Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah : Sosiologi Kebidanan

Dosen Pengampu : Dr. Mustar A.per.pen,M.kes

MAKALAH
TEORI SOSIOLOGI DALAM KEBIDANAN

Disusun Oleh :

ARMA MARINA
BSN201003

PRODI DIII KEBIDANAN


INSTITUT SAINS DAN KESEHATAN BONE
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga makalah dengan judul ‘’Teori
Sosiologi dalam Kebidanan‘’ dapat diselesaikan tepat waktu.
Penyelesaian tugas ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sosiologi
Kebidanan. Selain itu, tujuan dari penyelesaian tugas ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dasar mengenai kajian terhadap aspek ajaran isalam
(tauhid).
Akhirnya perlu kami sampaikan bahwa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karna itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima
kritik dan saran agar penyelesaian makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terimah kasih dan semoga karya tulis ini
bermanfaat.
Watampone, 11 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Pengertian Sosiologi..............................................................................2
B. Teori Sosiologi......................................................................................3
C. Penerapan Ilmu Sosiologi Dalam Pelayanan Kebidanan......................5
BAB III PENUTUP............................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu untuk mempelajari perilaku sosial yang
berkembang di  suatu masyarakat. Ilmu ini berkembang sesuai dengan
perkembangan masyarakat sehingga saat ini sosiologi sudah memiliki sub
cabang kelimuan seperti sosial kesehatan, sosial politik, sosial ekonomi dan
hukum sosial. Sosial kesehatan mempelajari perubahan pola kesehatan yang
dikaitkan dengan paparan globalisasi, perubahan perilaku, lingkungan sosial
maupun ekonomi dan budaya masyarakat itu sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan membuat ilmu
sosiologi semakin masuk ke dalam pelayanan kesehatan, salah satunya
pelayanankebidanan. Saat ini masalah kebidanan dan kesehatan reproduksi
seperti masalahketimpangan gender, kematian ibu, kematian anak dan
kesehatan remajamerupakan salah satu isu utama dalam kesehatan di seluruh
dunia. Asuhan kebidanan yang akan diberikan terkait dengan masalah-masalah
tersebut membutuhkan pemahaman bidan dari sisi sosial masyarakat, sehingga
tujuan asuhan bisa tercapai dengan baik. Untuk itulah penulis mencoba
membahas tentang Teori Sosiologi dalam Kebidanan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sosiologi?
2. Bagaimana teori sosiologi?
3. Bagaimana penerapan ilmu sosiologi dalam pelayanan kebidanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian sosiologi.
2. Untuk mengetahui tentang teori sosiologi.
3. Untuk mengetahui tentang penerapan ilmu sosiologi dalam pelayanan
kebidanan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius  yang berarti kawan
dan Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Kata sosiologi pertama kali
dipublikasikan oleh August Comte (1798-1857) dalam bukunya yang berjudul
“Cours De  Philosophie Positive”.
Ilmu sosiologi bisa juga diartikan sebagai pengetahuan
kemasyarakatanyang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat
dikontrol secara kritis oleh orang lain atau masyarakat umum. Masyarakat
adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, kepentingan bersama
dan berbudaya. Kelompok tersebut meliputi keluarga, suku bangsa, negara,
organisasi politik, ekonomi dan sosial.
Beberapa ahli sosiologi lainnya mendefinisikan sosiologi sebagai
berikut :
1. Paul B. HortonSosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada
kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
2. William Kornblum Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari
masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masing
masingnya dalam berbagai kelompok.
3. Durkheim Sosiologi adalah fakta sosial yang berisikan cara bertindak,
berfikir dan merasakan yang mengendalikan individu tersebut dan
mempunyai kekuatan memaksa sebagai pengendali utama.
4. Soejono Sukamto Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada
segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk
mendapatkan pola- pola umum kehidupan masyarakat.
5. Selo Sumarjan dan Soelaiman Soemardi Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial, proses sosial termasuk perubahan sosial seperti
terjadinya perubahan perilaku.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa ilmu sosial mempelajari beberapa aspek yaitu, masyarakat, perilaku

