Anda di halaman 1dari 17

Sosiologi Sebagai Ilmu pengetahuan

Disusun Oleh :
Bagas Haryo Dwi Nugroho
X SOS 2 A

SMA 3 DUMAI
TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran sosiologi dengan membahas sosiologi sebagai
ilmu dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendalakendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak guru bidang studi Sosiologi yang telah memberikan tugas, petunjuk,
kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai, Amin.

1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi adalah pengetahuan yang relative baru dibandingkan dengan
ilmu-ilmu social lainnya .Sosiologi mempelajari banyak mempelajari
tentang masyarakat dan kegiatan yang ia lakukan.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan,
memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak
mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia
dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah
ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari
hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain
atau umum.
Dengan itu kita harus mempelajari tentang sosiologi dengan baik agar
dapat mengetahui lebih dalam tentang masyarakat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil suatu perumusan masalah pokok
yaitu “Bagaimana sosiologi menjadi ilmu tentang masyrakat”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penyusunan makalah ini adalah agar pembaca mendapatkan
informasi tentang berbagai macam ilmu tentang sosiologi yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, dan untuk mendapatkan nilai tugas mata
pelajaran sosiologi.
D. Metode Penelitian
Penulis membuat makalah ini dengan mencari berbagai informasi dari
beberapa buku dan media internet.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penyusunan makalah ini agar pembaca dapat mengerti pentingnya
proses interaksi social antar masyarakat.
F. Sistematika Penelitian
Lembar Judul
Kata Pengantar

1
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Sosiologi
a. Berdasarkan etimologi (kebahasaan/asal kata)
Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya
”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”.
Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan
memiliki arti yang luas, tidak seperti dalam pengertian sehari-hari, yang mana
kawan hanya digunakan untuk menunjuk hubungan di anatra dua orang atau lebih
yang berusaha atau bekerja bersama. Kawan dalam pengertian ini merupakan
hubungan antar-manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang meliputi
seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang menjauhkan, baik
yang menuju kerpada bentuk kerjasama maupun yang menunu kepada
permusuhan.
b. Definisi menurut para ahli sosiologi

1
Secara umum sosiologi dapat diberi batasan sebagai studi tentang kehidupan
sosial manusia, kelompok dan masyarakat.
Berikut dikemukakan definisi sosiologi dari beberapa ahli sosiologi.
• Van der Zanden memberikan batasan bahwa sosiologi merupakan studi
ilmiah tentang interaksi antar-manusia.
• Roucek dan Warren mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan antar-manusia dalam kelompok.
• Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari: (1) hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam
gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan
moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan
sebagainya, (2) hubungan dan pengaruh timbal-balik antara gejala sosial
dengan gejala nonsosial, misalnya pengaruh iklim terhadap watak manusia,
pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi, dan sebagainya, dan (3)
ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat
• Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi dalam bukunya yang berjudul
Setangkai Bunga Sosiologi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu
masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.
Struktur sosial merupakan jalinan atau konfigurasi unsur-unsur sosial yang
pokok dalam masyarakat, seperti: kelompok-kelompok sosial, kelas-kelas sosial,
kekuasaan dan wewenang, lembaga-lembaga sosial maupun nilai dan norma sosial.
Proses sosial merupakan hubungan timbal-balik di antara unsur-unsur atau
bidangbidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar-warga
masyarakat dan kelompok-kelompok. Sedangkan perubahan sosial meliputi
perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur sosial dan proses-proses sosial. c.
Sejarah dan Perkembangan Sosiologi
1. Sejarah kelahiran sosiologi
Sebagai ilmu, sosiologi masih cukup muda, bahkan paling muda di antara
ilmu-ilmu sosial yang lain. Tokoh yang sering dianggap sebagai Bapak Sosiologi
adalah Auguste Comte, seorang ahli filsafat dari Perancis yang lahir pada tahun
1798 dan meninggal pada tahun 1853. Auguste Comte mencetuskan pertama kali
nama sociology dalam bukunya yang berjudul Positive Philoshopy yang terbit pada
tahun 1938. Pada waktu itu Comte menganggap bahwa semua penelitian tentang
masyarakat telah mencapai tahap terakhir, yakni tahap ilmiah, oleh karenanya ia
menyarankan semua penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi ilmu yang

