Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DAN OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI

Guru pembimbing:hj.suryani.s.p.d

KELOMPOK 1

1. AGUS NIAWAN
2. IMELDA
3. QUR’AN NISA
4. AKBAR IBNU WANSYAH
5. M.RIFKI
6. ICHA
7. RIDHO

SMA NEGERI 1 BANYUASIN

II TAHUN AJARAN 2022-2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan nikmat yang
telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “objek, pendekatan, dan metode
sosiologi” dan dibuat sebagai salah satu tugas terstruktur mata kuliah Sosiologi.
Dalam penyusunan maupun isi dari makalah ini tentu masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan sarannya guna kesempurnaan
makalah ini.

DAFTAR ISI

Halaman judul
Kata Pengantar…………………………………………………………..

Daftar Isi…………………………………………………………………

BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………...

Latar Belakang…………………………………………………….

Rumusan Masalah…………………………………………………

Tujuan……………………………………………………………..

Manfaat…………………………………………………………....

BAB II: PEMBAHASAN………………………………………………

Objek Kajian Sosiologi……………………………………………

Pendekatan Sosiologi……………………………………………...

Metode Sosiologi………………………………………………….

BAB III: PENUTUP……………………………………………………

Kesimpulan……………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang tersusun atas pulau-pulau yang kemudian


dipersatukan adas dasar nilai-nilai pancasila dan bhineka tunggal ika. Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang heterogen dari segala aspek kehidupan
salah satunya yaitu dari aspek budaya dimana masyarakat terdiri dari beragam
etnis, suku, ras, agama, maupun kesenian yang menjadi salah satu identitas bangsa
Indonesia. Didalam masyarakat terdapat pranata sosial, berupa lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan nilai serta norma yang mengatur serta mengontrol perilaku
individu atau masyarakat.

Untuk mengkaji segala bentuk kehidupan masyarakat baik interaksi ataupun


permasalahan sosial didalam masyarakat maka diperlukan disiplin ilmu
pengetahuan khusus. Karena itu lah kemudian sosiologi ada sebagai salah satu dan
dapat kita katakana satu-satunya ilmu pengetahuan yang mengkaji secara khusus
tentang kehidupan sosial masyarakat. Dengan teori-teori yang ada didalam ilmu
sosiologi menjadi salah satu mata pisau yang digunakan untuk mengupas
permasalahan sosial yang ada melalui metode-metode penelitian tertentu. Akan
tetapi dalam makalah ini akan lebih fokus membahas tentang objek kajian,
pendekatan, dan metode sosiologi.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Apa yang menjadi objek kajian sosiologi?


2. Bagaimana pendekatan dalam ilmu sosiologi?
3. Metode apa saja yang digunakan sosiologi dalam mengkaji masyarakat?

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan tentang objek kajian sosiologi
2. Menjelaskan tentang pendekatan ilmu sosiologi dalam mengkaji masyarakat
3. Menjelaskan tentang metode yang digunakan ilmu sosiologi dalam
meneliti kehidupan sosial masyarakat.

Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan meningkatkan pemahaman terhadap ilmu sosiologi yaitu tentang
objek kajian, pendekatan, dan metode yang digunakan ilmu sosiologi dalam
mengkaji masyarakat. Selain itu makalah ini diharapkan dapat dipergunakan
sebagai salah satu refrensi bagi mahasiswa lainnya dalam proses pembelajaran
tentang sosiologi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Sosilogi

Pada dasarnya kelahiran sosilogi,sangat berkaitan dengan perubahan sosial yang


terjadi pada masyrakat khususnya masyarakat Eropa barat pada masa revolusi
industri (Inggris) dan revolusi sosial (Prancis).Kedua maslah ini pada awalnya
diharapakn membawa kehidupan yang modern bagi kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat.Namun,pada kenyataanya,revolusi menyebabkan
timbulnya berbagai
kekacauan dan disharmoni hubungan antarwarga masyarakat.Dengan kata
lain,terjadinya kesenjangan antara apa yang diharapkan dan ap yang ada.

Pada tahun 1876,Herbert Spencer di inggris Lester F Ward dengan bukunya yang
berjudul dynamic sociology di Amerika pada tahun 1883.Lankah-langkah tersebut
kemudian diikuti oleh Max Weber di Jerman,Emile Durkheim Prancis,dan
William Graham Summer,Charles Horton Cooley,dan Albion W small di Amerika
Serikat.Walaupun kebanyakan tulisan mereka bersifat spekulatif dan
filosofis,tetapi hal itu merupakan garis besar metode analisa ilmiah dan memberi
banyak banyak sumbangan pada sosiologi modern.

Sejak awal kelahirannya, sosilogi banyak dipengaruhi oleh filsafat


sosial.Berbeda dengan filsafat sosial yang banyak dipengaruhi ilmu alam dan
memandang masyarakat sebagai “mekanisme” yang dikuasai hukum-hukum
mekanis. Sosiologi lebih menempatkan warga masyarakat sebagai individu yang
relatif bebas. Para filsuf sosial, seperti Plato dan Aristoteles, umumnya
berkeyakinan bahwa seluruh tertib dan keteraturan dunia dan masyarakat langsung
berasal dari suatu tertib dan keteraturan yang adimanusiawi, abadi, tidak
terubahkan dan historis. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman,
perlahan masyarakat mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi
dikarenakan masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan yang telah
berubah dalam kehidupannya, baik sistem maupun struktur didalam masyarakat.

Oleh karena itulah sosiologi bukanlah ilmu yang statis tetapi selalu
mengalami perubahan mengikuti perkembangan yang ada (dinamis). Para sosiolog
terus mengembangkan ilmu sosiologi melalui penelitian, dengan menggunakan
teori-teori yang sudah ada, kemudian melihat keadaan sosial masyarakat pada
masa sekarang sehingga dapat melahirkan teori-teori baru dan disiplin ilmu
sosiologi yang semakin variatif seperti sosiologi ekonomi, sosiologi politik, dan
lain sebagainya.
B. Definisi Sosiologi

Secara etimologi sosilogi bersal dari bahasa latin yaitu socios yang artinya teman
atau masyarakat dan logos yang artinya ilmu. Untuk patokan sementara, akan
diberikan beberapa definisi sosilogi sebagai berikut.

a. Pitirim Sorokin

Mengatakan bahwa sosilogi adalah suatu ilmu yang mempelajari:

1) hubungan dan pengaruh timbale balik antara aneka macam gejala-


gejala Sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama;keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi dan lain sebagainya)

2) hubungan danpengaruh timbale balik antara gejala sosial dengan


gejalagejala nonsosial (misalnya gejala geografis,biologis)

3) ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala.

b. Roucek dan Warren

Mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara


manusia dalam kelompok-kelompok.

c. William F.Ogburn dan Meyer F. Nimkoff

Berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi


sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.

d. J.A.A. van Doorn dan C.J. Lammers

Berpendapt bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang strutur-struktur dan


proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil

e. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi

Manyatakn bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial,termasuk perubahan-perubahan sosial.
Selanjutnya menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, struktur sosial
adalah keseluruhan jalinan antara unur-unsur sosial yang pokok,yaitu
kaidahkaidah sosial (norma-norma sosial) lembaga-lembaga sosial,kelompo-
kelompok serta lapisan-lapisan sosial1.

Dari definisi-definisi ahli atau fakar sosiologi diatas dapat kita simpulkan
bahwa sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari mengenai manusia
sebagai makhluk sosial dan interaksi antar manusia yang terjadi di dalam
masyarakat. Bisa juga kita simpulkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari sifat,perilaku,dan perkembangan masyarakat. Jadi yang
dipelajari dalam sosiologi adalah perilaku sosial antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan klelompok dengan kelompok.

C. Objek Kajian Sosiologi

Seperti ilmu sosial lainnya, maka objek kajian sosiologi dapat kita lihat
dalam definisinya sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub pembahasan
sebelumnya yaitu masyarakat. Sosiologi mengkaji masyarakat bukan hanya dalam
wujud fisiknya semata melainkan segalah hal yang berkaitan dengan masyarakat
dan aspek kehidupannya. Karena cukup sulit memberikan suatu batasan tentang
masyarakat itu sendiri. Karena istilah masyarakat masih memiliki definisi yang
luas.

Meskipun dalam mendefinisikan istilah sosiologi, setiap sosiologi memiliki


definisi-definisi yang berbeda akan tetapi pada dasarnya mengarah pada pokok
pembahasan yang sama yaitu masyarakat yang mencakup beberapa unsur berikut
ini:

1
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar edisi revisi, (Jakarta: Rajawali Pers), hlm. 17 dan
18.
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Didalam ilmu sosial
tak ada ukuran mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa
jumalah manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara teoritis angka
minimnya adalah dua orang yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati, seperti umpamanya
kursi, meja dan sebagainya. Karena dengan berkumpulnya manusia, maka
akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-
cakap, merasa dan mengerti. Mereka juga mempunyai keinginan-
keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, karena setiap anggota kelompok
merasa dirinya terikat satu dengan lainnya2.

