Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN ILMU SOSIAL


TENTANG

ILMU SOSIOLOGI
DOSEN PEMBINA : Ida Waluyati, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1

Regi aldin NPM.232020036


Ansari NPM.23202001
Nur febryanti NPM.23202002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NGGUSUWARU

2023/2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan akal
dan pikiran kepada manusia dan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berfikir,
sehingga kita mampu mengemban misi amanah kekhalifahan di dunia ini, serta
menyelamatkan diri dan umat.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Qudwah kita Nabi Muhammad
saw yang telah membimbing manusia menuju alam kedamaian, berdasarkan Al-Qur'an dan
Al-Hadits, keluarga beliau, sahabat-sahabat serta orang yang istiqamah mengikuti jalan
mereka dengan ahsan.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada bapak mata kuliah Sosiologi
Lingkungan yang telah memberikan kami kesempatan untuk memyelesaikan makalah inin di
hadapan teman-teman.
Kami menyadari dalam penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak kesalahan,
oleh karenanya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari
berbagai pihak, untuk memperbaiki segala kekurangannya.

Bima, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Peranan Sosiologi terhadap Lingkungan Masyarakat....................
B. Pengertian, karakteristik, ruang lingkup ilmu sosiologi................
C. Pendekatan, metode, teknik, ilmu bantu, jenis penelitian..............
D. Kegunaan sosiologi........................................................................
E. Sejarah perkembangan sosiologi...................................................
F. Hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya............................
G. Konsep konsep sosiologi...............................................................
H. Teori teori sosiologi.......................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia di dalam
masyarakat. perilaku manusia itu berupa semua yang berhubungan dengan dinamika
lingkungan masyarakat. Ilmu sosiologi berperan penting sebagai pengetahuan dan jalan untuk
mengetahui masalah-masalah sosial di lingkungan masyarakat. jika kurangnya ilmu sosiologi
maka akan mengakibatkan terjadinya konflik. Pengetahuan sosiologi sangat penting bagi kita
untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di lingkungan masyarakat.
Melalui kajian sosiologis, problema lingkungan akan dikaji dari aspek perilaku,
tindakan maupun budaya masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sosiologi
lingkungan menempatkan penekanan khusus ketika mempelajari faktor sosial yang
mengakibatkan masalah lingkungan, dampak masyarakat terhadap masalah-masalah teersebut
dan usaha untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, perhatian diberikan terhadap
proses sosial yang dengan itu kondisi lingkungan tertentu dapat ditetapkan secara sosial
sebagai sebuah masalah. Perspektif ini penting karena manusia dalam kehidupannya tidak
bisa dilepaskan dari lingkungan. Problema lingkungan memiliki keterkaitan dengan
masyarakat sebagai pengelolanya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian, karakteristik, ruang lingkup ilmu sosiologi
2. Pendekatan, metode, teknik, ilmu bantu, jenis penelitian
3. Kegunaan sosiologi
4. Sejarah perkembangan sosiologi
5. Hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya
6. Konsep konsep sosiologi
7. Teori teori sosiologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, karakteristik, ruang lingkup ilmu sosiologi

1. Pengertian Sosiaologi

secara etimologinya, Sosiologi berasal dari dua kata latin. Kata ini adalah socius yang
berarti berteman, dan kata logos yang memiliki arti sebagai ilmu. Maka, jika diartikan
secara harfiah, Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang berteman atau berkawan.

Pengertian dari berteman ini pun akhirnya diperluas cakupannya. Dari yang awalnya ilmu
tentang pertemanan, menjadi ilmu tentang sekelompok manusia yang hidup bersama
dalam sebuah tempat dan waktu yang sama. Secara sederhana, bisa juga disebut sebagai
ilmu bermasyarakat.

Dari pengertian tersebut, ilmu sosiologi dapat juga diartikan sebagai sebuah pengetahuan
tentang hubungan antar masyarakat atau pengetahuan tentang kehidupan bermasyarakat.