1
berdiri sendiri, lepas dari filsafat yang merupakan induknya. Pandangan Comte
yang dianggap baru pada waktu itu adalah bahwa sosiologi harus didasarkan pada
observasi dan klasifikasi yang sistematis, dan bukan pada kekuasaan serta
spekulasi.
Di samping mengemukakan istilah sosiologi untuk ilmu baru yang berasal
dari filsafat masyarakat ini, Comte juga merupakan orang pertama yang
membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ilmu-ilmu lainnya.
Menurut Comte ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang
masingmasing merupakan perkembangan dari tahap sebelumnya. Tahap pertama
dinamakan tahap theologis, kedua adalah tahap metafisik, dan ketiga adalah tahap
positif. Pada tahap pertama manusia menafsirkan gejala-gelajala di sekelilingnya
secara teologis, yaitu dengan kekuatan adikodrati yang dikendalikan oleh roh,
dewa, atau Tuhan yang Maha Kuasa. Pada tahap kedua manusia mengacu pada
hal-hal metafisik atau abstrak, pada tahap ketiga manusia menjelaskan
fenomenafenomena ataupun gejala-gejala dengan menggunakan metode ilmiah,
atau didasarkan pada hukum-hukum ilmiah. Di sinilah sosiologi sebagai penjelasan
ilmiah mengenai masyarakat.
Dalam sistematika Comte, sosiologi terdiri atas dua bagian besar, yaitu: (1)
sosiologi statik, dan (2) sosiologi dinamik. Sosiologi statik diibaratkan dengan
anatomi sosial/masyarakat, sedangkan sosiologi dinamik berbicara tentang
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
2. Perkembangan Sosiologi setelah Comte
Istilah sosiologi menjadi lebih populer setelah setengah abad kemudian
berkat jasa dari Herbert Spencer, ilmuwan Inggris, yang menulis buku berjudul
Principles of Sociology (1876), yang mengulas tentang sistematika penelitian
masyarakat.
Perkembangan sosiologi semakin mantap, setelah pada tahun 1895 seorang
ilmuwan Perancis bernama Emmile Durkheim menerbitkan bukunya yang berjudul
Rules of Sociological Method. Dalam buku yang melambungkan namanya itu,
Durkheim menguraikan tentang pentingnya metodologi ilmiah dan teknik
pengukuran kuantitatif di dalam sosiologi untuk meneliti fakta sosial. Misalnya
dalam kasus bunuh diri (suicide). Angka bunuh diri dalam masyarakat yang
cenderung konstan dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari
luar individu. Dalam suatu jenis bunuh diri yang dinamakan altruistic suicide
disebabkan oleh derajat integrasi sosial yang sangat kuat. Misalnya dalam satuan
militer, dapat saja seorang anggota mengorbankan dirinya sendiri demi
keselematan satuannya. Sebaliknya, dalam masyarakat yang derajat integrasi

1
sosialnya rendah, akan mengakibatkan terjadinya bunuh diri egoistik (egoistic
suicide). Derajat integrasi sosial yang rendah dapat disebabkan oleh lemahnya
ikatan agama ataupun keluarga. Seseorang dapat saja melakukan bunuh diri karena
tidak tahan menderita penyakit yang tidak kunjung sembuh, di lain sisi ia merasa
tidak mempunyai ikatan apapun dengan anggota keluarga atau masyarakat yang
lain. Pada masyarakat yang dilanda kekacauan, anggota-anggota masyarakat yang
merasa bingung karena tidak adanya norma-norma yang dapat dijadikan pedoman
untuk mencapai kebutuhan-kebutuhan hidupnya, dapat saja melakukan bunuh diri
jenis anomie (anomic suicide). Berbagai macam jenis bunuh diri ini, oleh
Durkheim dinyatakan sebagai peristiwa yang terjadi bukan karena faktor-faktor
internal individu, melainkan dari pengaruh faktor-faktor eksternal individu, yang
disebut fakta sosial..
Banyak pihak kemudian mengakui bahwa Durkheim sebagai ”Bapak
Metodologi Sosiologi”. Durkheim bukan saja mampu melambungkan
perkembangan sosiologi di Perancis, tetapi bahkan berhasil mempertegas eksistensi
sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan ilimiah (sains) yang terukur, dapat
diuji, dan objektif.
Menurut Durkheim, tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang disebut fakta
sosial. Fakta sosial adalah cara-cara bertindak, berfikir, dan berperasaan yang
berasal dari luar individu, tetapi memiliki kekuatan memaksa dan mengendalikan
individu. Fakta sosial dapat berupa kultur, agama, atau isntitusi sosial.
Perintis sosiologi yang lain adalah Max Weber. Pendekatan yang digunakan Weber
berbeda dari Durkheim yang lebih menekankan pada penggunaan metodologi dan
teknik-teknik pengukuran kuantitatif dari pengaruh faktor-faktor eksternal
individu. Wever lebih menekankan pada pemahaman di tingkat makna dan
mencoba mencari penjelasan pada faktor-faktor internal individu. Misalnya tentang
tindakan sosial. Tindakan sosial merupakan perilaku individu yang diorientasikan
kepada pihak lain, tetapi bermakna subjektif bagi aktor atau pelakunya. Makna
sebenarnya dari suatu tindakan hanya dimengerti oleh pelakukunya. Tugas
sosiologi adalah mencari penjelasan tentang makna subjektif dari tindakantindakan
sosial yang dilakukan oleh individu.

d. Karakteristik Sosiologi
Sebagai ilmu, sosiologi memiliki sifat hakikat atau karakteristik sosiologi:
1. Merupakan ilmu sosial, bukan ilmu kealaman ataupun humaniora
2. Bersifat empirik-kategorik, bukan normatif atau etik; artinya sosiologi
berbicara apa adanya tentang fakta sosial secara analitis, bukan

1
mempersoalkan baik-buruknya fakta sosial tersebut. Bandingkan dengan
pendidikan agama atau pendidikan moral.
3. Merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, artinya bertujuan untuk
menghasilkan pengertian dan pola-pola umum dari interaksi antar-manusia
dalam masyarakat, dan juga tentang sifat hakikat, bentuk, isi dan struktur
masyarakat.
4. Merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science), bukan ilmu pengetahuan
terapan (applied science)
5. Merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak atau bersifat teoritis. Dalam hal
ini sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil
observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang
tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan
sebabakibat sehingga menjadi teori.
e. Kegunaan Sosiologi dan Peran Sosiologi
Sosiologi dipelajari untuk apa? Dengan pertanyaan lain mengapa kita belajar
sosiologi? Pertanyaan-pertanyaan itu dapat dijawab dengan uraian tentang peran
sosiolog (ahli sosiologi) berikut ini.
Sebenarnya di mana dan sebagai apa seorang sosiolog dapat berkiprah, tidak
mungkin dapat dibatasi oleh sebutan-sebutan dalam administrasi okupasi
(pekerjaan/mata pencaharian) resmi yang dileluarkan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS). Di beberapa negara telah muncul pengakuan yang kuat terhadap sumbangan
dan peran sosiolog di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.
Horton dan Hunt (1987) menyebutkan beberapa profesi yang pada umumnya diisi
oleh para sosiolog.
1. Ahli riset, baik itu riset ilmiah (dasar) untuk perkembangan ilmu
pengetahuan ataupun riset yang diperlukan untuk kepentingan industry
(praktis)
2. Konsultan kebijakan, khususnya untuk membantu untuk memprediksi
pengaruh sosial dari suatu kebijakan dan/atau pembangunan
3. Sebagai teknisi atau sosiologi klinis, yakni ikut terlibat di dalam kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan dalam masyarakat
4. Sebagai pengajar/pendidik
5. Sebagai pekerja sosial (social worker)
Di luar profesi yang telah disebutkan oleh Horton dan Hunt tersebut, tentu saja
masih banyak profesi lain yang dapat digeluti oleh seorang sosiolog. Banyak bukti

1
menunjukkan, bahwa dengan kepekaan dan semangat keilmuannya yang selalu
berusaha membangkitkan sikap kritis, para sosiologi banyak yang berkarier
cemerlang di berbagai bidang yang menuntut kreativitas, misalnya dunia
jurnalistik. Di jajaran birokrasi, para sosiolog sering berpeluang menonjol dalam
karier karena kelebihannya dalam dalam visinya atas nasib rakyat.
Seiring dengan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat, keterlibatan para
sosiolog di berbagai bidang kehidupan akan semakin penting dan sangat
diperlukan. Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat akan menuntut
penyesuaian dari segenap komponen masyarakat yang menuntut kemampuan
mengantisipasi keadaan baru. Para sosiolog pada umumnya unggul dalam hal
penelitian sosial, sehingga perannya sangat diperlukan.
A. Metode Sosiologi
1.Metode Statistik
Banyak dipakai untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kausalitas serta
prasangka pribadi atau sepihak.Penerapan metode ini yang paling sederhana adalah
teknik enumerasi(penghitungan).Jawaban pertanyaan responden disusun dalam
tabel sehingga diketahui jumlahnya.

2.Metode Eksperimen
Metode eksperimen dilakukan terhadap dua kelompok.Kelompok pertama
merupakan kelompok eksperimen sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok
kontrol.Metode ini membandingkan percobaan kedua kelompok tersebut.Dua
macam metode metode eksperimen:eksperimen laboratorium dan eksperimen
lapangan.

3.Metode Induktif dan Deduktif


Metode Induktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah
umum dengan mempelajari gejala yang khusus.Adapun metode deduktif adalah
metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah khusus dengan mempelajari
gejala khusus,metode deduktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh
kaidah khusus dengan mempelajari gejala umum.

4.Metode Survei Lapangan


Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan
masyarakat secara langsung dan diperoleh melalui angket,wawancara,ataupun

1
observasi secara langsung.Persiapan yang dilakukan adalah menentukan populasi
yang hendak diteliti sekaligus objek,angket dan bahasa yang dipahami.

5.Metode Partisipasi
Metode ini digunakan untuk mengadakan penelintian terhadap kepentingan
kelompok.Peneliti berbaur dalam kehidupan kelompok sambil melakukan
pengamatan atau kegiatan penelitiannya tanpa mengungkapkan identitas sebagai
peneliti dan tidak boleh terlibat secara emosional terhadap kelompok yang
ditelitinya.

6.Metode Empiris dan Rasionalistis


Metode empiris menyandarkan diri pada fakta yang ada dalam masyarakat
melalui penelitian.Metode rasionalistis mengutamakan pemikiran sehat untuk
mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan.

7.Metode Studi Pustaka


Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data
atau keterangan dari buku literatur di perpustakaan.Kelebihannya adalah
memperoleh banyak sumber tanpa perlu biaya,tenaga dan waktu.Akan tetapi
dibutuhkan kepandaian peneliti untuk mencari buku yang relevan agar dapat
dipakai sebagai sumber perolehan data dalam penelitian tersebut.
B. Konsep-Konsep Dasar tentang Realitas Sosial Budaya
Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di masyarakat.

1.Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan
membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma
sosial terntentu dalam waktu yang cukup lama.Dari pengerti tersebut dapat dilihat
bahwa masyarakat merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan dan
memiliki unsur berikut:
a)Orang-orang dalam jumlah relatif besar yang saling berinteraksi,baik antara
individu dengan kelompok maupun atarkelompok.
b)Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi dalam setiap masyarakat,baik
dalam skala kecil(antarindividu) maupun dalam skala luas.
c)Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah
tempat berlangsungan suatu tata kehidupan bersam

1
d)Berlangsung dalam waktu relatif lama ,serta memiliki norma sosial tertentu yang
menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat
untuk memenuhi kebutuhannya.

2.Interaksi Sosial
Interaksi Sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik
antarindividu,antara individu dari kelompok dan antarkelompok.

3.Status dan Peran


Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang merupakan aspek
masyarakat yang kurang lebih bersifat statis.
Peran merupakan pola tindakan dari orang yang memiliki status tertentu dan
merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.
4.Nilai
Nilai itu adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota
masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidam-idamkan.Pergeseran nilai akan
mempengaruhi kebiasaan dan tata kelakuan.

