Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI SOSIOLOGI

Dosen pengampun Dr.Fauzi Ismail,M.Si

Disusun oleh:

M.DODI ISRA NIM: 230802063


FATIN FARIAN NIM:230802052
RIFKI MAULANA RIVTA NIM:230802059

PROGRAM STUDI ADMINITRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR ARANIRY BANDA ACEH 2023
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Ucapan
terimakasih kami sampaikan kepada bapak Dr.Fauzi Ismail, M.Si sebagai
dosen pengampu mata kuliah penghantar ilmi sosiologi dan antropologi yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyaj


kekurangan karena keterbatasan kami. Kama dari itu penyusunan sengat
mengharapkan kritik dan sarah untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
makalah inj dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Banda Aceh,03 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan masalah............................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
2.1 Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli.........................................2
2.2 Sejarah Singkat Perkembangan Sosiologi.......................................3
2.3 Kelahiran Sosiologi Modern............................................................4
2.4 Sejarah Singkat Sosiologi................................................................7
2.5 Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Indonesia...............................9
2.6 Sejarah Perkembangan Sosiologi Di Dunia....................................11
BAB III PENUTUP......................................................................................14
2.7 Kesimpulan ....................................................................................14
DAFTAR PUSAKA.....................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakang Munculnya Sosiologi

Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte


(tetapi dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang
melanjutkan ‘istilah’ tersebutdan menerapkannya menjadi sebuah
disiplin ilmu). Sosiologi berasal darigabungan 2 kata dalam
bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logosyang
artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang
mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah kelompok
atau gabungan dari individu yang saling berhubungan,
berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan
meneliti/mengamati danmenarik kesimpulan dari perilaku
masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.

Sosiologi tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari
sifatnya yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang
bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi
adalah ilmu yang berisitentang pengetahuan kemasyarakatan,
oleh karena itu selalu dinamis dan dapatdiubah-ubah sesuai dan
seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam
objekpenelitiannya (masyarakat).

B. Rumusan Masalah
1. Teori Sejarah perkembangan sosiologi?

C. Tujuan
Untuk mengetahui untuk mengejahui Sejarah perkembangan
sosiologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN SOSIOLOGI MENURUT PARA AHLI

1. Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial,
yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan
yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki
kekuatan untuk mengendalikan individu.

2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur


sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

3. Soejono Sukamto

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi


kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk
mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat
dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang
bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

4. Allan Jhonson
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat
dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang
bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

Perkembangan pada abad pencerahan.

2
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato
dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa
ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan
kemunduran.
Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad
pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka
berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa
mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan
masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang
perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17
M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan
masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu
berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus
berpedoman pada akal budi manusia.

Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan


Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara
revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat
lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas
terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis.
Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa
pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai
menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.

Gejolak Abad Revolusi


Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan.
Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan
dan kaum Rohaniawan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan,
disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh,
kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak
kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke
masyarakat yang bebas.

Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran

3
bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah
menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa
banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan.
Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah
diantisipasi secara dini.
Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan
pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar
dalam masyarakat. Artinya :
1. Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima
begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
2. Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu
untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti
yang kuat serta masuk akal.
3. Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali,
penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan
pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi
sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

KELAHIRAN SOSIOLOGI MODEREN


Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di
Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang
notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama
kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan


ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan
penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya
kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan
besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk
berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan
sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya
menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat
pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.
Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi
modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris).
Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta
sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu
dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh.
Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research)
dalam sosiologi.

4
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Sejarah dan perkembangan perkembangan sosiologi secara
kronologis dan singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.

