Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Mobiltas Sosial

Mata Kuliah :
Sosiologi

Dosen Pengampu :
Dr.afrizal tjoetra,M.si

Disusun Oleh :
Ade Irma : 2305905010072
Qudus juanda : 2305905010056

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak,sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman sekalian yang telah


membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal lain. kepada teman-
teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dalam menambah referensi yang telah ada.

Alue Peunyareng, 09 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3. Tujuan........................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.1. Pengertian Mobilitas Sosial.......................................................................4
2.2. Jenis-jenis Mobilitas Sosial.......................................................................5
2.3. Dampak adanya Mobilitas Sosial..............................................................6
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
3.1. Kesimpulan..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu sosiologi semakin berkembang berkat hasil pemikiran dan hasil


penelitian sejumlah ahli besar sosiologi, terutama mereka yang telah
berhasil mengungkapkan temuan-temuan baru. Istilah sosiologi pertama kali
dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis sekaligus sosiolog berkebangsaan
Perancis, Auguste Comte melalui sebuah karyanya yang berjudul Cours de
Philosophie Positive. Secara etimologis sosiologi berasal dari kata socius
dan logos. Jadi, secara harfiah sosiologi berarti membicarakan atau
memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian tersebut akhirnya
diperluas menjadi ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari
kehidupan manusia dalam masyarakat. Sosiologi termasuk ilmu yang paling
muda dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial yang ada. Sejak abad
pencerahan, terjadi sejumlah perubahan besar di dunia, terutama di Eropa.
Akan tetapi perubahan yang revolusioner terjadi sepanjang abad ke-18 M.
Perubahan itu dikatakan revolusioner karena dengan cepat struktur/tatanan
masyarakat lama berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial
sepanjang abad ke-18 itu, paling jelas tampak dalam Revolusi Amerika,
Revolusi Industri, dan Revolusi Perancis. Ketiga revolusi itu berpengaruh ke
seluruh dunia. Gejolak Abad revolusi itu menggugah para ilmuwan pada
pemikiran bahwa perubahan masyarakatharus dapat dianalisis. Sejak abad
ke-19, sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari
kondisi dan perubahan social. Para ilmuwan berupaya membangun suatu
teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap
peradaban manusia. Untuk membangun teori itu, perhatian mereka tercurah
pada perbandingan masyarakat dan peradaban manusia dari masa ke masa.
Adapun metodemetode sosiologi yang digunakan untuk memudahkan kita
dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Metode sosiologi
menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala-gejala alamiah

1
khususnya gejala kemasyarakatan. Teknik dasar dalam metode ilmiah
adalah observasi ilmiah atau penalaran.
Secara umum, Pengertian Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
jaringan hubungan antara manusia dalam masyarakat. Sosiologi merupakan
ilmu yang membicarakan apa yag terjadi saat ini, khususnya pola hubungan
dalam masyarakat, serta berusaha mencari pengertin umum, rasional,
empiris, dan bersifat umum. Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh
ahli filsafat, moralis dan sosiologi yang berkebangsaan Prancis Augste
Comte yang dalam bukunya Cours de Philosophie Positive. Menurut Comte,
sosiologi berasal dari kata latin Socius yang artinya teman atau sesama dan
logos dari kata Yunani yang berarti cerita. Jadi, pada awalnya sosiologi
berarti cerita tentang teman atau masyarakat.
Ransford dalam Sunarto (2004:87) menyatakan, dalam sosiologi
mobilitas sosial berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial; “Social
mobility refers to the movement of individuals or groups--up or dowm--
within a social hierarchy”. Komblum (1988: 172) menyatakan mobilitas
sosial adalah perpindahan individu, keluarga atau kelompok sosial dari
lapisan ke lapisan sosial lainnya. Dalam perpindahan yang dilakukan dapat
mempengaruhi status sosial yang dimiliki yaitu bisa naik atau turun, atau
bahkan tetap pada tingkat yang sama tetapi dalam pekerjaan yang berbeda.
Dalam ilmu Sosiologi Mobilitas sosial Senada dengan itu Paul B.
Horton dan Chester L. Hunt (dalam Bagong Suyatno, 2004: 202)
menyatakan mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas
sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke
strata yang lainnya baik itu berupa peningkatan atau penurunan dalam segi
status sosial dan (biasanya) termasuk pula segi penghasilan, yang dapat
dialami oleh beberapa individu atau oleh keseluruhan anggota kelompok.
Berdasarkan penjelasan di atas, sederhananya mobilitas sosial dapat
diartikan sebagai perpindahan/gerak sosial yang dilakukan seseorang atau
sekelompok masyarakat dari satu strata (kelas sosial) ke strata lain biasanya
dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup.