2
masyarakat, budaya yang berkembang di dalamnya, interaksi individu-individu
dan hasil interaksinya di dalam masyarakat itu sendiri yang akan
mempengaruhi kehidupannya.
Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam
masyarakat serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Istilah sosiologi
pertama kali digunakan oleh Auguste Comte dan kemudian diperluas menjadi
suatu disiplin ilmiah oleh Émile Durkheim. Perkembangan sosiologi sebagai
ilmu dibagi menjadi empat tahap, yaitu masa abad pertengahan, masa abad
renaisans, masa sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat dengan
menggunakan metode ilmiah dari keilmuan lain (abad ke-18 M), dan masa
sosiologi sebagai ilmu dengan metode ilmiah yang mandiri (abad ke-19 M).
Sosiologi memiliki objek kajian yang jelas dan dapat diselidiki melalui
metode-metode ilmiah serta dapat disusun menjadi suatu sistem yang masuk
akal dan saling berhubungan. Objek kajian utama dalam sosiologi ialah
struktur masyarakat, unsur sosial, sosialisasi dan perubahan sosial. Cabang-
cabang ilmu sosiologi bersifat gabungan antara ilmu tentang gejala sosial yang
terjadi dalam masyarakat dengan ilmu-ilmu lainnya.
B. Teori Sosiologi
Teori sosiologi yang berupaya memahami masyarakat tanpa mengacu
pada konsep baik atau benar. Tersusun dari proposisi abstrak dan dapat diuji
tentang masyarakat.
1. Teori Fungsionalisme Struktural
Muncul dari sosok Émile Durkheim yang mengimajinasikan
masyarakat sebagai suatu organisme yang tersusun dari berbagai komponen
dan saling mempengaruhi untuk dapat terus berfungsi. Teori fungsionalisme
mengajarkan bahwa masyarakat terdiri dari sistem yang tersusun secara
struktural dengan perannya masing-masing. Sehingga hasil dari berjalannya
sistem secara keseluruhan dapat menciptakan tatanan dan stabilitas sosial.
Durkheim yang menaruh perhatian pada tatanan sosial membawa perspektif
fungsionalisme ini pada struktur sosial level makro sebagai fokusnya
dengan institusi sosial sebagai komponen dari sistem sosial tersebut. Dalam

3
kacamata teori ini, lembaga sosial akan bertahan ketika fungsinya dijalankan
dengan baik. Ketika terjadi malfungsi, maka perlahan lembaga sosial ini
akan perlahan menghilang. Antar institusi sosial ini pun harus terjalin kerja
sama yang baik, jika tidak sistem sosial akan kacau. Institusi sosial yang
dimaksud di sini ialah keluarga, pendidikan, pemerintah, ekonomi, agama,
media, dan lain-lain.
2. Teori Konflik
Teori yang digagas Marx ini berasumsi pada perbedaan kepentingan
antarkelas dapat menghasilkan relasi sosial yang bersifat konfliktual.
Pendistribusian kekayaan yang tidak merata menciptakan jurang
kesenjangan sosial, di mana semakin parah kesenjangan yang ada membesar
pula potensi timbulnya konflik sosial. Kelas sosial ini terbagi dalam dua
kelompok, yakni borjuis dan proletar. Borjuis sebagai pemilik modal
mayoritas sehingga memegang kontrol atas sumber daya yang ada.
Sedangkan kelompok proletar adalah mereka kelas pekerja yang tidak
memiliki kontrol. Dari masing-masing kelas yang ada jelas tujuan dan
kepentingan keduanya saling bertolak belakang, lantaran keinginan kaum
borjuis untuk mempertahankan atau menambah kekuasaan sama besarnya
dengan keinginan proletar dalam mendistribusikan kekayaan secara merata.
Ketika kedua kelompok ini terus mengalami pergesekan lama-kelamaan
akan pecah dan memicu revolusi. Terlebih dengan adanya kesadaran kelas
ketika kaum proletar sadar bahwasanya mereka telah dieksploitasi.
3. Teori Interaksionisme Simbolik
Lahir dari perpaduan pemikiran antara Herbert Blumer, George
Herbert Mead dan Max Weber, teori ini menganalisa masyarakat berdasar
makna subjektif yang diciptakan oleh individu dalam proses interaksi sosial.
Interaksionisme simbolik mengasumsikan landasan individu bertindak
cenderung pada hal yang diyakini bukan yang secara objektif benar.
Keyakinan terhadap suatu hal inilah yang dinamakan sebagai produk
konstruksi sosial yang telah direpresentasikan. Hasil interpretasi tersebut
merupakan definisi situasi. Dengan basis analisisnya adalah aspek individu

4
maka teori ini tergolong dalam teori mikro sosiologi. Konsep dari teori
interaksionisme simbolik ini juga memiliki tendensi dengan urusan identitas
seseorang.
C. Penerapan Ilmu Sosiologi dalam Pelayanan Kebidanan
Penerapan sosiologi di bidang kesehatan bertujuan untuk menambah
kemampuan tenaga kesehatan dalam hal ini adalah bidan- saat melaksanakan 9
asuhan-asuhan kepada klien, keluarga dan masyarakat. Kemampuan seorang
bidan dalam memahami gejolak sosial di masyarakat yang terkait dengan ruang
lingkup kerja dan tanggung jawabnya merupakan salah satu kunci penting
keberhasilan asuhan yang diberikan.
Donges (1995) menyatakan masalah kesehatan berupa masalah fisik,
sosiologis dan psikologis merupakan alat bidan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan, sehingga cabang ilmu sosiologis adalah salah satu ilmu dasar yang
harus dikuasai. Bidan bekerja dengan memperhatikan pola respon klien bukan
seperti dokter yang bekerja dengan memperhatikan proses perkembangan
penyakit.
Berbagai alasan mendasar pentingnya profesi bidan memahami
sosiologi dalam memberikan asuhan antara lain:
1. Setiap perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki atas
perawatankesehatan yang utuh sepanjang daur kehidupannya. Layanan
kesehatan yangditerima haruslah membantunya di setiap masa
kehidupannya, tidak hanya terbatas pada peran sebagai istri dan ibu.
2. Kesehatan perempuan tidak hanya dipengaruhi oleh keunikan fisik tetapi
juga dipengaruhi oleh kondisi sosial, kebudayaan dan ekonomi dimana dia
berada.
3. Walaupun pengaruh kondisi kesehatan laki-laki sama dengan kondisi
kesehatan perempuan, namun selama ini perempuan sebagai kelompok yang
dibedakan dari laki-laki dalam hal akses pelayanan yang diterimanya.
Perempuan tidak memiliki kekuasaan atas kesehatan dirinya, sumber-
sumber yang besar untuk mencapai derajat kesehatannya bahkan sebagai
istri memiliki strata yang lebih rendah dari laki-laki di mata masyarakat.

5
Berdasarkan hal di atas maka pandangan profesi bidan
dalam  melaksanakan asuhan kebidanan harus berkembang untuk memahami
akar persoalan terhadap kurang baiknya kondisi perempuan. Perbaikan derajat
kesehatan perempuan bukanhanya mencakup perawatan dan penyembuhan,
tetapi juga mencakup upaya-upaya untuk mengubah kondisi kehidupan mereka
sehari-hari agar memiliki kendali lebih besar atas kesehatan mereka sendiri.
Beberapa masyarakat yang memiliki alasan-alasan dalam memilih
tenaga penolong dalam hal persalinan:
1. Alasan menggunakan dukun bersalin dalam melahirkana.
a. Alasan ekonomi : biaya lebih murah, kemudahan dalam pembayaran
Walaupun telah memiliki kartu Jamkesmas, tapi hanya bisa digunakan
utntuk pelayanan di bidan desa. 
b. Kepercayaan dalam hal sosial-budaya : sebagian responden yakin
melahirkan dengan dukun bersalin karena ada persamaan sosial budaya,
bahasa dukun bersalin sudah dikenal dekat oleh keluarga karena hidup di
daerah yang sama.
c. Tradisi sosial budaya yang sama : melahirkan dengan dukun bersalin
sudah dilakukan secara turun temurun sehingga menimbulkan keyakinan
akan keselamatan ibu dalam  melahirkan jika dibimbing oleh dukun
bersalinyang sama. 
d. Persepsi tentang bidan : Bidan dipanggil untuk menolong persalinan jika
ada komplikasi yang tidak bisa ditangani oleh dukun bersalin. 
e. Akses ke pelayanan kesehatan yang jauh dan membutuhkan waktu
dalam perjalanan yang tidak memungkinkan keluarga untuk memanggil
bidan jika dibutuhkan pada waktu tengah malam.
f. Anggapan masyarakat bahwa bidan desa yang ada belum memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang cukup dalam  menolong persalinan. 
2. Alasan memilih melahirkan di rumah
a. Biaya yang besar jika tidak memiliki kartu Jamkesmas ketika harus
melahirkan di rumah sakit.

