Anda di halaman 1dari 12

PAPPER “KARAKTERISTIK MANUSIA KOMUNIKAN”

Dosen pengampu : Evianawati, S. Psi., M. Si


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Psikologi Media dan
Komunikasi

Fina Nurul Fadilah


Universitas Cendekia Mitra Indonesia, Jl. Ngeksigondo No.60, Prenggan, Kec. Kotagede,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55172

Abstrak

Dalam kehidupan sosial komunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam
berinteraksi dengan satu sama lain. Manusia adalah pemeran utama dalam proses
komunikasi, setiap individu memiliki cara unik dalam melakukan komunikasi. Psikologi
mempelajari perilaku manusia dalam proses komunikasi. Ada 4 konsep psikologi yang
berpengaruh didalamnya. Selain 4 konsep psikologi tersebut, ada 2 faktor lain ang dapat
mempengaruhi karakteristik manusia komunikan seperti faktor personal dan situasional.

Kata kunci : Manusia, komunikan, karakteristik

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai pemeran utama dalam proses komunikasi mempunyai


karakteristik yang sangat unik dalam menggunakan simbol-simbol dan lambang-
lambang agar dapat mengaktualisasikan pikirannya.
Sebagai psikolog, kita memandang komunikasi justru pada prilaku
manusia komunikan. Tugas ahli linguistik untuk membahas komponen-
komponen yang membentuk struktur pesan. Tugas ahli tekniklah untuk
menganalisi berapa banyak “ noise” terjadi dijalan sebelum pesan sampai pada
komunikate, dan berapa banyak pesan yang hilang. Psikolog mulai masuk ketika
membicarakan bagaimana manusia memproses pesan yang diterimanya,
bagaimana cara berfikir dan cara melihat manusia dipengaruhi oleh lambang-
lambang yang dimiliki.
Fokus psikologi komunikasi adalah manusia komunikan. Oleh karena
itu, penting lebih dahulu kita kenal dengan diri kita, mencoba menjawab :
makhluk apa kita ini? Faktor-faktor apa yang mengendalikan perilaku kita?
Papper ini akan membicarakan kosepsi psikolog tentang manusia suatu
landasan teoritis untuk studi-studi psikologi komunikasi selanjutnya. Setelah itu,
malah ini akan membicarakan faktor-faktor personal dan situasional yang
memengaruhi perilaku manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan membuat rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep psikologi tentang manusia?
2. Apa faktor-faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia?
3. Apa faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia?
C. Tujuan
penulis memliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep psikologi tentang manusia

2
2. Mengetahui faktor-faktor personal yang mempengaruhi perilaku manusia
3. Mengetahui faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia

3
BAB 11

PEMBAHASAN

A. Konsep psikologi tentang manusia

Banyak teori dalam ilmu komunikasi dilatar belakangi konsepsi-konsepsi


psikolog tentang manusia. Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi
psikoanalisisyang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh
keinginan-keinginan terpendam ( homo volens). Teori ”jarum hipodermik” (yang
menyatakan media massa sangat berpengaruh) dilandasi konsepsi behaviorisme
yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakan semaunya oleh
lingkungan ( homo mechanicus). Teori pengolahan informasi jelas dibentuk oleh
konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (homo sapiens). Teori-
teori komunikasi interpersonal banyak dipengaruhi konsepsi psikologi humanistis
yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (homo ludens).

 Konsepsi Manusia dalam Psikoanilisis


Dalam konsepsi manusia psikoanilisis bagian dari seluruh aliran
psikologi, psikoanilisis secara tegas memerhatikan struktur jiwa manusia.
bahkan sigmund freud, pendiri psikoanalisis, adalah orang pertama berusaha
merumuskan psikologi manusia. Ia memfokuskan perhatiannya kepada totalitas
kepribadian manusia, nukan pada bagian-bagiannya yang terpisah (Asch,
1959:17).
Menurut freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga
subsistem dalam kepribadian manusia diantaranya :
1. Id
Id adalah bagian kepribadian yang menyimpang dorongan-dorongan
bioligis manusia sampai pusat instink (hawa nafsu-dalam kamus agama).
Ada dua instink dominan yaitu :

4
a. Libodo-instink reproduksi yang menyediakan energy dasar untuk
kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif.
b. Thanatosos-instink destruktif dan agresif. Yang pertama disebut juga
instink kehidupan (eros), yang dalam freud bukan hanya meliputi
dorongan seksual, tetapi juga semua yang mendatangkan kenikmatan
seperti kasih ibu, pemujaan pada tuhan, dan cinta diri (narcism).
Semua motif manusia adalah gabungan antara eros dan
thanatos. Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure
prnciple), ingin segera memnuhi keinginannya. Id bersifat egoistis,
tidak bermoral dan tidak mau tau dengan kenyataan. Id adalah tabiat
hewani manusia.
2. Ego
Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntunan rasional
dan realistik. Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukan
hasrat hewaninya. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality
principle). Ego berfungsi sebagai menjembatani tuntunan id dengan realitas
dunia luar.
3. Superego
Superego adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Supergo juga
dapat diartikan sebagai hati nurani (consclence) yang merupakan
internalisasai dari norma-norma social dan curtural masyarakatnya. Ia
memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan kealam
bawah sadar.
Secara singkat, dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi
antara komponen biologis (id), komponen psikologis (ego), dan komponen
sosial (superego), atau unsur animal, rasional, dan moral ( hewani, akali,
dan nilai).
 Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang
mwnganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif dan juga