Melalui bukunya yang berjudul Cours de la Philosovie Positive, Auguste Comte Perancis
memperkenalkan istilah sosiologi untuk pertama kalinya. Menurut Comte, sosiologi ialah
ilmu pengetahuan yang secara khusus mempelajari tentang hubungan manusia dalam suatu
kelompok masyarakat dengan manusia lainnya.

2. Karakteristik Ilmu Sosiologi


Berikut ini adalah karakteristik ilmu sosiologi, yaitu:
1. Memiliki Sifat Empiris
Sosiologi memiliki sifat empiris, di mana sosiologi didasarkan dari observasi dan
penalaran.
2. Memiliki Sifat Teoritis

Sosiologi memiliki sifat teoritis, di mana sosiologi memberikan hasil yang


menunjukkan hubungan pernyataan secara logis.

3. Memiliki Sifat Komulatif

Sosiologi memiliki sifat komulatif, di mana teori yang ada dalam sosiologi didasari dari
teori yang sudah ada.
Teori tersebut merupakan teori baru hasil penyempurna dari teori lama yang sudah ada.

4. Memiliki Sifat Nonetis

Sosiologi memiliki sifat nonetis, menjelaskan bahwa sosiologi bukan merupakan ajaran
tentang susila.

Tugas seorang sosiolog sendiri, yaitu untuk menerangkan tindakan-tindakan sosial


sebagai suatu fakta sosial.

“Karakteristik sosiologi terdiri atas empiris, teoritis, nonetis, dan komulatif.”

3. Ruang Lingkup Ilmu Sosiologi


Ruang Lingkup Sosiologi – Sejak pertama kali dilahirkan, manusia sudah berada dalam

ruang lingkup sosiologi. Secara tidak langsung, mereka pun sudah mengenal tentang ilmu

sosiologi itu sendiri. Ini terjadi karena begitu mereka lahir, mereka sudah berada di tengah-

tengah kehidupan manusia dan masyarakat sekitar, khususnya lingkungan keluarga.

Ketika usia seseorang semakin bertambah, maka akan semakin luas pula lingkaran
pertemanan dan pergaulannya. Tentu hal ini tak bisa lepas dari fakta bahwa manusia
adalah makhluk sosial dan selalu membutuhkan orang lain di sekitarnya.

B. Pendekatan, metode, teknik, ilmu bantu, jenis penelitian


1. Pendekatan
Walaupun sosiologi diawal kelahirannya pada abad ke-19 sangat dipengaruhi oleh pemikiran-
pemikiran yang bersifat positivistik khususnya bagi pendirinya Auguste Comte, namun dalam
pendekatannya sosiologi tidaklah absolut bersifat kuantitatif, melainkan juga dapat
menggunakan pendekatan kualitatif (Soekanto, 1986: 36).

Dalam pendekatan kuantitatif, sosiologi mengutamakan bahan, keteranganketerangan dengan


angka-angka, sehingga gejala-gejala yang ditelitinya dapat diukur dengan mempergunakan
skala-skala, indeks, tabel-tabel dan formula-formula yang menggunakan statitistik. Sebagai
the science of the obvious, sosiologi bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara
matematis, baik itu melalui teknik sosiometrii, yang berusaha untuk meneliti masyarakat
secara kuantitatif dengan menggunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempelajari
hubungan antar individu-individu dan masyarakat. Sedangkan dalam pendekatan kualitatif,
sosiologi selalu dikaitkan dengan epistemologi interpretatif dengan penekanan pada makna-
makna yang tekandung di dalamnya atau yang ada di balik kenyataan-kenyataan yang
teramati.

