Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENELITIAN

SEJARAH SOSIOLOGI

DISUSUN OLEH:

Nama : Arsya Albani

Kelas : X.2

Mata Pelajaran : Sosiologi

Guru Pembimbing : Zulfahmi, S. Pd.

SMA NEGERI 15 PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya sampaikan ke hadirat Allah SWT. yang telah

memberikan Rahmat dan hidayah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

penelitian dengan judul “Sejarah Sosiologi”. Dalam pembuatan makalah ini

meskipun banyak hambatan yang saya alami, akan tetapi saya berhasil

menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zufahmi, S. Pd.

Selaku guru pembimbing mata Pelajaran sosiologi yang telah memberikan

kepercayaan kepada saya untuk Menyusun makalah ini. Saya jugamengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya atas arahan yang sudah diberikan oleh Bapak

dalam pembelajaran pada mata Pelajaran sosiologi ini. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam terciptanya

makalah ini.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,

saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk melengkapi segala

kekurangan dan kesalahan makalah ini, agar kami bisa menyempurnakan makalah

ini untuk ke depannya bisa lebih baik lagi dari sisi makalah maupun keterampilan

dalam bacaan, isi, dan tulisan yang tercantum dalam makalah ini.

Palembang, 19 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1 Pengertian Sosiologi ...................................................................... 4

2.2 Sejarah Sosiologi ........................................................................... 5

BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 9

3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 9

3.2 Metode Penelitian .......................................................................... 9

3.3 Jenis Penelitian ............................................................................ 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 11

4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian .............................................11

4.2 Tokoh-Tokoh Sosiologi di Indonesia ........................................... 13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 15

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 15

5.2 Saran ............................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17

LAMPIRAN ......................................................................................................... 18

iii
BAB I

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, sosiologi merupakan ilmu sosial yang memiliki fokus untuk

mempelajari dan mengkaji seluruh peristiwa dalam kehidupan masyarakat. Jika

dilihat dari sejarah lahirnya sosiologi, ilmu ini mulai berkembang sejak abad ke-19

dan masih mengalami perubahan hingga saat ini.Sama seperti ilmu pengetahuan

lainnya, sosiologi juga memisahkan diri dari filsafat dan berdiri sebagai kajian baru.

Menurut sejarah perkembangannya, ilmu sosiologi lahir karena adanya sebuah

perubahan yang sangat besar di Eropa Barat.Terdapat beberapa peristiwa sejarah

yang melatarbelakangi lahirnya sosiologi sebagai salah satu ilmu pengetahuan

sosial di dunia. Melalui serangkaian peristiwa ini, sosiologi terus mengalami

perkembangan mengikuti perubahan pada tatanan masyarakat.Ada kemiripan

antara perkembangan awal dari sosiologi di Indonesia dengan Amerika.Kemiripan

itu terletak pada karakter sosiologi,meskipun di Indonesia lebih spesifik.

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari gejala-gejala

sosial secara umum dari kehidupan antar manusia dalam masyarakat. Secara

etimologi, sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu "socius", yang artinya teman,

dan "logos" artinya ilmu pengetahuan.Sementara menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) Daring, sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat,

perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tentang struktur sosial, proses sosial,

dan perubahannya.

1
Jadi, arti kata sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Bisa

disimpulkan bahwa objek sosiologi adalah masyarakat.

Sosiologi mulai berkembang sejak akhir abad ke-9 melalui suatu proses

yang panjang dalam sejarah perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal ini

diawali oleh kemajuan pesat di bidang studi ilmu pengetahuan alam.Seorang

ilmuwan, Bacon, menyadarkan dunia ilmu pengetahuan, bahwa prinsip-prinsip

yang digunakan oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan alam dapat juga digunakan dalam

mempelajari ilmu pengetahuan sosial. Pandangan tersebut yang menarik perhatian

para ilmuwan untuk mengkaji.

