MAKALAH
“ ANTROPOLOGI KEBUDAYAAN “
Disusun Oleh :
Imam Chair ( 1903110183 )
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Karena anugerah dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah ANTROPOLOGI SOSIAL dengan tepat waktu. Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya khususnya dan kepada para
pembaca umumnya.
Imam Chair
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
BAB I : PENDAHULUANa
BAB II : PEMBAHASAN
Kesimpulan ................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan.
Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun
dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
turut mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai
bidang kehidupan, tingkah laku termasuk pada hidupnya. Didalam masyarakat akan terlihat
dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan masyarakat
yang tidak mendapat pengaruh.Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai
sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial.
Para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat statis dan masyarakat dinamis,
masyarakat statis dimaksudkan masyarakat yang sedikit sekali yang mengalami perubahan
dan berjalan lamabat. Masyarakat yang dinamais adalah masyarakat- masyarakat yang
mengalami berbagai perubahan secara cepat. Perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia
dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat
kebagian-bagian dunia lain dengan komunikasi yang modren.
Perubahan dalam masyarakat memang telah terjadi dari zaman dahulu. Namun
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat sehingga
membingungkan manusia untuk mengahadapinya, yangs ering berjalan secara konstan. Ia
memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, perubahan
terlihat berlangsung terus, walau pun diselingi keadaan dimana pun mengadakan reorganisasi
unsur-unssur struktur masyarakat yang terkena perubahan. . Berdasarkan hal tersebut,
perlulah kiranya menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial budaya di era
globalisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan sosial dan budaya dalam
masyarakat ?
2. Apa saja dampak dari perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat ?
3. Apa yang dimaksud dengan difusi kebudayaan dan proses terjadinya?
4. Apa yang dimaksud dengan alkuturasi kebudayaan dan proses terjadinya?
5. Apa yang dimaksud dengan asimilasi kebudayaan dan proses terjadinya?
C. Tujuan
1. Memberi contoh perilaku masyarakat sebagai akibat adanya perubahan social dan
budaya dalam masyarakat
2. Mengembangkan sikap kritis terhadap pengaruh perubahan social budaya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan
dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan
karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun kenyataan itu baru menjadi
bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam
perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan
baru dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan
yang besar (Horton, 1993: 212). Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada
masyarakat meliputi berbagai proses berikut ini.
a. Discovery,
Discovery yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu atau
serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru
ataupun ide-ide baru.
b. Invention,
Invention yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru
itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Proses dari discovery
menjadi invention sering tidak hanya melibatkan satu atau dua individu, tetapi serangkaian
individu. Discovery baru akan menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui,
menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
c. Inovasi
Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu
penemuan unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian masyarakat, serta
cara-cara unsur baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya diterapkan oleh sebagian besar
warga masyarakat. Di dalam masyarakat dikatakan telah terjadi inovasi apabila unsur atau
alat baru yang ditemukan telah banyak dikenal dan dipakai secara luas oleh warga
masyarakat.
d. Konflik dalam Masyarakat
Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak
selalu berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan
social biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan
sosial. Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan
sebelum terjadi konflik. Konflik antarkelompok, misalnya konflik antarsuku bangsa yang
terjadi di Timika, Papua. Konflik tersebut telah menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban
jiwa, dan hancurnya harta benda.
e. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri juga
dapat bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah faktor alam yang ada di sekitar
masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
7
1. Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan kepribadian
dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Betapa
tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa
perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa
akibat yang berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah
perang, karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara yang menang perang.
Namun, jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan
norma maka perilaku masyarakat akan negatif.
E. Difusi Kebudayaan
1. Pengertian Difusi
Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke
seluruh dunia. Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-
ilmu antropologi diakronik. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-
unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai
proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus
diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain.
2. Bentuk-bentuk Difusi
Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi
karena dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi dari satu tempat ke tempat
lain di dunia. Hal ini terutama terjadi pada jaman prehistori, puluhan ribu tahun yang lalu,
saat manusia yang hidup berburu pindah dari suatu tempat ke tempat lain yang jauh sekali,
saat itulah unsur kebudayaan yang mereka punya juga ikut berpindah.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak hanya terjadi ketika ada perpindahan dari
suatu kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dapat terjadi karena
adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali.
Individu-individu yang dimaksud adalah golongan pedagang, pelaut, serta golongan para ahli
agama. 5 Bentuk difusi yang lain lagi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang
terjadi ketika individu-individu dari kelompok tertentu bertemu dengan individu-individu dari
kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok itu dapat berlangsung
dengan 3 cara, yaitu :
a. Hubungan symbiotic
Hubungan symbiotic adalah hubungan di mana bentuk dari kebudayaan itu masing-
masing hampir tidak berubah. Contohnya adalah di daerah pedalaman negara Kongo, Togo,
dan Kamerun di Afrika Tengah dan Barat; ketika berlangsung kegiatan barter hasil berburu
dan hasil hutan antara suku Afrika dan suku Negrito. Pada waktu itu, hubungan mereka
terbatas hanya pada barter barang-barang itu saja, kebudayaan masing-masing suku tidak
berubah.
dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur asing oleh
para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja,
dan kadang-kadang dengan paksa.
3. Proses difusi
Proses difusi terbagi dua macam, yaitu:
a. Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari suatu
lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima.
b. Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan
berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup kebudayaan
penerima.
Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika
unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan kemudian
menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan.
Contoh-contoh difusi
Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang ada
dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri merupakan contoh hasil
dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia
merupakan hasil serapan dari bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa,
Sunda, dan lain-lain.
Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, menyebabkan terjadinya
difusi dalam struktur Bahasa Indonesia. Proses difusi yang menyebabkan munculnya
kosakata baru dalam Bahasa Indonesia terbagi dalam 2 proses, yaitu :
1) Difusi ekstern yaitu penyerapan kosakata asing oleh Bahasa Indonesia yang
mengubah Bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampak dari difusi ekstern ini
terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia, yang memadukan berbagai unsur bahasa asing
10
F. Akulturasi Kebudayaan
1. Pengertian Akulturasi
Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila
suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua
kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli.
G. Asimilasi Kebudayaan
1. Pengertian Asimilasi
Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-
golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling
bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan
golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya
masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga
membentuk kebudayaan baru.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Perubahan kebudayaan menimbulkan akibat positif dan negative.
2. Akibat positif perubahan social budaya antara lain, perubahan tata nilai dan sikap, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta tingkat kehidupan yang lebih baik.
3. Akibat negative perubahan social budaya, antara lain sikap individu, hidup konsumtif, gaya
hidup kebarat-baratan, dan munculnya kesenjangan social.
4. Kita harus bersikap tegas menolak unsure budaya baratt yang negative.
5. Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri
6. Difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia
7. Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan
manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul
langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan
golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya
masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran
B. Saran
Perlu diketahui bahwa perubahan social budaya karena globalisasi itu tidak selamanya
buruk dan tidak selamanya baik. Kita harus dapat membentengi diri kita dengan iman dan
ilmu pengetahuan agar dapat mengambil pengaruh baik darii perubahan social budaya itu.
14
DAFTAR PUSTAKA