Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat, sehingga setiap orang yang belajar tentang

APAKAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI ITU? manusia mesti sesekali waktu menolehnya. Komunikasi telah ditelaah dari berbagai segi: antropologi,
biologi, ekonomi, sosiologi, linguistik, psikologi, politik, matematik, engineering, neurofisiologi,
Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kurangnya filsafat, dan sebagainya. Sosiologi mempelajari komunikasi dalam konteks interaksi sosial, dalam
komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan mencapai tujuan-tujuan kelompok. Colon Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai, ”usaha
perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Dalam sejarah perkembangannya, komunikasi memang untuk membuat suatu satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki
dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.” Psikologi juga meneliti
adalah sarjana psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Komunikasi bukan kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi pertama mengarahkan perhatiannya pada perilaku
subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang menyebabkan terjadinya perilaku
lain sosiologi dan psikologi. manusia itu. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia
dengan realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan. Fisher menyebut 4 ciri
Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi pendekatan psikologi pada komunikasi: Penerimaan stimuli secara indrawi (sensory reception of
Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, mendefinisikan komunikasi sebagai ”the stimuli), proses yang mengantarai stimuli dan respon (internal meditation of stimuli), prediksi respon
process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the (prediction of response),dan peneguhan respon (reinforcement of responses). Psikologi komunikasi
behavior of other individuals (the audience). Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respon yang terjadi
psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.” pada masa yang akan datang. George A.Miller membuat definisi psikologi yang mencakup semuanya:
Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi. Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral event.
1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau Dengan demikian, psikologi komunikasi adalah imu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan
penyampaian gelombang-gelombang suara. mengendalikan persistiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal
2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme. meditation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungya komunikasi. Komunikasi adalah peristiwa sosial
3. Pesan yang disampaikan – peristiwa yang terjadi ketika manusa berinteraksi dengan manusia yang lain. Peristiwa sosial secara
4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan
yang disampaikan. psikologi komunikasi.
5. (K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan
dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada wilayah lain. Penggunaan Psikologi Komunikasi
6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi. Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan 5 hal :
Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. 1. Pengertian: Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator
Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor 2. Kesenangan: Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan.
internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
melacak sifat-sifatnya dan bertanya: Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam 3. Mempengaruhi sikap: Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada
mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak? Psikologi juga tertarik pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan sebagai
komunikasi diantara individu: bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis
menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
informasi, menghibur, atau mempengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses 4. Hubungan sosial yang baik: manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita
mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis. ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya dengan
”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. William Schutz merinci kebutuhan dalam tiga hal:
Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain
dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa Walaupun psikologi telah banyak melahirkan teori-teori tentang manusia, tetapi empat
kasih sayang (affection). pendekatan yang dicontohkan diatas adalah yang paling dominan: psikoanalisis, behaviorisme,
5. Tindakan: Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan psikologi kognitif, dan psikologi humanistik. Setiap pendekatan ini memandang manusia dengan cara
tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting, karena untuk menimbulkan berlainan. Karakteristik manusia tampaknya merupakan sintesis dari keempat pendekatan itu. Sekali
tindakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubahan sikap, waktu ia menjadi makhluk yang secara membuta menuruti kemauanya, pada waktu yang lain ia
atau menumbuhkan hubungan yang baik. menjadi makhluk yang berpikir logis. Pada satu saat ia menyerah bulat-bulat pada proses pelaziman
(conditioning) yang diterimanya dari lingkungan, pada saat lain ia berusaha mewarnai lingkungannya
BAB 2 dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya.
KARAKTERISTIK MANUSIA KOMUNIKAN Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis
Di Yunani, sejak abad VI S.M., terkenal sebuah tempat pemujaan Apollo di Delphi. Ke Kita mulai dengan psikoanalisis, karena dari seluruh aliran psikologi, psikoanalisis secara
tempat inilah raja-raja dan rakyat banyak meminta nasihat. Seorang pendeta wanita duduk di atas tegas memperhatikan struktur jiwa manusia. Sigmund Freud, pendiri psikologi manusia. Ia
kursi yang dipenuhi asap dari sajian pemujaan. Dalam keadaan “fana” (trance), ia menjawab memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia, bukan pada bagian-bagiannya yang
pertanyaan-pertanyaan pengunjung dari masalah kontes lagu sampai urusan agama dan politik. Ketika terpisah (Asch,1959:17).
penjahat-penjahat di koloni lucri meminta nasihat bagaimana mengatasi kekacauan, orakel Delphi Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sistem dalam kepribadian
menjawab: “Buat hukum bagimu.” Ketika orang-orang bertanya siapa manusia paling bijak, dewa manusia Id, Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadiaan yang menyimpan dorongan-dorongan
Apollo melalui mulut pendeta Delphi menjawab: “Socrates”. Dari Delphi menyebar motto yang biologis manusia - pusat instink (hawa nafsu – dalam kamus agama ). Ada dua instink dominan: (1)
terkenal: Gnothi Seauthon (kenalilah dirimu). Libido – instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatn manusia yang
Motto ini mengusik para filusuf untuk mencoba memahami dirinya, sehingga motto inilah konstruktif; (2) Thanatos - instink destruktif dan agresif. Yang pertama juga disebut instink
yang mendorong filsafat di Yunani. Gnothi Seauthon – Kenalilah Dirimu! Ternyata motto ini masih kehidupan (eros), yang dalam konsep Freud bukan hanya meliputi dorongan seksual, tetapi juga
tetap relevan buat kita, sebelum kita lebih banyak bercerita tentang komunikasi. Pemeran utama segala hal yang mendatangkan kenikmatan termasuk kasih ibu, pemujaan pada Tuhan, dan cinta diri.
