Anda di halaman 1dari 8

66

FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU BODY SHAMING DI MEDIA SOSIAL


Eva Nur Rachmah
Fakutas Psikologi Universitas 45 Surabaya
evanoer.rachma@gmail.com
Fahyuni Baharuddin
Fakutas Psikologi Universitas 45 Surabaya
fahyuni.b@gmail.com

Abstrak
Akhir akhir ini body shaming telah banyak diperbincangkan orang sehubungan dengan maraknya
kasus kasus penghinaan dan ejekan-ejekan di media sosial. Namun sayangnya, hal tersebut masih
dianggap biasa dan disepelekan. Padahal kenyataannya body shaming dapat dikategorikan sebagai
suatu bentuk kekerasan verbal atau bullying. Dampak terburuk dari body shaming adalah
timbulnya rasa depresi bagi korban. Body shaming adalah perbuatan mengkritik atau perbuatan
mencela bentuk, ukuran dan penampilan fisik orang lain. Banyak sekali contoh perbuatan body
shaming yang bertebaran di media sosial. Studi ini mengkaji mengenai apa yang melatarbelakangi
orang melakukan body shaming terhadap postingan foto seseorang di situs jejaring sosial, yang
menuai bayak komentar negatif terkait dengan body shaming. Telaah literatur yang akan dibahas
dalam uraian ini adalah mengenai faktor pembentuk body shaming di media sosial. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian fenomenologis. Teknik
pengumpulan data diperoleh dengan penelitian lapangan dengan metode observasi wawancara
dengan melibatkan beberapa informan yaitu dua orang yang aktif dalam menggunakan instagram.
Kajian ini nantinya berusaha memberikan perspektif tentang faktor pembentuk perilaku body
shaming di media sosial .
Kata kunci : Faktor pembentuk body shaming, media sosial.

Abstract
Recently, body shaming has been widely discussed by people due to the rampant cases of insults
and ridicule on social media. But unfortunately, this is still considered normal and underestimated.
Even though in reality body shaming can be categorized as a form of verbal violence or bullying.
The worst impact of body shaming is the emergence of a sense of depression for the victim. Body
shaming is an act of criticizing or acting to denounce the shape, size and physical appearance of
others. There are so many examples of body shaming that are scattered on social media. This study
examines what lies behind people doing body shaming on someone's photo posts on social
networking sites, which reap a lot of negative comments related to body shaming. The literature
review that will be discussed in this description is about the factors forming body shaming in
social media. This study uses qualitative research methods with a type of phenomenological
research. Data collection techniques were obtained by field research with interview observation
methods by involving several informants, namely two people who were active in using Instagram.
This study will try to provide a perspective on the forming factors of body shaming behavior in the
social media.
Keywords: Forming body shaming factors, social media.

Body shaming akhir-akhir ini sedang banyak jika dilakukan secara terus menerus tentu akan
dibicarakan sehubungan dengan meluasnya kasus berdampak pada mentalnya. Misalnya korban jadi
penghinaan disertai ejekan-ejekan di media sosial. merasa minder, terkucil dan hal ini yang akan
Lalu apakah body shaming itu ? Body shaming berpengaruh pada mental korban body shaming.
adalah mengkritik atau memberi komentar negatif Pada mulanya, body shaming hanya menjadi trend
pada bentuk fisik seseorang dengan sengaja atau untuk bahan becandaan saja, tetapi lama kelamaan
pun tidak. Hal ini dapat menyebabkan korban body menjadi serius hingga menjatuhkan atau menjelek-
shaming merasa tersinggung bahkan sakit hati yang jelekkan orang lain, yang dapat mengakibatkan
dapat berdampak lebih jauh pada kesehatan ketidaknyamanan dari orang yang menjadi objek
mentalnya. Mungkin bagi beberapa orang tindakan body shaming tersebut. Ditambah lagi seperti saat
body shaming hanya sekadar bercanda, akan tetapi ini penggunaan kata-kata seringkali tidak