Pada Jaman Keemasan Filsafat Yunani


Pada masa ini sosiologi dipandang sebagai bagian tentang kehidupan
bersama secara filsafati. Pada masa itu Plato (429-347 SM) seorang
filasof terkenal dari Yunani, dalam pencariannya tentang makna
negara dia berhasil merumuskan teori organis tentang masyarakat
yang mencakup kehidupan sosial dan ekonomi. Plato menganggap
bahwa institusi-institusi dalam masyarakat saling bergantung secara
fungsional. Kalau ada satu institusi yang tidak jalan maka secara
keseluruhan kehidupan masyarakat akan terganggu. Seperti halnya
Plato maka Aristoteles (384-322 SM) juga menganggap bawa
masyarakat adalah suatu organisma hidup (seperti pandangan kaum
biologiwan) dengan basis kehidupannya adalah moral (yang baik).
Pada masa ini kaum agamawan yang berkuasa sehingga kehidupan
sosial lebih diwarnai oleh keputusan-keputusan kaum agamawan
yang berkuasa.
Pada Zaman Renaissance (1200-1600)
Machiavelii adalah orang pertama yang memisahkan antara politik
dan moral sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap
masyarakat. Di sini muncul ajaran bahwa teori-teori politik dan
sosial memusatkan perhatian pada mekanisme pemerintahan. Sejak
masa ini maka pengaruh kaum agamawan mulai memperoleh
tantangan.
Pada Abad Pencerahan (abad ke 16 dan 17)
Pada masa ini muncul Thomas Hobbes (1588-1679) yang mengarang
buku yang dikena! sebagai The Leviathan. Inti ajarannya diilhami
oteh hukum alam, fisika dan matematika. Pada masa ini pengaruh
keagamaan mulai ditinggalkan dan digantikan oleh pandangan--
pandangan yang bersifat hukum sebagai kodrat keduniawiannya.
Berdasar pandangan kelompok inilah kemudian muncul suatu
kesepakatan antar manusia (kelompok) yang dikenal sebagai kontrak
sosial. Pada mulanya interaksi antar manusia berada dalam kondisi
chaos karena saling mencurigai dan saling bersaing untuk
memperebutkan sumber daya alam dan manusia yang ada. Kondisi
yang bersifat kodrati (sesuai dengan hukum alam) ini kemudian
dipandang akan selalu menyengsarakan kehidupan manusia. Oleh
sebab itu dibuatlah kesepakatan-kesepakatan pengaturan antar
kelompok yang dapat saling berterima dan saling menguntungkan,
yang kemudian dikenal sebagai kontrak sosial.
Pada Abad Ke 18

5
Pada masa ini munculah John Locke (1632-1704) yang dianggap
sebagai bapak Hak Asasi Manusia (HAM). Dia berpandangan bahwa
pada dasarnya setiap manusia mempunyai hak-hak dasar yang sangat
pribadi yang tidak dapat dirampas oleh siapapun termasuk oleh
negara (seperti hak hidup, hak berpikir dan berbicara, berserikat, dan
lain-lain). Tokoh lain yang muncul adalah J.J. Rousseau (1712-1778)
yang masih berpegang pada ide kontrak sosialnya Hobbes. Dia
berpandangan bahwa kontrak antara pemerintah (negara?) dengan
yang diperintah (rakyat?) menyebabkan munculnya suatu kolektifitas
yang mempunyai keinginan-keinginan tersendiri yang kemudian
menjadi keinginan umum. Keinginan umum inilah yang harusnya
menjadi dasar penyusunan kontrak sosial antara negara dengan
rakyatnya.

Pada Abad ke 19
Abad ke 19 dapat dianggap sebagai abad mulai berkembangnya sosiologi,
terutama sesudah Auguste Comte (1798-1853) memperkenalkan istilah
sosiologi, sebagai usaha untuk menjawab adanya perkembangan interaksi
sosial dalam masa industrialisasi.
Pada masa ini sosiologi dianggap mulai dapat mandiri. Kondisi yang baru
dalam taraf mulai mandiri ini disebabkan walaupun sosiologi sudah dapat
menunjukkan adanya obyek yang dijadikan fokus pembahasan (interaksi
manusia), namun di dalam pengembangan ilmunya masih menggunakan
metode-metode ilmu-ilmu yang lain (ilmu ekonomi misalnya).
Pada Abad ke 20
Baru pada abad ke 20 inilah sosiologi dapat benar-benar dianggap mandiri
karena:

A. .Mempunyai obyek khusus yaitu interaksi antar manusia,

B. Mampu mengembangkan teori-teori sosiologi,

C. Mampu mengembangkan metode khusus sosiologi untuk


pengembangan sosiologi,

D. Sosiologi menjadi sangat relevan dengan semakin banyaknya


kegagalan pembangunan karena tidak mendasarkan dan
memperhatikan masukan dari sosiologi.