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan


lainnya sehingga manusia memiliki naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan
sesamanya. Antara manusia yang satu dengan manusia lainnya tentu saling
membutuhkan dan memang tidak dapat dipisahkan. Manusia tanpa manusia
lainnya maka manusia itu akan mati.

Oleh karena itu untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri dengan
kedua lingkungan tersebut, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan alam maka
manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan kehendaknya. Dengan demikian,
suatu

masyarakat merupakan sistem adaftif, karena masyarakat merupakan wadah untuk


memenuhi berbagai kepentingan dan tentunya juga untuk dapat bertahan. Namun
disamping itu, masyarakat masyarakat sendiri juga mempunyai berbagai
kebutuhan yang harus dipenuhi agar masyarakat itu dapat bertahan hidup.

2
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar edisi revisi, (Jakarta: Rajawali Pers), hlm. 22
Adapun komponen-komponen yang menjadi komposisi didalam suatu
masyarakat yaitu sebagai berikut:

1. Populasi, yaitu warga-warga masyarakat yang dilihat dari sudut


pandang kolektif. Populasi dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan
dari suatu masyarakat.
2. Kebudayaan, yakni hasil cipta, karya dan rasa dari kehidupan bersama
yang mencakup:
• Sistem lambang-lambang
• Informasi
3. Hasil-hasil kebudayaan materil.
4. Organisasi sosial, yakni jaringan hubungan antara warga-warga
masyarakat, antara lain mencakup:
• Warga masyarakat secara individual.
• Peranan-peranan
• Kelompok-kelompok sosial
• Kelas-kelas sosial.
5. Pranata sosial dan sistemnya3.

D. Pendekatan Sosiologi Terhadap Kelompok-Kelompok Sosial

Hampir dapat dipatikan, bahwa setiap manusia pada awalnya merupakan


anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Anggota-anggota keluarga
tadi selalu menyebar, pada waktu-waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul,
misalnya pada malam hari, pagi dan siang hari. Setiap anggota keluarga
mempunyai

pengalamn-pengalaman yang berbeda-beda dalam hubungannya dalm


kelompokkelompok sosial lain diluar rumah.

3
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar edisi revisi, (Jakarta: Rajawali Pers), hlm. 23 dan
24
Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar menukar pengalaman di antara
mereka. pada saat demikian, secara tidak langsung akan terjadi tukar-mrnukar
pengalaman, bahkan lebih dari itu para anggota keluarga tersebut telah mengalami
berbagai perubahan, meskipun tanpa disadarinya. Tukar-menukar pengalaman
tersebut, di dalam kehidupan kelompok, mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukan kepribadian orang-orang bersangkutan. Sebagai makhluk sosial,
manusia mempunyai nurani untuk senantiasa berhubungan dengan manusia
lainnya.

Hubungan yang sinambung tersebut, menghasilkan pola pergaulan yang


dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan
pandanganpandangan mengenai kebaikan dan keburukan. Pandangan-pandangan
tersebut merupakan nilai-nilai manusia, yang kemudian sangat
berpengaruhterhadap cara dan pola berpikirnya. Seseorang yang memberikan
tekanan yang kuat pada faktor kebendaan, maka pola berpikirnya cenderung
bersifat materialistik4.

E. Metode Sosiologi

Setelah mendapatkan gambaran dan pokok-pokok tentang ruang lingkup


sosiologi beserta hubunganya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya dan teori-teorinya,
perlu dijelaskam cara-cara sosiologi mempelajari objeknya yaitu masyarakat.
Untuk kepentingan itu, sosiologi mempunyai cara kerja atau metode (method)
yang juga digunakan oleh ilmu-ilmu pemgetahuan lainnya. Pada dasarnya terdapat
dua cara kerja atau metode, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.

1). Metode Kualitatif

Metode kualitatif mengutamakan bahan sukar yang dapat diukur dengan


angka-angka atau ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan

4
Baharuddin, Sosiologi Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta), hlm. 68 dan 69.
tersebut terdapat dengan nyata didalam masyarakat. Didalam metode kualitatif itu
sendiri terdapat dua metode yaitu metode historis dan metode komparatif,
keduanya dikombinasikan menjadi histiris-komparatif. Metode historis
menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk
merumuskan prinsip-prinsip umum.

Sedangkan dalam menggunakan metode yang kedua yaitu metode


komperatif. Metode komperatif lebih condong untuk mementingkan perbandingan
untuk bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh
perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya.
Perbedaanperbedaan dan persamaan-persamaan tersebut bertujuan untuk
mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam
dan masa sekarang, dan juga mengenai masyarakat-masyarakat yang mempunyai
tingkat perbedaan yang berbeda atau yang sama.

Metode studi kasus (case study) bertujuan untuk mempelajari


sedalamdalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Studi
kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan, kelompok masyarakat
setempat (community), lembaga-lembaga maupun indvidu-individu. Dasarnya
adalah bahwa penelaahan suatu persoalan khusus yang yang merupakan gejala
umum darai persoalan-persoalan lainnya dapat menghasilakan dalil-dalil umum.
Sedangkan alat-alat yang dipergunakan sendiri oleh metode study kasus adalah
misalnya wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan (questionnaires), dari
daftar-daftar pertanyaan (schedules),participant observer technique, dan lain-lain.

2). Metode Kuantitatif

Meteode kuantitatif mengutamakn bahan-bahan keterangan dengan


angkaangka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan
menggunakan sekala-sekala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya
mempergunakan ilmu pati atau matematika.

Metode yang termasuk metode kuantitatif adalah metode satatistik yang


bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Akhir-akhir ini
dihasilkan suatu tekhnik yang dinamakan Soscimetry yang berusaha menilai
masyarakat secara kuantitatif. Sociometry mempergunakan sekal-sekal dan
angka-angka untuk memepelajri hubungan-hubungan antarmanusia dalam
masyarakat. Jadi sociometry adalah himpunan konsep-konsep dan
metodemetode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti
hubunganhubungan antarmanusia dalam masyarakat secara kuantitatif

Disamping metode-metode diatas, metode-metode sosiologi lainnya didasarkan


pada penjenisan anatara metode induktif yang mempelajari suatu gejala yang
khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dal;am lapanagn yang
lebih luas,dan metode deduktif yang mempergunakan proses sebaliknya, yaitu
mulai dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian untuk
dipelajari dalam keadaan yang khusus.

Metode-metode sosiologidigolongkan ke dalam jenis metode empiris yang


menyandarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapat dalam
masyarakat, dan jenis metode rationalistis yang mengutamakan pemikiran dengan
logika dan pikiran sehat untuk mencampai pengertian tentang masalah-masalah
kemasyarakatan.

Akhirnya, sosiologi juga sering mempergunakan metode fungsionalisme. Secara


singkat dapat dijelaskan bahwa metode fungsionalisme bertujuan untuk menenliti
kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam
masyarakat. Metode tersebut berpendirian pokok bahwa unsure-unsur yang
membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling pengaruh
mempengaruhi;masing-masing mempunyai fungsi tersendiri terhadap masyarakat.

Namun sebagai penjelasan bahwasannya metode-metode sosiologi tersebut di atas


bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi sering kali menggunakan lebih
dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Kecuali metode-metode tersebut di
atas, masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai
perlengkapan alat-alatnya sendiri, yaitu alat-alat yang disebut konsep (concept)
untuk menganalisis masalah-maslah yang terdapat dalam lapangannya khususnya
untuk sosiologi,yaitu masyarkat5.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat baik


itu interaksi, hubungan antar masyarakat maupun pranata serta masalahmasalah
sosial yang terjadi didalam kehidupan masyarakat. Adapun objek kajian dari
sosiologi itu sendiri adalah masyarakat sebagaimana dijelaskan dalam definisinya.
Untuk mengkaji kehidupan masyarakat maka sosiologi menggunakan pendekatan-
pendekatan tertentu yang dapat membantu seseorang dalam memahami kehidupan
masyarakat maupun dalam menentukan peran serta dalam mengambil suatu
keputusan dalam hidup bermasyarakat. Dalam mengkaji kehidupan masyarakat,
ilmu sosiologi menerapkan dua jenis metode penelitian yang sering digunakan
yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif merupakan metode yang
memiliki data dalam bentuk deskripsi yang kemudian dapat menghasilkan teori
baru sebagai kritisi dari teori sebelumnya. Sedangkan kuantitatif mempunyai data
dalam bentuk kuantitas atau angka dan seringkali merupakan penelitian yang
membandingkan antara dua variabel atau lebih.

5
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar edisi revisi, (Jakarta: Rajawali Pers), hlm. 41-44.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: Kurnia Kalam semesta.

Soekanto, Soerjono, 2015. Sosiologi Suatu Pengantar edisi revisi. Jakarta: Rajawali
Pers.

Sunarto, Kamanto, 2004. Pengantar Sosiologi edisi revisi. Jakarta:Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sudarsono, Agus, 2016. Pengantar Sosiologi.pdf https://staffnew.uny.ac.id


(dikutip pada tanggal 7 september 2019, pukul 09.35pm).

Supriatna, Ancep. Pengantar Sosiologi.pdf https://file.upi.edu (dikutip pada


tanggal 7 september 2019, pukul 10.15pm).

Anda mungkin juga menyukai