Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DESA


(TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN)

DOSEN PENGAMPU :
FIRMANSYAH, S.Sos M.AP

Disusun oleh :
1. ADHAR (2101113)
2. IKRA (2101096)
3. ALMUJAHIDIN (2101074)
4. ARDIANSYAH (2101125)
5. MARIAM (2101098)

UNIVERSITAS MBOJO BIMA


ADMINISTRASI NEGARA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita
serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah
dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak kekurangan, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran yang membangun agar
karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami
susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil
atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini ( Perubahan Sosial Masyarakat
Desa ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFINISI PERUBAHAN SOSIAL

B. KARAKTERISTIK PERUBAHAN SOSIAL

C. SEBAB –SEBAB PERUBAHAN SOSIAL

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL

E. ASPEK-ASPEK PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DESA

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, yang dapat
berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan
yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat
sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat
ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada
suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat pada waktu yang
lampau. Seseorang yang tidak sempat menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di
Indonesia misalnya akan berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak maju, dan tidak
berubah. Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang
mendalam dan kurang teliti karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti pada suatu titik
tertentu sepanjang masa. Orang-orang desa sudah mengenal perdagangan, alat transportasi
modern, bahkan dapat mengikuti berita-berita mengenai daerah lain melalui radio, televisi, dan
sebagainya yang kesemuanya belum dikenal sebelumnya.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola
perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat,
kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang
normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat ke bagian-bagian dunia lain berkat adanya
komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat
dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.
Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun, dewasa ini
perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya sehingga membingungkan manusia
yang menghadapinya, yang sering berjalan konstan. Perubahan memang terikat oleh waktu dan
tempat. Akan tetapi, karena sifatnya yang berantai, perubahan terlihat berlangsung terus, walau
diselingi keadaan di mana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat
yang terkena perubahan.

2. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah definisi perubahan sosial?
2. Bagaimanakah aspek-aspek perubahan sosial pada masyarakat desa?

3. Tujuan
1. Mengetahui definisi perubahan social secara umum dan pada masyarakat desa.
2. Mengetahui aspek-aspek perubahan sosial pada masyarakat desa.

4. Manfaat
1. Memahami definisi perubahan social secara umum dan pada masyarakat desa.
2. memahami mengenai aspek-aspek perubahan sosial pada masyarakat desa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Perubahan Sosial
2.1.1. Definisi Perubahan Sosial
Banyak pengertian yang menjelaskan tentang bagaimana perubahan sosial tersebut terjadi
dalam masyarakat. Hal demikian disebabkan karena tiap-tiap masyarakat mempunyai kondisi
lingkungan sosial budaya dan alam yang berbeda. Beberapa ahli sosiologi pun mengartikan
perubahan sosial berbeda-beda menurut pandangannya masing-masing. Berikut adalah beberapa
pengertian dari perubahan sosial menurut para ahli.
a. John Lewis Gillin and John Philip Gillin
Menurut J.L Gillin dan J.P Gillin perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang
diterima, yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat
tersebut.
b. Max Weber
Berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai
akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological Writings).
c. W. Kornblum
Berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara
bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing World).
d. Selo Soemardjan
Selo Soemardjan mengatakan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya.
Termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat tersebut.
e. Robert H. Leuser
Robert mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai perubahan dalam segi fenomena sosial di
berbagai tingkat kehidupan manusia, mulai dari tingkat individu orang-perorangan sampai tingkat
dunia.
f. Kingsley Davis
Davis mengartikan perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan
fungsi masyarakat.
g. Robert Mac Iver
Dalam bukunya “A Textbook of Society” ia mengatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan-
perubahan dalam hubungan-hubungan sosial (social relationship) atau perubahan terhadap
keseimbangan hubungan sosial.
h. William F. Ogburn
William menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material atau
non material.
Dari beberapa pengertian diatas, perubahan sosial dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial
adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling
berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak
serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
2.1.2. Karakteristik Perubahan Sosial
Dengan memahami definisi perubahan sosial dan budaya di atas, maka suatu perubahan
dikatakan sebagai perubahan sosial budaya apabila memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiapmasyarakat mengalami
perubahan secara cepat ataupun lambat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti
perubahan pada lembaga sosial yang ada.
3. Perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan kekacauan sementara karena
orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena keduanya saling
berkaitan.
2.1.3. Sebab-sebab Perubahan Sosial
Menurut Prof. Soerjono Soekamto ada dua penyebab terjadinya perubahan sosial yaitu perubahan
yang disebabkan oleh masyarakat itu sendiri (intern) dan dari luar (ekstern).
1. Sebab Intern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
 Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk di suatu desa.
Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Tempat tinggal yang
semula terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan.
Berkurangnya penduduk pedesan juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contoh
perubahan penduduk adalah program urbanisasi dan TKI.
 Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat
baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan
lama (invention).
 Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
2. Sebab Ekstern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
 Adanya pengaruh bencana alam.
Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus
menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan
besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
 Adanya peperangan.
Peristiwa peperangan, baik perang saudara maupun perang antar negara dapat menyebabkan
perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan
kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
 Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu
kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu
kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai
taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun
unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru
tersebut.
2.1.4. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
Perubahan adalah sebuah kondisi yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan itu bisa berupa
kemajuan maupun kemunduran.
Bila dilihat dari sisi maju dan mundurnya, maka bentuk perubahan sosial dapat dibedakan
menjadi:
1. Perubahan sebagai suatu kemajuan (progress)
Perubahan sebagai suatu kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan membawa kemajuan
pada masyarakat. Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan keuntungan
dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan kondisi masyarakat tradisional, dengan
kehidupan teknologi yang masih sederhana, menjadi masyarakat maju dengan berbagai kemajuan
teknologi yang memberikan berbagai kemudahan merupakan sebuah perkembangan dan
pembangunan yang membawa kemajuan. Jadi, pembangunan dalam masyarakat merupakan bentuk
perubahan ke arah kemajuan (progress).
Perubahan dalam arti progress misalnya listrik masuk desa, penemuan alat-alat transportasi, dan
penemuan alat-alat komunikasi. Masuknya jaringan listrik membuat kebutuhan manusia akan
penerangan terpenuhi; penggunaan alat-alat elektronik meringankan pekerjaan dan memudahkan
manusia memperoleh hiburan dan informasi; penemuan alat-alat transportasi memudahkan dan
mempercepat mobilitas manusia proses pengangkutan; dan penemuan alat-alat komunikasi modern
seperti telepon dan internet, memperlancar komunikasi jarak jauh.
2. Perubahan sebagai suatu kemunduran (regress)
Tidak semua perubahan yang tujuannya ke arah kemajuan selalu berjalan sesuai rencana.
Terkadang dampak negatif yang tidak direncanakan pun muncul dan bisa menimbulkan masalah
baru. Jika perubahan itu ternyata tidak menguntungkan bagi masyarakat, maka perubahan itu
dianggap sebagai sebuah kemunduran.
Misalnya, penggunaan HP sebagai alat komunikasi. HP telah memberikan kemudahan dalam
komunikasi manusia, karena meskipun dalam jarak jauh pun masih bisa komunikasi langsung
dengan telepon atau SMS. Disatu sisi HP telah mempermudah dan mempersingkat jarak, tetapi disisi
lain telah mengurangi komunikasi fisik dan sosialisasi secara langsung. Sehingga teknologi telah
menimbulkan dampak berkurangnya kontak langsung dan sosialisasi antar manusia atai individu.

