Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MEMAHAMI KEMAJEMUKAN KONDISI SOSIAL MASYARAKAT DAN


PROBLEMATIKA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Multikultural

Dosen Pengampu: Desi Winarti, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4:

Erlis Setia Gunenti 180


Regita Wulandari 1801080021

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulilahi robbil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat


ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
kelompok 6 dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Desi Wiranti, M.Pd selaku dosen pengampu matakuliah Pendidikan


Multikultural
2. Teman-teman kelompok 6 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah
ini.
3. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
4. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
sehingga pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar Isi.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. RumusanMasalah........................................................................................ 2
C. TujuanPenulisan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Teori konflik Sebagai Proses Sosial........................................................... 3


B. Tipe- tipe Masyarakat Dalam Konteks Solidaritas
Mekanikal dan Organik.............................................................................. 5
C. Masyarakat Kemajemukan
Ciri dan Faktor yang Mengintegrasikan..................................................... 7

BAB III PENUTUP......................................................................................... 10

A. Kesimpulan................................................................................................ 10
B. Saran.......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Konflik berlaku semua aspek sosial, yang bentuknya seperti dalam relasi individu
dengan kelompok ataupun antar kelompok dan kelompok. Akan tetapi hanya relasinya
saja pertentangan objektif dan struktural yang menjadi fokus perhatian analisis
sosialogis konflik. Sedangkan perasaan subyektif seperti amarah, kebencian, antipati,
keinginan akan balas dendam, dan sebagainya bukan relasi pertentangan yang objektif
dan struktural, sehingga tidak menjadi perhatian anlisis teori konflik. Konflik
merupakan bagian dari dinamika sosial yang lumrah yang disetiap intergrasi sosail
dalam tatanan pergaulan keseharian masyarakat. Konflik dapat berperan sebagai
pemicu proses menuju penciptaan keseimbangan sosial. Bahkan apaila konflik dapat
dikelola dengan baik dapat juga dipakai sebagai perekat dalam kehidupan masyarakat.
Konflik dalam masyarakat dapat membawa keadaan yang baik karena mendorong
perubahan masyarakat, tetapi juga keadaan yang buruk apabila berkelanjutan tanpa
mecari solusi yang dianggap bermanfaat bagi semua pihak. Karena itu harus dicai
penyebab konflik tetapi juga bagaimana cara mengatasinya.

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi
melalui proses penyesuaian nilai- nilai yang membawa perubahan, tetapi juga menjadi
akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi- kompromi yang berbeda dengan
kondisi semula. Teori ini didaarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai
sumber unsur pokok permisahan kelas dalam masyarakat. Teori konflik muncul
sebagai reaksi yang muncul teori struktural fungsional. Pemikiran yang paling
berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik ini adalah pemikiran karl Marx pada
tahun 1950-an dan 1960-an, teori konflik mulai bersebar. Teori konflik menyediakan
alternatif terhadap teori struktural fungsional.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori konflik sebagai proses sosial?
2. Apa saja tipe- tipe masyarakat dalam konteks solidaritas mekanik dan organik?
3. Bagaimana masyarakat dan kemajemukan, ciri dan faktor yang mengintegrsikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja teori konflik sebagai proses sosial
2. Untuk mengetahui tipe- tipe masyarakat dalam konteks solidaritas mekanik dan
organik
3. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat dan kemajemukan, ciri dan faktor yang
mengintegrasikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Konflik Sebagai Proses Sosial
Pada saat seperti sekarang ini banyak sekali orang yang beraktifitas dan memiliki
kegiatanya masing- masing yang tidak jarang setiap orang bersiggungan dengan orang
lain atau kelompok lain yang menimbulkan suatu konflik. Apabila konflik tersebut
berkepanjangan akan menyebabkan buruknya tatanan sosial masyarakat tersebut.
Namun bila tidak terjadinya suatu konflik tidak akan terbentuk suatu kehidupan, bila
tidak cepat diselesaikan akan membuat suatu pemucu konflik yang tidak dapat ditahan
atau dibendung karena hal ini di butuhkan teori konflik untuk dapat memberantas suatu
konflik tersebut yang terjadi dalam kehidupan masyarakat tersebut. Konflik sosial
mucul dikarenakan perbedaan antara individu dan kelompok dalam masyarakat tidak
dapat didamaikan, konflik sosial tidak akan terjadi bila tidak ada sebeb yang memicu
konflik tersebut. Setidaknya terdapat empat faktor utama yang sering sekali terjadinya
suatu konflik sebagai proses sosial diantaranya:
a. Perbedaan antar individu
b. Perbedaan kebudayaan dan latar belakang individu maupun kelompok
c. Perbedaan kepentingan
d. Perubahan sosial yang terlalu cepat