5
psikoanalis (yang berbicara tentang alam bawah sadar dan tidak tampak).
Behaviorisme ingin menganalisis hanya perilaku yang tampak saja, yang dpat
diukur, dilukiskan dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioris lebih
dikenal dengan nama teori belajar, karaena menurut mereka seluruh perilaku
manusia kecuali instink adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku
organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau
mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional,
behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan
oleh faktor-faktor lingkungan.
 Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif
Ketika asumsi-asumsi behaviorisme diserang habis-habisan pada akhir
tahun 60-an dan awal tahun 70-an, psikologi sosial bergerak ke arah paradigma
baru. Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhlik yang bereaksi secara pasif
pada lingkungan,tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami
lingkungannya : makhluk yang selalu berfikir (homo spiens). Pikiran yang
dimaksudkan behaviorisme sekarang didudukkan lagi di atas tahta.
Kaum rasinlis mempertanyakan apakah betul bahwa penginderaan kita,
melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. Kemampuan
alat indera kita dipertanyakan karena seringkali gagal menyajikan informasi
yang akurat.
 Manusia dalam Konseps Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi.
Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Pada
behaviorisme manusiahanyalah mesin dibentuk lingkungan, pada psikonalisis
manusia melalui dipengaruhi oleh naluri primitifnya. Dalam pandangan
behaviorisme manusia menjadi robot tanpa jiwa, tanpa nilai. Dalam
psikoanalisis, seperti kata freud sendiri, we see man as savage beast (1930:86).
Keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat
menjwlaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti

6
cinta, kreativitas, nilai, makna, dan pertumbuhan pribadi. Inilah yang didisi oleh
psikologi humanistik. “humanistic psichology is not just te study of ‘human
being’; it a commitmentto human becoming,” tulis floyd W. Matson (1973:19)
yang sukar diterjemahkan kedalam bahasa indonesia.
Psikologi humanstik mengambil banyak dari psikoanalisis neofreudian
( sebenarnya anti-freudian) seperti Adler, Jung, Rank, Slekel, Ferenczi; tetapi
lebih banyak lagi mengambil dari fenomenologi dan eksistensilsme.
Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang
dipersepdi dan diinterprestasi secara subyektif. Setiap orang berebda dari alam
pengalaman orag lain.” (brouwer,1983:14 fenomonologi banyak mempengaruhi
tulisan- tulisan cari rogers, yang boleh disebut sebagai bapak psikologi
humanistik.
B. Faktor faktor personal yang memengaruhi perilaku manusia
Manusia bersikap dalam masyarakat itu berebda-beda yang suka bergaul dan ada
pula yang tidak suka gaul, ada yang pendiam, pemarah, dan lain-lain. Itu semuanya
disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada dirinya sendiriatau faktor dari luar
yaitu :
1. Faktor biologis
Faktor biologi ini disebabkan oleh pengaruh dirinya sendiri sebagai
manusia, karna manusia mempunyai sifat bawaan yang timbul dari manusia itu
sendiri seperti sifat: memberimakan, merawat anak, menarik perhatian lawan
jenis dan ketika seorang merasa kekurangan makanan dan istirahat maka orang
itu akan mempunyai perilaku yang cepat emosi.
2. Faktor-faktor sosiopsikiologis
Karena manusia makhluk sosial, dari prosessosial ia memperoleh
beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Kita dapat
mengkasifkasinya ke dalam tiga komponen: afektif, kognitif, dan konatif.
Komponen yang pertama, yang merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikiologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan
sebelumnya. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan
dengan apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif adalah aspke
volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Kita

7
mulai dengan komponen afektif yang terdiri atas motif sosiogenis, sikap dan
moral.
 Motif sosiogenis
Motif sosiogenis, sering juga disebut motif sekunderssebagai lawan
motif primer (motif biologis), sebetulnya bukan motif “anak bawang”.
Peranannya dalam membentuk perilaku sosial bahkan sangat menentukan.
Secara singkat, motif-motif sosiogenis diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Motif ingin tahu: mengerti, menata, dan menduga (predictability). Setiap
orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Kita dan
mengarahkan memerlukan kerangka rujukan (frame of reference) untuk
mengevaluasikan situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesuai.
2. Motif kompetensi. Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu
mengatasi persoalan kehidupan apa pun. Perasaan mampu amat
bergantungpada perkembangan intelektual, sosial, dan emosional.
3. Motif cinta rela kehangatan persahabatan. Orang inginditerima di dalam
kelompoknya sebagai anggota sukarela dan bukan yang sukarela dab bukan
yang sukarela kehangan persahabatn, ketulusan kasih sayang, penerimaan
orang lain yang hangat amat dibutuhkan manusia.
4. Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas. Erat kaitannya
dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh
kasih sayang ialah kebutuhan untuk menunjukan eksistensi di dunia. Kita
ingin kehadiran kita bukan saja dianggap bilangan, melainkan juga
doperhitungkan.