5.Norma
Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial,dibuat untuk melaksanakan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar.Ada
empat macam norma yang ada dalam masyarakat antara lain:
a.Norma agama,yaitu petunjuk hidup yang berupa perintah dan larangan agar
manusia berada dalam jalan yang diridhai Tuhan.
b.Norma adat,yaitu norma yang berkaitan dengan sistem penyelanggaraan hidup
yang terjadi secara berulang-ulang karena dibakukan dan diyakini.
c.Norma kesusilaan dan kesopanan,yaitu tuntutan perilaku yang harus dipatuhi oleh
setiap warga masyarakat.Norma ini memiliki substansi pokok mengenai
penghargaan terhadap harkat dan martabat orang lain.
d.Norma huku,yaitu norma masyarakat yang dibuat oleh lembaga-lembaga
berwenang pidana.

6.Lembaga Sosial
Menurut Paul B.Horton dan Chester L Hunt,lembaga adalah sistem hubungan
sosial yang terorganisir dan mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umu tertentu dan

1
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.Lembaga merupaka satu sistem norma
untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting.

7.Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses individu belajar berinteraksi di tengah
masyarakat.Melalui proses sosialisasi ,seorang individu akan memperoleh
pengetahuan,nilai-nila dan norma-norma yang akan membekalinya dalam proses
pergaulan.

8.Perilaku Menyimpang
Merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan
nilai yang berlaku.

9.Pengendalian Sosial
Setiap masyarakat menginginkan adanya suatu ketertiban agar tata hubungan
antarwarga masyarakat dapat berjalan secara tertib dan lancar,untuk kepentingan
ini masyarakat membuat norma sebagai pedoman yang pelaksanaannya
memerlukan suatu bentuk pengawasan dan pengendalian.

10.Proses Sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi antarkomponen
masyarakat dari waktu ke waktu hingga mewujudkan suatu perubahan.Dlama suatu
proses sosial terdapat komponen-komponen yang saling terkait satu sama
lain,yaitu:
a.Struktur sosial,yaitu susunan masyarakat secara komprehensif yang menyangkut
individu ,tata nilai,dan struktur budayanya.
b.Interaksi Sosial,yaitu keseluruhan jalinan antarwarga masyarakat.
c.Struktur alam lingkungan yang meliputi letak,bentang alam,iklim,flora dan
fauna.Komponen isi merupakan salah satu komponen yang turut mempengaruhi
bagaimana jalannya proses sosial dalam suatu masyarakat.

11.Perubahan Sosial Budaya


Perubahan Sosial adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya
ketidaksesuaian di antara unsur-unsurnya sehingga memunculkan suatu corak
sosial budaya baru yang dianggap ideal.

1
12.Kebudayaan
Kebudayaan adalah semua hasil cipta,rasa dan karsa manusia dalam hidup
bermasyarakat.Dalam arti luas,kebudayaan merupakan segala sesuatu yang ada di
muka bumi yang keberadaannya diciptakan oleh manusia.Dibentuk oleh:
a.artefak,yaitu benda hasil karya manusia
b.sistem aktivitas,seperti berbagai jenis tarian,olahraga,kegiatan sosial,ritual
c.sistem ide atau gagasan,yaitu pola pikir yang ada di dalam pikiran manusia.
C. Hubugan antara Berbagai Konsep Realitras Sosial Budaya
Realitas social budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan social budaya di
sekitar lingkungan masyarakat tertentu. Misalkan di jalan raya kamu melihat orang
berlalu-lalang, baik yang mengendarai kendaraan bermotor atau para pejalan kaki.
Contoh tersebut dikenal sebagai realitas social di masyarakat. Sebagai kumpulan
mahluk yang dinamis, kita senantiasa menemukan realitas social dalam
masyarakat.

Masyarakat terbentuk karena manusia menggunakan pikiran, perasaan dan


keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi
karena manusia mempunyai dua kinginan pokok yaitu, keinginan untuk menjadi
satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan lingkungan
alamnya.
Menurut Soerjono Soekanto, merumuskan beberapa ciri masyarakat sebagai
berikut:
Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Tingkatan hidup bersama ini
bisa dalam dimulai dari kelompok

 Hidup bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini akan
terjadi interaksi. Interaksi yang berlangsung terus menerus akan melahirkan sistem
interaksi yang akan nampak dalam peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antara manusia.
 Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
Mereka merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terkait
satu dengan yang lainnya.
1. Masyarakat sebagai system social

• Sistem social

1
Sistem social Adalah suatu system yang terdiri dari elemen-elemen social yang
terdiri dari ; tindakan social yang dilakukan individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial.
Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok
maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut.

