Anda di halaman 1dari 7

Persepsi Remaja Tentang Body Shaming

Andika Wahyudi Gani , 2nd Novita Maulidya Jalal


1st

1st
Universitas Negeri Makassar, 2nd Universitas Negeri Makassar
Makassar, South Sulawesi, Indonesia
E-mail : andikawgani@unm.ac.id ., novitamaulidya@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mahasiswa


mempersepsikan body shaming. Metode penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan survei terkait
persepsi, kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan teknik persentase. Subjek
penelitian adalah 28 mahasiswa yang bersedia mengikuti penelitian. Hasil
penelitian diketahui bahwa remaja kerapkali menganggap dirinya memperoleh
body shaming yakni sebanyak 17,9% remaja menganggap dirinya kerap kali
mendapatkan perlakuan body shaming dari orang lain, 75% menyatakan kadang-
kadang ia mendapat perlakuan body shaming. Perlakuan body shaming dianggap
paling banyak dilakukan oleh teman-temannya yakni sebesar 67,5%. Perlakuan
body shaming yang dialami remaja paling banyak terkait hal berat badan atau
gendut sebesar 57,1%. Pengalaman tersebut menyebabkan 42,9% remaja
membentuk pemikiran untuk melawan, tetapi masih lebih banyak 57,1% memilih
diam. Pemikiran tersebut menyebabkan munculnya 64,3% remaja memilih diam
dan menutup diri, 39,3% menjadi tidak percaya diri, 21,4 % menarik diri dari
lingkungan.

Kata kunci : Persepsi, Remaja, Body Shaming

ABSTRACT

The purpose of this study was to see how students perceive an embarrassing body. The research
method used is descriptive quantitative. Data collection was carried out by perceptual
perception, then analyzed quantitatively with the proportion technique. The research subjects
were 28 students who were willing to take part in the research. The results of the study show that
adolescents often consider themselves to be embarrassed by the body, namely 17.9% of
adolescents think that they often get humiliated treatment from others, 75% sometimes they get
treatment given by the body. Body shaming treatment was mostly done by cellphone friends at
67.5%. The light body shaming treatment for adolescents related to body weight or obesity was
57.1%. This experience caused 42.9% of adolescents to form thoughts to fight, but still 57.1%
chose to remain silent. This thought led to 64.3% of adolescents who chose to be silent and shut
themselves off, 39.3% who considered themselves to be distrustful, 21.4% who withdrew from the
environment..