5. Kebutuhan akan nilai, kedambaan, dan makna kehidupan. Dalam


menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk
menuntunya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada
kehidupannya.

6. Kebutuhan pemenuhan diri. Kita bukan saja ingin mempertahankan


kehidupan, kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita ; ingin
memenuhi potensi-potensi kita.
 Sikap

8
Sikap adalah kecendrungan bertindak, berpikir dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi/nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan
kecendrungan berperilaku dengan cara-cara tertentu terhdap objek sikap. Objek
sikap boleh berarti benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.
Jadi pada kenyataanya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri.
 Emosi
Menunjukkan kegoncangan aganisme yang disertai oleh gejala-gejala
kesadaran, perilakuan, dan proses psiologis, bila orang yang anda cintai
mencemoohkan anda, anda akan bereaksi secara emosional karena anda
mengetahui cemooohan itu (kesadaran). Jantung anda akan berdetak lebih
kencang, kulit memberikan respons dengan menegluarkan keringat dan nafas
terengah-engah
 Kepercayaan
Kopercayaan adalah komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis,
kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi
hanyalah “ keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah” atas dasar
bukti,sugesti otoritas, atau pengalaman intuis, jadi kepercayaan itu dapat
bersifat rasional atau irasional.
C. Faktor- Faktor Situasional yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Suatu pesan yang disampaikan pada kondisi dan situasi tertentu akan direspon
berbeda oleh orang dalam situasi dan kondisi tertentu pula, contoh si A menelepon
si B pada tengah malam, si A akan berpikir dan mengira ada masalah pada si A, ini
akan berbeda jika si A menelepon si B pada pagi hari, mungkin si B tidak akan
mengira bahwa ada masalah pada si A, si B menunjukkan respon berbeda pada
situasi yang berebda ( malam dan pagi) atas penerimaan telpon dari A.

Edward G. Sampson merangkumkan seluruh faktor situasional sebagai berikut:


1. Aspek objektif dari lingkungan
a. Faktor ekologis meliputi:
1) Faktor geografis
2) Faktor iklim dan meteorologis
b. Faktor desain dan arsitektural
c. Faktor temporal
d. Suasana perilaku

9
e. Faktor teknologi
f. Faktor sosial meliputi:
1) Struktur organisasi
2) Sistem peranan
3) Struktur kelompok
4) Karakteristik popolasi
2. Lingkungan psikososial seperti dipersepsi oleh kita
a. Iklim organisasi dan kelompok
b. Ethos dan iklim institusional serta kultural
3. Stimulasi yang mendorong dan memperteguh perilaku
a. Orang lain
b. Situasi pendorong perilaku

Beberapa peneliti psikologi sosial, seperti frederices price dan bouffard


(1972), meneliti kendala situasi yang mempengaruhi kelayakan melakukan
perilaku tertentu. Ada situasi yang memberikan rentangan kelayakan
perilaku (behavioral appopriateness),seperti situasi ditaman, dan situasi yang
banyak memberikan kendala pada perilaku, spserti gejala. Situasi permisif
memungkinkan orang melakukan banyak hal tanpa harus merasa malu.
Sebaiknya, situasi restriktif menghambat oarang untuk berperilaku
sekehendak hatinya.

Faktor-faktor situasional yang diuraikan tersebut tidaklah mengenyapingkan


faktor-faktir personal yang disebut sebelumnya. Kita mengeakui besarnya pengaruh
situsai dalam menentukan perilaku manusia. Namun, manusia memberikan reaksi yang
berbeda-beda terhadap situasi yang dihadapinya, sesuai dengan karakteristik pesonal
yang dimilikinya. Perilaku manusia memang merupakan hasil interaksi yang menarik
antara keunikan individual dengan keumuman situasional.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Konsepsi psikologi tentang manusia diantanya adalah:
1. Konsepsi manusia tentang psikoanalisis, ini meliputi id, ego dan super ego.
2. Konsepsi manusia dalam behaviorisme
3. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif
4. Manusia dalam konsepsi psikologi humanistik.
 Faktor personal yang mempengaruhi manusia adalah faktor biologis dan faktor-
faktor sosiopsikologis
 Faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perilaku manusia adalah
1. Aspek-aspek objektif dari lingkungan, ini meliputi faktor ekologis, faktor
desaindan arsitektuaral, faktor temporal, analisi suasana perilaku, faktor
teknologis.
2. Lingkungan psikososial seperti dipersepsi oleh kita
3. Stumulisi yang mendorong dan memperteguh perilaku

11
DAFTAR PUSTAKA

Jalaludin rahmat. (2018). psikologi komunikasi,bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jalaludin rahmat. (2020). psikologi komunikasi, bandung: PT Remaja Rosdakarya.

12

Anda mungkin juga menyukai