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019


PSIKOLOGI SOSIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
PELUANG & TANTANGAN
Fakultas pendidikan Psikologi, Aula C1, 4 Mei 2019
67

terkontrol ketika menggunakan media sosial tidak jadi tidak tenang. Pada saat ini era media sosial
secara bijak. Bila kondisi body shaming ini masih dapat membuat kita lebih mudah merasa iri dengan
tetap berlanjut dalam jangka waktu yang lama, orang lain terutama pada teman. Melalui media
maka akan mempengaruhi harga diri atau self sosial inilah, mereka dapat memamerkan apapun
esteem seseorang, meningkatkan isolasi menarik yang dimilikinya, mulai dari barang barang mewah
diri, menjadikan seseorang rentan terhadap stress koleksinya, pengalaman pengalaman jalan jalan ke
dan depresi serta rasa tidak percaya diri. luar negeri atau kehidupan yang glamour. Melihat
Media sosial (Medsos) merupakan salah satu dari hal itupun terkadang kita bisa merasa iri dan
bentuk kemajuan teknologi informasi dan menganggap mereka memiliki kehidupan yang
komunikasi. Melalui media sosial yang semakin sempurna dan bahagia dibandingkan kita. Perasaan
banyak ini maka memungkinkan informasi cemburu atau iri terhadap barang, kesuksesan
menyebar dengan mudah di masyarakat. Informasi ataupun kecantikan orang lain bisa membuat kita
dalam bentuk apa pun dapat disebarluaskan dengan memiliki penyakit hati. (Smith., dkk 2007)
mudah dan cepat sehingga mempengaruhi, gaya Menurut wawancara dengan dr. Yunias Setiawati,
hidup, cara pandang serta budaya suatu bangsa. SpKJ(K) (Briggita, 2018) ada empat jenis
Melalui media sosial, manusia diajak berdialog, kekerasan yang sering terjadi, yaitu meliputi fisik,
mengasah ketajaman nalar dan psikologisnya verbal-emosional, seksual, dan ekonomi. Body
dengan alam yang hanya tampak pada layar, namun shaming merupakan suatu bentu kekerasan verbal
sebenarnya mendeskripsikan realitas kehidupan emosional yang sering tidak disadari oleh
manusia. Namun, kehadirannya tidak disangkal pelakunya karena umumnya dianggap wajar.
bahwa pesan-pesan yang ditayangkan melalui Menggambarkan sebuah perilaku baik yang terbuka
media elektronik dapat mengarahkan khalayak, (overt) atau tertutup (covert), kata ‗kekerasan‘
baik ke arah perilaku prososial maupun digunakan untuk menjelaskan kata yang bersifat
antisosial.(Sunarto, 2000). Body shaming adalah menyerah (offensive) atau yang bersifat bertahan
perbuatan mengkritik atau perbuatan mencela (defensive) yang di sertai penggunaan kekerasan
bentuk, ukuran dan penampilan fisik orang lain. terhadap orang lain. (Douglas., dkk 2002). Menurut
(Chaplin, 2005). Banyak sekali contohnya dr. Yunias Setiawati, SpKJ(K), secara garis besar,
perbuatan perbuatan yang ada di media sosial. kekerasan terbagi menjadi dua jenis yaitu
Contohnya : tuh orang masih muda tapi badan dah kekerasan verbal (psikis) dan kekerasan fisik.
melar kaya emak emak, cewek tuh cakep sih, tapi Kekerasan fisik dapat menyebabkan bekas luka
sayang hidungnya kok pesek yaaa...kok kulitnya maupun memar (nampak) di tubuh korbannya,
item gitu yaa, padahal bapak ibunya putih, dan lain sedangkan kekerasan verbal dapat menyebabkan
sebagainya. Apabila ingin mengetahui lagi lebih trauma psikis karena ucapan yang menyakitkan
banyak contohnya, silakan menuju ke kolom kolom atau tidak menyenangkan, seperti mempermalukan
komentar pada unggahan foto yang ada di berbagai di depan publik dan tentunya body shaming juga
platform media sosial. Di sana ada banyak termasuk dalam bentuk kekerasan secara verbal
ditemukan beraneka ragam kalimat yang (bullying), posesif (biasanya dalam relasi dengan
menunjukkan body shaming dan berbagai ejekan pacar/suami istri), dan menyudutkan korban dalam
yang sangat keji. Body shaming dan ejekan hanya permasalahan tertentu.( Brigitta, 2018). Menurut
bisa ditemukan pada orang yang memiliki hati yang Siti Mazdafiah, Direktur Savy Amira Women Crisis
jahat dan memiliki penyakit di dalam hatinya. Latar Centre, body shaming adalah suatu pandangan
belakang mengapa orang melakukan body shaming yang diberikan oleh masyarakat terkait standar
diantaranya adalah sesungguhnya ia merasa minder tertentu atas tubuh kepada seseorang yang
dengan dirinya sendiri, tidak bahagia dengan menyebabkan timbulnya rasa malu pada diri
hidupnya, berasal dari keluarga dengan pola didik korban. (Brigitta, 2018) . Body shaming erat
yang tidak sehat, dan memiliki sifat sombong kaitannya dengan citra tubuh, yaitu mengenai
sehingga membuatnya iri dan dengki. Perasaan pembentukan persepsi mengenai tubuh yang ideal
cemburu rupanya tidak hanya pada pasangan saja. menurut masyarakat, sehingga muncul suatu
Adakalanya kita merasa cemburu kepada sahabat standar kecantikan yang membuat seseorang
kita bahkan juga saudara. Rasa cemburu biasanya merasa rendah diri apabila tidak dapat mencapai
datang tanpa kita sadari tapi berujung pada standar tersebut. Di Indonesia contohnya, seorang
perasaan iri dan khawatir sehingga membuat hidup perempuan dianggap cantik apabila berkulit putih,