Keywords: Perception, Youth, Body Shaming

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021 155


1. PENDAHULUAN karena perilaku tersebut ternyata
punya dampak yang cukup besar.
Beberapa kasus yang kerapkali Dalam kajian psikologi, korban body
terjadi di kalangan remaja saat era shame mengalami perasaan malu
teknologi ini adalah terjadinya akan salah satu bentuk bagian tubuh
kekerasan (bullying) yang ketika penilaian orang lain dan
menimbulkan korban, baik korban penilaian diri sendiri tidak sesuai
psikis ataupun fisik. Bullying atau dengan diri ideal yang diharapkan
kekerasan terbagi menjadi dua, yatu individu (Damanik 2018).Selain itu,
kekerasan fisik dan kekerasan psikis gejala psikologis yang dialami korban
(verbal). Kasus bullying di era digital menurut penelitian psikologis adalah
saat ini yang sedang marak adalah depresi, kecemasan, gangguan makan,
terjadinya kasus bullying mengenai sosiopati subklinis, dan harga diri
body shaming baik itu secara yang rendah (APA dictionary dalam
langsung maupun yang sering kita Chairani 2018). Dalam beberapa
jumpai di media sosial seperti di kasus efek dari body shaming banyak
laman instagram, facebook, youtube wanita yang mengalami depresi dan
dan lain sebagainya. Tidak sedikit melakukan hal ekstrem untuk
remaja yang juga kehilangan rasa memperbaiki fisiknya. Selain dampak
percaya diri karena perubahan bentuk psikologis, body shaming juga
tubuhnya. Fenomena yang muncul termasuk tindak pidana yang dapat
saat ini yaitu munculnya tindakan dijerat dengan Undang-undang
body shaming yakni tindakan Informasi dan Transaksi Elektronik
mengomentari fisik, penampilan, atau Nomor 11 Tahun 2008, Pasal 27 Ayat
citra diri seseorang (Chaplin, 2005). 3, sebagaimana yang telah diubah
Body shaming yang terjadi pada oleh UU No. 19 Tahun 2016
dunia maya kerapkali terjadi di social Kondisi psikologis pada korban
media (sosmed) seperti instagram. body shaming salah satuunya adalah
Berdasarkan data dari pengaduan korban mengalami kecemasan
mengenai kasus body shaming ada (anxiety).Berdasarkan hasil
966 kasus penghinaan fisik (body wawancara pada tanggal 4 Februri
shaming) yang ditangani polisi dan 5 Februari 2020 salah tiga remaja
diseluruh Indonesia sepanjang tahun putri di korban Body Shaming
2018. Penelitian ini tidak hanya diketahui ia ingin pindah sekolah
berfokus pada bentuk ukuran tubuh disebabkan rasa malu karena
ideal karena body shaming tidak seringkali diejek tentang fisiknya oleh
sekedar terkait fat shaming (bentuk temannya.Hal tersebut membuat ia
tubuh yang besar) atau skinny takut ke sekolah dan merasa cemas
shaming (bentuk tubuh terlalu kurus), jika orang lain mengomentari fisiknya
tetapi body shaming juga mencakup lagi di sekolah baru.Remaja lainnya
segala aspek fisik seseorang yang mengakui bahwa ia sudah lama tidak
dapat dilihat oleh orang lain, seperti ke sekolah karena merasa malu dan
warna kulit, tinggi badan, yang takut diejek oleh teman-temannya.
dilakukan terhadap perempuan. Bagaimana remaja memandang
Perhatian khusus pada body dan menilai bentuk fisiknya, serta
shaming memang perlu dilakukan bagaimana remaja menilai segala

156 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021


pengalaman yang ia hadapi dari dalam penelitian ini adalah dengan
lingkungan sekitarnya mengenai menggunakan teknik random
fisiknya disebut dengan persepsi. sampling yakni mahasiswa yang ingin
Sulastri (2012) menyatakan bahwa mengikuti suvei ini.
persepsi adalah pengalaman .
seseorang terkait objek atau peristiwa
yang terbentuk karena adanya 3. LANDASAN TEORI
informasi yang disimpulkan dan
ditafsirkan oleh orang tersebut a. Persepsi
Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk mengetahui bagaimana Sumanto (2014) menyatakan
persepsi remaja tentang body persepsi adalah suatu kesadaran dan
shaming? penilaian individu akan adanya
oranglain atau perilaku orang lain
yang terjadi di sekitarnya.
2. METODOLOGI Sugihartono (Amiruddin, 2020)
menyatakan kemampuan otak
Penelitian ini dilakukan dengan manusia untuk menerjemahkan
metode penelitian survey deskriptif. stimulus atau proses untuk
Metode survey merupakan penelitian menerjemahkan stimulus yang
yang sumber data dan informasi masuk ke dalam alat indera
utamanya diperoleh dari responden individu disebut sebagai persepsi.
sebagai sampel penelitian dengan Rakhmat (2005) memaparkan
menggunakan kuesioner atau angket bahwa persepsi dibagi menjadi dua
sebagai instrumen pengumpulan data. bentuk yaitu positif dan negatif.
Teknik pengumpulan data Bagaimana manusia menilai positif
menggunakan kuisioner yang terdiri tentang dirinya dan pengalaman
atas pertanyaan tertutup dan terbuka. hidupnya akan membentuk persepsi
Analisis data dalam penelitian ini positif tentang peristiwa tersebut,
ialah mengatur, mengurutkan, demikian pula sebaliknya. Rozie
mengelompokkan, memberikan kode, (2018) menyatakan persepsi
dan mengategorikannya. Adanya membentuk tanggapan atas apa yang
kegiatan mengelompokkan, membuat individu lihat dari sebuah obyek dan
suatu urutan, memanipulasi serta akan mempengaruhi pola pikir
menyingkatkan data adalah supaya individu tersebut. Ada yang
data mudah untuk dibaca. mempersepsikan sesuatu itu baik
Populasi adalah mahasiswa yang atau persepsi yang positif
melaksanakan system belajar daring. maupun persepsi negatif yang
Sampel dalam penelitian ini adalah akan mempengaruhi tindakan
sebagian dari populasi yang telah individu yang tampak atau nyata.
disebutkan di atas yakni 28 .
mahasiswa Fakultas Psikologi b. Bullying Fisik (Body Shaming)
Universitas X di Makassar pada 1. Defenisi
sebuah kelas di Mata Kuliah Bidang Body shaming (Brigitta,
Psikologi Perkembangan. Teknik Aristarchus & Ryan, 2018)
pengambilan sampel yang digunakan merupakan suatu bentu
skekerasan verbal-emosional