Sebenarnya pemikiran Bacon dan ilmuwan-ilmuwan sosiologi lainnya,

seperti Francis Auguste Comte (1798-1857) diilhami oleh pendapat Aristoteles

sebelum abad masehi, bahwa manusia adalah zoon politikon (makhluk

bermasyarakat).Auguste comte kemudian berpendapat bahwa jika metode-metode

yang digunakan untuk memepelajari gejala-gejala alam digunakan pula untuk

mengkaji gejala-gejala sosisal, dengan demikian persoalan-persoalan tentang

kemasyarakatan akan dapat dipelajari dan diatasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarakan dari latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apa itu sosiologi?

2. Bagaimana Sejarah sosiologi?

3. Siapa saja tokoh Sejarah sosiologi?

2
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan masalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui apa itu sosiologi

2. Mengetahui bagaimana Sejarah sosiologi di indonesia

3. Mengetahui siapa saja tokoh Sejarah sosiologi

3
BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari gejala-gejala

sosial secara umum dari kehidupan antar manusia dalam masyarakat.

Secara etimologi, sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu "socius", yang

artinya teman, dan "logos" artinya ilmu pengetahuan.Sementara menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu

tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tentang struktur sosial,

proses sosial, dan perubahannya.

Jadi, arti kata sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Bisa

disimpulkan bahwa objek sosiologi adalah masyarakat. cita-cita serta tujuan.

Identitas nasional (national identity) adalah kepribadian nasional atau jati diri

nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa

yang lain (Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2011: 66). Ada

beberapa faktor yang menjadikan setiap bangsa memiliki identitas yang berbeda-

beda. Faktor-faktor tersebut adalah: keadaan geografi,ekologi, demografi, sejarah,

kebudayaan, dan watak masyarakat.

Sosiologi mulai berkembang sejak akhir abad ke-9 melalui suatu proses

yang panjang dalam sejarah perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal ini

diawali oleh kemajuan pesat di bidang studi ilmu pengetahuan alam.

4
2.2 Sejarah Sosiologi
Sosiologi mulai berkembang sejak akhir abad ke-9 melalui suatu proses

yang panjang dalam sejarah perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal ini

diawali oleh kemajuan pesat di bidang studi ilmu pengetahuan alam.

Seorang ilmuwan, Bacon, menyadarkan dunia ilmu pengetahuan, bahwa

prinsip-prinsip yang digunakan oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan alam dapat juga

digunakan dalam mempelajari ilmu pengetahuan sosial. Pandangan tersebut yang

menarik perhatian para ilmuwan untuk mengkaji.

Sebenarnya pemikiran Bacon dan ilmuwan-ilmuwan sosiologi lainnya,

seperti Francis Auguste Comte (1798-1857) diilhami oleh pendapat Aristoteles

sebelum abad masehi, bahwa manusia adalah zoon politikon (makhluk

bermasyarakat).

Auguste comte kemudian berpendapat bahwa jika metode-metode yang

digunakan untuk memepelajari gejala-gejala alam digunakan pula untuk mengkaji

gejala-gejala sosisal, dengan demikian persoalan-persoalan tentang

kemasyarakatan akan dapat dipelajari dan diatasi. Pernyataan tersebut kemudian

didukung oleh ilmuwan-ilmuwan lainnya yang mengusulkan agar ilmu

pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah sosisal diberi nama sosiologi.

Sejak itu munculah ilmuwan-ilmuwan sosiologi di berbagai penjuru dunia,

seperti Herbert Spencer (Inggris), Lester F. ward, Thomas dan Florian Znanicchi

(Amerika), Emile Durkheim (Perancis), dan Max Weber (Jerman).

Pada akhir abad ke-20, sosiologi mencapai perkembangan pesat melalui

karya-karya peter Berger, Talcott Parsons, Sutherland, Gunnar Myrdal, Alvin

Tofler, dan lain-lainnya yang berhasil meyakinkan kegunaan sosiologi bagi

kepentingan masyarakat di berbagai aspek kehidupan. Talcott Parsons dengan

5
teorinya, action theory, menjelaskan bahwa aksi manusia sebagai suatu

system aksi yang meliputi sub-sub sistem.

Adapun sub-sub sistem tersebut antara lain, organisme identitas sosial dan

budaya yang dapat diterapkan untuk memahami hubungan-hubungan timbal balik

(interaksi sosial) kehidupan masyarakat yang berkembang dinamis dengan berbagai

aspek kegiatan, seperti ekonomi, pendidikan, politik, hukum, dan sebagainya. Abad

ke-21, sosiologi mengalami banyak perubahan dan mulai meninggalkan teori-teori

lawas yang sifatnya objektif dan makro.

Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai pada tahun 1934-

1935 yaitu sejak dilaksanakannya kuliah ilmu sosiologi di sekolah tinggi hukum

Jakarta (Rechtshogeschool). Pada masa itu, sosiologi merupakan mata kuliah

tambahan ilmu hukum karena belum terdapat spesialisasi ilmu sosiologi. Pada

tahun 1950-an, sosiologi mulai berkembang sebagai ilmu mandiri dengan

didirikannya jurusan-jurusan sosiologi di beberapa universitas seperti Universitas

Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran

(Unpad), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Sumatera Utara (USU).

Pada tahun 1960-an hingga 1970-an, sosiologi mengalami perkembangan pesat

dengan bermunculannya berbagai penelitian, publikasi, organisasi, dan tokoh

sosiologi di Indonesia. Beberapa organisasi sosiologi yang didirikan pada masa ini

antara lain adalah Masyarakat Sosiologi Indonesia (MSI), Lembaga Penelitian

Sosial Ekonomi Nasional (LPSEN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),

Lembaga Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (LPMKB), dan Pusat Penelitian

Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB-LIPI).

6
Sebelum perang dunia kedua, Indonesia hanya memiliki Sekolah Tinggi

Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta, satu-satunya lembaga perguruan tinggi

sebelum era kemerdekaan yang memberikan kuliah tentang sosiologi di Indonesia.

Berhubung belum ada spesialisasi sosiologi baik di Indonesia maupun di Belanda,

maka para pengajar kala itu tidak berasal dari latar belakang psikologi. Adapun teori

yang diajarkan bersifat filsafat sosial dan teoretis, berdasarkan buku-buku karya

Leopold von Wiese, Bierens de Haan dan sebagainya. Kegiatan perkuliahan di

sekolah tersebut sempat ditiadakan pada 1934 hingga 1935. Penyebabnya karena

para guru besar memiliki opini bahwa pengetahuan tentang bentuk dan susunan

masyarakat dan proses-proses yang terjadi di dalamnya tidak diperlukan dalam

hubungan dengan pelajaran hukum. Mereka juga berpandangan bahwa yang

penting untuk dipelajari adalah hukum positif, yakni peraturan-peraturan yang

berlaku dengan sah pada suatu waktu dan suatu tempat tertentu. Beberapa

perspektif yang digunakan oleh sosiologi Indonesia antara lain adalah

fungsionalisme, interaksionisme simbolik, teori konflik, fenomenologi,

strukturalisme, positivisme logis, teori kritis, postmodernisme, postkolonialisme,

feminisme, ekososialisme, konstruktivisme sosial, dan lain-lain. nikmat karena

sudah diberikan pendidikan yang baik dan benar malah menganggapnya remeh.

Tentu saja pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan dalam

membentuk identitas individu. Pertama-tama, lingkungan pendidikan merupakan

tempat di mana individu diperkenalkan pada nilai-nilai, norma, dan budaya yang

memainkan peran kunci dalam membentuk identitas mereka. Melalui interaksi

dengan sesama siswa, guru, dan materi pelajaran, individu yang terpapar pada Pada

abad ke-18, Revolusi Industri di Inggris membawa perubahan besar pada

7
masyarakat. Perkembangan teknologi dan produksi meningkatkan jumlah

populasi dan kepadatan penduduk di kota-kota besar. Kondisi tersebut membawa

banyak perubahan pada kehidupan sosial masyarakat, seperti kemiskinan,

urbanisasi, dan ketidaksetaraan. Kondisi inilah yang memunculkan pemikiran-

pemikiran kritis mengenai kehidupan sosial dan kemudian membawa lahirnya ilmu

sosiologi. Auguste Comte (1798-1857) dikenal sebagai "Bapak Sosiologi". Comte

memperkenalkan istilah "sosiologi" pada tahun 1838. Ia memandang bahwa

sosiologi harus menjadi ilmu yang dapat memahami dan menjelaskan kehidupan

sosial manusia, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

mempengaruhi pola pikir dan nilai-nilai siswa. Hubungan antara guru dan siswa

dapat membentuk pemikiran dan sikap yang menjadi bagian dari identitas individu.