dalam proses komunikasi justru pada prilaku manusia komunikan. Tugas ahli linguistiklah untuk Bila yang pertama adalah instink kehidupan, yang kedua merupakan instink kematian. Semua motif
membahas komponen-komponen yang membebtuk struktur pesan. Tugas ahli tekniklah untuk manusia adalah gabungan antara Eros dan thanatos. Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan
menganalisa berapa banyak “noise” terjadi di jalan sebelum pesan sampai pada komunikate, dan (pleasure principle), ingi segera memenuhi kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan
berapa banyak pesan yang hilang. Psikolog mulai masuk ketika membicarakan bagaimana manusia tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani manusia.
memproses pesan yang diterimanya, bagaimana manusia memproses pesan yang diterimanya, bagai Walaupun Id mampu melahirkan keinginan, ia tidak mampu memuaskan keinginannya.
mana cara berpikir dan cara melihat manuisia dipengaruhi lambang-lambang yang dimiliki. Fokus Subsistem yang kedua – ego – berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas dunia luar. Ego
psikologi komunikasi adalah Manusia Komunikan. adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang
Konsepsi Psikologi tentang Manusia menyebabkan manusia mampu menundukan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional
Banyak teori dalam ilmu komunikasi dilatar belakangi konsepsi-konsepsi psikologi tentang (pada pribadi yang normal). Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (Reality principle). Ketika Id
manusia. Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi psikoanalisis yang melukiskan mendesak supaya anda membahas ejekan dengan sjekan lagi, ego memperingatkan anda bahwa lawan
manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan-keinginan terpendam (homo volens). Teori anda adalah “Bos” yang dapat memecat anda. Kalau anda mengikuti desakan Id, anda konyol. Anda
“jarum hipodermik” (yang menyatakan media massa sangat berpengaruh) dilandasi konsepsi pun baru ingat bahwa tidak baik melawan atasan.
behaviorisme yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakan semaunya oleh lingkungan Unsur moral dalam pertimbangan terakhir disebut Freud sebagai superego, superego adalah
(homo mechanicus). Teori pengolahan informasi jelas dibentuk oleh konsepsi psikologi kognitif yang polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan
melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang internalisasi dari norma-norma sosial dan kurtural masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan
diterimanya (Homo Sapiens). Teori-teori komunikasi interpersonal banyak dipengaruhi konsepsi hasrat-hasrat yang tak berlainan dalam alam bawah sadar. Baik Id maupun superego berada dalam
psikologi humanistik yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi bawah sadar manusia. Ego berada di tengah, antara memenuhi desakan Id dan peraturan superego.
transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens). Untuk mengatasi ketegangan, ia dapat menyerah pada tuntutan Id, tetapi berarti dihukum superego
denagn perasaan bersalah. Untuk menghindari ketegangan, konflik, atau frustasi ego secara tidak (berikan padaku selusi anak-anak sehat, tegap, dan berikan dunia yang aku atur sendiri untuk
sadar lalu menggunakan mekanisme pertahanan ego, dengan mendistorsi realitas. Secara singkat, memelihara mereka. Aku jamin, aku sanggup mengambil seorang anak sembarang saja, dan
dalam psikoanalisis prilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen mendidiknya menjadi tipe spesialis yang aku pilih – dokter, pengacara, seniman, saudagar, dan
psikologis (ego), dan komponen sosial (superego); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, bahkan pengemis, dan pencuri, tanpa memperhatikan bakat, kecenderungan, tendensi, kemampuan,
akali, dan nilai). pekerjaan, dan ras orang tuanya). (J.B. Watson, 1934:104)
Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme Ucapan ini dibuktian Watson dengan satu eksperimen bersama Rosalie Rayner di John
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksisme (yang menganalisa jiwa manusia Hopkins; tujuannya menimbulkan dan menghilangkan rasa takut. Subyek eksperimennya adalah
berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan juga psiloanalisis (yang berbicara tentang alam bawah Albert B., bayi sehat berusia 11 bulan yang tinggal di rumah perawat di situ. Albert menyayangi tikus
sadar yang tidak nampak). Behaviorisme ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang putih itu. Sekarang takut ingin diciptakan. Ketika Albert menyentuh tikus itu lempengan baja dipulul
dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioris lebih dikenal dengan keras tepat dibelakang kepalanya. Albert tersentak, tersungkur dan menelupkan mukanya di atas
nama teori belajar, kerena menurut mereka seluruh perilaku manusia – kecuali instink – adalah hasil kasur. Proses ini diulangi: kali kemudian, ketika tikus diberikan kepadanya, Albert ragu-ragu dan
belajar. Belajaer artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme menarik tangannya ketika hidung tikus itu menyentuhnya. Pada keenam kalinya, tikus diperlihatkan
tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme dengan suara keras pukulan baja. Rasa takut Albert betambah, dan ia menangis. Akhirnya, kalu tikus
hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh fakor-faktor lingkungan. Dari itu muncul – walauun tanpa ada suara keras – Albert mulai menagis, membalik, dan berusaha
sinilah timbul konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus). menjauhi tikus itu, kelak, ia bukan saja takut pada tikus, juga kelinci, anjing, baju berbulu, dan apa
Behaviorisme amat menentukan perkembangan psikologi – terutama dalam eksperimen- saja yang memiliki kelembutan seperti tikus. Albert yang malang sudah menjadi patologis. Watson
eksperimen. Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, dan Rayner bermaksud menyembuhkannya kembali, bila mungkin, Albert dan ibunya meninggalkan
sebuah meja lilin (tabula rasa) yang siap dilukis oleh pengalaman. Dari Aristoteles, Jhon Locke rumah perawatan dan nasib Albert tidak diketahui (Hunt, 1982:62).