6
b. Adanya persepsi bahwa persalinan itu adalah hal yang normal, sehingga
bersalin di rumah akan lebih baik kecuali jika tenaga kesehatan/orang
lain mengatakan ada kelainan/masalah dalam persalinannya.
c. Jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan.
d. Rasa aman dan nyaman jika melahirkan di tengah-tengah orang dan
lingkungan yang dia kenal.
3. Alasan memilih bidan terlatih dan tempat bersalin.
a. Adanya masalah dalam persalinan atau pada bayi.
b. Kemampuan tenaga penolong (Bidan) dan peralatan yang lengkap, selain
itu adanya saran yang ibu/keluarga terima dari bidan untuk bersalin
difasilitas kesehatan sehubungan dengan kondisi ibu dan bayi.
c. Pada sebagian daerah tidak adanya hubungan kerjasama yang baik
antara bidan dan dukun bersalin, sehingga ibu bersalin merasa lebihyakin
jika ditangani oleh bidan.
d. Ada anggapan positif dari masyarakat tentang bidan desa yang
cerdas, baik, ramah, bertanggung jawab, waspada dan ikhlas untuk
memberikan pelayanan kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa diperlukan
pendekatan yang komprehensif secarasosial dan budaya untuk
meningkatkan ketersediaan dan akses dari pelayanan kesehatan ibu dan
anak di masyarakat. Dari semua lapisan masyarakat, lapisan paling
bawah (masyaraka  miskin) dan sulit menjangkau pelayanan menjadi
masyarakat yang paling membutuhkan perhatian. Kekuatan hubungan
antara bidandan dukun bersalin juga sangat direkomendasikan, agar
tenaga non kesehatan tersebut mau menerima dan meningkatkan
kemampuannya dalam menolong persalinan. Keikut sertaan penyedia
layanan setempat juga memainkan peranan penting dalam mensukseskan
program kesehatan ibu dan anak. dapat disimpulkan bahwa diperlukan
pendekatan yang komprehensif secara sosial dan budaya untuk
meningkatkan ketersediaan dan akses dari pelayanan kesehatan ibu dan
anak di masyarakat. Dari semua lapisan masyarakat, lapisan
paling bawah (masyarakat miskin) dan sulit menjangkau pelayanan

7
menjadi masyarakat yang paling membutuhkan perhatian. Kekuatan
hubungan antara bidan dan dukun bersalin juga sangat
direkomendasikan, agar tenaga non kesehatan tersebut mau menerima
dan meningkatkan kemampuannya dalam menolong persalinan.
Keikutsertaan penyedia layanan setempat juga memainkan peranan
penting dalam mensukseskan program kesehatan ibu dan anak.
Untuk memahami suatu fenomena sosial terkait dengan ilmu kesehatan,
ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan yaitu:
1. Pendekatan emik
Pendekatan emik adalah memahami mengapa seorang individu
melakukan atau menolak melakukan suatu tindakan. Dalam program
kesehatan sering kita mendapatkan kasus yang menggunakan pendekatan
emik untuk mengetahui latar belakang seseorang tidak mau mengikuti suatu
program kesehatan, misalnya program keluarga berencana. Bila ditemukan
alasannya, maka di masa yang akan datang kita dapat menemukan solusi
untuk masala htersebut sehingga individu tidak merasa terpaksa dalam
menerima program kesehatan.
2. Pendekatan Etik
Pendekatan etik merupakan pendekatan melalui analisa
perilaku/gejala sosial dari sudut  pandang orang luar dan dibandingkan
dengan budaya lain. Sifat pendekatan adalah objektif dan mempunyai
indikator agar bisa dibandingkan. Misalnya penelitian antropolog tentang
bagaimana persepsi sehat dan sakit menuru  suatu kelompok masyarakat /
etnis tertentu dan dibandingkan dengan definisi yang dikeluarkan World
Health Organization (WHO) atau Departemen Kesehatan.
Oleh karena itu dalam mengembangkan sosiologi di bidang kesehatan,
seorang tenaga kesehatan harus mempunyai kemampuan untuk memahami apa
yang dirasakan oleh klien, keluargan dan masyarakat, yang kemudian dianalisis
dan di interpretasikan sesuai dengan ilmu kesehatan yang sudah dimiliki.
Pandangan profesi bidan baik di dunia maupun di Indonesia terhadap
sosiologi dalam praktik pelayanan kebidanan pada dasarnya sama, yaitu