2. Metode
Para ahli sosiologi dalam penelitiannya banyak menggunakan beberapa metode penelitian,
diantaranya: Pertama adalah Metode Deskriptif: Metode ini sering disebut bagian metode
empiris yang menekankan pada kajian masa kini. Secara singkat metode deskriptif ini adalah
suatu metode yang berupaya untuk mengungkap pengejaran/pelacakan pengetahuan. Metode
ini dirancang untuk menemukan apa yang sedang terjadi tentang siapa, di mana, dan kapan.
Penelitian ini berdasar pada kehati-hatian dalam mengumpulkan suatu data/fakta untuk
menggambarkan beberapa hal yang diuraikan, seperti penggolongan, praktek, maupun
peristiwa-peristiwa yang tercakup di dalamnya (Popenoe, 1983: 28). Statistik kejahatan,
survei pendapat umum, tentang angka kejahatan, tanggapan pendengar dan penonton radio
dan televisi, laporan atas kebisaaan dan kejahatan seksual, semuanya ini adalah contohcontoh
tentang studi deskriptif tersebut. Dengan demikian dalam metode ini juga termasuk metode
survey dengan pelibatan jumlah sampel yang begitu banyak untuk mengungkap dan
mengukur sikap sosial maupun politik seperti yang dirintis George Gallup dalam The Literary
Digest (1936). Dalam meode ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yang disusun melalui angket (kuesioner) terhadap responden untuk
mengukur pendapat / tanggapan publik sesuatu yang diteliti (Bailey, 1982: 110; Spencer dan
Inkeles, 1982: 32) .
Kedua; adalah metode eksplanatori: Metode ini juga merupakan bagian metode empiris.
Popenoe (1983: 28) mengemukakan bahwa kalau saja dalam studi deskriptif lebih banyak
bertanya tentang apa, siapa, kapan, dan di mana, maka dalam studi eksplanatori lebih banyak
menjawab mengapa dan bagaimana. Oleh karena itu metode ini bersifat menjelaskan atas
jawaban dari pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana" itu. Sebagai contoh; mengapa tingkat
perceraian di beberapa kota naik secara tajam? Mengapa masyarakat merasakan bahwa hidup
di kota besar itu tingkat kompetisinya lebih tinggi dibanding dengan di pinggir kota?
Mengapa di kota-kota tersebut mempunyai tingkat kenakalan remaja yang tinggi pula,
terutama di era pasca gerakan Reformasi ini ? Bagaimana proses itu terjadi banyak
perubahan, semula merupakan anak-anak yang baik kemudian menjadi deviant ?

Ketiga, metode historis-komparatif: Metode ini menekankan pada analisis atas peristiwa-
peristiwa masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum, yang kemudian digabungkan
dengan metodekomparatif, dengan menitik beratkan pada perbandingan antara berbagai
masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan-perbedaan dan
persamaan-persamaan, serta sebab-sebabnya. Dari perbedaan dan persamaanpersamaan
tersebut dapat dicari petunjuk-petunjuk perilaku kehidupan masyarakat pada masa silam dan
sekarang, beserta perbedaan tingkat peradaban satu sama sama lainnya.

Keempat, adalah metode fungsionalisme: Metode ini bertujuan untuk meneliti kegunaan-
kegunan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Metode
tersebut berpendirian pokok bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai
hubungan timbal-balik yang saling pengaruh-mempengaruhi, masing-masing mempunyai
fungsi tersendiri terhadap masyarakat (Soekanto, 1986: 38).

Kelima, metode studi kasus: Metode studi kasus merupakan suatu penyelidikan mendalam
dari suatu individu, kelompok, atau institusi untuk menentukan variabel itu, dan hubungannya
di antara variabel, mempengaruhi status atau perilaku yang saat itu menjadi pokok kajian
(Fraenkel dan Wallen, 1993: 548). Dengan demikan dalam penggunaan metode kasus
tersebut peneliti harus mampu mengungkap keunikan-keunikan individu, kelompok maupun
institusi yang ditelitinya, terutama dalam menelaah hubungannya diantara variabelvariabel
yang mempengaruhi status atu perilaku yang dikajinya.

Keenam, metode survey: Penelitian survei adalah salah satu bentuk dari penelitian yang
umum dalam ilmu-ilmu sosial. Suatu usaha untuk memperoleh data dari anggota populasi
yang relatif besar untuk menentukan keadaan, karakteristik, pendapat, populasi yang
sekarang yang berkenaan dengan satu variabel atau lebih. (Fraenkel dan Wallen, 1993: 557).