(1632-1704), tokoh empirisisme Inggris, meminjam konsep ini. Menurut kaum empiris, pada waktu Eksperimen Albert bukan saja membuktikan betapa mudahnya membentuk atau
lahir manusia tidak memiliki “warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah mengendalikan manusia, tetapi jga melahirkan metode pelaziman klasik (classical conditioning).
satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Bukankah idea yang menghasilkan pengetahuan, tetapi Diambil dari Sechenov (1829 - 1905) dal Pavlov (1849 - 1936), pelaziman klasik adalah
kedua-duanya adalah produk pengalaman. Secara psikologis, ini berarti seluruh perilaku manusia, memasangkan stimuli yang netral atau stimuli terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisi
kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran dan yang melahirkan perilaku tertentu (unconditioned response) yang setelah pemasangan ini terjadi
perasaan, bukan penyebab perilaku tetapi disebabkan perilaku masa lalu. berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respon terkondisikan. Dalam eksperimen diatas tikus
Salah satu kesulitan empirisme dalam menjelaskan gejala psikologi timbul ketika orang yang netral berubah mendatangkan rasa takut setelah setiap kehadiran tikus dilakukan pemukulan
membicarakan apa yang mendorong manusia berprilaku tertentu. Hedonisme, salah satu paham batangan baja (unconditioned stimulus).
filsafat etika, memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan Skinner menambahkan jenis pelaziman yang lain. Ia menyebutnya operant conditioning. Kali
dirinya, mencari kesenangan dan menghindari penderitaan. Dalam utilitarianisme, seluruh perilaku ini subyeknya burung merpati. Skinner menyimpannya pada sebuah kotak. Merpati disuruhnya
manusia tunduk pada prinsip ganjaran dan hukuman. Bila empirisme digabung dengan utilitarianisme bergerak sekehendaknya. Suatu saat kakinya menyentuh tombol kecil pada dingding kotak. Makanan
dan hedonisme, kita menemukan apa yang disebut sebagai behaviorisme (Goldstein, 1980:17). keluar dan merpati bahagia. Mula-mula merpati tidak tahu hubungan antara tombol kecil dan
Sejak Thondike dan Watson sampai sekarang, kaum behavioris berpendirian: makanan. Sejenak kemudian, merpati tidak sengaja menyentuh tombol, dan makanan turun lagi.
organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman; dan Sekarang, bila merpati ingin makan, ia mendekati dinding dan menyentuh tombol. Sikap manusia
perilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi seperti itu pula. Bila setiap anak menyebut kata yang sopan, segera kita memujinya, anak itu kelak
penderitaan. Asumsi ini ditambah lagi denagn sumbangan biologi abad XIX: manusia hanyalah akan mencintai kata-kata sopan dalam komunikasinya. Proses memperteguh respons yang baru
kelanjutan dari organisme yang lebih rendah. denagn mengasosiasikannya pada stimuli tertentu berkali-kali, disebut peneguhan (reinforcement).
Asumsi bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dalam membentuk perilaku, Pujian dalam contoh tadi disebut peneguh (reinforcer).
menyiratkan betapa plastinya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apapun dengan menciptakan Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan
lingkungan yang relevan. Watson pernah sesumbar: konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman dalam
proses belajar. Banyak perilaku manusia yang tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme pelaziman secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna. Pola ini disebut Gesalt Huruf “I” akan
atau peneguhan. Misalnya, mengapa anak yang berusia dua tahun dapat berbicara dalam bahasa dianggap sebagai angka satu dalam rangkaian “1,2,3,” tetapi menjadi huruf “el” dalam rangkaian
ibunya. Kaum behavioris tradisional menjelaskan bahwa kata-kata yang semula tidak ada maknanya, :j,k,l,” atau huruf “i” dalam “Indonesia”. Manusialah yang menentukan makna stimuli itu, bukan
dipasangkan dengan lambang atau obyek yang punya makna (pelaziman klasik). Menurut skinner, stimuli itu sendiri.
mula-mula anak mengucapkan bunyi yang tak bermakna (misalnya, “mamah”). Dengan cara ini Mula-mula psikologi Gesalt hanya menaruh perhatian pada persepsi obyek. Beberapa orang
berangsur-angsur terbentuk bahasa nak yang memungkinkannya berbicara. Menurut Bundara, dengan menerapkan prinsip-prinsip Gesalt dalam menjelaskan perilaku sosial. Diantara mereka adalah Kurt
cara ini penguasaan bahasa akan terbentuk bertahun-tahun, dan cara ini tidak dapat menjelaskan Lewin, Solomon Asch, Fritz Heider.