• Struktur social

Struktur sosial mencakup susunan status dan peran yang terdapat di dalam
satuan sosial, ditambah nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi antar
status dan peran sosial. Didalam struktur sosial terdapat unsur-unsur sosial,
kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial. Unsur-unsur sosial
terbentuk, berkembang, dan dipelajari oleh individu dalam masyarakat melalui
proses sosial. Proses sosial adalah hubungan timbal balik antara bidang-bidang
kehidupan dalam masyarakat dan memahami norma-norma yang berlaku.

2. Organisasi Sosial

Organisasi sosial adalah cara-cara perilaku masyarakat yang terorganisir secara


sosial. Dengan kata lain, organisasi sosial merupakan jaringan hubungan antar
warga masyarakat yang bersangkutan di dalam suatu tempat dan dalam waktu yang
relatif lama. Di dalam organisasi sosial terdapat unsur-unsur seperti kelompok dan
perkumpulan, lembaga sosal, peranan dan kelas-kelas sosial.

Kelompok sosial adalah kumplan orang yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi.
Klasifikasi kelompok sosial menurut Robert Bierstedt :

a. kelompok sosial yang teratur:

1.in-group dan out-group

In-group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya


dalam kelompok tersebut, biasa disebut dengan ”kita”. Sifat in-group biasanya
didasarkan pada faktkor simpati dan kedekatan dengan anggota kelompok.
Outgroup adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-
groupnya, biasanya dikenal dengan “mereka”.

1
2.kelompok primer dan sekunder

Menurut Cooley kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya


memiliki hubungan dekat, personal, dan langgeng, contohnya keluarga. Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara,
dibentuk untuk tujuan tertentu dan hubungan antar anggota bersifat impersonal
sehingga biasanya tidak langgeng, misalnya, kesebelasan sepak bola.

3. paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesselschaft)

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotanya terikat oleh


hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta kekal. Hubungannya didasari oleh
rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang telah ditakdirkan. Bentuk ini dapat ditemui
dalam keluarga, kelompok kekerabatan. Paguyuban mempunyai ciri-ciri hubungan
akrab, bersifat pribadi dan eklusif.

Menurut Ferdinand Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu dari tiga tipe
paguyuban, yaitu :

a. Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan, kesukuan,dan


lain-lain.

b. Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga, dan lain-lain.

c. Paguyuban karena pikiran/ideologi, seperti pergerakan mahasiswa, parta politik,


dan lain-lain.

4. kelompok formal dan informal

Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan


sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesamanya.
Contohnya, birokrasi, perusahaan, negara.
Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur yang pasti,
terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan
kepentingan dan pengalaman. Contohnya, klik (ikatan kelompok terdekat atau
pertemanan).
5. Membership group dan Reference group

1
Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik
menjadi anggotanya.
Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk
membentuk kepribadian dan perilakunya.

b. Kelompok sosial yang tidak teratur yaitu, kerumunan dan publik.

Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara


kebetulan di suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan.
Publik adalah orang-orang yang berkumpul yang mempunyai kesamaan
kepentingan.
Peranan adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan
kedudukannya.

 Dinamika Sosial
Dinamika sosial adalah penelaahan tentang perubahan-perubahan yang terjadi
didalam fakta-fakta sosial yang saling berhubungan satu dengan lainnya, meliputi
pengendalian sosial, penyimpangan sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial.

ϖ Masalah Sosial
Masalah sosial adalah gejala atau fenomena sosial yang tidak sesuai antara apa
yang dikehendaki masyarakat dengan apa yang terjadi. Beberapa masalah sosial
penting yang sering muncul dalam kehidupan di masyarakat diantaranya;
kemiskinan, kejahatan, disorganisas keluarga, masalah remaja, masalah kelainan
seksual dan masalah kependudukan.

1
18

Anda mungkin juga menyukai