3 Teknik Pengumpulan Data


Beberapa teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam kajian sosiologi, di
antaranya adalah sosiometri, wawancara, observasi, dan observasi partisipan. Untuk
mempermudah pemahaman beberapa teknik yang sering digunakan dalam kajian sosiologi
tersebut, di bawah ini dikemukakan penjelannya: Sosioometri: Dalam sosiometri berusaha
meneliti masyarakat secara kuantitatif dengan menggunakan skala-skala dan angka-angka
untuk mempelajari hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat. Bidang ini merupakan
bidang keahlian psikologi yang mempelajari, mengukur, dan membuat diagram hubungan
sosial yang ada pada kelompok kecil (Horton dan Hunt, 1991: 235). Sebagai contoh para
siswa diberi pertanyaan, misalnya; siapa yang yang mereka anggap sebagai teman yang
paling disukai jika jadi pemimpin. Sebagai tanda simpatik seseorang terhadap orang lain
dalam sosiometrik ini dilambangkan dengan garis lurus yang disertai anak panah. Sedangkan
sebagai tanda siswa yang dibenci dengan simbol garis putusputus yang disertai anak panah.
Dengan demikian akan nampak bahwa siswa A merupakan siswa yang disenagi rekan-
rekannya, sedangkan siswa B merupakan siswa yang paling dibenci di kelompok/kelas itu.

Wawancara; atau (interview) adalah situasi peran antar pribadi bertemu muka (face to-face),
ketika seseorang, yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang
diwawancarai atau responden (Supardan, 2004: 159). Wawancara ini bisa digunakan untuk
penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Selain itu juga jenis wawancara ini bisa the general
interview (wawancara umum) yang sifat pertanyaannya umum dan terbuka, dan bisa juga
jenis wawancara berstruktur atau terarah dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan sudah
sedemikian rupa terarah sebelumnya secara cermat.

Observasi: Observasi merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan, sebab para ilmuwan
baru dapat bekerja hanya jika ada data maupun fakta yang diperoleh melalui observasi
(Nasution, 1996: 56). Secara singkat pengertian observasi adalah pengamatan yang diperoleh
secara langsung dan teratur untuk memperoleh data penelitian.

Observasi partisipan : Adalah bentuk pengamatan yang menyeluruh dari semua jenis
metode/stategi (Patton, 1980). Dalam hal ini peneliti turut serta dalam berbagai peristiwa dan
kegiatan sesuai dengan yang dilakukan oleh subek penelitian, misalnya turut dalam upacara,
turut bekerja di sawah, turut berbaris menunggu bis atau giliran, menjadi pelayan restoran,
kuli, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar ia merasakan dan mengalami situasi-situasi
tertentu agar dirasakan secara pribadi.

4. Ilmu Bantu
Dalam kajian sosiologi, memerlukan banyak ilmu bantu yang dapat menopang kelancaran
dan kedalam kajian sosiologi tersebut. Beberaoa ilmu Bantu yang sering digunakan dalam
sosiologi seperti; statistik, psikologi, ethnologi, arkheologi, dan antropologi, di samping ilmu-
ilmu sosial lainnya seperti sejarah, gegrafi, politik, hukum, maupun geografi.