mengapa anak-anak dapat mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak pernah didengar sebelumnya. Menurut Lewin, perilaku manusia harus dilihat dalam konteksnya. Dari Fisika Lewin
Menurut Bandura, belajar terjadi karena peniruan (imitation). Kemampuan meniru respons orang lain, meminjam konsep medan (field) untuk menunjukan totalitas gaya yang mempengaruhi seseorang
misalnya meniru bunyi yang sering didengar, adalah penyebab utama belajar. Ganjaran dan hukuman pada saat tertentu. Perilaku manusia bukan sekedar respons pada stimuli tetapi produk berbagai gaya
bukanlah faktor yang penting dalam belajar, tetapi faktor penting dalam melakukan tindakan yang mempengaruhinya secara spontan. Lewin menyebut seluruh gaya psikologis yang
(performance). mempengaruhi manusia sebagai ruang hayat (life space). Ruang hayat terdiri dari kebutuhan dan
Sumbangan Bundara tidak menyebabkan behaviorisme dapat menjelaskan seluruhnya. tujuan individu, semua faktor yang disadarinya, dan kesadaran diri. Dari Lewin terkenal rumus: B=f
Behaviorisme bungkam ketika melihat perilaku manusia yang tidak dipengaruhi ganjaran, hukuman, (P,E), artinya Behavior (perilaku) adalah hasil interaksi antara person (diri orang itu)dengan
atau peniruan. Orang-orang yang menjelajahi kutub utara yang dingin, pemuda Jepang yang environment (lingkungn psikologisnya).
menempuh Samudera Pasifik di atas rakit semuanya itu mengungkapkan perilaku yang “self- Lewin juga berjasa menganalisa kelompok. Dari Lewin lahir konsep dinamika kelompok.
motivated”. Behaviorisme memang agak sukar menjelaskam motivasi. Motivasi terjadi pada diri Dalam kelompok, individu menjadi bagian yang saling berkaitan dengan anggota kelompok yang lain.
individu, sedang kaum bhavioris melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan pikiran Kelompok memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki individu. Solomon Asch memperluas penelitian
orang tidak menarik mereka. kelompok dengan melihat pengaruh penilaian kelompok (group jugdment) pada pembentukan kesan
Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif (impression formation).
Ketika asumsi-asumsi Behaviorisme diserang habis-habisan pada akhir tahun 60-an dan pada Walaupun psikologi kognitif sering dikritik karena konsep-konsepnya sukar diuji, psikologi
awal 70-an, psikologi sosial bergerak ke arah paradigma baru. Manusia tidak lagi dipandang sebagai kognitif telah memasukan kembali “jiwa” manusia yang sudah dicabut oleh behaviorisme. Manusia
makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha kini hidup dan mulai berpikir. Tetapi manusia bukan skedar makhluk yang berpikir, ia juga berusaha
memahami lingkungannya: makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens). menemukan identitas dirinya dan mencapai apa yang didambakannya.
Descartes, juga Kant, menyimpulkan bahwa jiwalah (mind) yang menjadi alat utama Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik
pengetahuan, bukan alat indera. Jiwa menafsirkan pengalaman inderawi secara aktif: mencipta, Psikologi humanistik dianggap revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua
mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Tidak semua stimuli kita terima. “ adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Pada behaviorisme manusia hanya mesin yang dibentuk
seorang ibu yang tidur disamping bayinya tidak mendengar suara yang riuh rendah di sekitarnya; lingkungan, pada psikoanalisis manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya. Dalam pandangan
tetapi begitu si kecil bergerak, ibu bangun dengan seperti penyelam yang tergesa-gesa muncul di behaviorisme manusia menjadi robot tanpa jiwa, tanpa nilai. Keduanya tidak menghormati manusia
permukaan air laut. Tetapkanlah tujuannya pertambahan, dan stimuli “dua dan tiga” menimbulkan sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan
respon “lima”. Tetapkan tujuannya perkalian, dan stimuli yang sama, sensasi auditif yang sama, “dua menentukan, seperti cinta, kreativitas, nilai, makna, dan pertumbuhan pribadi.
dan tiga” melahirkan respons “enam”...sensasi dan pikiran adalah pelayan, mereka menunggu Psikologi humanistik mengambil banyak dari psikoanalisis Neo-Freudian (sebenarnya Anti-
panggilan kita, mereka tidak datang kecuali kalau kita butuhkan. Ada tuan yang menyeleksi dan Freudian) seperti, Adler, Junk Rank, Slekel, Ferenczi; tetapi lebih banyak lagi mengambil dari
mengarahkan. (Will Durant, 1933:203). fenomenologi dan eksistensialisme. Fenomenologi memendang manusia hidup dalam “dunia
Rasionalisme ini tampak jelas pada aliran psikologi Gesalt di awal abad XX. Para psikolog kehidupan” yang dipersepsi dan interpretasi secara subyektif. Setiap orang mengalami dunia dengan
Gesalt, seperti juga kebanyakan psikoanalisis. Menurut mereka, manusia tidak memberikan respons caranya sendiri.
kepada stimuli secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan Menurut Alfred Schutz, tokoh sosiologi fenomenologis, pengalaman subyektif ini
mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respons, manusia menangkap dulu “pola” stimuli dikomunikasikan oleh faktor sosial dalam proses intersubjektivitas. “Untuk memehami makna
subjektif Anda, aku harus menggambarkan arus kesadaran Anda mengalir berdampingan dengan arus jiwa manusia. Sistem hormonis bukan saja mempengaruhi mekanisme biologis, tetapi juga proses
kesadaranku. Dalam gambaran inilah, aku harus menafsirkan dan membentuk tindakan intensional psikologis.