Pada akhir abad ke 20 ini, maka salah satu kelemahan (masih


dianggap ketinggalan) dari sosiologi, namun yang pada saat ini juga

6
sudah mulai dapat dipecahkan, yaitu dalam kaitannya dengan
perkembangan dan permasalahan global. Di sini interaksi antar
manusia yang dapat diamati adalah adalah interaksi tidak langsung
lewat telepon, internet, dan lain-lain yang menghubungkan manusia
yang saling berjauhan letaknya.

SEJARAH SINGKAT SOSIOLOGI


Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan,
teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini
dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang
berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte
(1798-1857).

Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya


sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai
hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya.
Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang
dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan
pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil
pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain
atau umum.

Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan


berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.
Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali
oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan
kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu
yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan
Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus
mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu
kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-
ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte
membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan
pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat
dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte
tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari
tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka
antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand
Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya
berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan

7
beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna
untuk perkembangan Sosiologi.

Kelahiran Sosiologi Modern.


Sosiologi modern tumbuh pesat di benua Amerika, tepatnya di
Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang
notabene merupakan tempat dimana sosiologi muncul pertama
kalinya).
Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan
ke Amerika Utara. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan
penduduk, munculnya kota-kota industri baru, bertambahnya
kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan
besar masyarakat pun tak terelakkan.
Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial untuk
berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan
sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya
menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat
pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi


modern cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris).
Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta
sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu
dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh.
Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research)
dalam sosiologi.

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DI INDONESIA


Sejak jaman kerajaan di Indonesia sebenarnya para raja dan
pemimpin di Indonesia sudah mempraktikkan unsur-unsur Sosiologi
dalam kebijakannya begitu pula para pujangga Indonesia. Misalnya
saja Ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri PAduka
Mangkunegoro dari Surakarta, mengajarkan tata hubungan antara
para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari golongan-golongan
yang berbeda, banyak mengandung aspek-aspek Sosiologi, terutama
dalam bidang hubungan antar golongan (intergroup relations).
Ko Hajar Dewantoro, pelopor utama pendidikan nasional di
Indonesia, memberikan sumbangan di bidang sosiologi terutama
mengenai konsep-konsep kepemimpinan dan kekeluargaan di
Indonesia yang dengan nyata di praktikkan dalam organisasi
pendidikan Taman Siswa.
Pada masa penjajahan Belanda ada beberapa karya tulis orang
berkebangsaan belanda yang mengambil masyarakat Indonesai

8
sebagai perhatiannya seperti Snouck Hurgronje, C. Van
Vollenhoven, Ter Haar, Duyvendak dll. Dalam karya mereka tampak
unsur-unsur Sosiologi di dalamnya yang dikupas secara ilmiah tetapi
kesemuanya hanya dikupas dalam kerangka non sosiologis dan tidak
sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Sosiologi pada waktu
itu dianggap sebagai Ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya. Dengan kata lain Sosiologi ketika itu belum dianggap cukup
penting dan cukup dewasa untuk dipelajari dan dipergunakan
sebagai ilmu pengetahuan, terlepas dari ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya.
Kuliah-kuliah Sosiologi mulai diberikan sebelum Pernag Dunia ke
dua diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Hukum
(Rechtshogeschool) di Jakarta. Inipun kuliah Sosiologi masih
sebagai pelengkap bagi pelajaran Ilmu Hukum. Sosiologi yang
dikuliahkan sebagin besar bersifat filsafat Sosial dan Teoritis,
berdasarkan hasil karya Alfred Vierkandt, Leopold Von Wiese,
Bierens de Haan, Steinmetz dan sebagainya.
Pada tahun 1934/1935 kuliah-kuliah Sosiologi pada sekolah Tinggi
Hukum tersebut malah ditiadakan. Para Guru Besar yang bertaggung
jawab menyusun daftar kuliah berpendapat bahwa pengetahuan dan
bentuk susunan masyarakat beserta proses-proses yang terjadi di
dalamnya tidak diperlukan dalam pelajaran hukum.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus
1945, seorang sarjana Indonesia yaitu Soenario Kolopaking, untuk
pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948) pada Akademi Ilmu
Politik di Yogyakarta (kemudia menjadi Fakultas Sosial dan Ilmu
Politik UGM . Beliau memberika kuliah dalam bahasa Indonesai ini
merupakan suatu yang baru, karena sebelum perang dunia ke dua
semua perguruan tinggi diberikan da;am bahasa Belanda. Pada
Akademi Ilmu Politik tersebut, sosiologi juga dikuliahkan sebagai
ilmu pengetahuan dalam Jurusan Pemerintahan dalam Negeri,
hubungan luar negeri dan publisistik. Kemudian pendidkikan mulai
di buka dengan memberikan kesempatan kepara para mahasiswa dan
sarjana untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, mulailah ada
beberapa orang Indonesia yang memperdalam pengetahuan tentang
sosiologi

Buku Sosiologi mulai diterbitkan sejak satu tahun pecahnya revolus


fisik. Buku tersebut berjudul Sosiologi Indonesai oleh Djody
Gondokusumo, memuat tentang beberapa pengertian elementer dari
Sosiologi yang teoritis dan bersifat sebagai Filsafat.

9
Selanjutnya buku karangan Hassan Shadily dengan judul Sosilogi
Untuk Masyarakat Indonesia yang merupakan merupakan buku
pelajaran pertama yang berbahasa Indonesia yang memuat bahan-
bahan sosiologi yang modern.
Para pengajar sosiologi teoritis filosofis lebih banyak
mempergunakan terjemahan buku-bukunya P.J. Bouman, yaitu
Algemene Maatschapppijleer dan Sociologie, bergrippen en
problemen serta buku Lysen yang berjudul Individu en
Maatschapppij.
Buku-buku Sosiologi lainnya adalah Sosiologi Suatu Pengantar
Ringkas karya Mayor Polak, seorang warga Negara Indonesia bekas
anggota Pangreh Praja Belanda, yang telah mendapat pelajaran
sosiologi sebelum perang dunia kedua pada universitas Leiden di
Belanda. Beliau juga menulis buku berjudul Pengantar Sosiologi
Pengetahuan, Hukum dan politik terbit pada tahun 1967. Penulis
lainnya Selo Soemardjan menulis buku Social Changes in
Yogyakarta pada tahun 1962. Selo Soemardjan bersama Soelaeman
Soemardi, menghimpun bagian-bagian terpenting dari beberapa text
book ilmu sosiologi dalam bahasa Inggris yang disertai dengan
pengantar ringkas dalam bahasa Indonesia dirangkum dalam buku
Setangkai Bunga Sosiologi terbit tahun 1964.
Dewasa ini telah ada sejumlah Universitas Negeri yang mempunyai
Fakultas Sosial dan politik atau Fakultas Ilmu Sosial. Sampai saat ini
belum ada Universitas yang mngkhususkan sosiologi dalam suatu
fakultas sendiri, namun telah ada Jurusan Sosiologi pada beberapa
fakultas Sosial dan Politik UGM, UI dan UNPAD.

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DUNIA


Sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri, sosiologi masih
berumur relatif muda yaitu kurang dari 200 tahun. Istilah sosiologi
untuk pertama kali diciptakan oleh Auguste Comte dan oleh
karenanya Comte sering disebut sebagai bapak sosiologi. Istilah
sosiologi ia tuliskan dalam karya utamanya yang pertama, berjudul
The Course of Positive Philosophy, yang diterbitkan dalam tahun
1838. Karyanya mencerminkan suatu komitmen yang kuat terhadap
metode ilmiah. Menurut Comte ilmu sosiologi harus didasarkan pada
observasi dan klasifikasi yang sistematis bukan pada kekuasaan dan
spekulasi. Hal ini merupakan pandangan baru pada saat itu.