8
sosiologi telah menjadi bagian penting dalam pelayanan kebidanan. Sejarah
perkembangan masyarakat dinamika dalam lingkungan masyarakat, trend yang
sedang berkembang, gaya hidupdan budaya yang berlaku, isu gender terkait
kesehatan, aturan kesehatan bahkan perubahan arah politik di
pemerintahan menjadi acuan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
Pergeseran paradigma ini membuat bidan tidak hanya dituntut untuk
mahir memberikan pelayanan kesehatan pada perempuan sepanjang daur
kehidupan, tetapi juga harus mengetahui fenomenal yang sedang
terjadi di masyarakat sehingga mempunyai wawasan yang luas bukan hanya
secara keilmuan tetapi juga secarasosial. Pergeseran paradigma ini juga
memberikan imbas yang besar terhadap pendidikan dan pelayanan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosiologi adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek dalam


masyarakat serta pengaruhnya bagi kehidupan manusia yang mempelajari
beberapa aspek yaitu, masyarakat, perilaku masyarakat, budaya yang
berkembang di dalamnya, interaksi individu-individu dan hasil interaksinya di
dalam masyarakat itu sendiri yang akan mempengaruhi kehidupannya.
Teori sosiologi yang berupaya memahami masyarakat tanpa mengacu
pada konsep baik atau benar. Tersusun dari proposisi abstrak dan dapat diuji
tentang masyarakat.
1. Teori fungsionalisme struktural
2. Teori konflik
3. Teori interaksionisme simbolik
Penerapan sosiologi di bidang kesehatan bertujuan untuk menambah
kemampuan tenaga kesehatan dalam hal ini adalah bidan- saat melaksanakan 9
asuhan-asuhan kepada klien, keluarga dan masyarakat. Kemampuan seorang
bidan dalam memahami gejolak sosial di masyarakat yang terkait dengan ruang
lingkup kerja dan tanggung jawabnya merupakan salah satu kunci penting
keberhasilan asuhan yang diberikan.
B. Saran
Sebagai seorang bidan, bidan harus selalu berusaha membangun
interaksi yang baik, komunikasi yang efektif dengan masyarakat. Bidan juga
harus memahami sosial budaya, serta memberikan pelayanan sesuai kebutuhan
masyarakat yang ada dimasyarakat serta jangan memaksakan kehendak
masyarakat. Namun, jika berakibat fatal bidan harus bias membawa ke jalan
yang benar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Farizqa Ayuluqyana. Pengertian Sosiologi dan Teori-Teori Dasarnya dari


Para Ahli https://tirto.id/pengertian-sosiologi-dan-teori-teori-dasarnya-
dari-para-ahli-f8Ty. 19 September 2021.

Sofdera. Pandangan Sosiologi Terhadap Profesi Bidan Dilihat Dari Teori


Dengan Di Masyarakat dalam http://bidansofdera.blogspot.com/2016/04/
pandangan-sosiologi-terhadap-profesi.html. 4 April 2016.

Harahap, Nur Jannah. Makalah Antropologi dan Sosiologi dalam https://www.


academia.edu/30813835/Makalah_Antropologi_dan_sosiologi_docx.

11

Anda mungkin juga menyukai