Anda ketika Anda memilih kata-kata Anda” (Schutz, 1970:167) intersubjektivitas diungkapkan pada Pada tahun-tahun mutakhir ini, orang berusaha mengendalikan perilaku manusia melalui
eksistensialisme dalam tema dialog, pertemuan, hubungan diri-dengan-orang lain, atau apa yang manipulasi genetis, kontrol terhadap sistem saraf dan sistem homonal. Yang pertama dilakukan
disebut Martin Buber “I-thou Relationship”. Istilah yang disebut terakhir ini menunjukan hubungan dengan “quality control” terhadap gen-gen bakal manusia. Sekarang kita dapat menyingkirkan gen-
pribadi denagn pribadi, bukan pribadi dengan benda; subyek dengan subyek, bukan subyek denagn gen resensif dan memelihara gen-gen yang meninggikan kualitas manusia, misalnya menyingkirkan
obyek. Manusia, dalam pandangan ini hanya tumbuh dengan baik dalam “I-thou Relationship”, dan sifat agresif dan memperkuat sifat-sifat penyantun. Dengan bedah otak, jarum-jarum hipodermik yang
bukan “I-it Relationship”. Disinilah faktor orang lain menjadi penting; bagaimana reaksi mereka dihubungkan dengan “push-button radio divice”, atau obat-obatan, kita dapat mengubah orang yang
membentuk bukan saja konsep diri kita, tetapi juga pemuasan – apa yang disebut Abraham Maslow – penyabar menjadi pemarah, yang gelisah menjadi tenang, yang penyedih menjadi bahagia (Parckard,
“growth needs”. Eksistensialisme menekankan pentinnya kewajiban individu pada sesama manusia. 1978)
Yang paling penting bukan apa yang didapat dari kehidupan, tetapi apa yang dapat kita berikan untuk Pengaruh biologis terhadap perilaku manusia tampak pada dua hal berikut ini.
kehidupan. Pertama, telah diakui secara meluas adanya perilaku tertentu yang merupakan bawaan
Faktor-faktor personal yang Mempengaruhi perilaku Manusia manusia, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Dahulu orang menyebutnya “instink”, sekarang
Dewasa ini ada dua macam psikologi sosial. Yang pertama adalah Psikologi sosial (dengan Desiderato, Howieson, dan Jackson (1976:34) menamainya species-characteric behavior. Merawat
huruf P besar) dan yang kedua psikologi Sosial (dengan huruf S besar). Ini menunjukan dua anak, memberi makan, dan perilaku agresif adalah contoh-contohnya.
pendekatan dalam psikologi sosial: ada yang menekankan faktor-faktor psikologis dan ada yang Kedua, diakui pula faktot-faktor biologisyang mendorong perilaku manusia, yang lazim
menekankan faktor-faktor sosial; atau dengan istilah lain: faktor-faktor yang timbul dalam diri disebut motif biologis. Yang paling penting dari motif-motif biologis antara lain, ialah kebutuhan
individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar diri individu (faktor akan makanan-minuman dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan memelihara kelangsungan
environmental). hidup dengan menghindari sakit dan bahaya.
Perspektif yang berpusat pada pesona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik Komponen-komponen lain dari manusia; yakni faktor-faktor sosiopsikologis.
berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara Faktor-faktor Sosiopsikologis
garis besar ada dua faktor: faktor biologis dan faktor sosiologis. Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik
Faktor biologis yamg mempengaruhi perilakunya. Kita dapat mengklarifikasikannya kedalam tiga komponen
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lain. Faktor komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen yang pertama, yang
biologis terlibat dalam seluruhkegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan
sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai pembicaraan sebelumnya. Komponen kognitif adlah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa
struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan
tuanya. Begitu besarnya warisan biologis sehingga muncul aliran baru, yang memandang segala kebiasaan dan kemauan bertindak. Kita mulai dengan komponen afektif yang terdiri dari sosiogenis,
kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini sikap, dan emosi.
menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi (Wilson, 1975). Motif sosiogenis
Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara Motif sosiogenis, sering juga disebut motif sekunder lawan motif primer (motif biologis),
genetis dalam jiwa manusia. Program ini, disebut sebagai “epigenic riles” kemampuan memahami sebetulnya bukan motif “anak bawang”. Peranannya dalam membentuk perilaku sosial bahkan sangat
ekspresi wajah, sampai kepada persaingan politik. Walaupun banyak sarjan yang menolak menentukan. Berbagai klarifikasi motif sosiogenis disajikan di bawah.