2
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan beberapa


masalah yang akan dibahas dalam Makalah ini :
1. Apa itu Mobilitas Sosial ?
2. Apa saja jenis-jenis Mobilitas Sosial ?
3. Bagaimana dampak adanya Mobilitas Sosial ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui devinisi dari Mobilitas sosial.


2. Mengetahui jenis-jenis Mobilitas sosial.
3. Mengetahui dampak dari Mobilitas sosial,

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Mobilitas Sosial


Mobilitas sosial merupakan gerak sosial atau perpindahan sosial yang
mencakup status dan peran seseorang untuk dapat beralih menjadi gerak
sosial vertikal atau horizontal (Sari, 2016:3). Mobilitas sosial dapat terjadi
pada individu ataupun pada antargenerasi dalam sebuah keluarga. Tipe-tipe
gerak sosial ada dua macam yaitu gerak sosial yang horizontal dan vertikal.
Gerak sosial horizontal merupakan peralihan individu dari suatu kelompok
sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Gerakan sosial vertikal
perpindahan individu dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial
lainnya yang tidak sederajat (Soekanto, 2012:219–220). Sementara itu,
dalam penelitian mobilitas yang terjadi pada sebuah keluarga yang dilihat
adalah mobilitas antargenerasi dalam keluarga tersebut, yaitu perubahan
status yang terjadi antara generasi orang tua dengan generasi anak.

Pada umumnya dikenal dua bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas


sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial horizontal
mengacu kepada perpindahan geografis atau tempat tinggal atau juga
peralihan individu dari suatu kelompok sosial ke kelompok lainnya yang
sederajat. Status sosial pun tetap (sederajat) tanpa kenaikan atau penurunan.
Sedangkan mobilitas sosial vertikal merupakan peralihan individu dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang menyebabkan terjadinya
perubahan status sosial orang/individu yang mengalaminya. Mobilitas ini
terbagi pula menjadi mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan
mobilitas vertikal ke bawah (social sinking).

Mobilitas vertikal ke atas yaitu naiknya kedudukan/status sosial


seseorang; bisa dilakukan dengan berupaya masuk ke dalam
kedudukan/status sosial yang lebih tinggi dari sebelumnya atau dengan
membentuk kelompok baru yang memungkinkan seseorang bisa menaikkan
status sosialnya. Sedangkan mobilitas vertikal ke bawah merupakan

4
kebalikan dari mobilitas vertikal ke atas, yaitu menurunnya
kedudukan/status sosial/derajat seseorang atau sekelompok orang oleh suatu
sebab.

2.2. Jenis-jenis Mobilitas Sosial


Ada beberapa jenis mobilitas sosial yang dapat terjadi dalam
masyarakat. Berikut adalah beberapa jenis mobilitas sosial yang umum
dikenal:

1. Mobilitas Sosial Vertikal Absolut


Mobilitas sosial vertikal absolut terjadi ketika seseorang bergerak dari
satu tingkatan sosial ke tingkatan yang sepenuhnya berbeda.
Contohnya, seseorang yang awalnya berasal dari keluarga miskin dan
kemudian menjadi seorang pengusaha sukses.