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019


PSIKOLOGI SOSIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
PELUANG & TANTANGAN
Fakultas pendidikan Psikologi, Aula C1, 4 Mei 2019
68

berambut lurus dan panjang, serta bertubuh memberikan dukungan psikis dan emosional, malah
langsing. Dengan adanya standar kecantikan ini, melakukan body shaming ke anaknya sendiri.
seringkali perempuan yang dianggap tidak Misalnya, berkomentar ―kamu kok gendutan sih
memenuhi standar lantas mendapatkan perlakuan dek‖, ―kulitmu ga sebersih kakakmu‖, ―kamu niru
berbeda, seperti sindiran yang secara disengaja siapa sih rambutnya keriting‖. Kemudian anak
maupun tidak hal tersebut dapat dikategorikan yang seperti ini akan membawa nuansa tersebut di
sebagai suatu kekerasan verbal yang selanjutnya lingkungan sekolah, permainan atau pergaulan.
lebih umum disebut sebagai body shaming. Jadi, sebebnarnya tidak ada anak yang dilahirkan
Diantara ciri-ciri perilaku body shaming, adalah : 1) untuk mempermalukan bentuk tubuh anak lain,
Mengkritik penampilan sendiri, melalui penilaian sampai orangtua atau lingkungan mengajarinya
atau perbandingan dengan orang lain (seperti: menurut Psikolog yang juga sebagai head of
"Saya sangat jelek dibandingkan dia." "Lihatlah Bullying Crisis Center, Lutfi Arya, M.Psi.,
betapa luas bahuku.") 2) Mengkritik penampilan Psikolog.
orang lain di depan mereka, (seperti: "Dengan paha
itu, Anda tidak akan pernah mendapatkan teman METODE
kencan.") 3) Mengkritik penampilan orang lain Informan Penelitian
tanpa sepengetahuan mereka. Seperti: "Apakah Informan dalam penelitian ini adalah dua orang
Anda melihat apa yang dia kenakan hari ini? Tidak yang aktif dalam penggunaan media sosial yaitu
menyanjung." "Paling tidak Anda tidak terlihat instagram dan subjek adalah para pelaku body
seperti dia!" (Vargas, 2015). shaming.
Pengamat Sosial berikut juga Ketua Program Studi Tekhnik pengumpulan data
Vokasi Komunikasi UI Dr. Devie Rahmawati Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dalam radar jawa post 31 Maret 2019 mengatakan adalah :
ada empat penyebab body shaming yaitu pertama, a. Wawancara, Wawancara yanng dilakkukan
kultur patron klien yang berarti orang yang diatas dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi
atau hartanya berlebih, tenar, memiliki kekuasaan terstruktur . Yaitu wawancara yang menggunakan
itu yang bisa melakukan apapun. pedoman wawancara dengan mengacu pada teori
Problemnya, kata dia, dahulu orang yang yang digunakan pada praktiknya agar dalam proses
melakukan body shaming tidak terdeteksi, namun pengambilan data lebih dinamis. (Emzir, 2012).
sekarang meninggalkan jejak di media sosial dan b. Observasi, dalam penelitian ini dilakukan yaitu
membuat perasaan si objek tidak nyaman karena observasi non partisipan, observer tidak terlibat
tersebar lebih luas. ―Dulu hinaan kan paling di dalam aktivitas yang dilakukan observee. Namun
dengar satu dua orang. Tapi sekarnag seluruh dunia observer dapat mengamati apa yang observee
dan membuat orang yang terima penghinaan lakukan. (Kusdyanti., dkk 2015)
semakin stress. Kedua, yaitu patriaki. Yakni, ketika c. Behavior Check list, berisi aitem pertanyaan
perempuan cenderung menjadi objek dari lelucon terkait dengan pelaku body shaming.
terkait tubuh. ―Gendut, kurus, item, jarang laki laki Teknik analisis
dikatakan begitu. Perempuan banyak elemennya , Analisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ini adalah budaya patriaki. Ketiga, minimnya dengan melakukan penelitian fenomenologi dengan
pengetahuan bahwa body shaming adalah perilaku Analisis Isi Kualitatif (AIK). AIK adalah metode
yang salah atau buruk dan saat ini dapat penelitian yang bertujuan untuk menafsirkan isi
dipidanakan jika ada aduan. Faktor keempat adalah data berupa teks secara subjektif melalui proses
post kolonial. Yaitu virus dimana orang Indonesia pengklasifikasian secara sistematis berupa
selalu melihat sesuatu yang kebarat baratan seperti pengkodean atau tema. Tujuan analisis ini
putih, tinggi, mancung adalah sempurna. mengungkap isi atau makna dari sebuah teks sesuai
Sedangkan pendek, hitam, bertubuh besar itu konteksnya. Data teks bersifat lisan dan rekaman
buruk. Alam mentalnya adalah keren itu putih dan elektronik atau cetakan ( Supratiknya, 2015). Data
cantik. Banyak iklan mempengaruhi alam mental penelitian berupa rekaman elektronik yang akan
bahwa cantik itu putih. ditranskripkan kedalam bentuk tulisan. Tujuan
Ada beberapa penyebab mengapa orang klasisfikasi disini adalah untuk memperoleh sebuah
melakukan body shaming. Dimulai dari lingkungan deskripsi yang kaya dan padat tentang fenomena
keluarga, dimana orang tua yang seharusnya yang diteliti.

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019


PSIKOLOGI SOSIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
PELUANG & TANTANGAN
Fakultas pendidikan Psikologi, Aula C1, 4 Mei 2019
69

