Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI PERUBAHAN SOSIAL

NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. SOMARSO KILIBIA (C1D122002)


2. ARWAN (C1D122007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang maha Esa atas berkat rahmat dan

hidayanyalah kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Teori Perubahan Sosial”.

Kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu sri wahyuni S.Sos,M.pd selaku

dosen pengampuh, yang telah memberikan kami tugas makalah ini sehingga dapat menambah

wawasan pengetahuannya kami.

Dan tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membagikan

pengetahuan kepada kami melalui berbagai sumber sehingga makalah ini dapat selesai walaupun

sederhana.

Tujuan kami Menyusun makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar

Sosiologi. Selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan kami tentang Teori

Konflik dan Siklus.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca walaupun materinya sangat

singkat. Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya, atas kritik dan saran

pembaca kami terima dengan senang hati.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Teori konflik....................................................................................................................................3
B. Teori siklus .....................................................................................................................................4
C. Tokoh-tokoh pendukung teori siklus dan konflik………………………………………………………………………………8
1). Lawang,............................................................................................................................................8
2).Karl max..............................................................................................................................................8
3) Lewis A. coser.....................................................................................................................................8
4)Ibnul khaldun.......................................................................................................................................9
5) Oswal spengler....................................................................................................................................9
6) Arnol Toynbee....................................................................................................................................9
D. Ciri-ciri teori onflik dan Siklus.............................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk sosial, hampir semua yang kita lakukan dalam

kehidupan kita berkaitan dengan orang lain. Sangat jaarang kesempatan kita untuk

benar-benar sendirian.kajian mengenai bagaimana kita dapat berinteraksi satu

sama lain, dan apa yang terjadi Ketika kita berinteraksi, adalah salah satu hal

paling mendasar yang menarik dalam kehidupan manusia.belum terlalu lama

berselang sejak kira-kira permulaan abad ke-19 dan seterusnya,suatu minat

khusus dalam bidang sosial keberadaan manusi yang mendalam ini di kerjakan

secara serius. Sebelum masa itu,dan bahkan setelah itu,lapangan minat lain

mendominasi analisis kehidupan manusia. Dua pendekatan non-sosial mengenai

perilaku manusia yang paling bertahan lama adalah eksplanasi” naturalistik “ dan

“individualistik”.

Eksplanasi naturalistik berpendapat bahwa semua perilaku manusia

termasuk interaksi sosial adalah produk disposisi yang di wariskan kita memiliki

sebagai makhluk binatang . sebagai mna hewan ,manusia di program secara

biologi oleh alam dipihak lain , eksplanasi individualistic mendorong generalasi

besar mengenai perilaku yang pasti . dari sudut pandang ini kita semua adalah

individual yang berbeda. Dengan demikian eksplanasi mengenai perilaku manusia

akhirnya harus terlatak pada kualitas psikologis yang khusus yg unik dari

induvidu. Teori-teorisosiologi memiliki posisi kontras yang langsung dengan

pendekataan – pendekatan non-sosial meninjau sedikit lebih dekat, dan

1
menemukan apa yang salah atau tidak lengakp dari pendekatan tersebut,

memudhkan kita untuk memahami mengapa teori -teori sosiologi itu ada.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan tentang apa yang di maksud dengan teori konflik dan siklus menurut para ahli.
2. Tokoh-tokoh pendukung teori konflik dan teori Siklus.
3. Menjelaskan tentang ciri-ciri teori Konflik dan Siklus

1.3 TUJUAN
1. untuk mengetahui apa yang di maksud denga teori konflik dan siklus.
2. untuk mengetahui bagimana ciri-ciri teori Konflik dan Siklus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TEORI KONFLIK DAN SIKLUS

a. Teori konflik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah percekcokan,

perselisihan, dan pertentangan. Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota

masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan.

Konflik berasal dari kata kerja latin "configere". Artinya saling memukul. Secara

sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih. Di

mana salah satu pihak berusaha yang ingin menyingkirkan pihak lain dengan

menghancurkannya. Konflik sering kali berubah menjadi kekerasan terutama ada

upaya-upaya dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-

sungguh oleh pihak yang berkaitan.

Karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik

serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial politik. Dalam kamus

umum bahasa Indonesia yang disusun Poerwadarminta (1976), konflik berati

pertentangan atau percekcokan. Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk

pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan.

Masalah konflik tidak sekompleks integrasi masyarakat.sebagimana diketahui

bahawa untuk mengecilkan kenyataan konflik yang terjadi antara kelompok-

kelompok terhadap suatu perinsip yang umum, seperti kelas misalnya,seringkali

dianggap steril.Ada tipe keanekaragaman konflik sosial, ada perang dan ada konflik

3
antara partai politik, yaitu dua jenis perjuangan.dan kategori tersebut adalah anaistik

serta dapat dibedakan dengan tepat.Adapun kriteria yang digunakan untuk

mengklasifikasikannya,isi atau asal structural dari kelompok-kelompok yang

berkonflik, ataupun bentuk-bentuk konflik, semuanya menghasilkan tipe-tipe yang

jelas.

b. Pengertian teori siklus

Teori siklus adalah teori yang menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi secara

berulang-ulang, contohnya adalah model fashion masyarakat, yang mana model off

the shoulder maxi dress yang tren pada tahun 1990-an kini tren kembali di tahun

2021.cara yang lebih umum dalam menerangkan arah perubahan umat manusia

adalah dengan membayangkan sebagai siklus atau lingkaran.

Para penganut teori siklus melihat apa yang mungkin nampak sebagai arah

perubahan meningkat atau menurun ,sebenarya hanyalah suatu fase dari satu

lingkaran, yang pada akhirnya akan berbalik dengan sendirinya untuk peralihan

selanjutnya.Disamping itu, para penanut teori siklus juga melihat adanya sejumlah

tahap yang harus dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka berpandangan bahwa peroses

peralihan masyarakat bukannya berakhir pada tahap terakhir yang sempurna,

melainkan berputar Kembali ketahap awal untuk peralihan selanjutnya.

2.2 TOKOH-TOKOH PENDUKUNG TEORI KONFLIK DAN SIKLUS

A. Tokoh pendukung teori konflik


1. Menurut Lawang,

konflik didefinisikan sebagai perjuangan untuk mendapatkan hal-hal langka

seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya. Yang mana tujuannya tidak hanya

memperoleh keuntungan, tetapi juga menundukkan lawannya. Konflik juga dapat

4
dipahami sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dengan

kelompok lainnya dalam proses perebutan sumber-sumber kemsyarakatan

(ekonomi,sosial, politik, dan budaya) yang relatif terbatas

Sementara itu, konflik sosial merupakan salah satu bentuk interaksi antara satu

pihak dengan pihak lain di dalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap

saling mengecam, menekan, hingga menghancurkan. Ia dapat terjadi ketika dua

pihak atau lebih bertemu dan memiliki kepentingan yang relatif sama terhadap suatu

hal yang sifatnya terbatas.

2. Teori Konflik Karl Marx

Konflik dalam pandangan Karl Marx merupakan suatu bentuk pertentangan kelas.

Ia juga memperkenalkan konsep struktur kelas di masyarakat. Masyarakat dilihat

sebagai arena ketimpangan (inequality) yang mampu memicu konflik dan perubahan

sosial.

Marx melihat konflik di masyarakat berkaitan dengan adanya kelompok yang

berkuasa dan dikuasai. Konflik kelas timbul karena adanya pertentangan kepentingan

ekonomi. Setidaknya teori Karl Marx menyangkut empat teori dasar berikut ini:

struktur kelas di masyarakat;

a. kepentingan ekonomi yang saling bertentangan di antara kelas yang berbeda;

b. adanya pengaruh besar dilihat dari kelas ekonomi terhadap gaya hidup seseorang;

c. adanya pengaruh dari konflik kelas terhadap perubahan struktur sosial.

5
3. Teori Konflik Lewis A. Coser

Lewis A. Coser berpendapat bahwa konflik memiliki fungsi positif jika mampu

dikelola dan diekspresikan sewajarnya. Teori konflik yang dikemukakakn oleh Lewis

Coser mempengaruhi sosialogi konflik pragmatis atau multidisipliner, yang

digunakan untuk mengelola konflik dalam perusahaan ataupun organisasi modern

lainnya.

Teori juga tidak menggunakan istilah sistem sosial bagi masyarakat dalam

satuan-satuannya, melainkan menggunakan himpunan individu yang di gabungkan oleh

pihak yang berwenang. Masyarakat itu di pandang sebagai himpunan para individu yang

secara paksa di tempatkan dalam suatu orde. Sedangkan konflik adalah situasi yang

menyangkut tentang terbaginya status atau kedudukan-kedudukan sosial.

Teori konflik menilai bahwa yang konstan adalah konflik sosial, bukannya

perubahan (Paul B. Hartono – Chester L. Hunt, 1984: 211). Perubahan hanyalah

merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung secara terus

menerus, maka perubahan pun demikian adanya.

Perubahan menciptakan kelompok baru dan kelas sosial baru. Konflik antara

kelompok dan antara kelas sosial melahirkan perubahan berikutnya. Setiap perubahan

tertentu menunjukan keberhasilan kelompok atau kelas sosial pemenang dalam memaksa

kehendaknya terhadap kelompok atau kelas sosial lainnya.

B. Tokoh pendukung teori siklus.

1. Ibnu Khaldun

6
Ibnu Khaldun berpendapat bahwa teori siklus perubahan sosial adalah visualisasi

terhadap perjalanan manusia dari awal hingga akhir.

2. Oswald Spengler

Teori siklus adalah pertumbuhan manusia dari kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa

ke masa tua.

3. Arnold Toynbee

Teori siklus perubahan sosial menurut Arnold Toynbee adalah baik kemajuan dan

kemunduran pada perubahan sosial bisa dijelaskan dengan konsep kemasyarakatan.

2.3 CIRI-CIRI TEORI KONFIK DAN SIKLUS

A. Ciri-ciri teori konflik

1. Setidak-tidaknya ada dua pihak yang saling bertentangan

2. Adanya pertentangan dalam mencapai tujuan,

3. memainkan peran dan ambisius atau adanya nilai-nilai atau norma

yang saling berlawanan.

B. Ciri-ciri teori siklus

1. perubahan dapat diarahkan pada titik tujuan tertentu.

2. perubahan negara-negara berkembang mengikuti negara industri di

Barat.

3. perubahan dari suatu peradaban ke peradaban lain tidak selalu

berjalan damai.

7
C. tidak tampak batas-batas antara pola hidup primitif, tradisional, dan

modern.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi

melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat

adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi

semula.

Menurut pengikut teori ini, yang konstan (tetap terjadi) dalam

kehidupan masyarakat adalah konflik sosial, bukannya perubahan. Perubahan hanyalah

merupakan akibat dari adanya konflik dalam masyarakat, yakni terjadinya pertentangan

antara kelas kelompok penguasa dan kelas kelompok tertindas. Oleh karena konflik sosial

berlangsung secara terus menerus, maka perubahanpun juga demikian adanya.

Jika membahas tentang teori siklus, tentu kita akan langsung tertuju pada

pembahasan mengenai perubahan sosial yang merujuk pada perubahan yang terjadi

sebagai sebuah variasi dari cara hidup yang sudah diterima. Sebab, perubahan kondisi

geografi, material, kebudayaan, komposisi penduduk, ideologi, sampai adanya difusi atau

penemuan baru yang ada di dalam masyarakat.

8
Teori siklus beranggapan bahwa perubahan sosial yang terjadi di dalam

masyarakat tidak direncanakan ataupun diarahkan, namun biasanya akan membentuk

pola yang berulang

DAFTAR PUSTAKA

Paul. B. Horton-Chester L. Hunt,1984:211.Perubahan Sosial:Jakarta:Erlangga

9
10

Anda mungkin juga menyukai