Anda di halaman 1dari 15

0

MAKALAH

“ ANTROPOLOGI KEBUDAYAAN “

Disusun Oleh :
Imam Chair ( 1903110183 )

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik


Prodi Ilmu Komunikasi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SUMATERA UTARA
MEDAN

2019
1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin,segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah


rahmat dan hidayahnya selalu tercurahkan kepada kita hingga saat ini, dan tidak lupa pula
shalawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan
keluarganya, sahabatnya, beserta para pengikutnya mudah2an kita kekal sampai di akhir
zaman nanti amin ya robbal alamin.

Karena anugerah dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan
salah satu tugas dari mata kuliah ANTROPOLOGI SOSIAL dengan tepat waktu. Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi saya khususnya dan kepada para
pembaca umumnya.

Medan, November 2019

Imam Chair
2

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ............................................................................................................ 1

Daftar Isi ............................................................................................................ 2

BAB I : PENDAHULUANa

A. Latar Belakang .................................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................ 3

BAB II : PEMBAHASAN

A. Beberapa Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan Masyarakat ............................. 4


B. Faktor yang menyebabkan perubahan sosisal dan kebudayaan masyarakat ............... 5
C. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah ............................................ 7
D. Dampak Dari Perubahan sosial budaya dalam masyarakat ...................................... 7
E. Difusi Kebudayaan ..................................................................................................... 8
F. Akulturasi Kebudayaan ............................................................................................. 10
G. Asimilasi Kebudayaan ............................................................................................... 12

BAB III : KESIMPULAN

Kesimpulan ................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 14


3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan.
Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun
dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat
turut mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai
bidang kehidupan, tingkah laku termasuk pada hidupnya. Didalam masyarakat akan terlihat
dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan masyarakat
yang tidak mendapat pengaruh.Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai
sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan,
lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial.
Para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat statis dan masyarakat dinamis,
masyarakat statis dimaksudkan masyarakat yang sedikit sekali yang mengalami perubahan
dan berjalan lamabat. Masyarakat yang dinamais adalah masyarakat- masyarakat yang
mengalami berbagai perubahan secara cepat. Perubahan-perubahan yang terjadi pada dunia
dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat
kebagian-bagian dunia lain dengan komunikasi yang modren.
Perubahan dalam masyarakat memang telah terjadi dari zaman dahulu. Namun
dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat sehingga
membingungkan manusia untuk mengahadapinya, yangs ering berjalan secara konstan. Ia
memang terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, perubahan
terlihat berlangsung terus, walau pun diselingi keadaan dimana pun mengadakan reorganisasi
unsur-unssur struktur masyarakat yang terkena perubahan. . Berdasarkan hal tersebut,
perlulah kiranya menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial budaya di era
globalisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perubahan sosial dan budaya dalam
masyarakat ?
2. Apa saja dampak dari perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat ?
3. Apa yang dimaksud dengan difusi kebudayaan dan proses terjadinya?
4. Apa yang dimaksud dengan alkuturasi kebudayaan dan proses terjadinya?
5. Apa yang dimaksud dengan asimilasi kebudayaan dan proses terjadinya?
C. Tujuan
1. Memberi contoh perilaku masyarakat sebagai akibat adanya perubahan social dan
budaya dalam masyarakat
2. Mengembangkan sikap kritis terhadap pengaruh perubahan social budaya.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Beberapa Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan Masyarakat.


Perubahan sosial masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu
sebagai berikut :

1. Perubahan lambat dan perubahan cepat


Perubahan lamabat perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama, dan
rentetan-rentetan perubahan kecil yang salaing mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi.
Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu. Ada
beberapa macam teori tentang evolusi, yang digolongkan beberapa kategori :
a. Unilinear theories of evolution
Teori ini pada pokoknya berpendapat bahwa manusia dan masyarakat meengalami
perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk sederhana, kemudian
menuju bentuk yang kompels samapai pada tahap sempurna. Polopor-pelopor teori tersebut
anatara lain August Comte, Herbert Spencer.
b. Universal theory of evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahap-
tahap tertentu yang tetap. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Prinsip-prinsip teori ini diurai oleh Herbert Spencer
yang menyatakan bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok
homogen ke kelompok yang herterogen.
c. Multilined theories of evolution
Teori ini menekan pada penelitian terhadap tahapan perkembangan tertentu dalam
evolusi masyarakat, misalnya tentang perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke
petani.
Sementara itu, perubahan-perubahan sosisal dan kebudayaan yang berlangsung
dengan cepat yaitu menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat
yang dinamakan “revolusi”. Unsur-unsur pokok revolusi adalah adanya perubahan dasar atau
sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu
atau tanpa direncanakan. Ciri-cirinya membutuhkan waktu singkat, perubahannya besar
karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, perubahan disadari/direncanakan,
seringkali diikuti oleh kekerasan atau menimbulkan konflik. Ex: revolusi Indonesia tahun
1945, reformasi Indonesia tahun 1998, revolusi industri Perancis dan Inggris.
5