Analisis ini dilakukan dengan pendekatan induktif mentari jadi sekarang jerawatan
atau biasa disebut dengan analisis isi konvensional . orang gitu yaaa.. padahal dulunya
Analisis isi konvensional memiliki tujuan untuk lain. ngga. Terus dekil
mendeskripsikan sebuah fenomena yang bertolak pula...padahal kalo ibu tau
dengan fakta yang ada pada data. Pendekatan ini yaaa.. si Ida ini dulunya
cocok dipilih apabila belum ada atau masih sedikit cantik lho bu...makanya
teori atau hasil hasil penelitian sehingga masih saya terkaget kaget ngeliat
belum tersedia pengetahuan yang cukup tentang dia yang sekarang. Ini
fenomena yang ingin diteliti. (Supratiknya, 2012). nihhh..saya liatin fotonya
nihhh..kaannn..beda banget
HASIL ANALISIS dengan yang
Deskripsi Informan sekarang...hahhahhahaaaa...
Informan TS Informan RPG TS100419W2/24-25
Nama TS RPG Kalo menurut saya sih
Usia 25 tahun 21 tahun tergantung penerimaan
Status Karyawan Mahasiswa masing masing orang sih
Jenis Perempuan Perempuan buuu..dia aja yang baper.
Kelamin Kan kalo saya ngomongin
Latar Jawa Jawa gitu ke dia kan sebenernya
belakang untuk kebaikan dia sendiri.
budaya Bukannya ngenyek
Pendidikan S-1 S-1 yaaa...wkwkwkwkwkkwkk.
..padahal asline iku
1. Informan TS ngenyek
Tema Subtema Verbatim yooooo...wkwkwkwkwkwk
k...
Faktor Merupak Kan biasa toh bu...saya TS100419W2/26-27
pembe an hal mengingatkan dia, Kalo saya sih bu... saya kan
ntuk yang wajar...tidak pernah orangnya ceplas ceplos,
body biasa, ketemu, sekalinya ketemu jadi keliatan tidak sesuai
shami tergantun di medsos akhirnya saya lalu saya omongin ke
ng g pada melihat dia dengan orangnya langsung.
penerima perubahan yang drastis. Apalagi kalo menurut saya
an Secara dulu, dia yang saya kalo kaya gitu kan ada
masing kenal orangnya kurus, pengaruh budaya, misal
masing cantik, putih. Lha kok kaya saya nih..dari
subjek, ketika dia posting foto di surabaya. Omongan saya
kritikan IG berubah semuanya. Jadi ya gini ini, kasar, kadang
yang item, gendut, jerawatan kalo ada teman lama tidak
membang pula. Kaya ngga dirawat pernah ketemu, lalu ketemu
un. Artis gituuu.. hahahhaaahaa.. wisss...langsung ya opo
sebagai TS100419W2/19-21 kabare cuk, sik urip tak
role Hehhhh daaa...kok koen..tambah elek ae koen
model. sekarang kamu gendut gitu cuk...wakakakakkakkkak..i
Pengaruh sihhh, makan apa aja sihhh ya kannn...
budaya. buuu...hahahahaha, olah TS100419W2/28-29
Mempun raga donk buuu...kurangin Emmmmmm...kalo sama
yai akun makan malam, jangan orang lain, yang ga aku
anonim terlalu banyak makan kenal pernah juga sihhh...
sehingga karbo. waktu itu siapa yaaa..
leluasa TS100419W2/22-23 oooo..ngolokin artis siapa
mengko Ga tau tuh orang kenapa gitu...ada itu tuh si Audy

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019


PSIKOLOGI SOSIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
PELUANG & TANTANGAN
Fakultas pendidikan Psikologi, Aula C1, 4 Mei 2019
70