1. Statistik: Statistik sangat diperlukan dalam sosiologi terutama dalam


penghitunganpenghitungan yang menyangkut pendekatan kuantitatif agar hasil-hasil
penelitiannya lebih valid, akurat, dan terukur.
2. Psikologi: Psikologi juga sangat diperlukan dalam kajian sosiologi, karena dalam
psikologi dapat diperoleh keterangan baik latar belakang seseorang berperilaku
maupun prosesproses mental yang diperlukan keterangan-keterangannya.
3. Ethnologi: Adalah ilmu tentang adat-istiadat sesuatu bangsa. Ilmu tersebut sangat
diperlukan dalam sosiologi karena menyangkut tradisi-tradisi yang berkembang pada
bangsa tersebut. Oleh karena itu pula ethnologi sering juga disebut juga sosial
antropologi (Shadily, 1986: 20).
4. Arkheologi: Adalah ilmu tentang peninggalan-peninggalan ataupun kebudayaan
klasik dari suatu bangsa yang telah silam. Peninggalan–peninggalan kebudayaan
klasik itu adalah penting karena kebudayaan tua sekalipun pada hakikatnya adalah
hasil usaha bersama dari suatu masyarakat yang ditelitinya.
5. Antropologi: Pada mulanya banyak mempelajari tentang hidup bersama sebagai
manusia, terutama golongan-golongan yang masih bersahaja (Shadily, 1986: 20).
Sebagai contoh orang-orang Aborigin di Australia, Orang-orang Indian di Amerika
Serikat, ornag-orang Badui di Banten, maupun orang-orang Tengger di Jawa Timur,
dan sebagainya. Namun sekarang ini, antropologi juga telah memasuki kajian
kelompol maupun etnis/ras masyrakat kota ataupun yang lebih maju. Maksud dari
hasil penelitian bidang antropologi ini adalah untuk lebih memahami agar lebih
mudah pemahaman tentang beberapa keunikan secara ideografis serta memberikan
pengertian yang mendalam mengenai masyarakat modern yang lebih luas dan
kompleks.

5 Jenis Penelitian Sosiologi


Dalam peneltian sosiologi (Shadily, 1980: 50-52), kita setidaknya mengenal tiga macam
penelitian sosiologi, yakni: penelitian lengkap, penelitian fact finding, dan penelitian
interpretasi kritis.

Pertama; penyelidikan lengkap: Dalam penelitian ini berusaha untuk dicari secara teliti segala
fakta-fakta dan kemudian ditarik kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari fakta-fakta
tersebut. Dengan demikian sesudah membuat definisi tentang substansi kajian yang kemudian
meneliti kebenaran maupun kekurangan hipotesis-hipotesis itu, peneliti juga harus
mempertanyakan fakta apa yanag ada dalam kajian itu. Selanjutnya setelah fakta-fakta
diperiksa secara teliti, juga peneliti harus menyimak pendapat-pendapat para ahli lainnya
tentang masalah yang sama, walaupun pendapat-pendapat tersebut tidak akan mempengaruhi
kebenaran/kesalahan dari temuan yang diselidiki tersebut. Namun selama penelitian ilmiah
tersebut dilakukan, peneliti harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Betulkah bahwa
kesimpulan itu sesuai dengan fakta yang tersedia? Betulkah fakta-fakta itu digunakan dengan
jujur dari sesuatu prasangka yang tidak menyebelah ? Cukup banyakkan fakta-fakta itu untuk
dapat dianggap bahwa kejadian itu dianggap umum ? Cukup benarkah induksi dan deduksi
yang digunakan serta logika yang sehat benar-benar diperlukan ?

Kedua; penelitian fact finding, yaitu merupakan penelitian dari suatu hasil penemuan fakta
penelitian, tentang sesuatu hal yang benar-benar berdasar dari fakta-fakta yang ada untuk
membuat laporan yang dapat dipercaya. Sebut saja sebagai contoh tentang pemberontakan
ataupun gerakan disintegrasi bangsa dari sekelompok suku bangsa tertentu terhadap
pemerintah yang resmi. Dalam hal ini peneliti harus meneliti dari faktor-faktor penyebab
pemberontakan/gerakan tersebut. Laporan-laporan yang telah ada tentang karakteristik, dan
ketidakpuasan suku tersebut dari dulu hingga sekarang. Sikap-sikap pemerintah yang
dianggap kurang kondusif memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Fakta-fakta tersebut
kemudian dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang ada, hasil 16 observasi-observasi, dari
wawancara-wawancara, maupun isu-isu yang berkembang dan sebagainya.

Ketiga; pebnelitian interpretasi kritis: Penelitian ini juga lazim dilakukan dalam sosiologi.
Dalam hal ini peneliti pada umumnya tidak tersedia cukup mempergunakan faktafakta,
karena yang dikumpulkan itu hanyalah merupakan analisis-analisis maupun uraianuraian
tentang sesuatu fakta yang sedikit tersedia. Dengan demikian diperlukan analitis kritis
seorang peneliti untuk meyakinkan pembaca ataupun peneliti lainnya dalam memahami hasil-
hasil penelitiannya. Bisaanya baik penelitian fact finding maupun interpretasi kritis hanya
sekedar pembuatan laporan penelitian dan tidak memberikan kesimpulan-kesimpulan yang
lengkap atas fakta-faktanya.