Jika dilihat dari proses berlangsungnya, menurut Soerjono Soekamto perubahan dapat
dibedakan menjadi Evolusi dan Revolusi (perubahan lambat dan perubahan cepat).
1. Evolusi
Evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang
cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-
perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan
usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain,
perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.
Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.
2. Revolusi
Revolusi, yaitu perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Seringkali perubahan revolusi diawali oleh
munculnya konflik atau ketegangan dalam masyarakat, ketegangan-ketegangan tersebut sulit
dihindari bahkan semakin berkembang dan tidak dapat dikendalikan. Terjadinya proses revolusi
memerlukan persyaratan tertentu, antara lain:
a. Ada keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan.
b. Adanya pemimpin/kelompok yang mampu memimpin masyarakat tersebut.
c. Harus bisa memanfaatkan momentum untuk melaksanakan revolusi.
d. Harus ada tujuan gerakan yang jelas dan dapat ditunjukkan kepada rakyat.
e. Kemampuan pemimpin dalam menampung, merumuskan, serta menegaskan rasa tidak puas
masyarakat dan keinginan-keinginan yang diharapkan untuk dijadikan program dan arah gerakan
revolusi.
Contoh perubahan secara revolusi adalah peristiwa reformasi (runtuhnya rezim Soeharto), peristiwa
Tsunami di Aceh, semburan lumpur Lapindo (Sidoarjo).
Jika dilihat dari ruang lingkupnya, perubahan sosial dibagi menjadi dua, yaitu perubahan social
yang berpengaruh besar dan perubahan sosial yang berpengaruh kecil.
1. Perubahan Kecil
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak
membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan kecil
adalah perubahan mode rambut atau perubahan mode pakaian.
2. Perubahan besar
Perubahan besar adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang membawa
pengaruh langsung atau pengaruh berarti bagi masyarakat. Contoh perubahan besar adalah dampak
ledakan penduduk dan dampak industrialisasi bagi pola kehidupan masyarakat.
Jika dilihat dari keadaannya, perubahan sosial dibagi menjadi dua yaitu, perubahan yang
Direncanakan dan Tidak Direncanakan.
1. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan
Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan merupakan perubahan yang telah diperkirakan
atau direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak melakukan perubahan di
masyarakat. Pihak-pihak tersebut dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok
orang yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang bertujuan untuk mengubah suatu sistem sosial. Contoh perubahan yang
dikehendaki adalah pelaksanaan pembangunan atau perubahan tatanan pemerintahan, misalnya
perubahan tata pemerintahan Orde Baru menjadi tata pemerintahan Orde Reformasi.
2. Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan
Perubahan yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi
di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial
yang tidak diharapkan. Contoh perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan adalah
munculnya berbagai peristiwa kerusuhan menjelang masa peralihan tatanan Orde Lama ke Orde
Baru dan peralihan tatanan Orde Baru ke Orde Reformasi.
2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Sosial Budaya
Terjadinya sebuah perubahan tidak selalu berjalan dengan lancar, meskipun perubahan
tersebut diharapkan dan direncanakan. Terdapat faktor yang mendorong sehingga mendukung
perubahan, tetapi juga ada faktor penghambat sehingga perubahan tidak berjalan sesuai yang
diharapkan.

Faktor pendorong perubahan Sosial


Faktor pendorong merupakan alasan yang mendukung terjadinya perubahan. Menurut Soerjono
Soekanto ada sembilan faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial, yaitu:
1. Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.
2. Sistem pendidikan formal yang maju
3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
6. Penduduk yang heterogen.
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
8. Orientasi ke masa depan
9. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup.

Faktor penghambat perubahan


Banyak faktor yang menghambat sebuah proses perubahan. Menurut Soerjono Soekanto, ada
delapan buah faktor yang menghalangi terjadinya perubahan sosial, yaitu:
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
3. Sikap masyarakat yang mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif.
4. Adanya kepentingan pribadi dan kelompok yang sudah tertanam kuat
(vestedinterest).
5. Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan dan menimbulkan perubahan pada
aspek-aspek tertentu dalam masyarakat.
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing, terutama yang berasal dari Barat.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8. Adat dan kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah.

2.2. Aspek-Aspek Perubahan Sosial Pada Masyarakat Desa


2.2.1 Perubahan-perubahan Khusus
Disini yang dimaksud dengan aspek-aspek perubahan yaitu menyangkut tentang perubahan
khusus dalam masyarakat desa yang diperkirakan penting untuk memahami kehidupan masyarakat
desa. Hal ini dapat memperdalam pemahaman tentang dinamika kehidupan desa.
a) Urbanisasi dan Perkembangan Masyarakat Desa
Urbanisasi, terlebih dalam artinya sebagai proses pengotaan, adalah suatu bentuk khusus
modernisasi. Dengan kata lain, konsep modernisasi yang sangat luas cakupan pengertiannya itu
mendapatkan bentuknya yang khusus di pedesaan dalam konsep urbanisasi. Sebagaimana diketahui
urbanisasi adalah proses pengotaan (proses mengotanya suatu desa), proporsi penduduk yang
tinggal di desa dan di kota, dan perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanward migration).
Urbanisasi dalam arti proses pengkotaan hakekatnya meng gambarkan proses perubahan dari suatu
wilayah dengan masyara katnya yang semula adalah desa atau bersifat pedesaan kemudian berubah
dan berkembang menjadi kota atau bersifat kekotaan. Dalam kenyataannya secara umum desa
memang selalu mengalami peru bahan dan perkembangan. Cepat-lambatnya atau besar-kecilnya
peru bahan dan perkembangan yang terjadi tergantung pada banyak faktor, antara lain tergantung-
kepada potensi wilayah yang bersangkutan. Perubahan itu secara umum cenderung mengarah ke
sifat-sifat perkotaan. Namun, tidak semua perubahan dan perkembangan yang terjadi di desa itu
dapat disimpulkan sebagai proses pengkotaan (proses perubahan desa menjadi kota). Proses
perubahan itu seringkali hanya merupakan proses perubahan biasa saja, yang hakekatnya secara
umum terjadi di semua kelompok masyarakat. Menurut Roland L. Warren, proses perubahan yang
menunjukkan terjadinya metamor pose dari desa menjadi kota hanya dapat disimak lewat adanya
gejala yang disebut great change.