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021 157


yang sering tidak disadari oleh memerhatikan tubuh dan menjadikan
pelakunya karena umumnya tubuh mereka sebagai objek (self-
dianggap wajar. objectification) yang akan berdampak
2. Ciri-ciri Body Shaming pada munculnya rasa cemas dan
Vargas (2015) memaparkan malu.Perasaan malu timbul dari
tiga ciri-ciri body shaming penilaian diri yang disebabkan
yakni: perasaan cemas atas penilaian orang
a. Mengeritik diri sendiri lalu lain terhadap dirinya (Dolezal,2015).
membandingkan dengan
orang lain.Misalnya
melihat diri sendiri lebih 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
gemuk dari orang lain. a. Hasil
b. Mengeritik orang lain di
depan mereka.Misalnya, Pengumpulan data dilakukan
mengatakan kulit orang dengan survei terkait persepsi,
lain lebih gelap sehingga kemudian dianalisis secara kuantitatif
perlu melakukan dengan teknik persentase. Subjek
perawatan. penelitian adalah 28 mahasiswa yang
c. Mengeritik penampilan bersedia mengikuti penelitian. Hasil
orang lain tanpa penelitian adalah sebagai berikut:
sepengetahuan
mereka.Misalnya Tabel 1. Pendapat Remaja tentang
membicarakan penampilan Intensitas seringkali Merasa Diejek oleh
Orang Lain
teman yang terlihat tidak
pantas dengan orang lain.
3. Dampak
Body shaming 17,9%

merupakan tindakan
75 %
kekerasan verbal (fisik) atau
pembullyan. segala bentuk 7,1 %
penghinaan yang dilakukan di
media sosial termasuk dalam
tindak pidana (Geofani,2019). Tabel 2. Pendapat Remaja tentang
Pelaku Body Shaming di Bagian Fisiknya yang Dianggap
Jelek/Buruk oleh Orang Lain
social media dapat dijerat
dengan Undang-undang
Informasi dan Transaksi 35,7%

Elektronik Nomor 11 Tahun 57,1%

2008, Pasal 27 Ayat 3, 21,4


sebagaimana yang telah %
21,4 %
diubah oleh UU No. 19 Tahun 14,3 %
2016.
10, 7 %
Damanik (2018) memaparkan
3,6 %
dinamika psikologis yang mengalami
body shaming bahwa individu yang 3,6 %