2. Mobilitas Sosial Vertikal Relatif


Mobilitas sosial vertikal relatif terjadi ketika seseorang bergerak naik
atau turun dalam tingkatan sosial relatif terhadap kelompok atau orang
lain di dalam masyarakat. Misalnya, jika seseorang awalnya bekerja
sebagai karyawan biasa dan kemudian naik menjadi manajer, tetapi
masih berada di tingkatan sosial yang sama dengan rekan-rekan
kerjanya.

3. Mobilitas Sosial Horizontal


Mobilitas sosial horizontal terjadi ketika seseorang pindah dari satu
posisi ke posisi lain dalam tingkatan yang sama dalam struktur sosial.
Ini dapat terjadi ketika seseorang berpindah pekerjaan atau profesi
tanpa naik atau turun secara sosial.

4. Mobilitas Sosial Intragenerasi

5
Mobilitas sosial intragenerasi terjadi ketika seseorang mengalami
perubahan posisi sosial dalam hidup mereka sendiri selama satu
periode kehidupan atau karir. Misalnya, seorang individu yang
memulai karirnya sebagai pekerja pabrik dan kemudian melalui
pengalaman dan pendidikan, naik ke posisi manajemen.

5. Mobilitas Sosial Intergenerasi


Mobilitas sosial intergenerasi terjadi ketika ada perubahan posisi
sosial antara generasi yang berbeda dalam satu keluarga atau garis
keturunan. Ini berarti bahwa anak-anak memiliki posisi sosial yang
berbeda dengan orang tua mereka. Misalnya, ketika seorang anak dari
keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan rendah menjadi
seorang profesional dengan pendidikan tinggi.

Perubahan dalam mobilitas sosial dapat dipengaruhi oleh berbagai


faktor seperti pendidikan, kesempatan kerja, latar belakang keluarga,
ekonomi, serta faktor budaya dan sosial lainnya. Mobilitas sosial dapat
mencerminkan dinamika sosial dalam masyarakat dan dapat berkontribusi
pada perubahan struktur sosial serta kesetaraan atau ketimpangan yang ada.

2.3. Dampak adanya Mobilitas Sosial


Dampak mobilitas sosial dapat memiliki efek positif hingga negatif.
Dampak mobilitas sosial merujuk pada perubahan posisi sosial individu atau
kelompok dalam masyarakat. Mobilitas sosial dapat terjadi baik secara
vertikal (menuju ke atas atau ke bawah) maupun horizontal (pindah ke
posisi sejajar).

Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat


meningkatkan integrasi sosial. Contohnya, ia akan menyesuaikan diri
dengan gaya hidup, nilai- nilai, dan norma-norma yang dianut oleh
kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta integrasi
sosial.

6
Berikut adalah beberapa dampak positif dan negatif dari mobilitas
sosial.

A. Dampak Positif

1. Mendorong kemajuan individu


Mobilitas sosial dapat memberikan kesempatan bagi seseorang untuk
meningkatkan status sosial dan mencapai kemajuan dalam kehidupan
mereka. Hal ini dapat memotivasi individu untuk meningkatkan
keterampilan dan pendidikan mereka, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup mereka.

2. Mempercepat perubahan sosial


Mobilitas sosial dapat mempercepat perubahan dalam masyarakat,
seperti perubahan nilai-nilai, norma, dan struktur sosial. Hal ini dapat
membantu masyarakat untuk berkembang dan beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi di lingkungan mereka.

3. Meningkatkan integrasi sosial


Mobilitas sosial dapat meningkatkan integrasi sosial antara kelompok-
kelompok yang berbeda, mengurangi ketegangan sosial, dan
memperkuat hubungan antarindividu dan kelompok. Hal ini dapat
membantu masyarakat untuk menjadi lebih inklusif dan saling
mendukung.

4. Menaikkan tingkat kesejahteraan hidup


Mobilitas sosial dapat membantu meningkatkan tingkat kesejahteraan
hidup individu dan masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena mobilitas
sosial dapat memberikan kesempatan bagi individu untuk memperoleh
pekerjaan yang lebih baik, pendapatan yang lebih tinggi, dan akses ke
sumber daya yang lebih baik.

