DOSEN PENGAMPU
Disusun Oleh :
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN…...………………………………………………………...…...3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….……….4
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Konsep Superego Konsep manusia dalam psikologi komunikasi yang
ketiga adalah konsep superego. Konsep superego ini merupakan aspek yang
menampung semua standar internalisasi moral dan cita – cita yang biasanya
diperoleh dari orang tua dan masyarakat tentang rasa benar atau salah. Selain itu,
superego ini memberikan pedoman untuk membuat penilaian antar individu. 4.
Konsep Hasrat Selain ketiga konsep diatas, konsep lainnya yang merupakan
konsep manusia dalam psikologi komunikasi adalah konsep hasrat. Adapun konsep
hasrat ini sebuah identifikasi dalam diri manusia dalam suatu identitas tanpa sadar
dibentuk oleh adanya hasrat dalam dirinya. Dengan melakukan atau
mengidentifikasi hal tersebut maka seorang manusia mendapatkan knsep dalam
dirinya yang memiliki hubungan tiga ranah dengan psikis manusia. Ada[un ketiga
ranah yang dimaksud dalam hal ini adalah :
Yang pertama adalah Fase Pra – odipal pada tatanan real ( the real )
Yang kedua adalah Fase Cermin pada tatanan imajiner ( the imaginer )
Yang ketiga adalah Fase Odipal pada tatanan simbolik ( the symbolic )
Dalam fase real ini, manusia dikatakan berada pada tahap kebutuhan ( need ) ,
dimana dalam fase real yang ada dan yang dipikirkan adalah haya masalah
kebutuhan. Dalam fase the real ini juga segala sesuatu haruslah terpenuhi, dan tak
ada kekurangan. Sedangkan dala fase cermin, sesuai dengan namanya fase cermin
berarti melihat gambaran dirinya dari hal atau dari orang lain, atau dengan kata lain
diri selalu menemukan dirinya melalui refleksi orang lain. Sedangkan untuk fase
odipal yatu suatu fase dimana seornag indiviu yang sudah bisa melihat atau
mengidentifiaksikan dirinya melalui gambaran atau refleksi dari dirinya sendiri1.
1
Bimo Walgito.2003. Psikologi sosial suatu pengantar. Yogyakarta: Andi offset. hal 65
5
B. Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Psikologi sosial terbagi menjadi dua macam, yaitu Psikologi social (dengan
huruf P besar) dan psikologi Sosial (dengan huruf S besar). Hal ini menunjukkan
adanya dua pendekatan dalam psikologi sosial. Yang pertama Psikologi sosial
menekankan faktor-faktor psikologis (faktor dari dalam diri individu atau faktor
personal), dan yang kedua psikologi Sosial menekankan faktor-faktor sosial(faktor
dari luar individu atau faktor environmental). Edward E. Sampson mengemukakan
dua perspektifnya mengenai perilaku manusia, yaitu :
Perspektif yang berpusat pada persona (person centered perspective).
Perspektif yang berpusat pada situasi (situation centered perspective).
Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal, baik
berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan
perilaku manusia. Yang kesemuanya itu secara garis besar terbagi menjadi dua
faktor, yaitu :
Faktor Biologis
Manusia adalah mahkluk biologis yang tidak berbeda dengan
hewan yang lain. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan
manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, yang
diawali dengan struktur DNA yang menyimpan seluruh memori
warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Demikian
besarnya pengaruh biologis ini, hingga muncul aliran baru yang
menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi.
Faktor Sosiopsikologis
Manusia adalah mahkluk sosial. Dari proses sosial inilah
manusia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi
perilakunya. Faktor sosiopsikologis dapat diklasifikasikan dalam tiga
komponen, yaitu :
6
a. Komponen Afektif.
Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikologis
2
E.Stotland, Empathy, Phantasi, and Helping,: Beverly Hills: Sage Publications, 1978, hlm 98
7
Roger Barker membagi lingkungan ke dalam beberapa satuan yang
terpisah yang disebut suasana perilaku, seperti ruang kelas, bioskop, toko,
tempat ibadah, dan lain sebagainya. Pada setiap suasana terdapat pola-pola
hubungan yang mengatur perilaku orang-orang di dalamnya.
3. Teknologi
3
G.W. Alport, , Theori of Perception and The Concept of Strukture,New York: Wiley 1955 hlm 134
8
BAB III
KESIMPULAN
Manusia adalah mahkluk social yang wajib dan harus bisa berkomunikasi
dengan baik,dengan di harus kan nya berkomunikasi maka tiap manusia harus
mengetahui tentang psikologi komunikasi nya.Manusia harus memiliki
kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal.Dapat di
simpulkan bahwasannya sifat dan karakter di setiap manusia bisa berubah ubah
seiring dengan social nya baik di lingkungan maupun keturuan dari orang tua
masing masing.
9
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok Achmad, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2008
Mustafa Al Maragi, Ahmad, Terjemahan Tafsir Al Maragi, Semarang: Toha Putra, 1993.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007.
G.W. Alport, , Theori of Perception and The Concept of Strukture,New York: Wiley 1955 hlm
134
E.Stotland, Empathy, Phantasi, and Helping,: Beverly Hills: Sage Publications, 1978, hlm 98
10