sosiobiologis sebagi determinisme biologis dalam kehidupan sosial, tidak seorang pun yang menolak W.I Thomas dan Florian Znaniecki:
kenyataan bahwa struktur biologis manusia – genetika, sistem syaraf dan sistem hormonal – sangat 1. Keinginan memperoleh pengalaman baru;
mempengaruhi perilaku manusia. Struktur genesis, misalnya, mempengaruhi kecerdasan, kemampuan 2. Keinginan untuk mendapat respons;
sensasi, dan emosi. Sistem saraf mengatur pekerjaan otak dan proses pengolahan informasi dalam 3. keinginan akan pengakuan;
4. Keinginan akan rasa aman.
David McClelland:
1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement);
2. Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation);
3. Kebutuhan berkuasa (need for power). BAB 3
Abraham Maslow: SISTEM KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
1. Kebutuhan akan rasa aman (sefety needs);
2. Kebutuhan akan keterikatan dan cinta (belongingness and love needs); Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Perepsi ialah proses member makna pada sensasi
3. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs); sehingga manusia memeroleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi
4. Kebutuhan untuk pemenuhan diri (self-actualization). menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir
Melvin H.Marx: adalah mengolah dan memanipulasi informasi untuk memengaruhi kebutuhan atau memberikan
1. Kebutuhan organismis: respons.
- Motif ingin tahu (curiosity),
- Motif kompetisi (competence), Sensasi
- Motif prestasi (achievement); Sensasi adalah tahap palinga awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata
2. Motif-motif sosial: “sense”, artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organism dengan lingkungannya. Dennis
- Motif kasih sayang (affiliation), Coon (1977: 79) mengatakan “bila alat-alat indera mengubah informasi menjad impuls-impuls saraf --
- Motif kekuasaan (power), -dengan ‘bahasa’ yang dipahami (‘komputer’) otak--- maka terjadilah proses sensasi.” Sedangkan
- Motif kebebasan (independence). Benyamin B.Wolman (1973: 3443) menuliskan “sensasi adalah pengalaman elementer yang segera,
Klarifikasi diatas tidak menunjukan pebedaan yang tegas. Kalau tidak terjadi perulangan yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
dengan istilah lain (seperti motif prestasi dengan motif pemenuhan diri), maka yang terjadi adalah berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
penambahan. Secara singkat, motif-motif sosiogenis di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Seorang filusuf bernama John Locke beranggapan bahwa there is nothing in the mind except
1) Motif ingin tahu: mengerti, meneta, dan menduga. Setiap orang berusaha memahami dan what wa first in the sense(tidak ada apa-apa dalam jiwa kita kecuali harus lebih dulu lewat alat
memperoleh arti dari dunianya. indera). Filusuf lain, Berkeley, beranggapan bahwa andaikan kita tidak mempunyai alat indera, dunia
2) Motif kompetisi. Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan tidak akan ada.
kehidupan apapun. Motif kompetisi erat kaitannya dengan kebutuhan akan rasa aman. Psikologi menyebut sembilan (bahkan ada yang menyebut sebelas) alat indera: penglihatan,
3) Motif cinta. Sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi pertumbuhan pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperature, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Kita
kepribadian. Berbagai penelitian membuktikan bahwa kebutuhan akan kasih sayang yang tidak dapat mengelompokkannya pada tiga macam indera penerima, sesuai sumber informasi. Sumber
terpenuhi akan meimbulkan perilaku manusia yang kurang baik: orangb akan menjadi agresif, informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri individu sendiri(internal).
kesepian, frustasi. (Packard, 1974). Informasi dari luar diinderai oleh ekseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam
4) Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas. Erat kaitannya dengan kebutuhan diindera oleh interoseptor(misalnya, sistem peredaran darah). Selain itu gerakan tuhuh kita sendiri
untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk diindera oleh proprioseptor (misalnya, organ vestibular).
menunjukan eksistensi di dunia. Apa saja yang menyentuh alat indera disebut stimulus. Stimulus yang diubah menjadi energi
5) Motif kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan.dalam menghadapi gejolak saraf disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Agar dapat diterima pada alat indera, stimulus
kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntnnya dalam mengambil keputusan atau harus cukup kuat. Batas minimal intensitas stimulus disebut ambang mutlak (absolute threshold).
memberikan makna pada kehidupannya. Ketajaman sensasi ditentukan oleh faktor-faktor personal. Brakesley, seorang peneliti
6) Kebutuhan akan pemenuhan diri. Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita mengatakan “we live in different taste worlds”. Perbedaan sensasi dapat disebabkan oleh perbedaan
juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita; juga memenuhi potensi-potensi kita. pengalaman atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat indera yang berbeda.
Persepsi one’s ability to memorzize” ---makin sering mengingat makin jelek kemampuan mengingat (Hunt,
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh 1982: 94).
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada 2. Teori Interferensi (Interference Theory)
stimulus inderawi (sensory stimuli). Ada yang dinamakan kekeliuan persepsi, ada salah persepsi. Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan
Kekeliruan persepsi dapat dicontohkan jika anda memanggil teman sekelas anda, namun ternyata pada meja lilin atau kanvas itu. Jika misalnya dalam kanvas itu terekam hukum relativitas dan segera
orang itu ternyata adalah orang asing yang baru anda kenal. Kesalahan persepsi dicontohkan ketika setelah itu Anda mencoba merekam hukum medan gabungan , Yang kedua akan menyebabkan
saya mengucapkan kata “nasi”, tetapi Anda mendengar “asi”. terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Ini disebut interferensi.
Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krench dan Richard S. Inhibisi retroaktif (hambatan ke belakang) terjadi jika kita misalnya kita menghafal halaman
Crutchfield (1977: 235) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor lainnya yang pertama dalam kamus Inggris-Indonesia, lalu berhasil. Kemudian menghafal halaman kedua, berhasil
sangat mempengaruhi persepsi, yakni perhatian. juga. Akan tetapi yang diingat pada halaman pertama berkurang. Inilah yang disebut inhibisi
retroaktif.
Memori Lebih sering mengingat, lebih jelek daya ingat kita. Ini disebut inhibisi proaktif (hambatan ke
Schlessinger dan Groves (1976: 352) mendefinisikan “memori adlaah sistem yang sangat berstruktur, depan). Masih ada satu hambatan lagi ---walaupun tidak tepat masuk teori interferensi, disebut
yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan hambatan motivasional. Psikologi klinik membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang “melukai” hati
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.” kita cenderung dilupakan. Freud mengasali lupa pada proses represi yang berkaitan dengan cemas
Secara singkat, memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman atau ketakutan. Amnesia bisa terjadi karena gangguan fisik atau psikologi; karena kerusakan otak atau
(encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan neurosis. Sebaliknya, sesuatu yang penting menurut kita, yang menarik perhatian kita, yang
(storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan memengaruhi kebutuhan kita, akan mudah kita ingat. Ini pengaruh faktor personal dalam memori.
dimana. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan
informasi yang disimpan (Mussen dan Rosenzweig, 1973:499) 3. Teori Pengolahan Informasi (Information Theory)
Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage
Jenis-jenis memori (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memori jangka pendek); lalu
Kita tidak menyadari pekerjaan memori pada dua tahap yang pertama. Kita hanya mengetahui memori dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memory jangka
pada tahap ketiga: pemanggilan kembali. Pemanggilan diketahui dengan empat cara: panjang).
1) Pengingatan (Recall). Pengingatan adalah proses aktif untuk menghasilakan kembali fakta dan Sensory storage lebih merupakan proses perseptual daripada memori. Ada dua macam
informasi secara vervbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas. memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi
2) Pengenaln (Recognition) yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Sensory storage menyebabkan kita meliahat
Pilihan berganda (multiple-choice) dalam tes objektif menuntut pengenalan, bukan pengingatan. rangkaina gambar seperti bergerak, ketika kita menonton film.
3) Belajar lagi (Relearning). Informasi harus disandi (encoder) dan masuk pada short-term memory. STM sangat
Mempelajari yang sudah pernah dipelajari akan lebih cepat. terpengaruh interferensi. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi.
4) Redintegrasi (Redintegration). Jumlah bit informasi ini disebut rentangan memori (memori span). Untuk mengingatkan kemempuan
STM, para psikolog menganjurkan kita untuk memngelompokkan informasi; kelompoknya disebut
Mekanisme Memori chunk.
Ada tiga teori yang menjelaskan memori: teori aus, teori interferensi, dan teori pengolahan informasi. Ingatan adalah apabila informasi yang berhasil dipertahankan pada STM masuk kedalam
1. Teory Arus (Disuse Theory) LTM. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak emenit sampai seumur hidup. Kita dapat
Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Willism James, juga Benton memasukkan informasi dari STL ke LTM dengn chunking(membagi dalam beberapa chunk),
J.Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer rehearsals (mengaktifkan STM untuk waktu yang lama dengan mengulang-ulangnya), clustering
(mengelompokkan dalam konsep-konsep), atau methodde of loci (memvisualisasikan dalam benak Persepsi interpersonal juga akan mempengaruhi komunikate. Bila orang berperilaku sesuai
kita materi yang harus kita ingat). dengan persepsi orang lain terhadap dirinya, terjadinya apa yang disebut fulfilling prophecy (ramalan
yang dipenuhi sendiri).
BAB 4 2. Konsepsi Diri
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri
Orang lain , Gabriel Marcel, kita mengenali diri kita dengan mengenal orang lain lebih dulu.
Kelompok rujukan, Anda mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri
1. Persepsi Interpersonal kelompoknya.
a. Pengaruh faktor-faktor Situasional pada persepsi Interpersonal b. Pengaruh Konsep Diri pada komunikasi Interpersonal
Deskripsi Verbal : Bagaimana rangkaian sifat menentukan persepsi orang. • Nubuat yang dipenuhi sendiri
• Petunjuk proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan. • Membuka diri
• Petunjuk kinesik ialah ungkapan yang mencerminkan persepsi khusus tentang orang lain dari • Percaya diri
gerakan tubuhnya. • Selektivitas : konsep diir memengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri
• Petunjuk wajah adalah yang paling penting dalam mengenali perasaan pesona stimuli. mempengaruhi kepada pesan apa Anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu
• Petunjuk paralinguistik ialah bagaimana cara orang mengucapkan lambanng-lambang verbal. dan apa yang kita ingat, Anita Taylor.