Item. Kan sekarang setelah 2. Informan RPG


menikah dan melahirkan Tema Subtema Verbatim
badannya gede, bulet gitu..
wkwwkkwwkwkwkwkkwT Faktor Merupakan Kalo saya sih kalo
S100419W2/30-31 pembent hal yang temen sendiri kalo dia
Kan kalo saya pikir artis uk body biasa, ada yang perlu
banyak duit, sebagai orang shaming tergantung diomongin ke dia
yang banyak menjadi pada biasanya aku selalu
sorotan publik, masuk tv, penerimaan langsung negur gitu..
kan harusnya yang masing Kek contohnya lo
kereennn laaaahhh..masak masing sekarang kok iteman
ga merhatiin subjek, yaaa..kucel gitu..ke
badannya...kan bisa dengan kritikan salon giihh..
jalan operasi, apalagi yang RPG140419W3/12-13
sekarang kan lagi booming membangu Bagi saya biasa aja
operasi sedot lemak, wajah n. Merasa sih.. kan saayanggg,
aja jaman sekarang bisa tuh iri dengan makanya saya kasih dia
di operasi. Misal pengen keberuntun masukan
hidungnya mancung, gan orang RPG140419W3/14-15
tinggal dimancungin, tarik lain. Iseng, Tergantung penerimaan
benang terus apalah itu..ya mengusir masing masing orang
namanya aja publik rasa bosan. kali yaaa...contohnya
figureTS100419W2/32- Memiliki saya nihhh...dikatain
33W akun bermutu
Waktu itu sihhh saya anonim RPG140419W3/16-17
berkomentar apa yaaa sehingga Muka tua...
waktu ituu..oh yaaaa.. merasa hahahahahhaaaahahaa..
―sekarang gendutan yaaa, lebih .aku sih biasa
olah raga donk mbaa.. leluasa aja...biarin aja...ngga
liposuction‖ mengkome baper sayanya.Toh juga
TS100419W2/34-35 ntari orang ngga kalong. Makanya
Yaaaa...disaat ga ada lain. kan seperti saya bilang,
kerjaan d kantor, tapi itu tergantung
memang saya suka penerimaan masing
memfollow akun akun mak masing orang.
rumpita, lambe turah. Terus RPG140419W3/18-19
kalo dibahas sama temen Ada yang diomongin
sampe kaya ngga ada gitu aja udah ngambeg
habisnya apalagi kalo ga terima, ada yang
ngejulidin nanggepinya sante
orang..hahahahhaaa... sante aja.
TS100419W2/36-37 RPG140419W3/20-21
Ya bukan akun riil Ini kan sosmed
lahhh..saya punya beberapa kelesss..ngapain kita
akun anonim. Ya itu khusus baper, yang ada malah
untuk ngejulidin orang sakit hati.
wkwkwkwkwkk... RPG140419W3/22-23
TS100419W2/38-39 Saya kan aktif di
instagram dan banyak
memfollow akun akun
yang nyinyir nyiyir
gitu, kek makrumpita,

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019


PSIKOLOGI SOSIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
PELUANG & TANTANGAN
Fakultas pendidikan Psikologi, Aula C1, 4 Mei 2019
71