Indikator dari adanya great change ini adalah:


1. Division of labor, yakni bila pada desa itu telah menunjukkan tumbuh dan berkembangnya
kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda tetapi saling ada ketergantungan atau jalinan.
2. Munculnya diferensiasi kepentingan dan asosiasi.
3. Semakin bertam bahnya hubungan yang sistemik dengan masyarakat yang lebih luas.
4. Muncul dan berkembangnya fenomena birokratisasi dan imperso nalisasi dalam kegiatan usaha;
5. Pengalihan fungsi-fungsi ke lembagaan bidang usaha yang menguntungkan.
6. Adanya proses penerapan gaya hidup perkotaan.
7. Adanya proses perubahan nilai-nilai (Roland L. Warren, 1963: 54).
Yang sering diulas dalam berbagai pembahasan adalah konsep urbanasasi dalam artian
pergeseran penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi dalam artian ini banyak diulas berkaitan dengan
kerugian- kerugian yang dialami desa jika penduduknya bermigrasi ke kota. Desa akan kehilangan
para penduduknya dan itu menyebabkan desa semakin sulit berkembang. Disamping itu ada pula
gejala urbanisasi yang tidak permanen. Artinya, para migran tersebut tidak secara permanen
menetap di kota. Jika tidak ada peluang lagi bekerja di kota, mereka akan kembali ke desa. Di
desapun meski mereka lebih merasakan sebagai seorang warga desa, namun selalu siap untuk
bergerak ke kota apabila menemukan peluang pekerjaan di kota.
b) Perubahan Kultural
Perubahan kultural (kebudayaan) adalah perubahan kebudayaan masyarakat desa dari pola
tradisional menjadi bersifat modern. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kebudayaan desa yang
awalnya bersifat tradisional mulai dari alat yang digunakan, ideologi, pendidikan, sedikit demi sedikit
menjadi berkembang ke arah yang lebih modern.
Yang menjadi titik tolak utama pengertian pola kebudayaan tradisional adalah yang dikemukakan
oleh Paul H. Landis an Everett M. Rogers. Seperti telah diuraikan dalam bab tersebut, nurut Paul H.
Landis keberadaan pola kebudayaan tradisional tentukan oleh tiga faktor. Ketiga faktor itu adalah:
1. Sejauh mana ketergantungan masyarakat terhadap alam,
2. Bagaimana tingkat teknolo gi nya.
3. Bagaimana sistem. produksinya.
Pola kebudayaan tradisio nal akan tetap eksis apabila masyarakat desa memiliki
ketergantungan yang sangat besar terhadap alam, namun dengan tingkat teknologi yang tinggi, dan
produksi yang hanya ditujukan untuk memenuhi kebu tuhan keluarga. Ini berarti bahwa apabila
ketergantungan terhadap alam berkurang atau bahkan hilang, tingkat teknologinya tinggi, dan
produksi ditujukan untuk mengejar keuntungan (profit orientecl), maka kebudayaan tradisional
menjadi kehilangan dasar eksistensinya Dan hal tersebut menunjukkan perubahan cultural pada
masyarakat desa yang sudah terlihat. Selain hal tersebut meningkatnya teknologi pada masyarakat
desa juga menunjukkan semakin berubahnya kebudayaan di desa. Ynag awalnya menggunakan alat
pertanian yang sederhana, sekarang mulai maju dengan menggunakan teknologi-teknologi modern.
Hal ini tidak buruk karena dapat semakin memajukan desa kearah modern. Akan tetapi masih ada
kendala dalam memajukan desa kea rah modern. Hal ini disebabkan karena cara hidup modern
menuntut biaya tinggi. Sebaliknya, cara hidup tradisional adalah merupakan cara hidup yang relatif
murah. Oleh karena itu, sekalipun misalnya penduduk telah mendapatkan dan menyerap
pengetahuan baru dan budaya modern, namun pengaruhnya hanya sebatas sikap dan pandangan
hidup saja. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan hidup modern karena
masalah struktural, yakni karena mereka termasuk golongan miskin yang rendah tingkat
keberdayaannya.
c) Perubahan Struktural
Senada dengan uraian tentang perubahan kebudayaan di atas, bagian ini juga mencoba
mengungkapkan perubahan struktur masya rakat desa yang menjadi semakin bersifat kompleks.
Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain atau
bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi setiap sistem.
Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif, karena tergantung pada asumsi kriteria bagi
pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan mereka. Karenanya, identifikasi kognitif suatu struktur
berorientasi tujuan dan tergantung pada pengetahuan yang ada.
d) Perubahan Lembaga dan Kelembagaan
Lembaga adalah sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan dalam suatu masyarakat. Dalam
kaitan ini kelembagaan adalah sebagai wujud dari suatu tindakan bersama (Collective action). Jadi
jika suatu masyarakat menginginkan suatu kebutuhan baru dan beragam maka secara otomatis
lembaga lama akan tidak berfungsi lagi.
Seperti telah dijelaskan di atas, secara umum lembaga diartikan sebagai wahana untuk memenuhi
kebutuhan yang ada dalam suatu masyarakat. Kelembagaan dalam kaftan ini adalah tindakan
bersama (collective action) yang memiliki pola atau tertib yang jelas dalam upaya untuk mencapai
tujuan atau kebutuhan tertentu. ini berarti bahwa kelembagaan yang ada dalam suatu masyarakat
eksistensinya ditentukan oleh sifat dan ragam kebutuhan yang ada dalam suatu masyarakat. Dengan
demikian apabila dalam masyarakat muncul kebutuhan-kebutuhan baru yang semakin meluas dan
bera gam, maka lembaga-lembaga lama menjadi kurang dapat berfungsi. Sebagai konsekuensinya,
lembaga-lembaga baru yang instrumental bagi pemenuhan kebutuhan baru itu semakin dituntut
keberadaannya. Munculnya lembaga-lembaga baru di desa-desa belum tentu rupakan tanggapan
dari kebutuhan-kebutuhan baru yang berkemba ng di tengah masyarakat itu. Lembaga-lembaga baru
dapat saja muncul berdasarkan program-program pembangunan yang diadakan oleh Pemerintah.
Sebagai contoh di Indonesia terdapat seiurnfah mbaga baru seperti LSD/LKMD, BUD, KUD, LMD,
BPD, dan bagainya. Badan-badan lain di luar Pemerintah juga ikut menyum bang hadirnya lembaga-
lembaga baru itu, seperti misalnya berbagai lembaga dari berbagai LSM yang bergerak di pedesaan.
e) Perubahan dan Pembangunan dalam Bidang Pertanian
Perubahan dan pembangunan di bidang pertanian tidak lepas dari perubahan yang ada di dunia
ini khususya dalam IPTEK dan teknologi yang menunjang peningkatan dalam sektor pertanian.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu perubahan sosial dapat disimpulkan bahwa
perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur
yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan
yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Selain itu kesimpulan yang dapat penulis temukan dari makalah ini adalah setiap masyarakat
senantiasa berada dalam proses sosial, dengan kata lain perubahan-perubahan sosial merupakan
gejala yang melekat di setiap masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan
masyarakat pada suatu waktu tertentu dengan keadaannya pada masa lampau.
Tidak ada satu pun perubahan sosial yang tidak membawa pengaruh bagi masyarakat. Perubahan
sosial akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan masyarakatnya, tetapi juga berdampak
negatif. Dampak atau akibat dari perubahan sosial yaitu semakin kompleksnya alat dan perlengkapan
dalam memnuhi kebutuhan hidup,majunya teknologi diberbagaibidang kehidupan, industri
berkembang maju, tercipta stabilitas politik,meningkatkan tarap hidup masyarakat, dan sebagainya.
5.2 Saran
Dari pembahasan mengenai perubahan sosial ini, kami menyarankan agar masyarakat desa mampu
mengenali karakteristik desanya agar mampu mengikuti perubahan sosial tanpa mengubah struktur
desa tersebut. Sehingga unsur dari desa tersebut tidak hilang dan masih mampu mempertahankan
aspek-aspek yang ada dalam desa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/perubahan-sosial/
Anonymous.http://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_sosial_budaya
Anonymous http://learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/proses-proses-perubahan-sosial-
perubahan-stratifikasi-dan-struktur-sosial/
Anonymous.http://sosial-budaya.blogspot.com/2009/09/pengertian-perubahan-sosial-budaya.html
Anonymous.http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/(3)%20soca-
roosgandha-tk%20dlm%20proses%20modernisasi(1).pdf
Anonymous.http://www.crc.uri.edu/download/KonasIII.pdf
Anonymous http://www.scribd.com/doc/6592742/Perubahan-Sosial

Anda mungkin juga menyukai