Teori- teori konflik sosial menurut para ahli:


1. Teori Konflik Karl Marx
Karl Marx memiliki pandangan terkait konflik sosial sebagai pertentangan kelas.
Masyarakat yang berbeda dalam konflik diskusi oleh kelompok dominan. Adanya
pihak yang lebih dominan muncul pihak yang berkuasa dengan pihak yag dikuasai.
Kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda atau bertentangan sehingga
dapat menimbulkan konflik. Adapun faktor- faktor menurut pandangan teori Karl Marx
diantaranya:

3
a. Adanya struktur kelas dalam masyarakat
b. Adanya kepentingan ekonomi yang saling bertentangan diantara orang- orang
yang berada dalam kelas yang berbeda
c. Adanya pengaruh yang besar dilihat dari kelas ekonomi terhadap gaya hidup
seseorang
d. Adanya berbagai pengaruh dari konflik kelas dalam menimbulkan perubahan
struktur sosial. 1
Konflik kelas terjadi ketika sebuah masyarakat secara sistematis terlihat dalam
konflik kepentingan yaiu antara orang atau kelompok- kelompok yang berbeda- beda
dalam sastra yang berbeda struktur sosianya dan lebih khusus lagi dalam kaitanya
dengan struktur- struktur produksi. Kelas tindakan kelas yang ditentukan.

B. Tipe- tipe Masyarakat Dalam Kontks Solidaritas Mekanikal dan


Organik

solidaritas sosial berasal dari dua pemaknaan kata yaitu solidaritas dan sosial.
Solidaritas sosial merupakan perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok yang
dibentuk oleh kepentingan bersama. Solidaritas sosial terdiri dari dua tipe solidaritas,
yakni solidaritas mekanik dan organik. Solidaritas mekanik adalah bentuk awal, bentuk
primitif dan organisasional dan masih dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat
primitif yang ada kini terdapat kecendrungan dan ide bersama yang lebih banyak
(dibandingkan dengan individu), tata sosial memiliki keseragamaan yang besar.
Sedangkan solidaritas organik berasal dari pembagian kerja yang menyertai
perkembangan sosial, lebih berakar didalam keredaan ketimbang persamaan.
Perkumpula asyarakat yang meningkat menuntut solidaristas bermacam- macam kerja
dan fungsi, dan menjadikan solidaritas organik.2

1
Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta. Hlm. 45
2
Jacobus Ranjar, Perunahan Sosial Dalam Teori Makro: Pendekatan Realitas Sosial. Bandung: Afabeta, 2008.
Hal 29.

4
Durkheim melihat bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana
menuju masyarakat modern salah satu komponen utama masyarakat yang mejandi
perhatian Durkheim dalam memperhatikan perkembangan masyarakat dalam bentuk
solidaritaas sosialnya.3

1. Solidaritas Mekanik

Dalam masyarakat hidup bersama dan berinteraksi, sehingga timbul rasa kebersamaan
diantara mereka. Dan kebersamaan yang timbul dalam masyarakat selanjutnya akan
menimbulkan perasaan kolektik. Kondisi seperti ini biasanya dijumpai pada masyarakat
yang masih sederhana. Belum ada pembagian kerja yang jelas, artinya apa yang dapat
dilakukan oleh seorang anggota masyarakat biasanya juga dapat dilakukan oleh anggota
masyarakat lainnya, Belum terdapat saling ketergantungan diantara kelompok yang berbeda
karena masing – masing kelompok dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Ciri khas yang paling penting dari solidaritas mekank adalah solidaritas didasarkan
pada suatu tingkatanhomogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentimen dan sebagainya.
Bagi Durkheim hal yang paling penting jelas bagi solidaritas mekanik adalah ruang lingkup
yang kerasya hukum- hukum yang bersifat menekan suatu yang jahat, yang mengancam
atau melanggar kesadaran kolektif yang kuat.

2. Solodaritas organik

Solidaritas sosial yang berkemban pada saat masyarakat- masyarakat komplek yng
berasal dari tergantungan dari pada kesamaan bagian- bagian. Menurut Johnson solidaritas
organik muncu karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas di dasarkan pada
tingkat saling ketergantungan yang tingi. Saling bergantungan itu bertambah sebagai hasil
yang bertambaahnya speasialisasi dan pembagian perkerjaan yang memunginkan
bertambahnya perbedaan dikalangan individu.4

3
Paul Johson Doyle. Teori Sosiologi Klasik dan Modern
4
Doyle Paul Johnson, “iTeori Sosiologi Klasik dan Modern”. Jakarta: Gramedia Pustaka. 1994. Hlm 183.

5
Dalam masyarakat engan solidaritas organik tingkathetrogenitas semakin tinggi, karena
masyarakat semakin plural. Penghargaan baru terhadap kebebesan, bakat, prestasi, dan karir
individu menjadi dasar masyarakat pluralistik. Kesadara kolektif perlahan- lahan mulai
hilang. Perkerjaan orang lebih spesialisasi da tidak sama lagiyang mmbuat seseorang
mampu membedakanya dengan orang lain. Menurut Darkheim bahwa kuatnya solidaritas
organik ditandai oleh pentingnya hukum yang bersifat memuliakan dari pada yang bersifat
menggungkapkan kemarahan kolektif yang dirasakan kuat, ikatan yang empersatukan
individu pada solidaritas mekanik adalah adanya kesadaran kolektif. Sementara pada
solidaritas organik, heterogenitas dan individualitas semakin tinggi.

C. Masyarakat Kemajemukan Ciri dan Faktor yang Mengintegrasikan

Kajian mengenai masyarakat majemuk merupakan hal yang signitifikan terutama di


dalma masyarakat yang memang terdiri atas aneka pelastarian sosial dan budaya yang satu
sama lain saling berbeda seperti Indonesia. Oleh karena itu Indonesia mengembangkan
slogan Bhenika Tungal Ika “berbeda- beda tetapi tetap satu. Slogan tersebut bersifat
filosofis- politis, oleh karena itu tanpa adanya unsure permersatu, akan mudahnya memecah
belah isi politik masyarakat yang mendiami sekujur nusantara ini.

J.S Furnivall termasuk orang yang pertama kali menyabut Indonesia selaku bangsa
majemuk. Selaras dengan menyebut masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk.
Hal yang mecolok dari kemajemukan masyarakat Indonesia adalah penekanan pada
pentingnya kesuku bangsaan yang terwujud dalam bentuk komunitas- komunitas suku
bangsa, dan digunakannya kesuku bangsaan sebagai acuan utama bagi jati diri bangsa.
Suparlan mendasarkan bahwa masyarakat majemuk ini memiliki kesulitan tersendiri dalma
melakukan interfrasi nasional.

Ciri dari masyarakat majemuk yaitu secara struktural memiliki sub- sub kebudayaan
yang bersifat diverse ia kurang mengalami perkembangan dakam hal sistem nilai atau
consensus yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Kurang pula ditandai oleh
perkembanganya sistem nilai dari kesatuan- kesatuan sosial yang menjadi bagian-

6
bagiannya dengan penganut para anggotanya maasing- masing secara tegar dalam
bentuknya yang relatif murni serta timbulnya konflik- konflik sosial atau setidaknya oleh
kurangnya integrasi dan saling ketergantungan di antara kesatuan- kesatuan sosial yang
menjadi bagian- bagiannya.5

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat majemuk yaitu masyarakat yang berbagi- bagi ke
dalam bentuk komunitas- komunitas suku bangsa, dan digunakannya kesukubangsaan
sebagai acuan utama bagi jati diri masing- masing komunitas tertentu yang kurang memiliki
homogenetik kebudayaan atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling
memahami satu sama dengan lainnya.

Terdapat banyak faktor pendukung terjadinya integrasi sosial. Faktor- faktor tersebut
menurut Arif Rifai diantaranya:

1. Faktor budaya

Faktor budaya dalam hal ini budaya bangsa Indonesia yang mengandung ajaran
pentingnya toleransi antar sesama umat manusia, membuat masyarakat memahami
pentingnya mewujudkan toleransi. Walaupun banyak yang berbeda agama dan suku
diantara mereka, namun karena adanya persamaan budaya yang dibingkai lewat nilai-
nilai budaya luhur pancasila yang telah tertanam didalam kehidupan sehari- hari
masyarakat, emmbuat mereka tetap dapat menjalin kerjasama yang baik di tengah
masyarakat.

2. Faktor kekerabatan
Faktor kekerabatan yaitu hubungan kekerabatan yang ada diantara mereka juga
menjadi faktor penting terwujudnya intergrasi sosial. Hubungan kekerabatan
diantara mereka yang berbeda agama dan suku terjadinya karena adanya proses
asimilasi lewat pernikahan antara pendatang dan penduduk lokal.

3. Faktor kepatuhan masyarakat pada pejabat pemerintah


5
Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Hal 40.

7
Kepatuhan masyarakat pada adminitrasi pemerintahan yang disampaikan oleh
pengurus RT/RW hingga kepada desa. Artinya ketika masyarakat patuh kepada
pemerintah maka perbedaan agama dan suku tidak menjadi penghalang dalam
kegiatan sosial masyarakat dan kegotong- royongan, masyarakat akan mudah di atur
dan akan menjujung tinggi azas musyawarah mufakat didalam setiap perbedaan
yang terjadi di dalam kehidupan bersosialnya

BAB III

8
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konflik sosial mucul dikarenakan perbedaan antara individu dan kelompok dalam
masyarakat tidak dapat didamaikan, konflik sosial tidak akan terjadi bila tidak ada sebeb
yang memicu konflik tersebut. Setidaknya terdapat empat faktor utama yang sering sekali
terjadinya suatu konflik sebagai proses sosial diantaranya:

a. Perbedaan antar individu

b. Perbedaan kebudayaan dan latar belakang individu maupun kelompok

c. Perbedaan kepentingan

d. Perubahan sosial yang terlalu cepat

Teori- teori konflik sosial menurut para ahli:

1. Teori Konflik Karl Marx

Karl Marx memiliki pandangan terkait konflik sosial sebagai pertentangan kelas.
Masyarakat yang berbeda dalam konflik diskusi oleh kelompok dominan. Adanya pihak
yang lebih dominan muncul pihak yang berkuasa dengan pihak yag dikuasai. Kedua pihak
tersebut memiliki kepentingan yang berbeda atau bertentangan sehingga dapat
menimbulkan konflik.

solidaritas sosial berasal dari dua pemaknaan kata yaitu solidaritas dan sosial.
Solidaritas sosial merupakan perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok yang
dibentuk oleh kepentingan bersama. Solidaritas sosial terdiri dari dua tipe solidaritas, yakni
solidaritas mekanik dan organik. Solidaritas mekanik adalah bentuk awal, bentuk primitif
dan organisasional dan masih dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat primitif yang ada
kini terdapat kecendrungan dan ide bersama yang lebih banyak (dibandingkan dengan

9
individu), tata sosial memiliki keseragamaan yang besar. Sedangkan solidaritas organik
berasal dari pembagian kerja yang menyertai perkembangan sosial, lebih berakar didalam
keredaan ketimbang persamaan. Perkumpula asyarakat yang meningkat menuntut
solidaristas bermacam- macam kerja dan fungsi, dan menjadikan solidaritas organik.

Ciri dari masyarakat majemuk yaitu secara struktural memiliki sub- sub kebudayaan
yang bersifat diverse ia kurang mengalami perkembangan dakam hal sistem nilai atau
consensus yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat. Kurang pula ditandai oleh
perkembanganya sistem nilai dari kesatuan- kesatuan sosial yang menjadi bagian-
bagiannya dengan penganut para anggotanya maasing- masing secara tegar dalam
bentuknya yang relatif murni serta timbulnya konflik- konflik sosial atau setidaknya oleh
kurangnya integrasi dan saling ketergantungan di antara kesatuan- kesatuan sosial yang
menjadi bagian- bagiannya.

Terdapat banyak faktor pendukung terjadinya integrasi sosial. Faktor- faktor tersebut
menurut Arif Rifai diantaranya:

1. Faktor budaya
2. Faktor kepatuhan masyarakat pada pejabat pemerintah
3. Faktor kekerabatan

3.2. SARAN

Kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat diharapkan oleh
penulis demi sempurnanya makalah ini pada kesemoatan yang berikutnya. Semoga
makalah ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Jacobus Ranjar, Perunahan Sosial Dalam Teori Makro: Pendekatan Realitas Sosial.
Bandung: Afabeta, 2008.

Paul Johson Doyle. 2009. Teori Sosiologi Klasik dan Modern.

Doyle Paul Johnson, “iTeori Sosiologi Klasik dan Modern”. Jakarta: Gramedia
Pustaka. 1994.

Nasikun, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

11

Anda mungkin juga menyukai