• Petunjuk artifaktual ialah meliputi segala macam penampilan sejak potongan tubuh, kosmetik 3. Atraksi Interpersonal
yang dipakai, baju, tas dll. a. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal
b. Pengaruh faktor-faktor Personal pada Persepsi Interpersonal • Kesamaan karakteristik personal
• Pengalaman, pengalaman kita bertambah juga melalui rangkain peristiwa yang pernah kita • Tekanan emosional / setres
hadapi. • Harga diri yang rendah
• Motivasi • Isolasi sosial
• Kepribadian b. Faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal
c. Proses pembentukan Kesan • Daya tarik fisik (physical Attractivenses)
• Stereotyping ini mungkin yang menjelaskan terjadinya primacyy effect dan halo efect, yang • Ganjaran (Reward)
secara sederhana menunjukkan kesan pertama amat menentukan. Karena kesan itulah yang • Familiarty : sering kita lihat atau sudah kita kenal dengan baik.
menentukan kategori. Pesona seperti itulah yang sudah kita senangitelah mempunyai kategori tertentu • Kedekatan (proximity)
yang positif, dan pada kategori ini sudah disimpan semua sifat yang baik. • Kemampuan (competence)
• Implicit Personality Theory, memberi kategori berarti membuat konsep. Setiap orang punya c. Pengaruhi atraksi interpersonal pada komunikasi interpersonal
persepsi sendiri tentang sifat-sifat apa, berkaitan dengan sifat-sifat apa untuk memberikan kesan • Penafsiran pesan dan penilaian
tentang orang lain. • Efektivitas komunikasi
• Atribusi adalah proses menyimpulkan motof, maksud dan karakteristik orang lain dengan 4. Hubungan Interpersonal
melihat pada perilakunya yang tampak. a. Teori-teori hubungan Interpersonal
d. Proses pengelolaan kesan • Model pertukaran sosial
Kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk verbal dan non • Model peranan
verbal dan dipersulit oleh faktor-faktor personal pada penanggap. Kesulitan timbul karena stimuli • Model permainan
berusaha menampilkan petunjuk-petunjuktertentu untuk menimbulkan kesan tertentu pada diri • Model interaksional
penanggap (Erving Goffman). b. Tahap-tahap hubungan Interpersonal
e. Pengaruh Persepsi Interpersonal pada komunikasi Interpersonal • Pembentukan hubungan interpersonal
• Peneguhan hubungan interpersonal Untuk nilai-nilai sosial yang dipegang teguh oleh sistem sosial, konformitas dipergunakan.
• Konfirmasi Untuk keberhasilan moral, kita memperlukan konformitas. Akan tetapi untuk memperkembangkan
• Diskonfirmasi pemikiran, untuk menghasilkan hal-hal yang baru dan kreatif, konformitas merugikan
• Pemutusan hubungan interpersonal (Hollander,1975). Kebebasan dan keragaman boleh jadi meresahkan sewaktu-waktu, tetapi itulah
c. Faktor-faktor yang membutuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal. harga yang harus kita bayar untuk menghindari kebekuan. Alternatifnya buakn nonkonformitas (selalu
• Percaya (trust): menerima, empati dan kejujuran tidak setuju), melainkan kemandirian (Independence). Mandiri bukan menentang kelompok,
• Sikap suportif melainkan bersedia untuk berbeda pendapat inilah freedom to be different.

BAB 5 Fasilitas Sosial


SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK Prestasi individu yang meningkat karena disaksikan kelompok Allport menyebutnya sebagai
fasilitas sosial. Fasilitasdari kata Prancis facile, artinya mudah. Menunjukkan kelancaran atau
Kelompok dan pengaruhnya pada perilaku komunikasi peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok memengaruhi pekerjaan sehingga
terasa menjadi lebih mudah.
Klasifikasi kelompok Polarisasi
Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di terminal Menurut sebagian ahli boleh jadi disebabkan pada proporsi argumentasi yang menyokong
bis, yang antri di depan loket biskop, yang berbelanja di pasar disebut agregat , bukan kelompok. sikap atau tindakan tertentu. Bila proporsi terbesar mendukung sikap konservatif, keputusan
Supaya agregat menjadi kelompok butuh kesadaran pada anggota-anggotanya akan ikatan yang sama kelompok pun akan lebih konservatif dan begitu sebaliknya.
yang mempersatukan mereka. Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan
melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya. Jadi, dengan perkataan lain, kelompok
mempunyai dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terkait dengan
kelompok, ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Kedua, nasib
anggota-anggota saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan
hasil yang lain.

Ingroup dan Outgroup


Menurut Sumner , Ingroup adalah kelompok kita. Outgroup kelompok diluar kita.
Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan (Theodore Newcomb)
cara-cara menggunakan kelompok rujukan dalam persuasi :
1. Gunakanlah kelompok rujukan positif yang mendukung pesan kita.
2. Komunikator harus memperhitungkan relevansi dan nilai kelompok rujukan yang lebih tepat
bagi kelompok tertentu.
3. Standar perilaku dapat dipergunakan untuk menambah peluang diterimanya pesan kita.
4. Suasana fisik komunikasi dapat menunjukkan kemungkinan saling mendahului.
5. Kadang-kadang kelompok rujukan positif dapat dikutip langsung dalam pesan, untuk
mendorong responsif positif dari khalayak.

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi


Konformitas

Anda mungkin juga menyukai