Anda di halaman 1dari 5

TEORI PSIKOLOGI SOSIAL

A. Pengertian Psikologi Sosial


Psikologi berasal dari bahas Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya. 1
Psikologi social berusaha memahami : masalah pembentukan kesan, konformitas,
perubahan sikap, agresi, kepatuhan, dan prilaku menolong. Pada umumnya, psikologi
social mulai dengan pembahasan mengenai presepsi dan sikap : bagaimana seseorang
mempersepsi orang lain, bagaimana dia mengartikan prilaku orang lain, serta bagaimana
ia membentuk dan mengubah sikapnya. 2
Tingkah laku individu yang timbul dalam konteks social atau lingkungan social
inilah yang akan dipelajari oleh psikologi social. Berdasarkan gambaran tersebut
dikemukakan beberapa definisi psikologi social sebagai berikut :
1. Panitia istilah paedagogic yang tercantum dalam kamus paedagogik :
Psikologi social ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala psikis pada masa,
bangsa, golongan, masyarakat dan sebagainya. Lawannya : psikologi Individu (orang-
seorang)
2. Hubert Bonner dalam bukunya “Social Psychology” mengatakan : psikologi social
adalah ilmu pengetahuan yang memepelajari tingkah laku manusia.
3. A.M Chorus dalam bukunya “Grondslagen der Sociale Psychologie” merumuskan :
psikologi social ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu
manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
4. Sherif & Sherif dalam bukunya “An Outline of Social Psychology” memberikan
definisi : Social is The Behavior of the Individuals in relation to social Stimulus
situations”.
Psikologi social ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan tingkah
laku individu manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi perangsang social.

1
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta : Rineka CIpta, 199). Hlm. 1
2
David O. Sears dkk, Psikologi social (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1985.) Hal: 7
Dalam hal ini Sherif & Sherif menghubungkan antara tingkah laku dan situasi
perangsang social, perangsang erat sekali hubungannya antar manusia dan Masyarakat
5. Roueck and Warren dalam bukunya “Sociology” mendefinisikan : Psikologi social
ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari segi-segi psikologis ddaripada tingkah laku
manusia, yang mempengaruhi oleh interaksi social. 3
B. Latar Belakang Timbulnya Psikologi Sosial
1. Gabriel Tarde (1842-1904)
Tarde berpendapat bahwa semua hubungan social (Social interaction) selaalu
berkisar kepada proses imitasi; bahkan semua pergaulan antar manusia itu hanyalah
semata-mata berdasarkan atas proses imitasi itu.
Pendapat Tarde tersebut ternyata banyak mendapatkan kritikan, seperti yang
dikemukakan Chorus, yang antara lain dikemukakan bahwa teori Tarde tersebut adalah
berat sebelah. Tetapi walaupun pendapat Tarde ini tidak dapat diterima secara mutlak,
namun olehnya telah dikemukakan suatu factor penting, yang ternyata memegang
peranan dalam pergaulan social antar manusia.
2. Gustav le Bon (1841-1932)
Le Bon mengatakan bahwa masa itu mempunyai satu jiwa tersendiri yang berlainan
sifatnya dengan sifat sifat jiwa individu. Manusia terdapat dua macam jiwa, yaitu jiwa
individu dan jiwa masa yang masing-masing berlainan sifatnya. Jiwa masa lebih
bersifat primitive (buas tidak rasionil, penuh sentiment) daripada sifat-sifat jiwa
individu.
3. Sigmun Freud (1856-1939)
Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercangkup
oleh jiwa individu. Hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri, karena
memang dalam keadaan terpendam. Pendapat ini sesuai dengan prinsip ilmu jiwa
dalam yang dibinanya.
4. Emile Durkheim (1858-1917)
a) Gejala-gejala social yang terdiri di dalam masyarakat itu tidak dapat dibahas
oleh psikologi, melainkan hanya oleh sosiologi. Adapun alasannya iaah bahwa