C. Kegunaan Ilmu Sosiologi


Diantara manfaat ilmu sosiologi dalam kehidupan masyarakat adalah :

1. Menambah pengetahuan tentarng kebhinekaan sosial serta keberagaman budaya yang


menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, keseniaan, dan unsur – unsur
budaya lainnya. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan memperoleh pengetahuan
tentang macam – macam karakteristik sosial individu maupun kelompok individu
dalam masyarakat.
2. Sosiologi bermanfat menumbuhkan kepekaan masyarakat terhadap toleransi sosial
dalam kehidupan sehari – hari, sehingga akan terwujud masyarakat yang saling
mengerti.
3. Dengan mempelajari sosiologi, kita dapat melihat dengan jelas diri kita baik sebagai
individu maupun anggota dalam masyarakat.
4. Sosiologi membantu setiap masyarakat tentang tempat kita dalam masyarakat maupun
budaya lain yang belum diketahui.
5. Sosiologi membantu masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan tentang berbagai
bentuk interaksi masyarakat.
6. Sosiologi membantu masyarakat untuk mengontrol dan mengendalkan tindakan dan
perilaku pada tiap – tiap interaksi masyarakat.
7. Sosiologi juga diharapkan mampu membuat masyarakat semakin mengerti norma,
tradisi, keyakinan, dan nilai – nilai yang dianut oleh masyarakat lain serta mampu
memahami perbedaan – perbedaan uang ada pada masyarakat.
8. Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik sosial terutama konflik
antargolongan, antarsuku, maupun antarras.
9. Sosiologi bermanfaat untuk menghindari dominasi sosial misalnya: dominasi politik,
dominasi ekonomi, maupun dominasi kebudayaan.
10. Sosiologi juga bermanfaat untuk meningkatkan integritas nasional terutama Indonesia
yang memiliki kemajemukan bangsa. Dengan sosiologi diharapkan mampu
meningkatkan rasa saling pengertian atar sukubagsa dan kerjasama yang erat diantara
unsure – unsure sosial yang berbeda.
11. Sosiologi sebagai interaksi sosial yang merupakan hubungan – hubungan sosial yang
dinamis yang didalamnya menyangkut hubungan antara individu, kelompok maupun
individu dengan kelompok.
12. Sosiologi dalam masyarakat bermanfaat sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan
riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Dari hasil
penelitian tersebut sosiolog harus menghasilkan kebenaran – kebenaran agar dampak
dampak negatif dalam masyarakat bisa dihindari.
13. Sosiologi sebagai konsultn kebijakan, artinya sosiologi dapat membantu
memperkirakan pengaruh kebijakan – kebijakan sosial yang mungkin terjadi dalam
masyarakat.
14. Sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, sosiologi akan membuat
kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala – gejala sosial dalam
masyarakat yang semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan
yang tepat dan akurat terhadap situasi sosial yang dihadapi sehari – hari.

Sejarah perkembangan sosiologi

Sosiologi mulai berkembang sejak akhir abad ke-9 melalui suatu proses yang panjang dalam
sejarah perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal ini diawali oleh kemajuan pesat di
bidang studi ilmu pengetahuan alam.

Seorang ilmuwan, Bacon, menyadarkan dunia ilmu pengetahuan, bahwa prinsip-prinsip yang
digunakan oleh ahli-ahli ilmu pengetahuan alam dapat juga digunakan dalam mempelajari
ilmu pengetahuan sosial. Pandangan tersebut yang menarik perhatian para ilmuwan untuk
mengkaji.

Sebenarnya pemikiran Bacon dan ilmuwan-ilmuwan sosiologi lainnya, seperti Francis


Auguste Comte (1798-1857) diilhami oleh pendapat Aristoteles sebelum abad masehi, bahwa
manusia adalah zoon politikon (makhluk bermasyarakat).

Auguste comte kemudian berpendapat bahwa jika metode-metode yang digunakan untuk
memepelajari gejala-gejala alam digunakan pula untuk mengkaji gejala-gejala sosisal, dengan
demikian persoalan-persoalan tentang kemasyarakatan akan dapat dipelajari dan diatasi.

Pernyataan tersebut kemudian didukung oleh ilmuwan-ilmuwan lainnya yang mengusulkan


agar ilmu pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah sosisal diberi nama sosiologi.

Sejak itu munculah ilmuwan-ilmuwan sosiologi di berbagai penjuru dunia, seperti Herbert
Spencer (Inggris), Lester F. ward, Thomas dan Florian Znanicchi (Amerika), Emile
Durkheim (Perancis), dan Max Weber (Jerman).

Pada akhir abad ke-20, sosiologi mencapai perkembangan pesat melalui karya-karya peter
Berger, Talcott Parsons, Sutherland, Gunnar Myrdal, Alvin Tofler, dan lain-lainnya yang
berhasil meyakinkan kegunaan sosiologi bagi kepentingan masyarakat di berbagai aspek
kehidupan.

Talcott Parsons dengan teorinya, action theory, menjelaskan bahwa aksi manusia sebagai
suatu system aksi yang meliputi sub-sub sistem.

Adapun sub-sub sistem tersebut antara lain, organisme identitas sosial dan budaya yang dapat
diterapkan untuk memahami hubungan-hubungan timbal balik (interaksi sosial) kehidupan
masyarakat yang berkembang dinamis dengan berbagai aspek kegiatan, seperti ekonomi,
pendidikan, politik, hukum, dan sebagainya.

Abad ke-21, sosiologi mengalami banyak perubahan dan mulai meninggalkan teori-teori
lawas yang sifatnya objektif dan makro.
D. Hubungan sosiologi dengan ilmu sosial lainnya
Secara langsung maupun tidak langsung sosiologi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain
dari berbagai segi kehidupan manusia karena sosiologi adalah ilmu yang mengkaji
masyarakat dalam teori dan prakteknya seperti sejarah-ekonomi-politik-antropologi dan
psikologi sosial.
1. Sosiologi dan Sejarah
Merupakan dua ilmu sosial yang sama-sama mengkaji kejadian dan hubungan yang
dialami manusia. Sejarah lebih difokuskan pada peristiwa yang terjadi pada masa lampau,
juga ingin menemukan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa dan sejarah menaruh perhatian
khusus pada sifat-sifat unik dari peristiwa-peristiwa sejarah sedangkan sosiologi hanya
mengamati peristiwa-peristiwa yang merupakan proses sosial yang muncul dari hubungan
antar manusia dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda.
Artinya, sejarah menyoroti perbedaan-perbedaan yang terjadi pada peristiwa-peristiwa
yang sama, sedangkan sosiologi menyoroti persamaan-persamaan yang ada dari peristiwa
yang berbeda.
2. Sosiologi dan Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu yang menyelidiki semua fenomena yang berhubungan
dengan usaha-produksi-konsumsi dan distribusi sumber daya.
Contohnya : ekonomi berusaha memecahkan masalah yang timbul karena tidak seimbangnya
persediaan pangan dengan jumlah penduduk dengan cara menaikkan produksi
bahan pangan.
Sosiologi berusaha melihat permasalahan ini dengan melibatkan unsur-unsur dalam
masyarakat misalnya petani
3. Sosiologi dan Politik
Politik meneliti tentang pemerintah dan menjelaskan kompleksitas- pemerintahan
antara lain mempelajari tentang upaya untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan usaha untuk
memperoleh kekuasaan-penggunaan kekuasaan. Sosiologi memusatkan perhatiannya pada
segi-segi masyarakat yang bersifat umum untuk memperoleh kekuasaan digambarkan oleh
sosiologi sebagai salah satu bentuk persaingan atau konflik.
4. Sosiologi dan Antropologi
Antropologi memusatkan perhatiannya pada masyarakat tradisional yang masih
sederhana kebudayaannya, sedangkan sosiologi mengamati masyarakat-masyarakat modern
yang strukturnya sudah kompleks. Jika kita melihat masyarakat yang sedang berada dalam
roses peralihan sebagai sebuah proses saling mempengaruhi antara unsur-unsur tradisional
dan unsur-unsur modern, maka Antropologi lebih memandang pada unsur-unsur
tradisionalnya, sedangkan sosiologi lebih mengamati unsur-unsur yang modern. Intinya
sosiologi dan antropologi merupakan dua ilmu sosial yang saling berkaitan dan melengkapi
satu sama lain.
5. Sosiologi dan Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial meneliti perilaku manusia sebagai individu antara lain meneliti
tingkat kepandaian seseorang, kemampuannya, daya ingatannya, impian-impiannya dan
perasaan kecewanya. Jadi psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
pengalaman dan tingkah laku individu yang ditimbulkan dan dipengaruhi oleh situasi-situasi
sosial.

