Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SOSIOLOGI
O

ANASTASIA KARTINI

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


UNVERSITAS FLORES
2021

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala
limpahan Rahmat dan berkat-Nya, yang berlimpah sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Sosiologi dengan baik. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan bagi para pembaca dan
pemakalah.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu, sumbang saran dan kritikan sangat kami harapkan, demi
penyempurnaan kedepan. Terima kasih

Ende, 24 MEI 2021

Salam Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB. I Pendahuluan ............................................................................................... 4
a. Lattar Belakang ................................................................................ 4
b. Rumusan Masalah............................................................................. 5
c. Tujuan ............................................................................................... 5
d. Kegunaan........................................................................................... 5

BAB. II Pembahasan
a. Definisi Sosiologi ............................................................................ 6
b. Sejarah dan Perkembangan Sosiologi ............................................ 7
c. Ciri-ciri Sosiologi ........................................................................... 10
d. Hakikat Sosiologi ........................................................................... 10
e. Enis Dimensi Pada Pendekatan Teori Sosial .................................. 11
f. Obek Sosiologi ................................................................................ 11
g. Komponen-Komponan Dasar Suatu Masyarakat ........................... 12
h. Pengertian Dari Peran, Status, Nilai, Norma Dan Budaya 13
Dalam Ilmu Sosiologi.....................................................................

BAB.III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................... 18

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara umum sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
secara keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis
maupun dinamis. Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan
ilmu umum artinya sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada setiap interaksi
manusia, bukan mempelajari ilmu dengan gejala khusus. Maka dari itu sosiologi
mencakup segala aspek dalam kehidupan manusia, karena manusia adalah makhluk
sosial yang hidup bermasyarakat dan selalu melakukan interaksi dalam kehidupan sehari-
hari.

Sebagai sebuah ilmu, sosiologi memiliki sejumlah kegunaan. Sosiologi sendiri


merupakan ilmu sosial yang kategoris, dalam arti sosiologi membatasi dirinya dengan
apa yang terjadi bukan apa yang semestinya terjadi. Sosiologi juga digolongkan sebagai
pure science atau ilmu pengetahuan murni dan bukan applied science atau ilmu
pengetahuan terapan.Adapun kegunaan ilmu sosiologi, adalah sebagai berikut:

● Perencanaan Sosial.
Merupakan kegiatan yang mempersiapkan masa depan masyarakat dalam konteks
ilmiah dengan tujuan mengatasi hambatan yang ada. Dalam perencanaan sosial ini,
sosiologi menjadi acuan karena memahami perkembangan kebudayaan dari
masyarakat baik itu yang modern dan tradisional. Selain itu, sosiologi juga memahami
hubungan manusia dengan lingkungannya, hubungan antar-golongan serta proses
perubahan juga pengaruh penemuan baru dalam hidup masyarakat. Sosiologi juga
mampu menyajikan data yang dipergunakan dalam mengetahui tingkat ketertinggalan
masyarakat dan lain sebagainya.

● Penelitian.
Pada bidang ini sosiologi dinilai sebagai penunjang yang baik karena mempunyai
kelebihan dibanding ilmu. Kelebihan tersebut berkaitan dengan pemahaman simbol,
kode dan istilah, pemahaman pola-pola tingkah laku manusia, kemampuan dalam
menganalisa fenomena sosial, kemampuan melihat kecenderungan serta arah
perubahan dan lain sebagainya.

● Pembangunan.

4
Sosiologi sangat berguna dalam pembangunan utamanya dalam tahap perancangan,
tahap pelaksanaan dan juga tahap evaluasi.

● Pemecahan Masalah Sosial.


Sosiologi juga berguna pada aspek ini sebab sosiologi memberi pemahaman yang
baik terhadap kehidupan masyarakat sehingga pemecahan solusi untuk masalah sosial
yang timbul bisa lebih baik.

Dengan melihat kegunaan ilmu sosiologi tersebut diatas maka, eksisennsinya perlu
dipedomani dan dipahami oleh masarakat secara baik guna mendukung keberlangsungan
hidupnya dimasyarakat

B. RUMUSAN MASALAH
Apa Saja Ruang Lingkup dalam Sosiolgi?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui Ruang lingkup dan pentingnya lmu Sosiologi di masyarakat

D. KEGUNAAN
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang
pentingnya Ilmu Sosiologi dalam kehidupan.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. DEFINISI SOSIOLOGI
Sosiologi merupakan salah satu disiplin ilmu dalam kategori ilmu sosial. Kata Sosiologi
berasal dari Bahasa Latin yaitu socius yang artinya teman, dan Bahasa Yunani logos yang
artinya kata, cerita, berbahasa. Secara sederhana, sosiologi ini diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari masyarakat. Penggunaan istilah sosiologi ini pertama kali dicetuskan oleh
Auguste Comte dalam bukunya “Cours De Philosophie Positive”. Sosiologi kemudian
didefinisikan dengan lebih mendalam oleh para ilmuwan.Berikut ini adalah definisi
Sosiologi menurut beberapa ilmuwan , diantaranya:
 William F.Ogburn dan Meyer F. Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya
yaitu organisasisocial
 J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang strukturstruktur dan peroses-
proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
 Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur Sosial adalah
keseluruhan jalinan antara unsurunsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah
social (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta
lapisan-lapisan sosial.
Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi
dengan segi kehidpuan politik, antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan
agama, antara segi kehidupan agama dan segi kehidupan ekonomi dan lain
sebagainya.
 Menurut Pittirim Sorokin,
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala sosial (gejala agama, ekonomi, hukum, politik, dsb);
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial
(geografis, biologis, dsb), serta ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala
sosial.

6
B. SEJARAH SOSIOLOGI

 Perkembangan Awal

Perjalanan sosiologi dimulai dari pemikir Yunani Kuno seperti Plato dan juga Aristoteles
yang dimana memiliki anggapan bahwa sebuah masyarakat hanya akan seperti tiu saja.
Masyarakat akan mengalami berbagai macam bentuk perkembangan dan juga
kemunduran yang dimana tidak ada seorangpun yang dapat mencegahnya.

 Abad Pencerahan

Abad ini dimulai dari penemuan untuk berkembanganya ilmu pengetahuan yang ada di
dalam masyarakat. Kemudian didalam halk ini teradpat sebuah pandangan dari perubahan
masyarkat yang dimana pandangan itu haruslah untuk termasuk ke dalam sebuah ciri
yang dimana ilmiah.

 Abad Revolusi

Kemudian pada memasuki era revolsui yang dimana terjadi pada abad ke XVIII
perubahan itu menjadi sebuah revolusioner dikarenakan pada sebuah struktur masyarakat
yang dimana lama akan dapat dengan cepat berganti dengan sebuah struktur yang dimana
baru. Hal ini kemudian ditandai dengan munculnya Revolusi Amerika, Revolusi Industri,
dan juga Revolusi Perancis

Seperti yang sudah disinggung di atas, orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi
adalah Auguste Comte, oleh sebab itu dia dikenal dengan bapak sosiologi dunia. Bagi
para akademisi, Comte lebih dikenal sebagai filsuf dibanding sosiolog. Awalnya ia
mengembangkan suatu disiplin ilmu yang disebut fisika sosial (Ritzer, 2012), yang
kemudian dikenal dengan nama sosiologi. Sosiologi disebut fisika sosial karena mencoba
mengadopsi ilmu alam ke dalam ranah sosial. Pemikiran Comte yang terkenal adalah
mengenai hukum tiga tahap pemikiran manusia, yaitu tahap teologis (menekankan
kepercayaan terhadap kekuatan supranatural), kemudian tahap metafisik (menekankan
pada kekuatan-kekuatan abstrak, misalnya alam), dan tahap positivistic (kepercayaan
kepada ilmu pengetahuan).

Sosiologi kemudian menjadi ilmu yang berkembang di Eropa, khususnya di Jerman dan
Perancis. Perkembangan sosiologi di Eropa ini berkembang pesat juga karena adanya
revolusi industri di Inggris, dan revolusi sosial di Perancis.

7
Salah satu pemikir besar sosiologi yang terkenal adalah Karl Marx. Marx merupakan
seorang berkewaranegaraan Jerman.  Marx bukan hanya sekedar sosiolog belaka,
melainkan ia juga dikenal sebagai filsuf dan ekonom. Kajian sosiologi yang terkenal dari
Marx adalah konflik sosial antara majikan dengan buruh. Golongan majikan atau pemilik
modal dikenal dengan istilah borjuis, sedangkan buruh dikenal dengan istilah proletar.
Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dan kesenjangan, serta adanya
eksploitasi yang dilakukan borjuis terhadap proletar. Marx juga dikenal dengan
pemikirannya yang kontroversial tentang keadaan masyarakat komunis, yaitu konsep
masyarakat tanpa kelas.

Pemikir besar lainnya adalah Emile Durkheim. Emile Durkheim merupaka orang yang
lahir di Perancis. Pemikiran yang paling dikenal dari Durkheim adalah fakta sosial. Fakta
sosial adalah suatu struktur yang berada di luar individu (eksternal), dan bersifat
memaksa. Selain fakta sosial, konsep Durkheim yang terkenal adalah pembagian kerja
(division of labor) yang merupakan bagian dari perubahan sosial masyarakat mekanik ke
masyarakat organik. Masyarakat mekanik ditandai dengan kehidupan yang masih
tradisional, kebersamaan masih kuat, dan pembagian kerja masih rendah, misalnya
berburu dan bertani. Masyarakat organik ditandai dengan kehidupan yang lebih modern,
individualitas lebih tinggi, dan pembagian kerja lebih kompleks (pekerjaan lebih
beragam). Pemikiran Durkheim ini cukup dipengaruhi oleh Comte, sehingga ia dikenal
juga sebagai ilmuan positifisik, yang mengadopsi ilmu alam misalnya statistic dalam
membangun suatu teori.

Tokoh berikutnya adalah Max Weber. Sama seperti Karl Marx, Weber adalah seorang
berkewarganegaraan Jerman. Kajian sosiologis yang terkenal dari Weber adalah tindakan
sosial. Weber menjelaskan bahwa terdapat empat tipe tindakan sosial yaitu:

1. Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang dilakukan karena kebiasaan


2. Tindakan afektif, yaitu tindakan yang dilandasi oleh perasaan atau emosional
3. Tindakan berorientasi pada nilai, yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan pada
suatu keyakinan
4. Tindakan rasional instrumental, yaitu menggunakan alat atau cara tertentu dalam
mencapai suatu tujuan

8
Selain tindakan sosial, Weber juga terkenal dengan pemikirannya mengenai
rasionalitas, birokrasi, dan kekuasaan, akan tetapi hal tersebut tidak dipelajari di
bangku SMA. Teman-teman akan mendapat materi lebih lanjut apabila kuliah di
fakultas ilmu sosial, terlebih apabila megambil jurusan sosiologi.

Para tokoh sosiologi tersebut dikenal dengan pemikir sosiologi klasik. Pemikiran mereka
merupakan akar dari sosiologi modern, yang berkembang selanjutnya. Selain Comte,
Marx, Durkheim, dan Weber, sebenarnya masih ada lagi beberapa pemikir sosiologi
klasik, seperti Herbert Spencer (kajian mengenai evolusi sosial), Pittirim Sorokin (kajian
mengenai budaya), Ferdinand Tonnies (Paguyuban dan Patembayan), dll.

Pada perkembangan berikutnya, muncul istilah sosiologi modern atau kontemporer.


Sosiologi modern lebih banyak membahas mengenai tiga perspektif besar sosiologi, yaitu:

 Struktural fungsional, yaitu perspektif yang melihat gejala di masyarakat terdiri


dari sistem-sistem sosial yang saling terikat karena memiliki fungsi satu sama lain
dan bertujuan mencapai suatu keseimbangan atau ekuilibrium. Perspektif ini
dilandasi oleh pemikiran Durkheim. Tokoh dari sosiologi modern adalah Talcott
Parson dan Robert Merton.
 Konflik, yaitu perspektif yang melihat bahwa dalam suatu gejala sosial selalu ada
perbedaan kepentingan dan terdapat suatu strata dalam masyarakat. Perspektif ini
dilandasi oleh pemikiran-pemikiran Marx. Tokoh sosiologi modern perspektif
konflik adalah Ralf Dahrendorf dan Lewis Coser.
 Interaksi simbolik, yaitu perspektif yang melihat simbol dan tanda dari suatu
gejala, serta melihat tindakan-tindakan dari para aktor yang terlibat dalam gejala
sosial. Perspektif ini berkembang dari pemikiran-pemikiran Weber. Tokoh dari
perspektif ini adalah George H. Mead dan Herbet Blumer.
Perkembangan sosiologi selalu dinamis mengikuti jaman. Di masa berikutnya,
munculah kajian-kajian mengenai postmodernisme, postcolonialism, bahkan menuju
digital society yang dipenuhi oleh teknologi dan internet. Namun, materi mengenai ini
lebih lanjut dapat kalian dapatkan apabila mengambil kuliah di ilmu-ilmu sosial,
khususnya sosiologi.

Di Indonesia sendiri, sudah terdapat beberapa ahli sosiologi ternama, yang memberi
kontribusi dalam perkembangan sosiologi di Indonesia. Salah satu yang paling

9
dikenal adalah Selo Soemardjan yang dijuluki bapak sosiologi Indonesia. Selain Selo
Soemardjan, ada juga Soerjono Soekamto yang bukunya berjudul “Sosiologi Suatu
Pengantar” banyak dipakai sebagai rujukan dasar-dasar sosiologi.

C. CIRI-CIRI SOSIOLOGI
Sosiologi sebagai suatu disiplin ilmu tentulah memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang
ilmiah. Berikut adalah empat ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu:

a. Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu dilandasi pada observasi
kenyataan dan tidak bersifat spekulatif atau mengira-ngira suatu kebenaran. Jadi
kebenaran yang diuji haruslah berdasar penelitian ilmiah.
b. Sosiologi bersifat teortitis, artinya ilmu pengetahuan dibangun menjadi sebuah teori
(abstraksi) yang disusun secara logis untuk tujuan mencari sebab akibat dari suatu
fenomena sosial.
c. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya. Sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis, sosiologi berkembang dari
teori yang sudah ada, yang kemudian dikritisi, diperbaiki, agar teori-teori tersebut
dapat lebih relevan mengikuti perkembangan jaman.
d. Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi mempersoalkan fakta yang terjadi di
masyarakat, bukan tentang baik dan buruknya fakta

D. HAKIKAT SOSIOLOGI
Berikut ini adalah hakikat sosiologi, yaitu:
 Sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam
ataupun ilmu pengetahuan kerohanian
 Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi adalah suatu
disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi
dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (apllied science)
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang konkrit
 Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola
umum

10
 Sosiologi merupakan pengetahuan yang empiris dan rasional
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan yang khusus.

E. JENIS DIMENSI PADA PENDEKATAN TEORI SOSIAL

Ada empat jenis dimensi dalam pendekatan teori sosial, yaitu :


1. Dimensi kognitif
Dalam dimensi ini, ilmuwan sosial akan selalu berbicara mengenai teori social
sebagai cara untuk membangun pengetahuan tentang dunia sosial.
Di sini terletak epistemology yang membangun berbagai metodologi penelitian sosial.
2. Dimensi afektif
Merupakan sebuah kondisi di mana teori yang dibangun memuat pengalaman dan
perasaan dari teoretisi yang bersangkutan. Dimensi ini mempengaruhi keinginan
untuk mengetahui (to know) dan menjadi benar (to be right) – kedua hal ini bertitik
berat kepada kejadian tertentu dan realitas eksternal.
3. Dimensi reflektif
Di sini, teori sosial harus menjadi bagian dari dunia sebagaimana ia menjadi cara
untuk memahami dunia. Dengan kata lain, teori sosial harus mencerminkan apa yang
terjadi di luar sana dan apa yang terjadi pada kita sebagai salah satu elemen dari
sistem
sosial yang ada
4. Dimensi normative
Dimensi ini yang memperluas dimensi ketiga yaitu dimensi reflektif. Dalam dimensi
ini, teori sosial sepantasnya memuat secara implisit ataupun eksplisit tentang
bagaimana seharusnya dunia yang direfleksikannya itu. Keempat dimensi ini
membangun seluruh pendekatan dalam proses kostruksi teori-teori sosial yang ada.

F. OBJEK SOSIOLOGI
Masyarakat merupakan objek sosiologi. Berikut ini adalah pengertian masyarakat menurut
para ahli, diantaranya:
 Maclver dan Page
Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tatacara, dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dan pengawasan tingkah
laku serta kebebasan-kebebasan manusia.

11
 Ralph Linton
Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan
menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
 Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang
menghasilkan kebudayaan
Dengan pengetian di atas, terdapat beberapa unsur-unsur dari masyarakat, yaitu:
 Manusia yang hidup bersama. Di dalam Ilmu Sosial tidak ada ukuran
mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang
harus ada. Akan tetapi secara teoretis angka minimnya adalah dua orang yang
hidup bersama.
 Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah
sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamanya kursi, meja dan
sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia akan timbul manusia-
manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti.
Mereka juga mempunyai keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau
perasaan-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbulah system
komunikasi dan timbulah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara
manusia dalam kelompok tersebut.
 Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
 Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan oleh karena setiap anggota kelompok merasa
dirinya terikat satu dengan lainnya.

G. KOMPONEN-KOMPONAN DASAR SUATU MASYARAKAT


 Populasiyakni warga-warga suatu masyarakat yang dilihat dari setiap sudut
pandangan kolektif. Secara sosiologis, maka aspek-aspek sosiologisnya yang
diperlu dipertimbangkan adalahaspek-aspek genetik yang konstan
variabel-variabel genetikvariabel-variabel demografis
 Kebudayaanadalah Hasil karya, cipta dan rasa dari kehidupan bersama yang
mencakup sistem lambang-lambanginformasi
 \Hasil-hasil kebudayaan material

12
 Organisasi Sosial yakni jaringan hubungan antara warga-warga masyarakat
yang bersangkutan, yang antara lain mencakup :warga masyarakat secara
individualperanan-peranankelompok-kelompok sosialkelas-kelas sosial
 Lembaga-lembaga Sosial dan Sistemnya

H. PENGERTIAN DARI PERAN, STATUS, NILAI, NORMA DAN BUDAYA DALAM


ILMU SOSIOLOGI
a. Peran
Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu seorang yang melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya. Artinya, apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah menjalankan suatu
peranan.
b. Status
Status atau kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial. Sedangkan kedudukan sosial (social status) artinya tempat seseorang
secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulannya, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Namun untuk
mempermudah dalam pengertiannya maka dalam kedua istilah di atas akan
dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah “kedudukan”
(status) saja.Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam
kedudukan(status), yaitusebagai berikut:

 Ascribed Statusyaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan


perbedaan-perbedaaan rohaniah dan kemampuan.
 Achieved Status
yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.
Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan
masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.
 Assigned Status
yaitu kedudukan yang diberikan. Status ini sering berhubungan erat dengan
Achieved Status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan
kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa yang telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
masyarakat.

13
c. Nilai
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang
menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods
mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama,
yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam
masyarakat, diantaranya:
 Nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan
masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
 Nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam
memenuhi peranan-peranan sosial.
 Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai
dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya
keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih
tinggi.
 Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota
kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa
sebagai satu kesatuan.
 Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia
dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai
dengan nilai yang dianutnya.
Beberapa definisi Nilai Sosial menurut para ahli:
 Kimball Young
Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak
disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
 A.W.Green
Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi
terhadap objek
 Woods
Mengemukakan bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah
berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari

14
 M.Z.Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang
pantas,berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang
bernilai tersebut .
 D.Hendropuspito
Menyatakan nillai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat
karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan
manusia.
d. Norma
Norma dalam sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui
lingkungan sosialnya.Dalam kehidupannya, manusia sebagai mahluk sosial memiliki
ketergantungan dengan manusia lainnya. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok.
Kebutuhan yang berbeda-beda, secara individu/kelompok menyebabkan benturan
kepentingan. Untuk menghindari hal ini maka kelompok masyarakat membuat norma
sebagai pedoman perilaku dalam menjaga keseimbangan kepentingan dalam
bermasyarakat.
e. Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri.
Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang
lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,nilai
norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-
lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan

15
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
dan moral.Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

BAB III
PENUTUP

16
 Kesimpulan
a. Sosiologi adalah berbicara mengenai masyarakat. Menurut, Selo Soemardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan. Komponen-komponan dasar suatu masyarakat, yaitu populasi,
kebudayaan, lembaga-lembaga sosial dan sistemnya, hasil-hasil kebudayaan
material, dan organisasi social.
b. Ilmu Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kemasyarakatan. jadi
ilmu sosiologi mempelajari bagaimana cara kita berperilaku sesuai dengan
norma & kaidah, bagaimana cara Berinteraksi dengan orang lain, masyarakat,
dan mengajarkan kita cara hidup bersama dalam suatu Daerah atau masyarakat
 Saran
c. Ilmu Sosiologi adalah sebuah Imu Pengetahuan yang perlu dipelajari oleh
mamusia agar relasi hubungan sosial terjaga dan terpelihara dengan baik.
d. Bahwa pada jaman sekarang ini ilmu sosiologi seharusnya dapat dipelajari
oleh masyarkat semua. Sebab dengan demikian, kita bisa lebih mengenal
sesuatu yang berkaitan antara individu satu dengan lainnya

Daftar Pustaka

17
1. Ritzer, G. (2011). Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan
Terakhir Postmodern (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2. Setiadi, E., & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Prenadamedia
Group.
3. Soekanto, S., & Sulistyowati, B. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers.

18

Anda mungkin juga menyukai