lambe nyinyir, lamtur. . RPG140419W3/34-


RPG140419W3/24-25 35
Biar ga bosen aja Komen saya waktu itu
hahahahhahaaa...ngejul apa yaaa...ohh gini
idin orang nihh..kalo udah cantik
hahahahahaaaa...juahatt dari kandungan mah
t yaaa... bebasss...kesian si
RPG140419W3/26-27 belajaer ga ada cela
Kek seperti itu tuhhh si untuk menghina mm
Dian Nitami, kan gigi...lalu saya kasih
suami nya si emot melet
Anjasmara ganteng gitu...wkwkwkwkwkk..
banget. Kok yaa . RPG140419W3/36-
Anjasmaranya mau ya 37
dengan Dian Nitami Yang bikin seru itu kan
yang secara hidungnya banyak yang
pesek nimbrungin, yang
gitu...hahahahahahahah menanggapi komen
aa... kita, kan kek gitu
RPG140419W3/28-29 malah jadi memperkuat
Kadang ada perasaan yaaa..? malah makin
iri, kok padahal ga seru.wkwkwkwkwkwk
cantik tapi suaminya k....kan kita
ganteng sihhh.. bersembunyi dibalik
RPG140419W3/30-31 fake account kita tohh..
Terus ada lagi tuh RPG140419W3/38-39
istrinya si Ernest. Iseng aja, mengusir
Ernest yang di stand up rasa bosan, disaat saat
comedy yang ganteng penat mengerjakan
ituuu..itu kan istrinya skripsi. Hahahahahaa...
jelek, kalo disandingin RPG140419W/40-41
sama Ernest ga pantes
banget. Masa istrinya Pembahasan
artis kaya gitu... item, Globalisasi merupakan salah satu indikator
kucel, rambutnya bagaimana sebuah budaya bisa menggeser nilai
pendek gayanya atau cara pandang kita bahkan kebiasaan kita.
tomboy dicat kuning Globalisasi adalah salah satu bentuk proses
pula rambutnya, kek ga integrasi internasional yang terjadi karena adanya
matching banget sama pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran
warna kulitnya... dan aspek aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi
RPG140419W3/32-33 dengan menggeser aspek kebudayaan yang sudah
Pernah, waktu itu ada ada kepada aspek yang lain ternyata menghasilkan
postingan fotonya Gigi, budaya populer yang sangat dekat dengan
Nagita Slavina. Kan itu masyarakat. (Grayson., dkk 2009).
banyak yang komen Lalu bagaimana ketika sesuatu yang dianggap
juga tuhhh..ga saya dekat dengan masyarakat, menjadi salah satu
aja..mereka memuji penyebab kekerasan verbal yang bisa membuat
muji si Gigi dengan depresi? Misalnya, ketika boneka Barbie dan Ken
gayanya yang anggun, booming di seluruh dunia akibat globalisasi.
elegan, berkelas, beda Ternyata Barbie sendiri mengubah pandangan
dengan si hampir sebagian besar masyarakat terutama wanita
balajaer...hahahahahaa. dan pria. Barbie ternyata mendekonstruksi
pemikiran masyarakat tentang standarisasi cantik