8
BAB III
BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian yang dilakukan pada penelitian ini ialah di Indonesia.

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian library reseach atau studi

kepustakaan yaitu serangkaian kegiataan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan

penelitian. Dalam penelitian ini data-data didapatkan dari berbagai sumber seperti

buku referensi, buku-buku teks, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, dokumen, dan

sumber-sumber lainnya (Sari & Asmendri, 2020). Pada penelitian ini objek data

yang dicari oleh peneliti adalah dengan mencari literatur-literatur yang sesuai

dengan permasalahan yang diangkat. Peneliti mencari data dalam menjawab

permasalahan yang diangkat dengan membaca berbagai referensi yang sesuai.

Penelitian kepustakaan merupakan penelaahan terhadap data-data pustaka

yang dapat memberikan solusi atau jawaban terkait dengan masalah yang diteliti.

Melalui penelitian pustaka dapat memberi hasil dari apa yang dicari melalui

sumber-sumber data yang digunakan Penelitian kepustakaan berisi teori-teori yang

relevan dengan masalah penelitian. Pengkajian mengenai konsep dan teori yang

digunakan bedasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel yang

dipublikasikan dalam berbagai jurnnal ilmiah. Kajian kepustakaan berfungsi

membangun konsep atau teori yang menjadi dasar studi penelitian untuk melihat

fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga

9
dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Kajian

kepustkaan juga digunakan untuk perumusan hipotesis yang diuji melalui

pengumpulan data adalah teori substantif yaitu teori yang lebih fokus berlaku untuk

obyek yang akan diteliti (Sujarweni, 2014).

3.3 Jenis Penelitian


Berdasarkan dari penjelasan mengenai metode di atas, maka dapat diketahui bahwa

penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang dimana Metode ini

digunakan untuk meneliti sampel tertentu dan mencapai hipotesis yang telah

ditetapkan. Lokasi penelitian mencakup seluruh digunakan metode studi Pustaka

dan dokumentasi dalam proses pengumpulan dalam penelitian yang telah

dilakukan.

10
BAB IV
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian


Pada abad ke-18, Revolusi Industri di Inggris membawa perubahan besar

pada masyarakat. Perkembangan teknologi dan produksi meningkatkan jumlah

populasi dan kepadatan penduduk di kota-kota besar. Kondisi tersebut membawa

banyak perubahan pada kehidupan sosial masyarakat, seperti kemiskinan,

urbanisasi, dan ketidaksetaraan. Kondisi inilah yang memunculkan pemikiran-

pemikiran kritis mengenai kehidupan sosial dan kemudian membawa lahirnya ilmu

sosiologi. Auguste Comte (1798-1857) dikenal sebagai "Bapak Sosiologi". Comte

memperkenalkan istilah "sosiologi" pada tahun 1838. Ia memandang bahwa

sosiologi harus menjadi ilmu yang dapat memahami dan menjelaskan kehidupan

sosial manusia, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Comte memandang bahwa ilmu sosiologi harus berdasarkan pada observasi

dan pengalaman empiris. Ia berpendapat bahwa ilmu sosiologi harus mempelajari

fenomena sosial secara objektif, dan harus mengabaikan segala macam keyakinan

atau ajaran agama atau filsafat. Comte juga mengembangkan teori evolusi sosial,

yaitu teori bahwa masyarakat manusia bergerak dari bentuk yang lebih sederhana

ke bentuk yang lebih kompleks.

Sosiologi di Amerika Serikat juga memiliki sejarah panjang. Pada tahun

1890, seorang sosiolog bernama Lester Frank Ward (1841-1913) memperkenalkan

gagasan tentang "sosiologi murni". Ia memandang bahwa sosiologi harus berfokus

pada studi empiris tentang masyarakat, dan harus menolak segala macam dogma

atau prasangka.