mengalami body shaming akan lebih

158 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021


Tabel 3. Perasaan Remaja ketika 2015). Berdasarkan hasil penelitian
mendapat Body Shaming dari Orang Lain bahwa sebanyak 17,9% remaja
menganggap dirinya kerap kali
mendapatkan perlakuan body
Ingin shaming dari orang lain, 75%
melawan 42,9% menyatakan kadang-kadang ia
mendapat perlakuan body shaming,
serta hanya 7,1% yang menyatakan
Takut tidak pernah memperoleh perlakuan
57,1 %
Melawan
body shaming orang lain.
Berdasarkan data hasil penelitian
diketahui bahwa orang lain yang
dianggap paling banyak melakukan
body shaming terhadap diri remaja
Tabel 4. Perilaku Remaja ketika
mendapat Body Shaming dari Orang Lain
yakni 67,5% berasal dari
pertemanannya. Perubahan sosial
yang terjadi, yaitu remaja akan lebih
64,3% dekat dengan teman sebayanya dan
3,6%
memisahkan diri dari orang tua
dengan maksud menemukan jati diri,
21,4 % remaja membentuk kelompok dan
39,3 % mengekspresikan segala potensi
14,3% yang dimiliki. Pada masa remaja
cenderung ingin mencoba hal-hal
17,9% baru, baik hal positif maupun hal
3,6 % negatif, hal negatif salah satunya
3,6 %
adalah kenakalan remaja. Menurut
asumsi peneliti,usia remaja pada saat
ini merupakan usia dimana remaja
mulai berpikir tentang bentuk
tubuhnya dan bagaimana cara dia
mengatasi perubahan tersebut dan
melihat dari bentuk tubuh orang lain,
Tabel 4. Orang Lain yang Dianggap
artis ataupun teman-temanya yang
seringkali Membully Fisik (Body
Shaming) pada Subjek lain dan disitulah menimbulkan
perlakuan body shaming dari melihat
b. Pembahasan bentuk tubuh temanya yang kurus
7,1% ataupun yang gendut.
Perlakuan body shaming adalah Hal di atas sejalan dengan data
pengalaman yang di25%
alami individu yang diperoleh dari penelitian ini
ketika kekurangan 39,3%
di pandang yakni 57,1% remaja menganggap
sebagai sesuatu yang negatif oleh bahwa berat badan remaja adalah
67,5 %
orang lain dari bentuk tubuhnya. bagian fisik yang paling sering
Perlakuan body shaming termasuk memperoleh body shaming dari
3,6 % verbal dengan
bullying secara orang lain. Pengalaman tersebut
membully badan seseorang (Dolezal, membuat remaja menilai fisiknya

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021 159


menjadi buruk sehingga terbentuk 39,3% menjadi tidak percaya diri,
persepsi negative terhadap dirinya 21,4 % menarik diri dari lingkungan
terkait berat badan. Rakhmat (2005) sosialnya, 17,9% menertawakan saja
memaparkan bahwa persepsi dibagi sikap orang lain kepadanya, 14,3%
menjadi dua bentuk yaitu positif dan melawan, dan 3,6% menyatakan
negatif. Bagaimana manusia menilai dianggap biasa saja.
positif tentang dirinya dan
pengalaman hidupnya akan 5. KESIMPULAN
membentuk persepsi positif tentang
peristiwa tersebut, demikian pula a. Kesimpulan
sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa remaja kerapkali
diketahui bahwa 42,9% remaja menganggap dirinya memperoleh
berfikir untuk melawan, tetapi 57,1% body shaming yakni sebanyak 17,9%
berfikir untuk tetap diam ketika remaja menganggap dirinya kerap
diejek terkait fisiknya. Rozie (2018) kali mendapatkan perlakuan body
menyatakan persepsi membentuk shaming dari orang lain, 75%
tanggapan atas apa yang individu menyatakan kadang-kadang ia
lihat dari sebuah obyek dan akan mendapat perlakuan body shaming.
mempengaruhi pola pikir individu Perlakuan body shaming dianggap
tersebut. Hal tersebut berarti bahwa paling banyak dilakukan oleh teman-
pengalaman yang dialami oleh temannya yakni sebesar 67,5%.
remaja terkait body shaming Perlakuan body shaming yang dialami
kemudian membentuk pemikiran remaja paling banyak terkait hal berat
remaja terkait permasalahan tersebut, badan atau gendut sebesar 57,1%.
dimana terdapat remaja yang berfikir Pengalaman tersebut menyebabkan
untuk melakukan perlindungan diri 42,9% remaja membentuk pemikiran
dengan cara melawan, namun untuk melawan, tetapi masih lebih
sebagian besar berfikir untuk banyak 57,1% memilih diam.
mengalah dengan cara diam.Hal ini Pemikiran tersebut menyebabkan
sejalan dengan pendapat Damanik munculnya 64,3% remaja memilih
(2018) bahwa dinamika psikologis diam dan menutup diri, 39,3%
yang mengalami body shaming menjadi tidak percaya diri, 21,4 %
bahwa individu yang mengalami menarik diri dari lingkungan.
body shaming akan berdampak pada
munculnya rasa cemas dan malu, b. Saran
salah satunya dengan diam atau Berdasarkan hasil penelitian,maka
tertutup. disarankan:
Rozie (2018) menyatakan persepsi 1. Pemberian psikoedukasi kepada
individu baik itu persepsi positif remaja, keluarga, dan masyarakat
maupun persepsi negative terhadap tentang dampak body shaming pada
suatu kejadian akan mempengaruhi remaja.
tindakan individu yang tampak atau 2. Pemberian penguatan kepada korban
nyata.Berdasarkan hasil penelitian body shaming untuk meningkatkan
diketahui bahwa 64,3% remaja asertifitas dan zkepearcayaa n
memilih diam dan menutup diri, dirinya.