2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar.


Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh
langsung bagi kehidupan masyarakat. Ex; perubahan mode pakaian, gaya potongan rambut,
dsb.Perubahan yang membawa pengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh
langsung terhadap kehidupan masyarakat karena perubahan yang terjadi pada unsure-unsur
social budaya masyarakat. Ex: Industrialisasi membawa pengaruh pada hubungan kerja,
lembaga kemasyarakatan, system pemilikan tanah, pelapisan social, hubungan kekerabatan,
dll.
3. Perubahan yang dikehendaki/direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki/tidak direncanakan Perubahan yang dikehendaki/direncanakan
Perubahan yang dikehendakai atau direncanakan merupakan perubahan uang telah
dikehendakai maupun direncanakan terlebih dahulu oleh pihak pihak dalam masyarakat.
Pihak pihak yang menghendakai perubahan itu disebut agen of change. Pembangunan adalah
perubahan yang sudah diperkirakan sebelumnya oleh pihak-pihak tertentu yang ada dalam
masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncanakan adalah perubahan yang
tidak diperkirakan sebelumnya. Biasanya perubahan tidak dihendaki muncul sebagai dampak
dari perubahan yang direncanakan.

B. Faktor yang menyebabkan perubahan sosisal dan kebudayaan masyarakat


Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, baik yang
menguntungkan atau positif maupun yang tidak menguntungkan atau negatif. Contoh
perubahan yang positif adalah perubahan pola pikir masyarakat dari pandangan yang
menganggap bahwa dua anak saja cukup. Perubahan pola pikir itu membawa pengaruh yang
positif bagi masyarakat, karena kesejahteraan dan pendidikan anak menjadi lebih
terjamin.Sementara itu Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.

1. Bertambah atau Berkurangnya penduduk


Setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah
interaksi sosial dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat akan merubah
pola pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses
perubahan. Di samping itu, perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah mengakibatkan kadar keramahtamahan
akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah banyak jumlahnya, struktur kelembagaan
menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.
6

2. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan
dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan
karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun kenyataan itu baru menjadi
bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam
perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan
baru dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan
yang besar (Horton, 1993: 212). Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada
masyarakat meliputi berbagai proses berikut ini.
a. Discovery,
Discovery yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu atau
serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru
ataupun ide-ide baru.
b. Invention,
Invention yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru
itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Proses dari discovery
menjadi invention sering tidak hanya melibatkan satu atau dua individu, tetapi serangkaian
individu. Discovery baru akan menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui,
menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
c. Inovasi
Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu
penemuan unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian masyarakat, serta
cara-cara unsur baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya diterapkan oleh sebagian besar
warga masyarakat. Di dalam masyarakat dikatakan telah terjadi inovasi apabila unsur atau
alat baru yang ditemukan telah banyak dikenal dan dipakai secara luas oleh warga
masyarakat.
d. Konflik dalam Masyarakat
Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak
selalu berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan
social biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan
sosial. Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan
sebelum terjadi konflik. Konflik antarkelompok, misalnya konflik antarsuku bangsa yang
terjadi di Timika, Papua. Konflik tersebut telah menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban
jiwa, dan hancurnya harta benda.
e. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri juga
dapat bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah faktor alam yang ada di sekitar
masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
7

C. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah


Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah
penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan
keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun dapat
merusak alam. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap
alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan
akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah.
Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk
bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.

1. Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan kepribadian
dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Betapa
tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa
perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa
akibat yang berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah
perang, karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara yang menang perang.

a. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain


Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain merupakan
suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan kerja sama antarnegara serta
sarana komunikasi dan informasi yang semakin canggih, seperti televisi, radio, dan internet
memudahkan pengaruh kebudayaan masyarakat lain masuk dalam suatu negara. Akibatnya
muncul perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh kebudayaan itu.

D. Dampak Dari Perubahan social budaya dalam masyarakat


Adanya perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan
memberikan dampak negatif dan positif.
1. Dampak Positif
Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan
disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.
2. Dampak Negatif
Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu
menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi.
Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku
masyarakat yang bersangkutan. Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh
pada keberadaan atau pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif.
8

Namun, jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan
norma maka perilaku masyarakat akan negatif.

E. Difusi Kebudayaan

1. Pengertian Difusi
Proses difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke
seluruh dunia. Difusi merupakan salah satu objek ilmu penelitian antropologi, terutama sub-
ilmu antropologi diakronik. Proses difusi tidak hanya dilihat dari sudut bergeraknya unsur-
unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi saja, tetapi terutama sebagai
proses di mana unsur kebudayaan dibawa oleh individu dari suatu kebudayaan, dan harus
diterima oleh individu-individu dari kebudayaan lain.

2. Bentuk-bentuk Difusi
Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi
karena dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi dari satu tempat ke tempat
lain di dunia. Hal ini terutama terjadi pada jaman prehistori, puluhan ribu tahun yang lalu,
saat manusia yang hidup berburu pindah dari suatu tempat ke tempat lain yang jauh sekali,
saat itulah unsur kebudayaan yang mereka punya juga ikut berpindah.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak hanya terjadi ketika ada perpindahan dari
suatu kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dapat terjadi karena
adanya individu-individu tertentu yang membawa unsur kebudayaan itu hingga jauh sekali.
Individu-individu yang dimaksud adalah golongan pedagang, pelaut, serta golongan para ahli
agama. 5 Bentuk difusi yang lain lagi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang
terjadi ketika individu-individu dari kelompok tertentu bertemu dengan individu-individu dari
kelompok tetangga. Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok itu dapat berlangsung
dengan 3 cara, yaitu :

a. Hubungan symbiotic
Hubungan symbiotic adalah hubungan di mana bentuk dari kebudayaan itu masing-
masing hampir tidak berubah. Contohnya adalah di daerah pedalaman negara Kongo, Togo,
dan Kamerun di Afrika Tengah dan Barat; ketika berlangsung kegiatan barter hasil berburu
dan hasil hutan antara suku Afrika dan suku Negrito. Pada waktu itu, hubungan mereka
terbatas hanya pada barter barang-barang itu saja, kebudayaan masing-masing suku tidak
berubah.

b. Penetration pacifique (pemasukan secara damai)


Salah satu bentuk penetration pacifique adalah hubungan perdagangan. Hubungan
perdagangan ini mempunyai akibat yang lebih jauh dibanding hubungan symbiotic. Unsur-
unsur kebudayaan asing yang dibawa oleh pedagang masuk ke kebudayaan penemrima
9

dengan tidak disengaja dan tanpa paksaan. Sebenarnya, pemasukan unsur-unsur asing oleh
para penyiar agama itu juga dilakukan secara damai, tetapi hal itu dilakukan dengan sengaja,
dan kadang-kadang dengan paksa.

c. Penetration violante (pemasukan secara kekerasan/tidak damai)


Pemasukan secara tidak damai ini terjadi pada hubungan yang disebabkan karena
peperangan atau penaklukan. Penaklukan merupakan titik awal dari proses masuknya
kebudayaan asing ke suatu tempat. Proses selanjutnya adalah penjajahan, di sinilah proses
pemasukan unsur kebudayaan asing mulai berjalan.
Ada juga difusi yang disebut stimulus diffusion. Stimulus diffusion adalah proses
difusi yang terjadi melalui suatu rangkaian pertemuan antara suatu deret suku-suku bangsa.
Konsep stimulus diffusion juga kadang dipergunakan ketika ada suatu unsur kebudayaan
yang dibawa ke dalam kebudayaan lain, di mana unsur itu mendorong (menstimulasi)
terjadinya unsur-unsur kebudayaan yang dianggap 6 sebagai kebudayaan yang baru oleh
warga penerima, walaupun gagasan awalnya berasal dari kebudayaan asing tersebut.

3. Proses difusi
Proses difusi terbagi dua macam, yaitu:
a. Difusi langsung, jika unsur-unsur kebudayaan tersebut langsung menyebar dari suatu
lingkup kebudayaan pemberi ke lingkup kebudayaan penerima.
b. Difusi tak langsung terjadi apabila unsur-unsur dari kebudayaan pemberi singgah dan
berkembang dulu di suatu tempat untuk kemudian baru masuk ke lingkup kebudayaan
penerima.
Difusi tak langsung dapat juga menimbulkan suatu bentuk difusi berangkai, jika
unsur-unsur kebudayaan yang telah diterima oleh suatu lingkup kebudayaan kemudian
menyebar lagi pada lingkup-lingkup kebudayaan lainnya secara berkesinambungan.

Contoh-contoh difusi
Contoh difusi yang terjadi dalam masyarakat Indonesia adalah berbagai kata yang ada
dalam Bahasa Indonesia. Tanpa kita sadari, Bahasa Indonesia sendiri merupakan contoh hasil
dari proses difusi yang terjadi dalam masyarakat. Berbagai kata dalam Bahasa Indonesia
merupakan hasil serapan dari bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa,
Sunda, dan lain-lain.
Berbagai kontak budaya yang terjadi dalam masyarakat, menyebabkan terjadinya
difusi dalam struktur Bahasa Indonesia. Proses difusi yang menyebabkan munculnya
kosakata baru dalam Bahasa Indonesia terbagi dalam 2 proses, yaitu :
1) Difusi ekstern yaitu penyerapan kosakata asing oleh Bahasa Indonesia yang
mengubah Bahasa Indonesia ke arah yang lebih modern. Dampak dari difusi ekstern ini
terlihat dari kreativitas orang-orang Indonesia, yang memadukan berbagai unsur bahasa asing
10

sehingga menjelma menjadi 7 bentuk kata-kata baru, seperti : gerilyawan, ilmuwan,


sejarawan, Pancasilais, agamis, dan lain-lain.
2) Difusi intern yaitu timbulnya hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dengan
bahasa Jawa (seperti masuknya kata lugas, busana, pangan dll) atau dengan bahasa Sunda
(kata-kata nyeri, pakan, tahap, langka) mengenai penyerapan kosakata.

F. Akulturasi Kebudayaan

1. Pengertian Akulturasi
Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila
suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri. Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua
kebudayaan atau lebih sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli.

2. Masalah yang Timbul dalam Akulturasi


Dalam meneliti akulturasi, ada lima golongan masalah mengenai akulturasi, yaitu :
a. masalah mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan
suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
b. masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan asing apa yang mudah diterima, dan unsur-
unsur kebudayaan asing apa yang sukar diterima oleh masyarakat penerima.
c. masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah, dan
unsur-unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
d. masalah mengenai individu-individu apa yang suka dan cepat menerima, dan individu-
individu apa yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan asing.
e. masalah mengenai ketegangan-ketegangan dan krisis-krisis sosial yang timbul sebagai
akibat akulturasi.
11

3. Hal-hal Penting Mengenai Akulturasi


Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan oleh para peneliti yang akan meneliti akulturasi
adalah :
a. keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan.
Bahan mengenai keadaan masyarakat penerima sebenarnya merupakan bahan tentang
sejarah dari masyarakat yang bersangkutan. Apabila ada sumber-sumber tertulis, maka bahan
itu dapat dikumpulkan dengan menggunakan metode yang biasa dipakai oleh para ahli
sejarah. Bila sumber tertulis tidak ada, peneliti harus mengumpulkan bahan tentang keadaan
masyarakat penerima yang kembali sejauh mungkin dalam ruang waktu, misalnya dengan
proses wawancara. Dengan demikian, seorang peneliti dapat mengetahui keadaan
kebudayaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan. Saat inilah yang
disebut “titik permulaan dari proses akulturasi” atau base line of acculturation.
b. Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan
asing.
Individu-individu ini disebut juga agents of acculturation. Pekerjaan dan latar
belakang dari agents of acculturation inilah yang akan menentukan corak kebudayaan dan
unsur-unsur apa saja yang akan masuk ke dalam suatu daerah. Hal ini terjadi karena dalam
suatu masyarakat, apalagi jika masyarakat itu adalah masyarakat yang luas dan kompleks,
warga hanya mengetahui sebagian kecil dari kebudayaannya saja, biasanya yang berkaitan
dengan profesi dan latar belakang warga tersebut.
c. Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk ke dalam
kebudayaan penerima.
Hal ini penting untuk mengetahui gambaran yang jelas dari suatu proses akulturasi.
Contohnya adalah apabila kita ingin mengetahui proses yang harus dilalui oleh kebudayaan
pusat untuk masuk ke dalam kebudayaan daerah, maka saluran-salurannya adalah melalui
sistem propaganda dari partai-partai politik, pendidikan sekolah, garis hirarki pegawai
pemerintah, dan lain-lain.
d. Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur
kebudayaan asing tadi
Kadang, unsur-unsur kebudayaan asing yang diterima tiap golongan-golongan dalam
masyarakat berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagian-bagian mana
dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing tersebut.
e. Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing, Terbagi menjadi 2
reaksi umum, yaitu reaksi “kolot” dan reaksi “progresif”. Reaksi “kolot” adalah reaksi
menolak unsur-unsur kebudayaan asing, yang pada akhirnya akan menyebabkan pengunduran
diri pihaknya dari kenyataan kehidupan masyarakat, kembali ke kehidupan mereka yang
sudah kuno. Reaksi “progresif” adalah reaksi yang berlawanan dengan”kolot”, reaksi yang
menerima unsur-unsur kebudayaan asing.
12

G. Asimilasi Kebudayaan

1. Pengertian Asimilasi
Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-
golongan manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling
bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan
golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya
masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Secara singkat, asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan atau lebih sehingga
membentuk kebudayaan baru.

2. Golongan yang Mengalami Proses Asimilasi


Golongan yang biasanya mengalami proses asimilasi adalah golongan mayoritas dan
beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini, kebudayaan minoritaslah yang mengubah sifat
khas dari unsur-unsur kebudayaannya, dengan tujuan menyesuaikan diri dengan kebudayaan
mayoritas; sehingga lambat laun kebudayaan minoritas tersebut kehilangan kepribadian
kebudayaannya dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas.

3. Faktor-faktor yang Menghambat Terjadinya Asimilasi


Asimilasi ini umumnya dapat terjadi apabila ada rasa toleransi dan simpati dari
individu-individu dalam suatu kebudayaan kepada kebudayaan lain . Sikap toleransi dan
simpati pada kebudayaan ini dapat terhalang oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi


b. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain
c. Perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.
13

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Perubahan kebudayaan menimbulkan akibat positif dan negative.
2. Akibat positif perubahan social budaya antara lain, perubahan tata nilai dan sikap, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta tingkat kehidupan yang lebih baik.
3. Akibat negative perubahan social budaya, antara lain sikap individu, hidup konsumtif, gaya
hidup kebarat-baratan, dan munculnya kesenjangan social.
4. Kita harus bersikap tegas menolak unsure budaya baratt yang negative.
5. Akulturasi (acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbul bila suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu sendiri
6. Difusi (diffusion) adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh dunia
7. Asimilasi atau assimilation adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan
manusia dengan latar belakangan kebudayaan yang berbeda-beda yang saling bergaul
langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan-kebudayaan
golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan unsur-unsurnya
masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran

B. Saran
Perlu diketahui bahwa perubahan social budaya karena globalisasi itu tidak selamanya
buruk dan tidak selamanya baik. Kita harus dapat membentengi diri kita dengan iman dan
ilmu pengetahuan agar dapat mengambil pengaruh baik darii perubahan social budaya itu.
14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Perubahan Sosial Budaya. From : http://nuno-


friendstore.blogspot.com/2013/01/perubahan-sosial-budaya.html. diakses 05 april 2013
Anonim.2013. faktor penyebab perubahan sosial. From
: http://anessinaga.staff.ipb.ac.id/?p=139. Diakses 12 Maret 2017.
Narwoko Dwi.J dan Suyanto Bagong. 2010. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta
: Kencana.
Soekanto Soerjono. 2010. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta :PT Rajagrafindo Persada.
Sutardi, T. 2009. Antropologi, Mengungkap Keragaman Budaya 1 : Untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai