Anda di halaman 1dari 22

ARTIKEL SOSIOLOGI

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN SOSIOLOGI


2. TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI SERTA TEORI-TEORI SOSIOLOGI
3. STATUS DAN STRATIFIKASI SOSIAL
4. MOBILITAS SOSIAL
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Sosiologi

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Dinda fitri illahi


NIM : L1A020025
Fakultas&Prodi : Hubungan Internasional (A)
Semester : 1 (satu)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Sosiologi ini, yang berjudul Pengertian dan Ruang Lingkup
Kajia, Tokoh-tokoh Sosiologi, Status dan Stratifikasi sosial, Mobilitas Sosial,
Pembahasan dan Analisis Kritik.

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas berkat dan rahmat yang telah di berikan sehingga kita berkesempatan mengikuti
mata kuliah dan mengikuti ujian tengah semester Sosiologi ini.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Sosiologi yang telah mendukung kami
sehingga saya bisa bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat untuk saya dan para
pembacanya di kemudian hari terimakasih bagi yang telah mendukung saya sehingga
saya bisa bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu

Penyusun, Matara, Dinda fitri illahi, 15 oktober 2020.

Nama : Dinda fitri illahi


NIM : L1A020025
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Sosiologi 1
BAB II. Tokoh-Tokoh Sosiologi dan Teori-Teori Sosiologi ..
BAB III. Status dan Stratifikasi Sosial ..
BAB IV. Mobilitas Sosial
BAB V. Kesimpulan dan Analisis Kritis ..
DAFTAR PUSTAKA ..
LAMPIRAN
BAB I

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI

1.1 Pengertian Sosiologi

Secara etimologis, sosiologi berasal darikata latin “Socius” yang berariti teman (dapat
juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat), dan kata bahasa
Yunani “Logos” yang artinya ilmu yang mempelajari masyarakat. Secara sederhana
sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dan interaksi antara individu
dengan individu dan kelompok dengan kelompok. Secara keseluruhan, sosiologi
berarti ilmu yang bertujuan untuk mempelajari masyarakat. Masyaraka sendiri adalah
kelompok atau gabungan individu yang saling berhubungan,budaya,dan memiliki
kepentingan yang relatif sama. Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat
dengan meneliti atau mengamai dan menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat,
khususnya perilaku atau pattern sosial manusia. Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang
tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik oleh
publik karena, Sosiologi adalah ilmu tentang yang berisi tentang pengeahuan
kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat diubah-ubah sesuai dan
seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek penelitiannya (masyarakat).
Berikut adalah pengertian sosiologi menuru para ahli yaitu :

1. Emile Durkheim

Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di
mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.

2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial termasuk perubahan sosial.

3. Soejono Sukanto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan


yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan
masyaraka.

1
4. William kornblum

Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku social
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok
dan kondisi.

5. Allan jhonson

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam
kaitannya dengan suatu system social dan bagaimana system tersebut mempengaruhi
orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya mengatasi system tersebut.

1.2 Ruang lingkup kajian sosiologi

Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya


dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati
kenakalan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternative
pemecahan masalah tersebut. Hamper semua gejala social yang terjadi di desa
maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok
bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi
lebih luas dari ilmu social lainnya.Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi
mencakup semua interaksi social yang berlangsung antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkungan
masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut di rincikan menjadi beberapa hal,
misalnya antara lain.

• Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan


produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam.

• Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan


apa yang dialami warganya

• Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya


usaha kegiatan manusia presentasinya yang tercatat, dan sebagainya.

2
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar
penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kajian sejarah,
sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya
hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari
kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu Negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu Negara, factor-faktor, prinsip-
prinsip suatu Negara sampai perjalanan Negara di masa yang akan dating. Sosiologi
mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan
yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang
dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka
selama itu pula akan terlihat, bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah,
dan perkembangan sifat kelompok tersebut semua factor tersebut dapat memengaruhi
hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.

3
BAB II

TOKOH-TOKOH DAN TEORI SOSIOLOGI

Sosiologi secara umum dapat diartikan sebagai ilmu yang mengkaji hubungan sosial
manusia dalam masyarakat secara ilmiah.Ilmu Sosiologi memfokuskan kajiannya pada
pengaruh hubungan sosial terhadap perubahan perilaku manusia dalam
masyarakat.Sosiologi juga mengkaji hubungan antara peristiwa sosial atau fakta sosial
dan perubahan struktur sosial dalam masyarakat.

Tokoh sosiologi pada haketanya merupakan sebuah landasan untuk menganalisis


fenomena pada sosial yang terjadi dalam masyarakat. Beberapa tokoh dan teori dalam
ilmu sosiologi menurut para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Auguste Comte

Salah satu teori yang dikemukakan Aguste Comte yaitu hukum tiga tahap.Hukum tiga
tahap dalam teori sosiologi secara singkat memberakan penjelaskan tahap atau
tingkatan intelektual dalam perkembangan manusia.Berikut ketiga tahap
perkembañgan manusia, dalam kajian tokoh sosiologi menurut Auguste Comte.idnplay

 Tahap teologis, menjelaskan bahwa segaa sesuatu yang terjadi di dunia


dikendalikan oleh kekuatan gaib. Tahap ini dibagi menjadi tiga yaitu fetisisme,
politeisme, dan monoteisme.
 Tahap metafisik, merupakan tahap transisi teologis menuju positivis. Tahap ini
dftandai dengan kepercayaan hukum Tuhan yang diseimbangkan dengan
pemikiran manusia.
 Tahap positivis, ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Manusia
memusatkan perhatian pada data empiris untuk menjelaskan segala sesuatu
yang terjadi di dunia.

4
2. Herbet Spencer

Herbet Spencer adalah salah satu tokoh sosiologi yang lahir pada tahun 1820 dan
beliau wafat pada tahun 1903.Spencer sendiri merupakan filsuf yang berasal dari
Negara Inggris tergolong sebagai tokoh sosiologi klasik.Salah satu karya Spencer
tentang sosiologi ialah mengenai pandangannya terhadap lembaga keluarga, lembaga
agama, lembaga politik, dan pengendalian yang terjadi akbiat perubahan sosial dalam
masyarakat.

Selain pandangan tersebut Spencer juga merupakan pencetus daripada Teori Evolusi
Sosial yang sampai saat kini teori tersebit masih dikaji dalam perkembangan ilmu
sosiologi di banyak perguruan tinggi di dunia, termasuk di Indonesia.

3. Emile Durkheim

Tokoh sosilogi kedua adalah Emile Qurkheim, yang mengemukakan dalam teori
sosiologi klasiknya bahwa permasalahan mendasar yang dihadapi oleh anggota
masyarakat adalah cara membentuk keteraturan sosial. Keteraturan sosial dapat
meningkatkan integrasi dan solidaritas sosial. Integrasi adalah kemampuan
beradaptasi, cara berkontribusi antara kelompok satu dengan kelompok lain yang
berbeda.

Adapun solidaritas sosial menunjukkan rasa kebersamaan, kesatuan, kepentingan,


dan simpati sebagai anggota masyarakat.Solidaritas sosial dibedakan menjadi dua
bentuk yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis.

5
4. Max Weber

Max Weber adalah salah satu tokoh dalam disiplin Ilmu Sosiologi, terutama yang
menerangkan tentang pengaruhnya ekonomi terhadap sosiologi.Dalam
perkembangannya tokoh sosiologi ini memberi masukan penting dalam cabang ilmu
sosiologi, khususnya sosiologi ekonomi.

Selain dikenal sebagai tokoh ilmu sosiologi beliau juga dikenal sebagai seorang
agamawan yang mengeluarkan tentang etika protestan dan semangat kapitalisme.
Dengan pandangan yang terkenalnya bahwa Protestan memiliki semangat yang tinggi
untuk kemudian mengeluarkan invertasi berkat doktrin bahwa seseorang yang hidup
kaya di dunia akan kaya kemudian di akhiranya.

5. Karl Marx

Menurut Karl Marx dalam Teori Sosiologi yang terkenal adalah mengenai Kelas Sosial
yang ternyata dalam pandangannya kelas sosial dapat memberikan tekanan pada
kehidupa masyarakat.Karl Marx menggolongkan masyarakat kapitalis dalam dua kelas
yaiti kelas pemilik modal (borjuis) dan buruh (proletar).

Pada zaman industrialisasi, alienasi terjadi karena pemilik modal (borjuis) menguasai
proses produksi, produk, dan jam kerja para buruh (Ritzer, 2004). Kondisi tersebut
menyebabkan keterasingan (alienasi) yang dialami oleh kaum buruh (proletar).

Akibatnya, para buruh memproduksi barang untuk kepentingan pemilik modal, ide-ide
dan buruh tidak dapat tersalurkan dengan baik.hasil produksi dimiliki oleh pemilik
modal, dan pekerja dalam masyarakat kapitalis terabaikan potensinya.

6
BAB III

STATUS DAN STRATIFIKASI SOSIAL

3.1 Status Sosial

Status sosial adalah lokasi atau posisi seseorang dalam sistem sosial yang hierarkis,
yang sekaligus menentukan peran sosial seseorang. Lokasi atau posisi dalam strata
sosial berbeda-beda, tergantung pada hak dan kewajiban, serta biasanya ditentukan
pula oleh gaya hidup dan pola konsumsi seseorang. Perbedaan posisi tersebut
menggambarkan perbedaan status.Pada gilirannya, posisi tertentu bernilai sosial tinggi
dan posisi yang lain rendah.Masyarakat pada umumnya mengejar posisi yang bernilai
sosial tinggi untuk mendapat penghargaan, penghormatan, dan respek dari
masyarakat banyak.

Pembedaan nilai terhadap status sosial berada dalam sistem stratifikasi. Oleh sebab
itu, apabila seseorang hidup dalam masyarakat yang kondisinya sama rata dan sama
rasa, dimana setiap orang memiliki kedudukan yang relatif sama, maka status sosial
menjadi kurang penting untuk dikejar.

Status sosial pada dasarnya merupakan kumpulan hak dan kewajiban, tugas dan
keistimewaan yang dimiliki seseorang.Hak dan kewajiban tersebut bersifat
statis.Sebagai contoh, seorang dokter memiliki status sosial yang relatif tinggi di
masyarakat pelosok karena memiliki tugas mengobati warga yang sakit.Dokter di
pelosok bahkan kadang dianggap sebagai dewa penyelamat sehingga dihormati dan
dihargai.Tugas, hak, dan kewajiban yang dimiliki seorang dokter di pelosok membuat
dirinya mendapat penghormatan yang tinggi. Berikut contoh status sosial

• Status yang digariskan (ascribed status)

Ascribed status adalah status yang diperoleh seseorang karena kondisi lahiriah atau
alami.Contohnya adalah ras, etnis, keturunan. Anak raja memperoleh status lebih
tinggi ketimbang masyarakat kebanyakan karena ia anak raja. Di beberapa negara
yang rasis, orang kulit putih lebih lebih dihormati ketimbang orang kulit kuning. Ketika
kamu lahir dengan kulit sawo matang, kamu akan dipandang sebelah mata oleh
mereka yang rasis.

• Status yang diusahakan (achieved status)


Achieved status adalah status yang diperoleh seseorang karena usaha yang
dilakukannya dengan sengaja dan biasanya penuh perjuangan. Contohnya, untuk
memperoleh status sebagai mahasiswa sehingga dapat diskon belanja di supermarket,
seseorang harus lulus tes masuk universitas. Untuk memperoleh gelar sarjana,
mahasiswa harus menyelesaikan skripsi dan lulus. Achieved status merupakan contoh
status sosial yang terbuka, artinya berpeluang dicapai oleh banyak orang, terutama
mereka yang tidak potensial memperoleh ascribed status yang tinggi.

 Status yang diberikan (assigned status)

Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang karena mandat atau
pemberian orang lain. Mandat tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga dianggap
berjasa oleh masyarakat atau setidaknya oleh pemberi mandat.Sebagai contoh,
panglima besar Jenderal Sudirman, diberi mandat oleh Bung Korno untuk memimpin
perang gerilya melawan Belanda.Jasanya pada bangsa membawa dirinya berhak
memperoleh gelar pahlawan. Sang jenderal memperoleh assigned status yang tinggi
sebagai pahlawan nasional karena jasanya.