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019


PSIKOLOGI SOSIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
PELUANG & TANTANGAN
Fakultas pendidikan Psikologi, Aula C1, 4 Mei 2019
72

itu sendiri. Cantik digambarkan oleh Barbie harus penerimaan masing masing orang, kritikan yang
berwajah mulus dan putih, berbadan langsing, membangun, artis sebagai role model, adanya
berambut panjang dan lain lain. Mayarakat yang pengaruh budaya, mempunyai akun anonim
menganggap cantik harus seperti Barbie. Ternyata sehingga leluasa mengkomentari orang lain.
menyebabkan hampir sebagian besar perempuan Subjek kedua yaitu merupakan hal yang biasa,
yang tidak seperti Barbie terdiskriminasi, tergantung pada penerimaan masing masing orang,
mengalami beberapa kekerasan verbal yang kritikan yang membangun, merasa iri dengan orang
menyakitkan, yang dianggap mengguncang lain, iseng dan mengusir rasa bosan, memiliki akun
psikologis seseorang. Semisal ketika Barbie anonim sehingga merasa lebih leluasa
menerapkan kata cantik harus langsing, perempuan mengkomentari orang lain.
perempuan yang tidak langsing akan mengalami Saran
body shaming.(Grayson., dkk 2009) Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
Biasanya yang berkomentar tentang body shaming 1. Untuk informan, belajar untuk menghargai
bukan laki laki tapi justeru perempuan kepada orang lain dengan tidak melakukan body
sesama perempuan lainnya. Dan bahkan datang shaming, karena kebiasaan melakukan body
dari orang yang tidak dekat bahkan belum kenal shaming biasanya karena fakor pergaulan,
sama sekali. Menurut psikolog yang memiliki nama ketika ada teman yang melakukan body
lengkap Roslina Verauli, M.Psi., Psikolog. Dalam shaming biasanya secara otomatis kita juga
wawancara bersama beliau saat diskusi buku melakukan hal yang sama. Belajar untuk
Imperfect mengatakan bahwa yang menjadi faktor mengubah kebiasaan mengkritik orang lain dan
penyebab perempuan Indonesia cenderung lebih mencoba belajar untuk memuji penampilan
sering mengkomentari penampilan bahkan fisik orang lain. Mulailah belajar menghargai diri
sesama perempuan adalah pertama, karena sendiri, karena pada dasarnya kebiasaan body
kebetulan kita tinggal dalam iklim budaya yang shaming juga bermula dari mental kita yang
memang in group nya kuat. Artinya, kebiasaan ini belum bisa menerima diri sendiri secara apa
membuat seseorang cenderung memperlakukan adanya. Rubahlah mindset kita tentang fisik dan
orang lain layaknya saudara bahkan yang kecantikan, bahwa setiap orang memiliki
sebenarnya tidak terlalu dekat. Maka dengan keunikan masing-masing sehingga kita dapat
kebiasaan itulah yang memang sudah lumrah ini, menghargai diri sendiri dan dengan begitu kita
banyak orang akhirnya merasa bahwa berkomentar pasti dapat menghargai orang lain.
adalah hal yang wajar dilakukan walaupun baru 2. Untuk masyarakat, body shaming adalah
beberapa kali bertemu. Dan memang biasanya tindakan mengkritik atau memberi komentar
komentar tersebut mengacu pada isu yang sensitif negatif orang lain. Tentunya hal ini dapat
seperti fisik atau penampilan. Seperti contohnya, eh menyebabkan korban body shaming merasa
kok gemukan ya sekarang? Atau pertanyaan lain tersinggung bahkan sakit hati yang dapat
yang sering muncul juga, kapan kawin?. Kedua, berdampak pada kesehatan mentalnya.
kadar kepercayaan diri juga menjadi penyebab lain Misalnya korban menjadi merasa minder,
mengapa perempuan cederung lebih vulgar saat terkucil, malu, merasa stress, kurang percaya
memberikan komentar pada sesamanya. Ketiga, diri dan hal ini yang akan berpengaruh pada
yang memiliki self esteem yang rendah. mental korban body shaming.
Dampaknya mereka jadi merasa bitter. Kadang
kala mereka yang bitter hidupnya ingin UCAPAN TERIMAKASIH
melampiaskannya, ingin merelease bitternya. Penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan
Sehingga seseorang melampiaskan apa yang tidak untuk penelitian ini dengan skema penelitian dosen
ada dalam kehidupannya dengan cara berkomentar, pemula (PDP) serta publikasi artikel ini. Penelitian
tidak senang melihat orang lain happy. ini didukung oleh dana penelitian dari Direktorat
Jenderal Penguatan Penelitian dan Pengembangan,
PENUTUP Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada
Simpulan Masyarakat, Kementerian Riset, Teknologi, dan
Benang merah dalam penelitian ini yang Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
melatarbelakangi orang melakukan body shaming
di sosial media yaitu pada subjek pertama :
merupakan hal yang biasa, tergantung pada