3
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta : Rineka CIpta, 199). Hlm. 2-3.
yang mendasari gejala-gejala social itu adalah suatu kesadaran kolektif dan
bukan kesadaran individual.
b) Masyarkat itu terdiri atas kelompok-kelompok manusia yang hidup secara
kolektif dengan pengertian-pengertian dan tanggapan-tanggapan yang kolektif
pula. Dan hanya dengan kehidupan kolektif itulah yang dapat menerangkan
gejla-gejala social.
c) Bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa, seperti yang dikemukakan oleh
Le Bon, yaitu jiwa kelompok (Group Mind) dan jiwa individual (individual
Mind).4
C. Teori-teori dalam Psikologi Sosial
1. Pendekatan Biologis
Perspektif/pendekatan biologis yaitu sebuah pendekatan psikologi yang
menekankan pada berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi
perilaku, perasaan dan pikiran seseorang. Perspektif Biologis memunculkan psikologi
evolusi yaitu suatu bidang psikologi yang nenekankan pada mekanisme evolusi yang
membantu menjelaskan kesamaan di antara manusia dalam kognisi, perkembangan,
emosi praktek-praktek sosial, dan area-area lain dari perilaku5
a) Naluri
Konrad Lorenz dan juga ahli lain mengemukakan pendapat bahwa
dorongan agresif ada dalam diri manusi sejak lahir dan tidak dapat di ubah.
Dengan istilah yang berbeda, teori psikoanalisi Freud juga menyatakan adanya
dorongan bawaan yang mengarahkan manusia untuk melkaukan prilaku yang
bersifat merusak (meskipun freud berpendapat bahwa dorongan bawaan itu
dapat diarahkan pada prilaku yang bersifat tidak merusak).
b) Perbedaan Genetik
Pandangan kedua dalam pendekatan biologis memusatkan perhatiannya
pada pemahaman tentang bagaimana perbedaan genetic menimbulkan
perbedaan prilaku. Sebagian orang tumbuh lebih besar dan lebih cerdas

4
Ibid. Hlm. 5
5
David O. Sears dkk, Psikologi social (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1985.) Hal: 9
daripada orang lain. Sebagian lebih kuat daripada orang lain : sebagian memilki
pengelihatan dan koordinasi yang lebih baik daipada orang lain
2. Pendekatan Belajar
Dalam situasi tertentu, seseorang mempelajari prilaku tertentu sebagai kebiasaan,
dan bila menghadapi situasi itu kembali orang tersebut akan cenderung berprilaku
sesuai dengan kebiasaan itu. Pendekatan dengan belajar menjadi populer di tahun 1920-
an dan merupakan dasar behaviorismen.

a). Mekanisme Belajar

Ada 3 mekanisme umum yang terjadi dalam belajar. yang pertama adalah
asoisasi, atau classical conditioning. organisma mempelajari asosiasi antara dua
stimulus. Melalui hasil asosiasi ini, organisma belajar untuk melakukan antisipasi atas
suatu peristiwa. Misalnya: segera menutup telinga saat melihat kilatan petir antisipasi
suara guntur yang memekakkan telinga. yang kedua adalah Reinforcement, orang yang
belajar menampilkan prilaku tertentu karena prilaku itu disertai dengan sesuatu yang
menyenangkan dan dapat memuaskan kebutuhan (atau mereka belajar menghidari
prilaku yang disertai akibat-akibat yang tidak menyenangkan). Ketiga ialah imitasi.
Seringkali orang mempelajari sikap dan prilaku social dengan meniru sikap dan prilaku
yang menjadi model

3. Pendekatan Insentif
Prilaku insentif yang tersedia berbagai macam tindakan. Orang bertindak berdasarkan
keuntungan dan kerugian yang mereka peroleh dari setiap prilaku.
a). Analisis Konflik
analisi ini membahas apakah insentif yang dikaitkan dengan suatu prilaku bersifat
positif atau negative, dan sejauh mananilai positif dan negatifnya.
4. Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menggambarkan bahwa seseorang individu bertingkah laku sangat
bergantung pada cara individu tersebut mengenali situasi sosial. Dalam pengamatan
terhadap situasi sosial, individu dituntut untuk melaksanakan persepsi sosial yang baik,
artinya bagaimana individu menanggapi, berpikiran dan berkeyakinan terhadap situasi
sosialnya sehingga individu tersebut dapat mengambil tingkah laku yang benar dan
tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Sears , D. O., Freedman, J. L., & Peplau, L. A. (1985). Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Soeparno, K., & Sandra, L. (2011). SOCIAL PSYCHOLOGY: THE PASSION . Buletin Psikologi VOLUME 19,
NO. 1,, 16-28.

Anda mungkin juga menyukai