11
William Graham Sumner (1840-1910) adalah seorang sosiolog Amerika

Serikat yang mengembangkan konsep "survival of the fittest". Ia memandang

bahwa masyarakat manusia sama seperti masyarakat binatang, di mana individu

yang paling kuat dan paling sukses akan bertahan hidup dan berkembang,

sementara individu yang lemah akan mati atau tersingkir. Konsep ini kemudian

menjadi dasar dari teori sosial Darwinisme.

Di Eropa, Max Weber (1864-1920) adalah salah satu tokoh sosiologi yang

paling berpengaruh. Ia memandang bahwa ilmu sosiologi harus memahami struktur

sosial dan budaya masyarakat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan

sosial manusia. Weber juga mengembangkan konsep "rasionalisasi", yaitu proses di

mana masyarakat bergerak dari kepercan pada kepercayaan dan tradisi ke arah

pemikiran yang lebih rasional dan terorganisir.

Karl Marx (1818-1883) adalah seorang pemikir sosial dan ekonomi yang

juga berkontribusi pada perkembangan ilmu sosiologi. Ia memandang bahwa

masyarakat terbagi menjadi dua kelas utama, yaitu kelas pekerja dan kelas borjuis.

Marx memandang bahwa konflik antara kedua kelas ini akan menjadi pendorong

bagi perubahan sosial, dan akan membawa masyarakat menuju kesetaraan dan

keadilan sosial.

Seiring dengan perkembangan sosiologi, banyak sekali teori dan perspektif

yang muncul dalam disiplin ilmu ini. Beberapa contoh perspektif sosiologi yang

penting adalah perspektif fungsionalisme, konflik, dan interaksionisme simbolik.

12
4.2 Tokoh-Tokoh Sosiologi di Indonesia
1) Selo Soemardjan (1922-2011)

Seorang sosiolog UI yang dikenal sebagai bapak sosiologi Indonesia. Ia

banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai perubahan sosial,

pembangunan, desa, dan konflik sosial di Indonesia. Ia juga aktif dalam

organisasi sosiologi baik nasional maupun internasional.

2) Soelaeman Soemardi (1924-2006)

Seorang sosiolog UGM yang dikenal sebagai bapak sosiologi pedesaan

Indonesia. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai struktur

sosial, pelapisan sosial, mobilitas sosial, dan perubahan sosial di pedesaan

Indonesia. Ia juga aktif dalam organisasi sosiologi baik nasional maupun

internasional.

3) Koentjaraningrat (1923-1999), Seorang sosiolog dan antropolog UI yang

dikenal sebagai bapak antropologi Indonesia. Ia banyak melakukan

penelitian dan publikasi mengenai kebudayaan, masyarakat, dan perubahan

sosial di Indonesia. Ia juga aktif dalam organisasi sosiologi dan antropologi

baik nasional maupun internasional.

4) Mochtar Mas’oed (1939-2004)

Seorang sosiolog UGM yang dikenal sebagai bapak sosiologi politik

Indonesia. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai politik,

demokrasi, partisipasi, dan konflik sosial di Indonesia. Ia juga aktif dalam

organisasi sosiologi dan politik baik nasional maupun internasional.

5) Mely G. Tan (1944-)

Seorang sosiolog UI yang dikenal sebagai ahli sosiologi etnisitas dan

migrasi. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai etnis

13
Tionghoa di Indonesia dan Asia Tenggara. Ia juga aktif dalam organisasi

sosiologi baik nasional maupun internasional.

6) Arief Budiman (1941-2020)

Seorang sosiolog UI yang dikenal sebagai ahli sosiologi sastra dan budaya.

Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai sastra, budaya

populer, ideologi, demokrasi, dan gerakan sosial di Indonesia. Ia juga aktif

dalam organisasi sosiologi baik nasional maupun internasional.

7) George Junus Aditjondro (1946-2017)

Seorang sosiolog UGM yang dikenal sebagai ahli sosiologi lingkungan dan

pembangunan. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai

lingkungan hidup, pembangunan berkelanjutan, hak asasi manusia, dan

korupsi di Indonesia. Ia juga aktif dalam organisasi sosiologi dan

lingkungan baik nasional maupun internasional.

8) Syamsul Ma’arif (1954-)

Seorang sosiolog UGM yang dikenal sebagai ahli sosiologi agama dan

konflik. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai agama,

pluralisme, radikalisme, terorisme, dan konflik sosial di Indonesia. Ia juga

aktif dalam organisasi sosiologi dan agama baik nasional maupun

internasional.

9) Nina Nurmila (1971-)

Seorang sosiolog UIN Bandung yang dikenal sebagai ahli sosiologi gender

dan Islam. Ia banyak melakukan penelitian dan publikasi mengenai gender,

feminisme, pernikahan, poligami, dan Islam di Indonesia. Ia juga aktif

dalam organisasi sosiologi dan gender baik nasional maupun internasional.

14
BAB V

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi manusia

dalam masyarakat, proses sosial, struktur sosial, dan perubahan sosial.

Perkembangan sosiologi di Indonesia dimulai pada tahun 1934-1935 yaitu sejak

dilaksanakannya kuliah ilmu sosiologi di sekolah tinggi hukum Jakarta

(Rechtshogeschool). Sosiologi masuk ke Indonesia pada tahun 1934-1935 di

sekolah tinggi hukum Jakarta (Rechtshogeschool) dan merupakan mata kuliah

tambahan ilmu hukum.

Namun pada tahun 1950 sosiologi berkembang menjadi ilmu mandiri di

beberapa universitas di Indonesia. Beberapa tokoh di Indonesia juga memasukkan

ilmu sosiologi dalam ajaran mereka. Perspektif yang digunakan oleh sosiologi

Indonesia antara lain adalah fungsionalisme, interaksionisme simbolik, teori

konflik, fenomenologi, strukturalisme, positivisme logis, teori kritis,

postmodernisme, postkolonialisme, feminisme, ekososialisme, konstruktivisme

sosial, dan lain-lain.

Sejarah sosiologi mencakup perkembangan pemikiran dan konsep-konsep

sosial dari zaman kuno hingga modern. Para pemikir seperti Auguste Comte, Karl

Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber berkontribusi dalam membentuk dasar-

dasar sosiologi. Dari pandangan fungsionalisme, konflik, hingga interaksionisme

simbolik, sosiologi terus berkembang untuk memahami struktur sosial dan

dinamika masyarakat.

15
5.2 Saran
Untuk memahami sejarah sosiologi, disarankan untuk Memahami

Pemikiran Tokoh Utama dengan mempelajari pemikiran tokoh-tokoh seperti

Comte, Marx, Durkheim, dan Weber. Pahami konsep-konsep kunci yang mereka

ajukan dan pengaruhnya terhadap sosiologi. Pahami Konteks Sejarah dengan

mengenali konteks sejarah saat tokoh-tokoh sosiologi tersebut hidup. Faktor-faktor

sejarah, politik, dan sosial memengaruhi pemikiran mereka.

Pelajari Perkembangan Teori dengan menelusuri perkembangan teori

sosiologi dari fungsionalisme, konflik, hingga interaksionisme simbolik. Pahami

bagaimana teori-teori ini saling melengkapi dan bertentangan. Analisis Kasus-kasus

Historis dengan menerapkan konsep-konsep sosiologi pada kasus-kasus historis.

Tinjau bagaimana teori-teori ini dapat menjelaskan perubahan sosial dan fenomena

masyarakat.

Kaitkan dengan Realitas Kontemporer dengan memahami relevansi sejarah

sosiologi dalam konteks masyarakat modern. Bagaimana konsep-konsep masa lalu

dapat memberikan wawasan terhadap tantangan dan dinamika sosial saat ini.

Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, dapat lebih memahami evolusi dan

dampak sejarah sosiologi dalam memahami masyarakat manusia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, A. (2023, May 10). Sejarah Perkembangan Sosiologi.

GuruPendidikan.com.

https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi/

Pur, M. (2021, October 17). Sejarah Perkembangan Sosiologi di Dunia dan

Indonesia. Freedomsiana.id.

https://www.freedomsiana.id/sejarah-perkembangan-sosiologi/

Sosial, D.,S. (2023, April 3). Mengenal Sejarah Sosiologi Lengkap di Dunia dan

Indonesia. Kumparan.

https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/mengenal-sejarah-sosiologi-

lengkap-didunia-dan-indonesia-208l0Z6TKD6

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai