Anda di halaman 1dari 10

DEFINISI PRASANGKA SOSIAL

(PRASANGKA KOMPLEKS, PROPAGANDA, DESAS DESUS


DAN PEMBAGIANNYA)

ARTIKEL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Psikologi Sosial”
Yang dibina oleh Bapak Fuad Hasan S.Pd., M.Pd

Oleh :
Kelompok 15/Kelas B
Meidiana Utami (180210201068)
Yesi Novia (180210201078)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Abstrak
Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, manusia mulai dihadapkan dengan
permasalahan yang semakin kompleks pemecahannya. Bersama dengan itu pula,
manusia mulai di kenalkan dengan ilmu yang diciptakan tujuannya untuk
mempelajari hubungan manusia dengan individu ataupun kelompok. Ilmu ini
yang kita kenal dengan Psikologi Sosial. Hal tersebut yang akhirnya juga
mendorong penulis untuk menyampaikan pemahamannya terkait ilmu Psikologi
Sosial. Psikologi sosial pada dasarnya diciptakan agar manusia nantinya mampu
mempelajari hubungannya dengan manusia lain. Namun, di dalam psikologi
sosial tidak hanya membahas terkait pemahaman yang bersifat umum tentang
hubungan manusia. Melainkan di dalam keilmuan ini turut membahas dari sudut
pandang yang sifatnya khusus dan merinci. Misalnya, dalam Psikologi Sosial ini
kita akan membahas mengenai Prasangka Sosial. Oleh karena itu, dalam tulisan
ini Penulis akan mencoba mengkaji terkait sudut pandang dalam Psikologi Sosial
yang tidak diketahui oleh banyak orang. Apabila kita pahami lagi mungkin bagi
beberapa orang tentu asing dengan istilah ini. Akan tetapi, hal ini justru
berbanding terbalik dengan orang-orang yang bersentuhan langsung dengan
keilmuan yang bersifat Sosial Humaniora, di mana dalam Ilmu Sosial seperti
Psikologi ini kita justru diharuskan untuk mempelajari serta memahami tentang
Prasangka Sosial. Maka di sini penulis akan menyajikan mengenai gagasan yang
berkaitan dengan Prasangka Sosial. Namun sebelum itu kita tentunya harus
mengetahui apa yang dimaksud dengan Prasangka Sosial, di sini Prasangka
Sosial dapat kita artikan sebagai emosi sosial. Selain sebagai emosi sosial
ternyata Prasangka Sosial menurut beberapa ahli diartikan sebagai bentuk
penilaian terhadap sesuatu yang mendahului kehendak (Gardner,1940). Adanya
pembahasan yang diringkas terkait Prasangka Sosial ini nantinya diharapkan
mampu menjadikan pembaca memiliki sedikit gambaran mengenai Prasangka
Sosial serta hal-hal yang berhubungan dengan Prasangka Sosial.

Kata kunci : Perkembangan zaman, Psikologi Sosial, dan Prasangka Sosial


A. Pendahuluan
Dewasa ini dunia terus mengalami kemajuan, baik kemajuan dalam bidang
teknologi maupun kemajuan dalam penyampaian informasi. Perkembangan
dalam bidang teknologi telah banyak kita jumpai melalui penemuan-penemuan
yang berbasis IPTEK, bersamaan dengan ini pula penyampaian informasi juga
mengalami perkembangan yang semakin hari kian semakin pesat. Hal ini dapat
kita lihat bersama bahwa saat ini ketika manusia akan bertukar informasi Ia
tidak perlu lagi harus menyaksikan secara langsung, melainkan saat ini mereka
semua dapat bertukar informasi hanya melalui genggaman tangan. Akan tetapi,
perlu kita waspadai bersama bahwa dengan adanya kemudahan yang diberikan
ternyata perkembangan informasi juga memiliki dampak buruk bagi kehidupan
manusia.
Seperti yang disampaikan sebelumnya bahwa perkembangan informasi saat ini
ternyata juga memiliki dampak buruk tersendiri bagi kelangsungan hidup
manusia, hal ini bukan sekadar isapan jempol semata melainkan benar-benar
terjadi. Memang benar, apabila saat ini tengah banyak beredar mengenai
penyalahgunaan penyampaian informasi atau yang biasanya dikenal dengan
berita hoax. Adanya penyalahgunaan informasi ini tentu memiliki dampak yang
signifikan terhadap kelangsungan hidup manusia, misalnya saja terkait
hubungan sosial manusia dengan lingkungan sekitarnya. Seperti yang baru-
baru ini terjadi di awal April 2019, media sosial diramaikan dengan tagar
justiceforaudrey hal ini terkait berita Anak SMP yang dikeroyok oleh 12 Siswi
SMA, apabila kita mengambil kesimpulan yang bersifat Subjektif maka kita
akan menaruh prasangka bahwasannya 12 orang siswi SMA ini adalah orang
jahat. Akan tetapi, sejatinya kita tidak diperkenankan untuk menyimpulkan
sesuatu dengan apa yang kita lihat. Sebagai penikmat jejaring sosial berita atau
informasi semacam ini harusnya kita mencari kebenaran informasi ini terlebih
dahulu. Kita tahu bahwasannya berita ataupun informasi yang disampaikan
oleh satu sumber sangat mempengaruhi prasangka jutaan manusia di luaran
sana. Hal ini sejalan dengan ketika manusia menerima informasi yang belum
tentu kebenarannya namun menjadi perbincangan di tengah masyarakat maka
ini akan menimbulkan gambaran tersendiri bagi dirinya dan secara bersamaan
itu pula Ia memiliki gambaran (prasangka) berdasarkan apa yang Ia terima dari
informasi ini. Ketika hal ini terus-menerus kita biarkan tentunya berbahaya
karena ditakutkan menyebabkan muncul berbagai perspektif tanpa didasarkan
pada kebenaran.
Menghadapi hal ini , kemudian yang mendorong penulis menyampaikan terkait
prasangka sosial. Hal ini bukan sebagai tuntutan saja, melainkan sebagai
kontribusi penulis untuk menyadarkan mindset pembaca. Agar nantinya setelah
mengetahui Prasangka Sosial diharapkan pembaca lebih bijak dalam menilai
sesuatu.
B. Metode Penelitian
Penelitian pada artikel ini menggunakan metode kualitatif, di mana dalam
artikel ini yaitu menggunakan teknik pengumpulan data serta analisis, yaitu
melalui sumber referensi serta literatur dari perpustakaan Universitas Jember,
yang kemudian nantinya dilanjutkan dengan analisis data yang telah sesuai
dengan materi artikel.
C. Pembahasan
1. Prasangka Kompleks
Dalam berinteraksi dengan individu, kelompok serta dengan masyarakat
terkadang kita menemukan orang yang menaruh prasangka terhadap orang
lain. Kemudian prasangka yang demikian ini diartikan sebagai sikap atau
penilaian negatif terhadap sesuatu.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyatakan
bahwasannya “Prasangka/pra·sang·ka/n,pendapat (anggapan) yang kurang
baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui (menyaksikan, menyelidiki)
sendiri”. Selain kita bersandar pada pemahaman yang dikemukakan oleh
KBBI, kita juga akan melihat beberapa pemahaman yang dikemukakan oleh
beberapa ahli. Berikut ini adalah pemaparan mengenai prasangka sosial
menurut beberapa tokoh :
a) Menurut Soekanto, 1993
Dalam kamus sosiologi, menyebutkan bahwa prasangka diartikan sebagai
sikap diskriminatif terhadap perilaku tertentu.
b) Menurut Baron & Byrne, 1994
Prasangka merupakan perwujudan sikap negatif terhadap suatu kelompok
ataupun perseorangan, yang semata dikarenakan menjadi keanggotaan dari
kelompok tertentu.
c) Menurut Brown, 1995
Prasangka diartikan sebagai permasalahan (problem) dalam psikologi sosial
karena dampak yang dihasilkan sangat berpengaruh terhadap hubungan diri
baik dalam hubungan secara pribadi maupun antarkelompok.
d) Menurut Myers, 1996; Allport, 1954; Jones, 1972; Worschell, dkk, 1988
Mengemukakan bahwasannya prasangka sendiri timbul dikarenakan adanya
penilaian yang tidak memiliki dasar kuat, serta sebagai pengambilan sikap
yang tidak cermat sehingga menimbulkan pandangan negatif dari kenyataan
sesungguhnya.
e) Menurut Daft, 1999
Ia memberikan definisi prasangka yang lebih spesifik dibandingkan dengan
definisi sebelumnya, dimana prasangka diartikan sebagai kecenderungan
menilai secara negatif terhadap objek yang memiliki perbedaan dari objek
pada umumnya baik dalam segi seksualitas, ras, etnis atau serta hal yang
berkaitan dengan fisik.
f) Menurut Kimball Young
Ia menyatakan bahwa prasangka ternyata memiliki ciri khas tersendiri yaitu
pertentangan antara kelompok.
g) Menurut Sherif and Sherif
Menurutnya prasangka sosial diartikan sebagai suatu sikap negatif anggota
kelompok, di mana sikap ini terlihat dari norma mereka terhadap anggota
suatu kelompok lainnya.
h) Menurut Abu Ahmadi
Prasangka sosial dianggap sebagai suatu gejala adanya psikologi sosial, dan
ini menjadi permasalahan yang penting untuk dibahas secara mendalam
dalam hubungan internal kelompok. Hal ini dikarenakan prasangka sosial
timbul dari anggota kelompok terhadap kelompok lain.
Berdasarkan pemahaman dari beberapa tokoh di atas, dapat kita simpulkan
bahwa prasangka sosial merupakan bentuk sikap negatif yang ditunjukkan
oleh individu ataupun kelompok terhadap suatu individu ataupun kelompok
lainnya.
2. Pembagian Prasangka
Menurut John E. Farley, Ia mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga
kategori :
a) Prasangka kognitif, yaitu prasangka pada apa yang dianggap benar.
b) Prasangka afektif, yaitu prasangka merujuk pada apa yang disukai dan
tidak disukai.
c) Prasangka konatif, yaitu prasangka yang lebih merujuk pada bagaimana
kecenderungan seseorang dalam bertindak.
3. Propaganda
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas menyatakan
bahwasannya propaganda berasal dari bahasa Latin modern: propagare yang
berarti mengembangkan atau memekarkan adalah rangkaian pesan yang
bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau
sekelompok orang. Berikut ini adalah pemaparan mengenai propaganda
menurut beberapa tokoh :
a) Menurut Jacques Ellul
Propaganda diartikan sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu
kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif ataupun
pasif dalam tindakan yang melibatkan suatu massa baik yang terdiri atas
individu-individu, maupun yang dipersatukan dan tergabungkan di dalam
suatu kumpulan atau organisasi.
b) Menurut Everyman's encyclopedia
Propaganda merupakan suatu seni untuk menyebarkan dan meyakinkan
suatu kepercayaan, khususnya kepercayaan agama atau politik.
c) Menurut Leonard W. Dobb
Propaganda merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-
individu yang memiliki kepentingan untuk mengontrol sikap kelompok
termasuk bagaimana cara penggunaan sugesti, yang nantinya berakibat
menjadi kontrol terhadap kegiatan kelompok tersebut.
d) Menurut Jozef Goebbels
Propaganda merupakan kebohongan yang disebarkan secara berulang-
ulang, sehingga menjadikan publik menjadi percaya.
Berdasarkan pemahaman dari beberapa tokoh di atas, dapat kita simpulkan
bahwa propaganda merupakan usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi
pendapat suatu kelompok atau suatu masyarakat.
Propaganda dibagi menjadi beberapa bentuk :
1. Berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan jenisnya, propaganda dibedakan menjadi 4 (empat) sebagai
berikut :
a) Propaganda vertikal, yaitu propaganda yang dilakukan melalui media
massa.
b) Propaganda horizontal, yaitu propaganda yang dilakukan melalui
komunikasi secara interpersonal dan komunikasi organisasi dibanding
komunikasi massa.
c) Propaganda integrasi, yaitu propaganda yang dilakukan dengan cara
penanaman doktrin.
d) Propaganda agitasi, yaitu propaganda yang memiliki bertujuan agar
komunikasi bersedia memberikan pengorbanan yang besar bagi tujuan
yang berlangsung dan mengorbankan jiwa dalam usaha mewujudkan
cita-cita.
2. Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, propaganda dibedakan menajdi 3 (tiga) sebagai
berikut :
a) Propaganda putih, yaitu propaganda yang berasal dari sumber yang
dapat diidentifikasikan secara terbuka.
b) Propaganda hitam, yaitu propaganda yang berasal dari sumber yang
dianggap ramah, akan tetapi sebenarnya bermusuhan.
c) Propaganda abu-abu, yaitu propaganda yang berasal dari sumber yang
dianggap netral, tetapi sebenarnya bermusuhan.
4. Desas desus
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyatakan bahwasannya
desas desus merupakan percakapan orang banyak dimana ini yang belum
tentu benar dan tidak diketahui sumbernya; kabar angin. Berikut ini adalah
pemaparan mengenai propaganda menurut beberapa tokoh :
a) Menurut Peterson, Warren and Giest, 1951
Desas desus merupakan cerita atau penjelasan dari peristiwa yang belum
diverifikasi dari orang ke orang lain dan biasanya berkaitan dengan suatu
objek, peristiwa, atau masalah yang menjadi perhatian publik.
b) Menurut Wilbur Schram
Wilbur Schram dalam bukunya yang berjudul “Procces and Effect of
Mass Communication mengemukakan tulisan dari Gordon Allport dan
Leo Postman”, mengemukakan bahwasannya desas-desus adalah cerita
yang tidak tentu sumbernya yang menjalar dari mulut ke mulut.
c) Menurut Harold Lasswell tahun 1927
Sedangkan menurut Harold, desas-desus merupakan salah satu cara yang
digunakan dalam propaganda.
Berdasarkan pemahaman dari beberapa tokoh di atas, dapat kita simpulkan
bahwa desas desus merupakan suatu kabar atau cerita yang belum tentu
kebenarannya.
Desas-desus sendiri biasanya diartikan sebagai rumor, di mana Ia dibagi
menjadi beberapa bentuk :
a) Hostility Wedge-Driving Rumors, yaitu rumor yang mengandung pesan
permusuhan.
b) Fear (Bogey) Rumors, yaitu rumor yang mengandung rasa takut.
c) Wish (Pipe Dream) Rumors, yaitu rumor yang mengandung berbagai
harapan.
d) Hate/Hatred Rumors, yaitu rumor yang mengandung kebencian
e) Unclassifiable Rumors, rumor yang tidak termasuk pada kategori di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Agus Abdul Rahman, M. (2013). Psikologi Sosial : Integrasi Pengetahuan


Wahyu dan Pengetahuan Empirik. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Dr. Bambang Samsul Arifin, M. (2015). Psikologi Sosial. Bandung: CV. Pustaka
Setia.

Gerungan, D. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Nensisilvia, 2015. Perencanaan Penilaian Khusus.


https://nensisilvia.wordpress.com/. [Diakses pada 06 Mei 2019]
Sarwono, S. W. (1999). Psikologi Sosial : Individu dan Teori-teori Psikologi
Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Wikipedia, 2019. Prasangka.


https://id.wikipedia.org/wiki/Prasangka. [Diakses pada 06 Mei 2019]
Wikipedia, 2019. Propaganda.
https://id.wikipedia.org/wiki/Propaganda. [Diakses pada 06 Mei 2019]

Anda mungkin juga menyukai