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019


PSIKOLOGI SOSIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
PELUANG & TANTANGAN
Fakultas pendidikan Psikologi, Aula C1, 4 Mei 2019
73

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni Stevany Putri ,Brigitta. 2018.
Perancangan Kampanye ―Sizter’s Project‖
sebagai Upaya Pencegahan Body Shaming.
Jurnal Program Studi Desain Komunikasi
Visual, Fakultas Seni dan Desain Universitas
Kristen Petra Surabaya.
A, Supratiknya. 2012. Penilaian Hasil Belajar
Dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi.
Jakarta : Rajawali Press.
Douglas, J. & Frances Chaput Waksler. 2002.
Teori-Teori Kekerasan. Jakarta: PT. Ghalia
Emzir.2012. Metodologi Penelitian kualitatif :
analisis data. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Grayson, K., Davies, M., & Philpott, S.
(2009). Pop Goes IR? Researching the Popular
Culture—World Politics Continuum. Politics,
29(3), 155–163. doi:10.1111/j.1467-
9256.2009.01351.x
https://www.facebook.com/bullyingcrisiscenter/

https://nakita.grid.id (kompas gramedia).


Perempuan Lebih Sering Lakukan Body
Shaming, Ini Alasannya Menurut Psikolog.

https://www.jawapos.com/
Kusdiyati, S., Fahmi, I.(2015). Observasi
Psikologi. PT. Remaja Rosdakarya Bandung.
Smith, R. H., & Kim, S. H. (2007). Comprehending
envy. Psychological Bulletin, 133(1), 46–
64.doi:10.1037/0033-2909.133.1.46
Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi
(Jakarta: Fak Ekonomi UI, 2000)
Vargas, E. (2015). Body-shaming: What is it & why
do we do it?. https://www.
waldeneatingdisorders.com/bodyshaming-what-
is-it-why-do-we-doit/diunduh pada tanggal
13/4/2019

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Psikologi Sosial 2019


PSIKOLOGI SOSIAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0:
PELUANG & TANTANGAN
Fakultas pendidikan Psikologi, Aula C1, 4 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai