Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang Masalah


Teori Interaksi Simbolik dikembangkan oleh kelompok The Chicago School dengan tokoh-
tokohnya seperti Goege H. Mead dan Herbert Blummer. awal perkembangan interaksi simbolik
dapat dibagi menjadi dua aliran yaitu aliran Chicago yang dipelapori ileh George Herbet Mead.
Blumer dan penikutnya menghindarkan riwayat hidup, stydu kasus, buku harian, interviews.
Interaksi manusia didimensi oleh pengguna simbol- simbol oleh interprestasi oleh penetapan
makna dan tindakan oleh orang lain. dimensi ini dengan melibatkan proses interprestasi antara
stimulus dan respon dalam kasus prilaku manusia. pendekatan interaksi simbolik memberikan
anyak penekakan ada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan- pendekatan teoritis
lainnnya. pendekatan interaksionisme simbolik ini menggap bahwa segala sesuatu tersebut
bersifat virtual.
Interaksi merupakan proses timbal balik, dimana suatu kelompok dipenggaruhi tingkah laku
reaktif pihak lain. dengan demikian, ia mempengaruhi tingkah laku orang lain dengan melalui
kontak, kontak dapat berupa kontak fisik langsung maupun tidak langsung yang dengan cara
memenuhi persyaratan yaitu kontak sosial dan komunikasi
BAB 1
1. Pengertian Teori Interaksionisme Simbolik
Teori Interaksionisme Simbolik adalah pendekatan teoritis dalam memahami hubungan antara
manusia dan masyarakat. ide dasar teori inteaksionisme simbolik bahwa tindakan dan interaksi
manusia hanya dapat diphami melalui pertukeran symbo atau komuikasi yang sangat erat makna.
Teori Interaksionisme simbolik muai berkembang pada pertemuan aba ke- 20. Interaksionisme
simbolik berakar dari dua kata yang makna berbeda, yaitu interakasi dan simbol. simbol
mengandung pengertian pada makna yang terdpat pada makna yang terdapat pada situasi sosial
tertentu dimana pelaku berada di dlamnya, sedangkan intraksionisme mengandung arti makna.
Menurut West dan turner (2012: 98-99) Interaksi simbolik berpandang bahwa individu
membentuk makna melalui proses kounikasi, dimana tujuan dari interaksi dengan tujuan untuk
menciptakan makna yang sama. ini menjadi penting karena tidak mungkin proses komunikasi
terjadi tanpa makna yang sama. Esensi teori interaksi simbolik adalah suatu aktifitas yang
merupakan ciri manusia, yakni komunikasi atau pertukeran symbol yang diberikan makna.
Inti pandangan pendekatan ini adalah individu. para ahli di belakang perspektif ini mengatakan
bahwa individu merupakan hal yang paling dalam kkonsep sosiologi. mereka melibat bahwa
individu adalah objek yang isa secara langsung ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya
dengan individu yang linnya.
(JASI, M. 200. INTERAKSI SIMBOLIK. PT. RAJA GRAFINDO: JKARTA. HLM 200)
2. Sejarah teori interaksi simbolik
Interaksi simbolik lahir pada dua Universitas yang berbeda yaitu University Of Chcago di Lowa.
sebagaimana kita ketahui konsep itu muncul tatkala Mead mengajar psikologi sosial di chicago
sekitar tahun 1916- 1928. waktu itu dunia sedang dilandaperang besar antara Jerman bersama
Australia melawan Prancis, Inggris dan negara- negara sekutu, termasuk Amerika Serikat. saat
iru Amerika mengalami krisis ekonomi yang sangat besar. pada saat itu banyak terjadi persoalan
sosial. dari masalah pengganguran, tingginya kriminalitas, prostitusi, dan kasus- kasus perceraian
di masyarakat, sehigga banyakan orag yang menginap depresi dan persoalan sosial lain yang
sekulair. itulah problema masyarakat yang moderen yang menjadi perhatian ilmuan social pada
saat itu.
Keadaan itu saat ini nampaknya menodorng Mead mengamati keseharian kehidupan manusia,
terutama mengenai bagaimana individu melakukan interaksi. kemudian mengembangkan teori
psikologi sosial. pada dasarny dia percaya bahwa ilmu pengetahuan bisa memberikan solusi
terhadap berbagai persoalan sosial. untuk itu selain dia mempormulasikan pemikiranya dalam
teori interaksionisme simbolik seharian Mead juga aktif dalam keiatan reformsi sosial. dia
terlibat kegiatan perkumpulan dana yang berkenan dengan kebijakan di bidang permukiman
sosial di Universitas chicago. kondisi exsternal semacam itulah yang menjadi setting sosial
ketika Mead menghasilkan pemikiran- pemikirannya. karena itu tidaklah diherankan jika kajian
tentang Mind, Mead melihat Mind secara pragmatis. yakni mind atau pemikiran melibatkan
proses berpikir yang mengarah pada penyelesaian masalah.

Anda mungkin juga menyukai