Anda di halaman 1dari 10

Psikologi Komunikasi

“ Karakteristik Manusia Komunikan“

DOSEN PENGAMPU

Indi Tri Asti, M.I.Kom

Disusun Oleh :

Fatur Rizky Sylvana 0101203034

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUMATERA UTARA

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN…...………………………………………………………...…...3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….……….4

A. Konsepsi Psikologi Tentang Manusia…...


…………………………………….………………….….4
B. Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia…..
…………………………………………………………….6
C. Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku
Manusia……………………………………………………………..….7
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….10

2
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia sebagai pemeran utama dalam proses komunikasi mempunyai


karakteristik yang unik dalam menggunakan simbol-simbol dan lambang-lambang
agar dapat mengaktualisasikan pikirannya,
Simbol dan lambang (bahasa verbal dan non verbal) dipelajari oleh manusia
sejak bayi, sebagai psikolog, dia akan memandang komunikasi justru pada prilaku
mausia komunikan. Tugas ahli linguistiklah untuk membahas komponen-
komponen yang membentuk struktur pesan, tugas ahli tekniklah untuk mnganalisa
berapa banyak noise terjadi dijalan sebelum pesan sampai pada komunikate, dan
berapa banyak pesan yang hilang. Psikologi mulai masuk ketika membicarakan
bagaimana manusia memproses pesan yang diterimanya, bagaimana cara berpikir
dan cara melihat manusia dopengaruhi oleh lambang-lambang yang dimiliki.
Fokus psikologi komunikasi adalah manusia komunikan, karena itu, penting
lebih dahulu kita mengenali diri kita, mencoba menjawab makhluk apa kita ini?
Faktor-faktor apa yang mengendalikan perilaku kita? Makalah ini akan membahas
konsepsi psikologi tentang manusia, faktor-faktor personal yang mempengaruhi
prilaku manusia, dan faktor-faktor situasional yang mempengaruhi perilaku
manusia agar kita dapat mengenali diri kita lebih mendalam lagi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsepsi Psikologi Tentang Manusia


Adapun yang dimaksud dengan psikologi komunikasi adalah sebuah cabang
ilmu psikologi yang bertugas untuk menguraikan, meramalkan dan mengendalikan
peristiwa mental dan perilaku seseorang dalam sebuah komunikasi, psikologi
komunikasi juga dapat diartikan sebagai sebuah ilmu psikologi yang yang berusaha
untuk memahami, menjelaskan dan memprediksi bagaimana pikiran, perasaan, dan
tindakan manusia yang dipengaruhi oleh manusia yang lainnya. Adapun
komunikasi ini sangatlah vital dalam menumbuh kembangkan kepribadian
manusia, dan pada umumnya berbicara mengenai komunikasi tidak akan terlepas
dari perilaku serta pengalaman kesadaran manusia. Dalam kacamata psikologi,
komunikasi tersebut dipandang sebagai perilaku, baik itu yang bersifat manusiawi,
menarik serta melibatkan banyak orang di berbagai situasi.
Adapun psikologi komunkasi tersebut mengupas secara tajam “ diri “ kita
sebagai slaah satu pelaku komunikasi tersebut dan komponen komunikasi yang
lainnya. Dalam komunikasi sudah pasti ada objek manusianya. Dan di dalam objek
tersebut sudah pasti ada konsep manusianya juga. Adapun konsep manusia dalam
psikologi komunikasi adalah sebagai berikut.
1. Konsep Ego Konsep manusia dalam psikologi komunikasi yang kedua
adalah konsep Ego. Konsep ego ini merupakan komponen kepribadian yang
bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Adapun ego ini berkembang
dari id yang memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara
yang dapat diterima di dunia nyata. Dalam hal ini, ego bekerja
2. Konsep ID Konsep manusia dalam psikologi komunikasi yang pertama
adalah konsep id. Konsep id ini merupakan suatu konsep asek secara biologis
dimana id merupakan satu – satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir.
Aspek kepribadian inilah yang akan menjadi aspek komunikasi seorang individu
tersebut, dan hal ini dilakukan sepenuhnya dengan perasaan sadar dan termasuk
perilaku naluriah. Konsep id ini juga merupakan sumber dari segala energy psikis
sehingga komponen utama kepribadian id didorong oleh prinsip kesenangan yang
berusaha untuk kepuasan segera dari segala kesenangan dalam bentuk komunikasi.