• Status simbol (symbolic status)

Status simbol adalah status yang diperoleh seseorang karena simbol-simbol yang
dimiliki atau dikenakannya.Biasanya status jenis ini diperagakan dalam kehidupan
keseharian.Sebagai contoh, seorang pejabat kemana-mana naik sepeda onthel,
menunjukkan statusnya yang sederhana. Seorang mahasiswa pakai jam tangan sport
mahal akan dipandang sebagai orang dari kelas atas. Cara berpakaian, rumah, dan
tempat yang dikunjungi juga bisa menjadi status simbol seseorang.

• Status aktif (active status)

Status aktif adalah status yang sedang miliki seseorang pada kurun waktu tertentu.
Status aktif menunjukkan bahwa ada status lain yang tidak aktif di saat bersamaan.
Sebagai contoh, ketua RT yang merangkap sebagai guru SD. Ketika berada di depan
kelas, ia memperoleh status sebagai seorang guru. Ketika di kampung, ia dipanggil
pak atau bu RT. Tetangganya tentu saja tidak datang ke rumahnya untuk belajar,
melainkan untuk minta stempel RT, misalnya.

 Status laten (latent status)


Status laten adalah kebalikan dari status aktif. Status laten disebut juga status pasif
atau diam karena status lain sedang aktif. Misalnya mahasiswa yang merangkap
sebagai kader partai politik. Saat di kampus ia mengerjakan tugas kuliah sebagaimana
mahasiswa lainnya. Statusnya sebagai mahasiswa aktif.Sedangkan status latennya
adalah kader partai. Kadang ia menjelma menjadi kader dengan cara diam-diam
mengampanyekan partainya lewat tulisan atau pilihan organisasi kemahasiswaannya.

3.2 Stratifikasi Sosial

Stratifikasi terdiri dari kata dasar ‘strata’ yang diartikan sebagai ‘tingkatan’.Secara
konsep, stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara vertikal
atau hirarkis.

Stratifikasi sosial juga dikenal dengan istilah pelapisan sosial.Pada konsep stratifikasi
sosial, masyarakat kita diibaratkan seperti kue lapis.Di dalam masyarakat terdapat
lapisan, ada individu yang berada pada lapisan sosial tinggi dan ada yang
rendah.Masing-masing individu dengan beragam latar belakang sosial, politik dan
ekonomi tidak pernah berada pada posisi yang sejajar (horizontal), melainkan
bertingkat-tingkat (vertikal).Dalam hal ini, konsep stratifikasi juga erat kaitannya
dengan konsep kelas sosial.Ada individu yang dikategorikan berasal dari kelas atas,
kelas menengah dan jelas bawah.Kelas sosial individu dilatarbelakangi oleh
kekuasaan, kekayaan dan prestise.Secar lebih rinci, kelas sosial diartikan sebagai
kumpulan individu dengan kesamaan karakterisitk yang berada pada lapisan sosial
tertentu.

3.3 Sifat Stratifikasi Sosial

Lalu, bagaimanakah stratifikasi dalam masyarakat bisa terjadi?Stratifikasi pada


masyarakat modern terbentuk karena adanya pembagian kerja yang rinci.Pastinya kita
tahu, tidak semua individu terlahir dari keluarga kaya dengan status sosial tinggi,
namun juga ada yang terlahir dari keluarga sederhana atau bahkan miskin. Stratifikasi
sosial memiliki dua sifat, yaitu:

• Sifat alamiah
Alasan utama terbentuknya lapisan masyarakat secara alamiah adalah keturnan,
senioritas, dan pemimpin masyarakat adat.

• Sifat disengaja

Adapun alasan utama stratifikasi sosial yang disengaja adalah berkaitan dengan
pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal, seperti pada
pemerintahan, perusahaan, parpol dan lain-lain.

3.4 Fungsi Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat modern yang terus berevolusi, sistem stratifikasi sosial sangat
diperlukan.Hal tersebut dikarenakan dalam masyarakat yang semakin kompleks maka
pembagian kerja juga semakin beragam.

