Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH TEORI SYMBOLIC INTERACTION

Pada awal perkembangan interaksi simbolik berasal dari dua aliran Pertama, mahzab
Chicago, yang dipelopori Herbert Blumer (1962), melanjutkan penelitian yang pernah
dilakukan George Herbert Mead (1863-1931), Blumer meyakini bahwa studi manusia tidak
bisa dilakukan dengan cara sama seperti penelitian pada benda mati. Dan tradisi Chicago
melihat manusia sebagai kreatif, inovatif dalam situasi yang tak dapat diramalkan.
Masyarakat dan diri. dipandang sebagai proses, bukan sebagai struktur untuk membekukan
proses atau menghilangkan intisari hubungan sosial. Kedua, mahzab Iowa yang mengambil
lebih dari satu pendekatan ilmiah. Tokohnya adalah Manford Kuhn salah satu karyanya
adalah teknik pengukuran yang terkenal dengan sebutan Twenty Statement Self-Attitude Test
konsep pengujian sikap diri melalui dua puluh pertanyaan). Konsep yang lainnya tentang
perencanaan tindakan (plan of action) yaitu pola tingkah laku seseorang terhadap objek,
karena perencanaan diarahkan oleh sikap, yaitu pernyataan verbal yang menunjukkan nilai
tujuan tindakan maka sikap dapat diukur. Konsep diri menyangkut perencanaan tindakan
individu terhadap diri meliputi: identitas, kepentingan dan hal yang tidak disukai, tujuan,
ideologi, dan evaluasi diri.

Komunikasi yang berlangsung dalam tatanan interpersonal tatap muka dialogis timbal
balik dinamakan interaksi simbolik (Symbolic Interac- tion/SI). Kini, Interaksi simbolik telah
menjadi istilah komunikasi dan sosiologi yang bersifat interdisipliner. Objek material
(objectum material)- nya pun sama, yaitu manusia, dan perilaku manusia (human behavior).
Kontribusi utama sosiologi pada perkembangan ilmu psikologi sosial yang melahirkan
perspektif interaksi simbolik. Per- kembangan ini bisa dikaitkan dengan aliran Chi- cago.
Perkembangan sosiologi di Amerika sejauh ini didahului oleh penyerapan akar sosiologi yang
berkembang luas di Eropa.

DEFINISI TEORY SYMBIOLIC INTERACTION

Menurut Mead (dalam Johnson, 1994:4) teori interaksionisme simbolis juga meliputi
analisis mengenai kemampuan manusia untuk menciptakan dan memanipulasi simbol-simbol.
Artinya, sekalipun sudah ada konsensus terhadap makna simbol tertentu, terdapat ruang
terbuka yang dapat diisi oleh pemaknaan-pemaknaan baru atau yang lain oleh pelaku
interaksi. Dalam hal ini konteks sangat berpengaruh untuk menentukan pemaknaan simbol.
Dan Joel M Charron (dalam Ahmadi, 2008:302) berpendapat pentingnya pemahaman
terhadap simbol. Menurutnya, simbol adalah objek sosial dalam interaksi yang digunakan
dalam komunikasi yang ditentukan oleh individuindividu yang menggunakannya. Individu
tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek di dalam interaksi.

Interaksionisme simbolis yang dikemukakan oleh Mead menyertakan konsep tentang


mind (pikiran), self (konsep-diri), dan society (masyarakat) (dalam Johnson, 1994:14—26).
Mind bukan sebagai benda tetapi sebagai suatu proses sosial. Mind merujuk konsep bahwa
setiap individu mengalami proses berpikir dalam berinteraksi. Proses berpikir tersebut
dimulai atau dirangsang oleh munculnya suatu masalah atau hambatan yang menghalangi
tindakantindakan individu untuk memenuhi kebutuhan atau tujuannya.

KONSEP TEORI SYMBOLIC INTERACTION

Teori symbolic interaction memiliki 3 konsep utama, yaitu meaning, self concept dan
socialization

1. Meaning atau pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan antara
individu, bukan muncul atau melekat pada suatu objek secara alamiah. Proses
interaksi yang terjadi menurut para ahli dari teori ini menyebutkan akan menimbulkan
adanya simbol tertentu, berupa language (bahasa), gesture (bahasa tubuh) dan sign
(tanda) tertentu yang dipahami oleh mereka yang melakukan interaksi
2. Self concept atau konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri juga berarti pandangan, perasaan dan
persepsi seseorang tentang diri sendiri, yang bersifat psikologis, sosial dan fisik.
3. Socialization atau sosialisasi berarti proses interaksi sosial oleh individu-individu
yang selektif sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, sikap, nilai, motif, norma,
kepercayaan, dan bahasa kelompok dimana mereka akan atau menjadi anggota
kelompok.