Di Inggris Herbert Spencer menerbitkan bukunya Principle of


Sociology dalam tahun 1876. Ia menerapkan teeori evolusi organik
pada masyarakat manusia dan mengembangkan teori besar tentang

10
“evolusi sosial” yang diterima secara luas beberapa puluh tahun
kemudian.
Seorang Amerika Lester F. Ward yang menerbitkan bukunya
“Dynamic Sociology” dalam tahun 1883, menghimbau kemajuan
sosial melalui tindakan-tindakan sosial yang cerdik yang harus
diarahkan oleh para sosiolog.

Seorang Perancis, Emile Durkheim menunjukkan pentingnya


metodologi ilmiah dalam sosiologi. Dalam bukunya Rules of
Sociological Method yang diterbitkan tahun 1895, menggambarkan
metodologi yang kemudian ia teruskan penelaahannya dalam
bukunya berjudul Suicide yang diterbitkan pada tahun 1897. Buku
itu memuat tentang sebab-sebab bunuh diri, pertama-tama ia
merencanakan disain risetnya dan kemudian mengumpulkan
sejumlah besar data tentang ciri-ciri orang yang melakukan bunuh
diri dan dari data tersebut ia menarik suatu teori tentang bunuh diri

Kuliah-kuliah sosiologi muncul di berbagai universitas sekitar tahun


1890-an. The American Journal of Sociology memulai publikasinya
pada thun 1895 dan The American Sociological Society (sekarang
bernama American Sociological Association) diorganisasikan dalam
tahun 1905.

Sosiolog Amerika kebanyakan berasal dari pedesaan dan mereka


kebanyakan pula berasal dari para pekerja sosial; sosiolog Eropa
sebagian besar berasal dari bidang-bidang sejarah, ekonomi politik
atau filsafat.
Urbanisasi dan industrialisasi di Amerika pada tahun 1900-an telah
menciptakan masalah sosial. Hal ini mendorong para sosiolog
Amerika untuk mencari solusinya. Mereka melihat sosiologi sebagai
pedoman ilmiah untuk kemajuan sosial. Sehingga kemudian ketika
terbitnya edisi awal American Journal of Sociology isinya hanya
sedikit yang mengandung artikel atau riset ilmiah, tetapi banyak
berisi tentang peringatan dan nasihat akibat urbanisasi dan
industrialisasi. Sebagai contoh suatu artikel yang terbit di tahun 1903
berjudul “The Social Effect of The Eight Hour Day” tidak
mengandung data faktual atau eksperimental. Tetapi lebih berisi
pada manfaat sosial dari hari kerja yang lebih pendek.
Namun pada tahun 1930-an beberapa jurnal sosiologi yang ada lebih
berisi artikel riset dan deskripsi ilmiah. Sosilogi kemudian menjadi
suatu pengetahuan ilmiah dengan teorinya yang didasarkan pada
obeservasi ilmiah, bukan pada spekulasi-spekulasi

11
Para sosiolog tersebut pada dasarnya merupakan ahli filsafat sosial.
Mereka mengajak agar para sosiolog yang lain mengumpulkan,
menyusun, dan mengklasifikasikan data yang nyata, dan dari
kenyataan itu disusun teori sosial yang baik.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa Sejarah
sosiologi itu sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara dan
sekaligus untuk dunia,karna kita dapat mempelajarai tentang Sejarah
sosiologi baik secara individu,kelompok maupun mendunia.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi/
https://www.kompasiana.com/azwitasari/55006918a333112370510dd5/
sosiologi-latar-belakang-ruang-lingkup-dan-kegunaan-bagi-ilmu-hi

13

Anda mungkin juga menyukai