160 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021


DAFTAR PUSTAKA Muhajir.2019. Body Shaming, Citra
Tubuh, Dan Perilaku Konsumtif
Aiken,L.R.1980.Content Validity adn (Kajian Budaya Populer).
Reliability of Single Items of MIMIKRI : Volume 5 Nomor
Questionnaires.Educational and Rozie, F, “Primary school teachers'
Psychological Measurement, 40: perceptions about the use of
955-959.DOI instructional media as a tool to
10.1177/001316448004000419. achieve learning objectives,
Alawiyah,D.2019. Pendekatan Persepsi guru sekolah dasar
Person-Centered Dalam tentang penggunaan media
Menangani Body Shaming Pada pembelajaran sebagai alat bantu
Wanita. Jurnal Mimbar Volume 1 pencapaian tujuan pembelajaran,”
Nomor 1 Widyagogik: Jurnal Pendidikan
Amiruddin, B, “The perception of dan Pembelajaran Sekolah Dasar,
educators and education vol. 5, no. 2, pp. 1-12, 2018. ISSN:
manpower on learning programs 2541-5468.
from home, Persepsi tenaga Sugiyono. 2008. Metode penelitian
pendidik dan tenaga kependidikan kuantitatif, kualitatif dan r & d.
terhadap program belajar dari Bandung: Penerbit Alfabeta.
rumah,” Jurnal As-Salam, vol. 4, Sulastri. 2012. Persepsi Mahasiswa
no. 1, pp. 28-36, 2020. doi: Terhadap Pemberitaan Terorisme
10.37249/as-salam.v4i1.146. Di Televisi. Skripsi Diterbitkan.
Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Yogyakarta. Program Studi Ilmu
Validitas. Yogyakarta : Pustaka Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
Pelajar Dan Humaniora Universitas Islam
Azwar, S.2010. Reliabilitas dan Negeri Sunan Kalijaga
Validitas : edisi 3. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Chaplin, J P. 2005. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta : Rajawali Pres
Damanik, T. M. 2018. Dinamika
Psikologis Perempuan Mengalami
Body shaming. Skripsi, Program
Studi Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Dolezal,L.2015.The Body and Shame
Phenomenology,Feminism, and
The Socially Shaped
Body.Lexington Books: London.
Geofani,D.2019. Pengaruh
Cyberbullying Body Shaming Pada
Media Sosial Instagram Terhadap
Kepercayaan Diri Wanita Karir Di
Pekanbaru. JOM FISIP Vol. 6:
Edisi II

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021 161

Anda mungkin juga menyukai