4
3. Konsep Superego Konsep manusia dalam psikologi komunikasi yang
ketiga adalah konsep superego. Konsep superego ini merupakan aspek yang
menampung semua standar internalisasi moral dan cita – cita yang biasanya
diperoleh dari orang tua dan masyarakat tentang rasa benar atau salah. Selain itu,
superego ini memberikan pedoman untuk membuat penilaian antar individu. 4.
Konsep Hasrat Selain ketiga konsep diatas, konsep lainnya yang merupakan
konsep manusia dalam psikologi komunikasi adalah konsep hasrat. Adapun konsep
hasrat ini sebuah identifikasi dalam diri manusia dalam suatu identitas tanpa sadar
dibentuk oleh adanya hasrat dalam dirinya. Dengan melakukan atau
mengidentifikasi hal tersebut maka seorang manusia mendapatkan knsep dalam
dirinya yang memiliki hubungan tiga ranah dengan psikis manusia. Ada[un ketiga
ranah yang dimaksud dalam hal ini adalah :
 Yang pertama adalah Fase Pra – odipal pada tatanan real ( the real )
 Yang kedua adalah Fase Cermin pada tatanan imajiner ( the imaginer )
 Yang ketiga adalah Fase Odipal pada tatanan simbolik ( the symbolic )
Dalam fase real ini, manusia dikatakan berada pada tahap kebutuhan ( need ) ,
dimana dalam fase real yang ada dan yang dipikirkan adalah haya masalah
kebutuhan. Dalam fase the real ini juga segala sesuatu haruslah terpenuhi, dan tak
ada kekurangan. Sedangkan dala fase cermin, sesuai dengan namanya fase cermin
berarti melihat gambaran dirinya dari hal atau dari orang lain, atau dengan kata lain
diri selalu menemukan dirinya melalui refleksi orang lain. Sedangkan untuk fase
odipal yatu suatu fase dimana seornag indiviu yang sudah bisa melihat atau
mengidentifiaksikan dirinya melalui gambaran atau refleksi dari dirinya sendiri1.

1
Bimo Walgito.2003. Psikologi sosial suatu pengantar. Yogyakarta: Andi offset. hal 65

5
B. Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
Psikologi sosial terbagi menjadi dua macam, yaitu Psikologi social (dengan
huruf P besar) dan psikologi Sosial (dengan huruf S besar). Hal ini menunjukkan
adanya dua pendekatan dalam psikologi sosial. Yang pertama Psikologi sosial
menekankan faktor-faktor psikologis (faktor dari dalam diri individu atau faktor
personal), dan yang kedua psikologi Sosial menekankan faktor-faktor sosial(faktor
dari luar individu atau faktor environmental). Edward E. Sampson mengemukakan
dua perspektifnya mengenai perilaku manusia, yaitu :
 Perspektif yang berpusat pada persona (person centered perspective).
 Perspektif yang berpusat pada situasi (situation centered perspective).
Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal, baik
berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan
perilaku manusia. Yang kesemuanya itu secara garis besar terbagi menjadi dua
faktor, yaitu :

 Faktor Biologis
Manusia adalah mahkluk biologis yang tidak berbeda dengan
hewan yang lain. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan
manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, yang
diawali dengan struktur DNA yang menyimpan seluruh memori
warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Demikian
besarnya pengaruh biologis ini, hingga muncul aliran baru yang
menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi.

 Faktor Sosiopsikologis
Manusia adalah mahkluk sosial. Dari proses sosial inilah
manusia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi
perilakunya. Faktor sosiopsikologis dapat diklasifikasikan dalam tiga
komponen, yaitu :

6
a. Komponen Afektif.
Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikologis

* Motif Sosiogenis. Motif sosiogenis sering disebut motif


sekunder sebagai lawan dari motif primer (motif biologis). Motif
sosiogenis meliputi motif ingin tahu, motif kompetensi, motif cinta,
motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas, kebutuhan
akan nilai dan makna kehidupan, serta kebutuhan akan pemenuhan
diri.
*Emosi
Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang
diserta oleh gejala-gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses
fisiologis. Emosi tidak selalu berkonotasi negatif. Menurut
Coleman dan Hammen, fungsi emosi terbagi menjadi empat,
yaitu : emosi adalah pembangkit energi (energizer), emosi
adalah pembawa informasi (messenger), emosi membawa pesan
dalam komunikasi interpersonal, dan emosi merupakan sumber
informasi tentang keberhasilan kita2

C. Faktor Situasional Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia


1. Faktor Temporal
Waktu juga berpengaruh terhadap bioritma manusia. Tanpa
mengetahui bioritma sekalipun banyak kegiatan manusia diatur berdasarkan
waktu. Misalnya makan, sekolah, bekerja, istirahat, dan lain sebagainya.
Satu pesan komuikasi yang disampaikan pada pagi hari akan memberikan
makna yang lain bila disampaikan pada tengah malam. Jadi, yang
mempengaruhi manusia bukan saja di mana mereka berada tetapi juga
bilamana mereka berada.
2. Suasana Perilaku

2
E.Stotland, Empathy, Phantasi, and Helping,: Beverly Hills: Sage Publications, 1978, hlm 98

7
Roger Barker membagi lingkungan ke dalam beberapa satuan yang
terpisah yang disebut suasana perilaku, seperti ruang kelas, bioskop, toko,
tempat ibadah, dan lain sebagainya. Pada setiap suasana terdapat pola-pola
hubungan yang mengatur perilaku orang-orang di dalamnya.
3. Teknologi

Teknologi juga berpengaruh terhadap perilaku manusia. Revolusi


industri sering disusul degan revolusi dalam perilaku sosial. Lingkungan
teknologis (technosphere) yang meliputi sistem energi, sistem produksi, dan
sistem distribusi membentuk serangkaian perilaku sosial sosial yang sesuai
dengannya. Bersamaan dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran
informasi (infosphere) yang mempengaruhi suasana kejiwaan
(psychosphere) setiap anggota masyarakat. Menurut Marshall McLuhan,
bentuk teknologi komunikasi lebih penting daripada isi media komunikasi.
4. Faktor-Faktor Sosial
Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur
kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial
yang menata perilaku manusia. Dalam organisasi, hubungan antara anggota
dengan ketua diatur oleh sistem peranan dan norma-norma kelompok. Besar
kecilnya suatu organisasi akan mempengaruhi jaringan komunikasi dan
sistem pengambilan keputusan. Karakteristik populasi, seperti usia,
kecerdasan, karakteristik biologis, mempengaruhi pola-pola perilaku
anggota-anggota populasi tersebut
5. Faktor Ekologis
Kaum determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan
alam mempengaruhi gaya hidup dan perilaku. Misalnya, banyak orang
menghubungkan antara kemalasan atau tidak berminatnya masyarakat
Indonesia pada mata pencaharian bertani dan matahari yang selalu bersinar
setiap hari. Sebagian pandangan mereka telah diuji dalam berbagai
penelitian, seperti efek temperatur pada tindakan kekerasan, perilaku
interpersonal, dan suasana emosional.3

3
G.W. Alport, , Theori of Perception and The Concept of Strukture,New York: Wiley 1955 hlm 134

8
BAB III
KESIMPULAN
Manusia adalah mahkluk social yang wajib dan harus bisa berkomunikasi
dengan baik,dengan di harus kan nya berkomunikasi maka tiap manusia harus
mengetahui tentang psikologi komunikasi nya.Manusia harus memiliki
kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal.Dapat di
simpulkan bahwasannya sifat dan karakter di setiap manusia bisa berubah ubah
seiring dengan social nya baik di lingkungan maupun keturuan dari orang tua
masing masing.

9
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok Achmad, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2008
Mustafa Al Maragi, Ahmad, Terjemahan Tafsir Al Maragi, Semarang: Toha Putra, 1993.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007.
G.W. Alport, , Theori of Perception and The Concept of Strukture,New York: Wiley 1955 hlm
134
E.Stotland, Empathy, Phantasi, and Helping,: Beverly Hills: Sage Publications, 1978, hlm 98

10

Anda mungkin juga menyukai