7
5. Meningkatkan kualitas hidup
Mobilitas sosial dapat meningkatkan kualitas hidup individu dan
masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena mobilitas sosial dapat
memberikan kesempatan bagi individu untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik, akses ke layanan kesehatan yang lebih baik, dan
akses ke sumber daya yang lebih baik.

B. Dampak Negatif

1. Terjadinya konflik: Mobilitas sosial dapat menyebabkan konflik


antara individu atau kelompok masyarakat. Konflik ini dapat terjadi
karena perubahan status sosial dianggap tidak adil atau mengancam
kepentingan kelompok lain.

2. Ketidakstabilan sosial: Mobilitas sosial yang tinggi dapat


menyebabkan ketidakstabilan sosial. Hal ini terutama terjadi jika
perubahan sosial terjadi dengan cepat dan tidak diimbangi dengan
perubahan yang memadai dalam struktur sosial dan ekonomi.

3. Ketimpangan sosial: Mobilitas sosial yang tidak merata dapat


menyebabkan ketimpangan sosial yang lebih besar antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat. Hal ini dapat menghasilkan kesenjangan
ekonomi, pendidikan, dan akses terhadap sumber daya, yang dapat
memperburuk kesenjangan sosial.

4. Diskriminasi: Mobilitas sosial yang tinggi tidak selalu menghilangkan


diskriminasi. Terkadang, individu atau kelompok yang berpindah ke
lapisan sosial yang lebih tinggi masih menghadapi diskriminasi
berdasarkan faktor seperti ras, gender, atau latar belakang sosial.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Mobilitas sosial merupakan gerak sosial atau perpindahan sosial yang


mencakup status dan peran seseorang untuk dapat beralih menjadi gerak
sosial vertikal atau horizontal.
Mobilitas Sosial Vertikal Absolut Mobilitas sosial vertikal absolut
terjadi ketika seseorang bergerak dari satu tingkatan sosial ke tingkatan
yang sepenuhnya berbeda. Mobilitas Sosial Vertikal Relatif Mobilitas sosial
vertikal relatif terjadi ketika seseorang bergerak naik atau turun dalam
tingkatan sosial relatif terhadap kelompok atau orang lain di dalam
masyarakat. Mobilitas Sosial Horizontal Mobilitas sosial horizontal terjadi
ketika seseorang pindah dari satu posisi ke posisi lain dalam tingkatan yang
sama dalam struktur sosial. Mobilitas Sosial Intergenerasi Mobilitas sosial
intergenerasi terjadi ketika ada perubahan posisi sosial antara generasi yang
berbeda dalam satu keluarga atau garis keturunan.
Mobilitas sosial dapat mencerminkan dinamika sosial dalam
masyarakat dan dapat berkontribusi pada perubahan struktur sosial serta
kesetaraan atau ketimpangan yang ada. Meningkatkan integrasi sosial
Mobilitas sosial dapat meningkatkan integrasi sosial antara kelompok-
kelompok yang berbeda, mengurangi ketegangan sosial, dan memperkuat
hubungan antarindividu dan kelompok.
Ketimpangan sosial: Mobilitas sosial yang tidak merata dapat
menyebabkan ketimpangan sosial yang lebih besar antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Auguste Comte, (1830), Course of Positive Philosophy, The Stanford


Encyclopedia of Philosophy (Summer 2011 Edition).
Bagong, Suyanto J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana Media Group.

Kornblum, William. (1988). Sosiology: in a Changing World. New York:


Rinehart and Wiston, Inc.

Soekanto, Soejono. 2012 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada

Sunarto, Kamanto. (2004). Pengantar Sosiologi (edisi ketiga). Jakarta : Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.

Anugrah Dwi (2023). Pengertian, Jenis, dan dampak Mobilitas Sosial.


Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.

10

Anda mungkin juga menyukai