi luarnya saja menurut sudut pandang barat.
• Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi dan merekonstruksi
kajian orientalis lama, Karen adanya anomali (ketidaktepatan) dalam studi Islam.
Tokohnya antara lain: Louis Massingnon, w. Montgomery Watt, dan Wilfred Cantwell
Smith.
• Islamic studies menjadi salah satu kajian yang dibuka di universitas barat dengan
sarana pendukung yang lengkap. Pendekatan yang digunakan antara lain: filologi,
antropologi, sejarah, sosiologi,psikologi, dsb.
4. Studi Islam di Indonesia
a. Masa klasik (abad 7-15M)
• Melalui kontak informal, saluran perdagangan, perkawinan, dan tasawuf
• Para pedagang (arab, persia dan india) beberapa sebagai mubalighoh
• Materi pengajaran: kalimat syahadat, rukun iman, rukun Islam
• Abad 13 muncul pendidikan langgar dan pesantren
b. Masa pra kemerdekaan
• Tahun 1909 muncul pendidikan madrasah yang didirikan oleh Syekh Abdullah
Ahmad di Palembang.
• Tahun 1910, Syekh Tholib Umar mendirikan madrasah schoot di Batu Sangkar
tahun 1923 diganti dengan dini’yah school dan tahun 1931 diganti menjadi
aljam’iah al-Islamiah.
• Tahun 1915, Zainuddin Labib Al-Yunusi mendirikan madrasah diniyah di Padang
Panjang.
• Muhammadiyah (berdiri tahun 1912) mendirikan HIS, sekolah guru, SD 5 tahun,
dan madrasah. 24 Studi Islam dalam Dinamika Global.
• Al-irsyad (berdiri di Jakarta tahun 1913) mendirikan madrasah awaliyah (3th),
ibtidaiyah (4th), tajhizyah (2th), mualimmin (2th), dan takhassus (2th).
• Al-jami’ah Al-Wasliyah (berdiri tahun 1930 di Medan), mendirikan: madrasah
tajhiziyah (2th), ibtidaiyah (4th), tsanawiyah (2 th), qismul ali (3 th), dan takhassus
(2th).
• Nidhamul ulama (didirikan tahun 1926). Mendirikan: madrasah awaliyah (2th),
ibtidaiyah (3th), tsanawiyah (3th), mu’alimmin wstha (2 th), mu’alimmin ulya (2
th).
c. Pasca kemerdekaan
• Tahun 1952 studi Islam pada tingkat dasar sampai menengah diseragamkan
melalui jenjang: MI (6 th), MTS 93 Th), dan MA (3 th).
• Pada tahun 1951 didirikan perguruan tinggi agama Islam negri (PTAIN) yang
kemudian menjadi institute agama Islam negri (IAIN) tahun 1960.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metodologi adalah studi tentang metode yang digunakan suatu bidang ilmu agar
memperoleh pengetahuan mengenai pokok persoalan dari ilmu melalui
aspektertentu melalui penyelidikan. Penyelidikan inilah yang nantinya akan
dijadikan sebuah kunci jawaban atas segala perkara yang muncul.
Studi islam atau dibarat dikenal dengan istilah islami studies, secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan agama islam. Dengan perkataan lain “usaha sadar dan
sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam
tentang seluk beluk atau yang berhubungan dengan agama islam, baik
berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun Pratik-pratik pelaksanaannya, secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarahnya”.

B. Saran
kami menyadari bahwa di dalam penulisan / penyusunan makalah ini, masih
terdapat berbagai kesalahan. Oleh karenanya kami butuh saran dan kritikan dari
teman-teman yang sifatnya membangun, guna untuk memperbaiki makalah ini
menjadi sesempurna mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

• https://www.academia.edu
• http://repository.iainkediri.ac.id
• Arfa, faisar ananda, syafruddin syam, dan Muhammad syukri albani nasution.
2015. Metode Studi Islam (jalan tengah memahami islam). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai