Mata Kuliah:
Bimbingan Konseling Sosial
Disusun oleh:
Ilham Ferdy Pratama
22110890211
KELAS: A/III
Teori Dan Metode Dalam Psikologi Sosial, Membentuk Kesan Terhadap Orang
Lain, Memahami Dunia Sosial.
Psikologi sosial fokus pada beragam topik yang luar biasa mempelajari
tentang manusia, seperti antropologi, ilmu komunikasi, ilmu ekonomi, ilmu
politik, dan sosiologi. Semua bidang studi ini, termasuk psikologi sosial
digolongkan sebagai ilmu-ilmu sosial.
Pada awal 1900-an, ada tiga perspektif teori utama yang dikebangkan oleh
para psikolog, masing-masing meninggalkan warisan penting pada psikologi
sosial kontemporer.
Sigmund Freud, hapak pendin psychoanalytic theory iteon psikoanalitik),
Freud mengatakan bahwa perilaku dimoti- dari dalam oleh dorongan dan
impuls aternal yang kuar seperti seksualitas dan resi Dia juga percaya bahwa
perilaku orang dewasa dibentuk oleh konflik psikologis yang belum
terselesaikan yang dapa dirunit kembali hingga ke pengalaman asa kanak-
kanak dalam keluarga. Teori utama kedua adalah behaviorism Chehaviorisme),
yang menawarkan per- pektif yang berbeda tentang pengalaman inanusia.
Teorki ini dikembangkan oleh Ivan Pavlov, B. F. Skinner, dan rekan-rekannya.
Teori behaviorisme lebih fokus ada perilaku manusia dan hewan yang dapat
diamati mempelajari hal-hal yang dapat diliat dan diukur secara langsung,
mereka berpendapat bahwa perilaku saat ini adalah hasil dari proses belajar di
masa lalu.
3. Teori-teori Dalam Psikologi Sosial
dalam hal ini Melihat sekilas foto seseorang atau orang yang lewat di jalanan
akan mem- beri kita gagasan tentang seperti apa orang itu. Bahkan mendengar
nama saja membuat kita membayangkan seperi apa orang tersebut. Ketika dua
orang bertemu, bahkan hanya sebentar, mereka sama-sania membentuk kesan
terhadap satu sama lain.
2. Mengintegrasikan kesan
Fritz Heide (1953). Dia mengataka bahwa semua manusia memiliki dua motif
yang kuat kebe nuhan untuk membentuk pemahaman yang utuh tentang dunia
dan kebutuhan unt mengentrol lingkungan.
Menurut Baron dan Byrne atribusi sosial adalah proses yang kita lakukan
untuk mencari penyebab dari prilaku orang lain sehingga mendapatkan
pengetahuan mengenai karakteristik stabil dari orang lain. Faktor penyebab dari
suatu prilaku bisa bersifat internal dan eksternal, spontan atau pertimbangan,
terencana atau tidak terencana.
5. Akurasi penilaian
Seberapa akuratkah orang menilai orang lain.Kesan kita tentang orang lain
misalnya keluarga dan kawan kita umumnya cukup detail, dan membuat kita
merasa lebih yakin dengan pengetahuan atau kesan kita tentang mereka (Gill
Swann, & Silvera, 1998). Sebagian persepsi sosial memang sulit diverifikasikan
dan tidak bisa dinilai benar ataupun salah, tetapi sebagian lagi sebenarnya sangat
memungkinkan untuk diverifikasi dan bisa dinilai benar ataupun salah. Kognitive
miser adalah kecendrungan kita untuk tidak berikir secara mendalam mengenai
penilaian kita terhadap orang lain.
6. Komunikasi non verbal
Persepsi kita terhadap orang lain salah satunya dipengaruhi oleh komunikasi
nonverbal. Ketika kita berkomunikasi kita tidak saja menyampaikan pesan yang
bersifat verbal, tetapi juga pesan yang bersifat nonverbal. Kita tidak pernah tidak
mengomunikasikan sesuatu. Secara verbal boleh jadi tidak, tapi secara nonverbal
kita selalu berkomunikasi. Implikasinya, untuk memahami orang dengan baik,
selain memerhatikan kata-kata, kita pun harus memerhatikan dan memahami
komunikasi non-verbal.
1. Inferensi social
Inferensi adalah sebuah proses dimana kita mempelajari tentang orang lain atau
perilaku nya. Dalam mempelajari inferensi kita dapat mengumpulkan data
sosial berupa: informasi sosial, penampil fisik, petunjuk nonverbal, dan
tindakantindakan orang lain.
2. Emosi dan inferensi
Dalam hal tertentu emosi juga merupakan bagian penting dari pengambilan
keputusan, dan ketika orang mengabaikan emosinya mereka mungkin akan
mengambil keputusa yang bertentangan dengan kepentingan mereka sendiri.
Penalaran adalah proses untuk menghasilkan inferensi dari fakta yang diketahui
atau yang diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau
implimentasi berdasarkan informasi yang tersedia. Beberapa metode inferensi
yang digunakan diantaranya: Penalaran deduktif, Penalaran induksi, runut maju
(forward chaining),runut balik (Backward chaining).
3. Skema
a. Skema objek, yang membantu kita memahami dan menafsirkan objek mati,
termasuk apa itu objek dan cara kerjanya.
b. Skema orang, yang dibuat untuk membantu kita memahami orang-orang
tertentu.
Menurut James diri ini terdiri dari empat (4) komponen, yaitu: 1) Diri
spiritual; 2) Diri kebendaan; 3) Diri sosial dan 4) Diri badaniah. Diri spiritual
menyangkut kepuasan terhadap apa yang telah kita lakukan, bukan terhadap apa
yang kita punyai. Diri kebendaan terdiri atas pakaian dan milik-milik kebendaan
yang kita lihat sebagai bagian dari kita. Diri sosial adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan orang lain. Setiap individu memiliki banyak diri-diri sosial
yang berbeda-beda, sebanyak individu-individu dan group-group yang dianggap
penting. Diri badaniah ditempatkan terakhir. Diri badaniah berkaitan dengan
kondisi fisik seseorang, seperti tinggi, gemuk, pendek, berotot, mancung atau
pesek, kulit terang atau gelap , rambut lurus atau keriting.
2. Dari Mana Asal Pengehtahuan Diri
Pudjijogjanti berpendapat bahwa konsep diri secara global terdiri dari tiga
aspek, yaitu konsep diri general, konsep diri mayor, dan konsep diri spesifik.
a. Konsep diri ini sulit untuk dirubah, karena sudah melekat.
b. Konsep diri mayor merupakan cara individu memahami konteks sosial, fisik
dan akademis dari dirinya.
c. Konsep diri spesifik merupakan cara individu memahami dirinya berkaitan
dengan aktivitas dalam berkegiatan sosial, fisik dan akademis.
Konsep diri menurut Suryabrata memiliki beberapa aspek yaitu:
a). Bagaimana orang mengamati dirinya sendiri ?
b). Bagaimana orang berpikir tentang dirinya sendiri ?
c). Bagaimana orang menilai dirinya sendiri ?
1. Definisi Sikap Sikap didefinisikan sebagai evaluasi akan manusia, objek, atau
ide. Sikap seseorang merupakan hal yang penting karena sikap menentukan apa
yang akan ia lakukan. Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap
stimulus, yang
melibatkan pendapat dan emosi orang yang bersangkutan. Sikap juga dapat
didefinisikan sebagai kesiapan saraf sebelum memberikan respons.
2. Teori Sikap
C. Prasangka
1. Komponen Antagonisme
A. Pengaruh sosial
1. Konformitas
Conformity (konformitas) adalah tendensi untuk mengubah keyakinan atau
perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain. Jadi kita harus
"menyesuaikan diri agar bisa akrab”. Mengikuti norma kelompok sering menjadi
syarat agar kita bisa diterima dan tercipta kerukunan.
2. Kultur dan konformitas
Konformitas dianggap akan menghilangkan otonomi dan kontrol personal.
Sebaliknya, dalam kultur kolektivis seperti di Afrika, Asia, dan Amerika, makna
konformitasnya berbeda. Kultur kolektivis menekankan pentingnya ikatan dengan
kelompok sosial. Orang tua sangat memerhatikan kepatuhan, perilaku yang tepat, dan
penghormatan terhadap tradisi kelompok. Dalam konteks kultural ini, aspek positif
dari konformitas lebih ditekankan. Konformitas dianggap bukan sebagai respon
terhadap desakan sosial, tetapi sebagai cara untuk menjalin hubungan dengan orang
lain dan memenuhi kewajiban moral. Alasan lain dari conformitas adalah keinginan
agar diterima secara sosial. Ini dinamakan normative influence (pengaruh normatif).
Kita sering ingin agar orang lain menerima diri kita, menyukai, dan memperlakukan
kita dengan baik. Secara bersamaan, kita ingin menghindari penolakan, pelecehan,
atau ejekan. Pengaruh normatif terjadi ketika kita mengubah perilaku kita untuk
menyesuaikan diri dengan norma kelompok atau standar kelompok agar kita diterima
secara sosial.
3. Pengaruh minoritas
Inovasi dalam kelompok Konformitas terhadap mayoritas adalah aspek dasar
dalam kehidupan sosial. Akan tetapi, penekanan pada pengaruh mayoritas bukan
berarti minority influence (pengguna minoritas) tidak penting. Terkadang kubu
minoritas yang kuat dengan ide baru dan unik dapat mengubah pandangan mayoritas
Studi-studi awal menunjukkan bahwa pembangkangan bisa mereduksi konforta,
mengubah ide bahwa mayoritas "selalu kuat”. Penentangan ini menyebabkan
kemungkinan adanya pengaruh dari minoritas.
4. Ketundukan Compliance
Ketundukan menenuhi permintaan orang lain) didefinisikan sebagai melakukan
apapun yang diminta orang lain, walaupun kemungkinan tidak kita sukai. Ciri utama
dari ketundukan adalah kemauan merespons permerintahan orang lain atau kelompok
lain.
5. Dasar kekuasaan sosial
Salah satu basis kekuasaan adalah kemampuan untuk memberi hasil positif orang
lain untuk membantu mendapatkan tujuan yang diinginkan atau ditawarkan untuk
memperoleh imbalan yang bermanfaat.
a. Koersi dapat berupa paksaan fisik sampai ancaman hukuman atau tanda
ketidaksetujuan. Contoh: seorang supervisor mungkin mengancam akan
mengenakan tindakan hukuman jika karyawan selalu telat masuk kerja.
b. Keahlian seperti pengetahuan khusus, training, dan ketrampilan juga dapat menjadi
sumber kekuasaan, contoh: Kita tunduk pada ahli dan mengikuti nasihatnya karena
kita percaya bahwa pengetahuan mereka akan membantu kita mencapai tujuan kita.
c. Informasi atau argumen yang logis tentang tindakan yang seharusnya mereka
lakukan. Seorang teman mungkin berusaha memengaruhi anda agar anda mau
menonton konser dengan cara memberi anda informasi bahwa grup musik favorit
anda ikut tampil. Dalam kasus ini, pihak yang mempengaruhi bukanlah ahli, isi
pesanlah yang diharapkan mampu memengaruhi. Informasi adalah faktor utama
dalam pengaruh 5 sosial, seperti telah dikemukakan di atas, kebutuhan informasi
dapat memotivasi conformitas.
d. Kekuasaan rujukan sebagai basis pengaruh dengan relevansi pada relasi personal
atau kelompok adalah kekuasaan rujukan. Kekuasaan ini eksis ketika kita
mengidentifikasi atau ingin menjalin hubungan dengan kelompok atau orang lain.
Otoritas yang sah untuk menyuruh orang lain melakukan hal tertentu. Seperti guru
yang memerintahkan muridnya untuk mengerjakan PR.
َو َاْو ُفْو ا ِبَع ْهِد ِهّٰللا ِاَذ ا َعاَهْد ُّتْم َو اَل َتْنُقُضوا اَاْلْيَم اَن َبْع َد َتْو ِكْيِد َها َو َقْد َجَع ْلُتُم َهّٰللا َع َلْيُك ْم َك ِفْياًل ۗ ِاَّن َهّٰللا َيْع َلُم َم ا َتْفَع ُلْو َن
Artinya: Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya,
sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-
sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
7. Pemilihan pasangan
Ketika ditanya apa yang mereka cari dalam diri partner jangka panjang, orang
biasaya tidak mengutamakan penampilan fisik dan biasanya akan lebih
mempertimbangkan kualitas personal yang sesuai. Kita menginginkan pasangan yang
hangat, baik, dan dapat dipercaya. Kita mengutamakan responsivitas dan selera humor
yang baik. Seperti yang dijelaskan di dalam suatu hadis sebagai berikut :
َح َّد َثَنا ُمَس َّدٌد َح َّد َثَنا َيْح َيى َع ْن ُع َبْيِد ِهَّللا َقاَل َح َّد َثِني َسِع يُد ْبُن َاِبي َسِع يٍد َع ْن َاِبيِه َع ْن َاِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َع ْن
الَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ُتْنَك ُح اْلَم ْر َاُة َاِلْر َبٍع ِلَم اِلَها َو ِلَحَس ِبَها َو َج َم اِلَها َو ِلِد يِنَها َفاْظَفْر ِبَذ اِت الِّديِن َتِرَبْت َيَداَك
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami
Yahya dari Ubaidullah ia berkata: Telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Abu
Sa'id dari bapaknya dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat hal,
karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena
agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.
( Shahih Bukhari;no.4700)
8. Apakah internet membangun koneksi sosial atau meningkatkan isolasi sosial
Dalam sebuah survei, 94 persen pengguna internet mengatakan bahwa Internet
memudahkan mereka untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman.12 Sebagai
akibatnya, individu mungkin merasa bahwa mereka lebih mampu mengekspresikan
aspek-aspek penting dari diri mereka saat berinteraksi melalui internet. Katelyn dan
rekannya (2002) memperkirakan bahwa orang mungkin menjalin hubungan awal
dengan cepat secara online ketimbang melalui tatap muka.
C. Hubungan Personal
Ini bisa berupa hubungan dengan orang tua, kawan baik, guru, pasangan, rekan
kerja, atau bahkan semua hubungan yang memiliki tiga karakteristik dasar.
Pertama,melibatkan interaksi yang terus berlanjut,hubungan yang erat itu mencakup
banyak jenis aktivitas atau peristiwa yang berbeda-beda. Misalnya, dalam
persahabatan,hubungan yang erat dengan orang lain, allah SWT berfirman dalam surah
Al-Hujurat ayat 10:
ِإَّنَم اٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِإْخ َو ٌة َفَأْص ِلُحو۟ا َبْيَن َأَخ َو ْيُك ْم ۚ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّلل َلَع َّلُك ْم ُتْر َحُم وَن
a. Para anggota kelompok trsebut sangat tertarik pada kelompok, dan mereka
bersikap loyal terhadap anggotaanggotanya dan termasuk didalamnya pihak
pimpinan kelompok.
b. Para anggota dan pemimpin kelompok tersebut memiliki kepercayaan dan
keyakinan tinggi pada diri mereka masingmasing.
c. Nilai-nilai dan tujuan-tujuan kelompok merupakan suatau integrasi da
ekspresi dari nilai-nilai relevan dan kebutuhankebutuhan anggotanya.
d. Seluruh aktivitas interaksi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan
kelompok tersebut berlangsung dalam suasana saling bantu membantu
e. Para anggota memiliki perasaan pasti dalam pengambilan keputusan yang
oleh mereka dianggap tepat.
3. Kinerja Kelompok
Menurut Dishon and O‟Leary kerja kelompok adalah group of two five
students who are tied together by a common purpose to complete a task and to
include every group members atau yang berarti "sekelompok yang terdiri atas
dua atau lebih individu yang terikat satu sama lain yang didasarkan atas tujuan
bersama untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan melibatkan peran setiap
anggotanya".
4. Pengertian Keputusan Kelompok
Keputusan tertentu tampaknya memang menjadi lebih baik jika dibuat oleh
kelompok, sementara hal lain lebih cocok jika dibuat oleh individu. Keputusan
tidak terprogram lebih cocok jika dibuat oleh kelompok. Hal-hal berikut ini
berhubungan dengan proses kelompok saat membuat keputusan tak terprogram,
yaitu:
a. Penetapan tujuan
b. Identifikasi alternatif
c. Evaluasi alternatif
d. Memilih alternatif
e. Implementasi keputusan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh John M. Tauer (2004) yang menguji
efek dari kerjasama dan kompetisi terhadap kinerja menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kinerja secara signifikan antara partisipan yang diberi
penugasan secara individu dengan partisipan yang diberi penugasan secara
berkelompok.
Teori kerjasama dan kompetisi pertama kali dikemukakan oleh Kurt Lewin
yang kemudian dikembangkan oleh Deutsch (1949), teori ini mengemukakan 2
kondisi model penugasan yang berbeda dari bentuk kerjasama dan persaingan.
Pada kondisi model penugasan 7 kerjasama individu satu dengan individu lain
akan bekerja secara bersama saling menunjang satu sama lain untuk mencapai
tujuan berbeda dengan kondisi penugasan persaingan dimana individu satu
dengan individu lain akan bersaing untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
6. Kepemimpinan
Menurut Kadarusman kepemimpinan (Leadership) dibagi tiga: (1) Self
Leadership; (2) Team Leadership; dan (3) Organizational Leadership.
SelfLeadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri agar jangan sampai
gagal menjalani hidup. kepemimpinan merupakan suatu kegiatan untuk
memengaruhi orang lain.
Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling memengaruhi antara
pemimpin dan pengikutnya. Walaupun cukup sulit menggeneralisir, pada
prinsipnya kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan seseorang memengaruhi
perilaku orang lain untuk suatu tujuan.
B. Gender
1. Stereotip Gender
Secara etimologis kata ‘gender’ berasal dari bahasa Inggris yang berarti
'jenis kelamin'. Kata ‘gender’ bisa diartikan sebagai ‘perbedaan yang tampak
antara laki-laki dan perempuan dalam hal nilai dan perilaku. Secara
terminologis, ‘gender’ bisa didefinisikan sebagai harapan-harapan budaya
terhadap laki- laki dan perempuan. Definisi lain tentang gender dikemukakan
oleh Elaine Showalter. Menurutnya, ‘gender’ adalah pembedaan laki-laki dan
perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya.
3. Perspektif Teoritis Tentang Gender
C. Perilaku Menolong
Secara khusus, altruisme adalah tingkah laku prososial yang dimotivasi oleh
keinginan membantu orang lain karena perhatian murni terhadap kebutuhan
mereka. Perilaku prososial berkisar dari tindakan altruisme yang tanpa pamrih
atau tidak mementingkan din sendiri sampai tindakan menolong yang
sepenuhnya dimotivasi oleh diri sendiri.
2. Prespektif Teoritis Tentang Tolong Menolong
Stres memberi dampak secara keseluruhan pada diri individu baik yang
berhubungan dengan fisik, psikologis, intelektual, sosial maupun spiritual anyak
hal yang bisa dilakukan atau digunakan individu untuk mengurangi stres atau
ketegangan psikologik dalam menghadapi problema kehidupan yaitu melalui
coping stres. coping stres sebagai sejumlah usaha untuk menanggulangi,
mengatasi atau berurusan dengan cara yang sebaik-baiknya menurut kemampuan
individu dalam mengatasi stres yang berasal dari berbagai macam problema
psikologis. Ada dua macam coping yaitu:
a. Coping Psikologis yaitu reaksi persepsi atau penerimaan individu terhadap
stresor artinya seberapa berat ancaman yang dirasakan individu serta
keefektifan strategi coping yang digunakan.
b. Coping psikososial yaitu reaksi psikososial terhadap adanya stimulus stres
yang diterima atau dihadapi oleh individu
3. Gejala, Penyakit, dan Perawatan
Juri adalah orang awam di bidang hukum yang diharapkan untuk mendengar
bukti, dan kemudian mengevaluasi kredibilitas dan keandalannya, untuk
mencapai keputusan dengan cara yang adil dan tidak memihak. Model dominan
pengambilan keputusan manusia dalam ilmu-ilmu sosial: teori pilihan rasional.
5. Kontribusi Psikolog Sosial pada Sistem Hukum
a. Pertama, perihal siapakah yang bisa menjadi atau dipanggil sebagai saksi ahli
psikolog. Bila dipergunakan pengertian bahwa psikolog adalah seseorang
dengan latar belakang pendidikan S-1 Psikologi
b. Kedua, lebih dari soal siapa yang menjadi saksi ahli, yang lebih substansial
terkait saksi ahli adalah mengenai keterangan yang diberikan itu sendiri
dimana perlu terdapat standar atau parameter sehingga bisa dibedakan mana
keterangan saksi ahli yang memenuhi syarat atau yang tidak.
c. Ketiga, sebagai sesuatu yang bersifat fakultatif atau opsional, maka selalu
menarik untuk mengetahui, pada kasus apa saja atau kapan seorang psikolog
dianggap perlu untuk dihadirkan ke depan persidangan