PRINSIP TEORI SYMBOLIC INTERACTION

Herbert Blumer (dalam Jacon, T, 1993) mengemukakan bahwa, teori interaksi simbolis
menitikberatkan pada tiga prinsip utama komunikasi yaitu meaning, language, dan thought.
1. Meaning: Berdasarkan teori interaksi simbolis, meaning atau makna tidak inheren ke
dalam objek namun berkembang melalui proses interaksi sosial antar indivdu karena itu
makna berada dalam konteks hubungan baik keluarga maupun masyarakat. Meaning
dibentuk dan dimodifikasi melalui proses interpretatif yang dilakukan oleh manusia
(Jacon, T, 1993).
2. Language: Bahasa merupakan sumber makna yang berkembang secara luas melalui
interaksi sosial antara satu dengan yang lainnya dan bahasa disebut juga sebagai alat atau
instrumen. Terkait dengan bahasa, Mead menyatakan bahwa dalam kehidupan sosial dan
komunikasi antar manusia hanya mungkin dapat terjadi jika kita memahami dan
menggunakan sebuah bahasa yang sama (Jacon, T, 1993).
3. Thought: Pemikiran berimplikasi pada interpretasi yang kita berikan terhadap simbol.
Dasar dari pemikiran adalah bahasa yaitu suatu proses mental mengkonversi makna,
nama, dan simbol. Pemikiran termasuk imaginasi yang memiliki kekuatan untuk
menyediakan gagasan walaupun tentang sesuatu yang tidak diketahui berdasarkan
pengetahuan yang diketahui (Jacon, T, 1993).

Menurut Herbert Blumer, teori interaksi simbolik didasarkan atas tiga prinsip, yaitu Dalam
bukunya Mind, Self, and Society George Herbert Mead menggambarkan bagaimana pikiran
individu dan diri individu berkembang melalui proses sosial. Berdasarkan judul bukunya,
maka dalam interaksionisme simbolik terdapat tiga konsep kunci utama yaitu mind, self, dan
society.
- Mind:
Menurut Mead, mind berkembang dalam proses sosial komunikasi dan tidak dapat
dipahami sebagai proses yang terpisah. Proses ini melibatkan dua fase yaitu conversation
of gestures (percakapan gerakan) dan language (bahasa). Keduanya mengandaikan
sebuah konteks sosial dalam dua atau lebih individu yang berinteraksi antara satu dengan
yang lainnya (Jacon, T, 1993).

- Self:
Self diartikan melalui interaksi dengan orang lain. Self merujuk pada kepribadian reflektif
dari individu. Self merupakan sebuah entitas manusia ketika ia berpikir mengenai siapa
dirinya. Untuk memahami konsep tentang diri, adalah penting untuk memahami
perkembangan diri yang hanya mungkin terjadi melalui pengambilan peran. Agar kita
bisa melihat diri kita maka kita harus dapat mengambil peran sebagai orang lain untuk
dapat merefleksikan diri kita. (Jacon, T, 1993: 14). Menurut Mead, self dikembangkan
melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Tahap persiapan imitasi yang tidak berarti


2. Tahap bermain terjadi bermain peran namun bukan merupakan konsep yang menyatu
dalam perkembangan diri
3. Tahap permainan merupakan tahap perkembangan

- Society:
Society atau masyarakat dibentuk melalui interaksi antar individu yang terkoordinasi.
Menurut Mead, interaksi yang tejadi pada manusia menempati tingkatan tertinggi bila
dibandingkan makhluk lainnya. Hal ini dikarenakan digunakannya berbagai macam
simbol signifikan yaitu bahasa. Meskipun terkadang manusia memberikan respon atau
tanggapan secara otomatis dan tanpa berpikir panjang terhadap gestur manusia lainnya,
interaksi manusia ditransformasikan dengan kemampuannya untuk membentuk dan
menginterpretasikan secara langsung dengan menggunakan sistem simbol konvensional.

ASUMSI DASAR TEORI SYMBOLIC INTERACTION

Adapun intisari dari asumsi dasar teori interaksi simbolik adalah sebagai berikut :

1. Manusia adalah hasil ciptaan yang unik karena memiliki kemampuan dalam
menggunakan berbagai macam simbol.
2. Manusia memiliki karakterstik sebagai manusia melalui interaksi yang dilakukan dengan
manusialainnya.
3. Manusia adalah makhluk sadar yang memiliki self-reflective dan secara aktif membentuk
perilaku mereka sendiri.
4. Manusia adalah makhluk tujuan yang bertindak di dalam dan terhadap suatu situasi
tertentu.
5. Masyarakat manusia terdiri dari individu- individu yang terikat dalam interaksi simbolik.
6. Tindakan sosial hendaknya menjadi unit dasar bagi analisis psikologi sosial.
7. Untuk memahami tindakan sosial setiap individu, kita perlu menggunakan berbagai
metode yang memungkinkan kita untuk melihat makna yang diberikan oleh mereka
terhadap tindakan yang dilakukan (Mahestu, 2012: 29).

Anda mungkin juga menyukai