Dipandang melalui pendekatan fungsional, stratifikasi sosial berfungsi mendorong


sistem pembagian kerja yang efektif dimana individu terbagi kedalam spesialisasi-
spesialisasi tertentu dalam suatu sistem masyarakat.Stratifikasi memungkian
pekerjaan yang dikerjakan individu menjadi lebih efektif dan waktu yang relatif singkat.

3.4 Bentuk dan contoh stratifikasi social

Faktor utama yang menentukan strata sosial seseorang adalah kekayaan, kekuasaan,
pekerjaan dan pendidikan, namun begitu juga terdapat faktor lainnya yaitu usia, jenis
kela Berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, stratifikasi sosial dapat dikategorikan
kedalam tiga kelompok, yaitu

10

1. Stratifikasi Ekonomi
Stratifikasi yang terjadi berdasarkan faktor ekonomi merupakan faktor utama yang
mendasari terbentuknya kelas sosial. Secara spesifik, kemunculan kelas sosial ada
pada era revolusi industry dan kapitalisme, dimana masyarakat terbagi menjadi dua
kelas: kelas pekerja (kelas bawah) dan kelas pemilik modal/alat produksi (kelas atas).
seiring berkembangnya masyarakat, tingkat penghasilan seseorang serta jabatan
dalam pekerjaan (stratifikasi okupasional) turut menjadi faktor ekonomi yang
mempengaruhi kedudukan individu dalam masyarakat. Individu dengan jenis pekerjaan
yang membutuhkan pendidikan, keahlian dan keterampilan tinggi cenderung berada
pada kelas sosial atas, begitupun sebaliknya.

2. Stratifikasi Politik

Faktor politik yang mendasari terbentuknya stratifikasi sosial adalah kekuasaan.


Singkatnya, kekuasaan diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
memengaruhi orang lain dalam mencapai tujuannya. Biasanya, kekuasaan didapatkan
oleh individu melalui jabatan formal. Makin tinggi jabatan individu maka ia akan makin
dihormati oleh masyarakat dan menduduki kelas sosial atas, begitupun sebaliknya.

3. Stratifikasi Status Sosial

Dalam hal ini, pembagian kelas pada masyarakat didasari oleh perbedaan starus
berdasarkan kehormatan. Biasanya, individu yang berasal dari kelas terhormat (kelas
atas) akan cenderung membatasi pergaulan dengan orang dari luar kelasnya.

Contoh stratifikasi status sosial dapat ditemukan pada sistem kasta pada masyarakat
india atau pada status bangsawan pada kerajaan Inggris. Di Indonesia, kita juga
mengenal istilah darah biru, dimana individu berkedudukan tinggi dalam masyarakat
karena masih merupakan keturunan kerajaan Jawa.

11
orang dari satu lapisan ke lapisan lainnya. Mobilitas sendiri berasal dari kata dalam
bahasa Latin, yaitu mobilis, yang berarti mudah untuk dipindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Kata sosial dalam mobilitas sosial
mengandung makna individu atau kelompok masyarakat dalam kelompok sosial.

4.2 Bentuk- BAB IV

MOBILITAS SOSIAL

4.1 Pengertian Mobilitas

Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi atau kedudukan seseorang atau kelompok
bentuk Mobilitas

Mobilitas Horizontal

Mobilitas horizontal adalah perpindahan kedudukan secara mendatar atau


perpindahan dalam lapisan yang sama. Tidak terjadi perubahan derajat atau
kedudukan seseorang.Mobilitas horizontal pada dasarnya merupakan perpindahan dari
satu posisi ke posisi lainnya yang sederajat.

Mobilitas vertical

Mobilitas vertical merupakan perpindahan status, strata, jenjang, tingkatan atau kelas
social yang disandang individu atau sekelompok warga masyarakat pada lapisan social
yang berbeda.Ada perpindahan atau perubahan status social atau kedudukan social
dari yang lebih rendah menjadi status social yang yang lebih tinggi atau kedudukan
social yang lebih tinggi atau sebaliknya. Mobilitas social dibagi menjadi dua yaitu,

a) Mobilitas Vertikal Naik, adalah perpindahan dari satu tingkatan ke


tingkatan yang lebih tinggi. Dua bentuk utamanya yaitu

• Masuknya individu-indivudu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam


kedudukan yang lebih tinggi, contohnya adalah sebelumnya sebai seorang camat,
kemudian jadi wali kota.

• Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian di tempatkan pada derajat


yang lebih tinggi.
12

b) Mobilitas vertical turun, adalah perpindahan dari suatu tingkatan- tingkatan


yang lebih rendah. Dua bentuk utamanya yaitu

• Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.


Contohnya, wali kota kemudian menjadi warga masyarakat biasa lagi.

Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas Antargenerasi adalah perpindahan antara dua generasi atau lebih, Mobilitas
Antargenerasi dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu sebagai berikut.

• Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status sosial yang terjadi di antara


beberapa generasi.

• Mobilitas Intragenerasiadalah perpindahan status sosial yang terjadi dalam satu


generasi yang sama.

4.2 Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

Terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong serta memudahkan individu untuk
melakukan mobilitas sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Status sosial

Individu yang memiliki status sosial rendah akan cenderung merasa kurang puas dan
akan melakukan proses mobilitas sosial guna mendapatkan status sosial yang lebih
tinggi.

2. Situasi ekonomi

Keadaan ekonomi yang baik dapat mendorong individu untuk melakukan mobilitas
sosial, misalnya membuka bisnis, dsb.

3. Situasi politik

Keadaan politik yang baik akan memberikan masyarakat kesempatan untuk melakukan
mobilitas. Misal dalam negara demokrasi, individu diberi banyak kebebasan dalam
kehidupan dan menentukan nasibnya sendiri.

13
4. Situasi sosial budaya

Kondisi sosial budaya pada suatu wilayah dapat terlihat dari karakteristik
penduduknya. Apabila karakteristik penduduk terbuka terhadap perubahan maka akan
memudahkan individu untuk melakukan kegiatan mobilitas sosial.

5. Kondisi Geografis

Secara geografis, wilayah perkotaan akan menarik lebih banyak individu untuk
melakukan mobilitas sosial karena dianggap lebih banyak menyediakan lapangan
pekerjaan.

6. Latar Belakang Etnisitas

Pada beberapa etnis tertentu, seorang anak diharuskan untuk pergi merantau ke
wilayah lain dan melakukan mobilitas social.

4.3 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat individu untuk melakukan mobilitas
sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Perbedaan kepentingan

Kompetisi atau persaingan dalam melakukan mobilitas sosial vertikal antar satu
individu dengan yang lainnya menunjukkan adanya perbedaan kepentingan. Apabila
perbedaan kepentingan yang tidak bisa dikelola maka akan menghambat individu
untuk melakukan perpindahan posisi sosial menjadi lebih baik.

2. Diskriminasi suku, etnisitas, ras dan agama

Adanya diskriminasi atau pembatasan sosial dapat membuat individu dengan latar
belakang suku, etnisitas, ras dan agama minoritas mengalami kesulitan untuk
melakukan mobilitas sosial vertikal naik.

14
3. Diskriminasi gender

Pada masyarakat tertentu yang kental dengan budaya patriarki (didominasi oleh laki-
laki) akan cenderung merugikan perempuan dalam melakukan mobilitas sosial. Dalam
hal ini, terdapat lebih sedikit kesempatan bagi perempuan dalam mencari pekerjaan
atau menduduki posisi tinggi dalam suatu organisasi yang menyebabkan perempuan
sulit melakukan perpindahan status sosial.

4. Kemiskinan

Keterbatasan ekonomi seorang individu dapat menghambat dirinya untuk mencapai


status sosial tertentu yang lebih dihormati oleh masyarakat luas.

4.4 Saluran Mobilitas Sosial

Terdapat beberapa saluran yang memungkinakan individu untuk melakukan mobilitas


sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Institusi pendidikan
2. Institusi keagamaan
3. Organisasi politik
4. Organisasi ekonomi
5. Organisasi keahlian
Dan masih banyak lagi

15
BAB V

KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

5.1 Kesimpulan

Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dan interaksi antara
individu dengan individu dan kelompok dengan kelompok. Sosiologi bertujuan untuk
mempelajari masyarakat dengan meneliti atau mengamai dan menarik kesimpulan dari
perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.Sosiologi
mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan
yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat mempengaruhi pengalaman yang
dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Sosiologi secara umum dapat
diartikan sebagai ilmu yang mengkaji hubungan social manusia dalam masyarakat
secara ilmiaah.Tokoh sosiologi pada hakekatnya merupakan sebuah landasan untuk
menganalisis fenomena pada social yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Status sosial adalah lokasi atau posisi seseorang dalam sistem sosial yang hierarkis,
yang sekaligus menentukan peran sosial seseorang. Lokasi atau posisi dalam strata
sosial berbeda-beda, tergantung pada hak dan kewajiban, serta biasanya ditentukan
pula oleh gaya hidup dan pola konsumsi seseorang. Perbedaan posisi tersebut
menggambarkan perbedaan status.Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi atau
kedudukan seseorang atau kelompok orang dari satu lapisan ke lapisan lainnya.
Mobilitas sendiri berasal dari kata dalam bahasa Latin, yaitu mobilis, yang berarti
mudah untuk dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
5.2 Analisis kritis

1. Tujuan Penulisan
 Tujuan di dibuatnya artikel ini agar kita mengetahui apa yang di maksut dengan
sosiologi.
 Agar kita mengetahui bagaimana bentuk interaksi-interaksi antara masyarakat.
 Pentingnya mengetahui apa yang dimaksud dengan status-status yang ada di
masyarakat.
2. Fakta unik
 Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dan interaksi dalam
individu maupun kelompok.
 Sosiologi ilmu social yang sangat menarik untuk di pelajari.
 Objek kajian dan analisinya ada di masyrakat.
3. Hal-hal yang perlu dipertanyakan
 Mengapa kita harus mengetahui ruang lingkup sosiologi
 Jelaskan pengertian stratiifikasi social menurut pemahaman anda
 Jelaskan dan positif dan negative yang dapat di timbulkan dari mobilitas social

4. Konsep dalam Artikel ini


 Ruang lingkup dan teori sosiologi
 Statifikasi social
 Mobilitas social
5. Reflkesi diri
Dari konsep yang terdapat di artikel ini, pembaca dapat memperoleh
informasi tentang ruang lingkup sosiologi. Teori sosiologi pun
bermacam-macam tergantung dari sudut pandang yang berbeda
contohnya dikemukakan oleh para ahli yang ada dalam sosiologi. Bukan
hanya itu juga di sosiologi kita juga dapat mempelajari status- status
yang ada dalam masyarakat, bagaimana bentuk-bentuk dan perubahan
yang dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

MASYARAKAT Jurnal Sosiologi Vol. 22, No. 2, Juli 2017: 139-158

https://blog.ub.ac.id/setiajunior/2012/04/28/ruang-lingkup-kajian-sosiologi/

http://www.lilandcloe.com/tokoh-dan-teori-sosiologi/

http://sosiologis.com/status-sosial

https://www.studiobelajar.com/stratifikasi-sosial/

https://indomaritim.id/mobilitas-sosial-pengertian-dan-ruang-lingkupnya/
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/pengertian-dan-faktor-mobilitas-sosial-3484/

http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/552/5/128220013_file5.

Buku statifkasi dan Mobilitas social ( Indera Ratna Irawati Pattinasary ).

https://ardra.biz/mobilitas-sosial-vertikal/
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pengertian sosiologi.........................................................1

Lampiran 2. Lembar Ruang lingkup Sosiologi ...................................................2

Lampiran 3. Tokoh-tokoh dan teori-teori Sosiologi.............................................3

Lampiran 4. Bentuk-bentuk dari teori dan para ahali…………………………….4

Lampiran 5. Status Sosial………………………………………...………………....5

Lampiran 6. Macam-macam status social…………………………………………6

Lampiran 7. Stratifikasi Sosial……………...........................................................7

Lampiran 8. Bentuk-bentuk Stratifikasi……….....................................................8

Lampiran 9. Mobilitas social................................................................................9

Lampiran 10. Bentuk-bentuk Mobilitas social…................................................10

Anda mungkin juga menyukai