F. Konsep-Konsep Ilmu Sosiologi

1. Struktur Sosial

Struktur sosial adalah konsep dasar sosiologi sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang berupa
keseluruhan dari unsur pokok dunia sosial. Konsep ini meliputi kaidah-kaidah atau norma
sosial, lembaga sosial, dan lapisan sosial.

2. Proses Sosial
Konsep dasar sosologi yang kedua adalah proses sosial, Kids.
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik dalam masyarakat.
3. Organisasi Sosial
Organisasi sosial sebagai konsep dasar sosiologi ialah sebuah hubungan kerja sama
antarindividu yang mengorientasikan pola perilaku anggota untuk mencapai tujuan bersama.
4. Individual
Apa yang kamu ketahui tentang individual sebagai konsep dasar sosiologi, Kids?
Konsep individual adalah hubungan sosial yang terjadi antarpribadi dengan pribadi lainnya
dalam kehidupan masyarakat.
5. Kelompok
Kelompok adalah himpunan masyarakat atau sekumpulan individu yang saling berinteraksi
satu sama lain.
Nah, hubungan kelompok sosial bisa menimbulkan integrasi sosial dan konflik sosial.
6. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan individu yang berinteraksi dalam daerah tertentu.
Diketahui komunitas memiliki kesamaan visi, hobi, dan kepentingan lainnya.
7. Masyarakat
Masyarakat atau society merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama untuk
berinteraksi dan mencapai kepentingan bersama.
8. Perubahan Sosial
Konsep dasar sosiologi sebagai disiplim ilmu pengetahuan adalah perubahan sosial.
Pengertian perubahan sosial ialah perubahan dalam struktur dan lapisan sosial serta hubungan
di dalamnya yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
9. Lembaga Sosial
Konsep lembaga sosial atau pranata sosial adalah hubungan antara nilai dan norma untuk
mewujudkan kehendak sosial.
10. Sistem Sosial
Konsep sistem sosial merupakan proses terstruktur yang menunjukkan hubungan sosial
individu dan kelompok dalam sistem lingkungan yang lebih luas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia di dalam
masyarakat. perilaku manusia itu berupa semua yang berhubungan dengan dinamika
lingkungan masyarakat. Ilmu sosiologi berperan penting sebagai pengetahuan dan jalan untuk
mengetahui masalah-masalah sosial di lingkungan masyarakat. jika kurangnya ilmu sosiologi
maka akan mengakibatkan terjadinya konflik. Pengetahuan sosiologi sangat penting bagi kita
untuk menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di lingkungan masyarakat.
Melalui kajian sosiologis, problema lingkungan akan dikaji dari aspek perilaku,
tindakan maupun budaya masyarakat dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sosiologi
lingkungan menempatkan penekanan khusus ketika mempelajari faktor sosial yang
mengakibatkan masalah lingkungan, dampak masyarakat terhadap masalah-masalah
teersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sujarwa (2005), hlm. 93: "Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia itu saling
membutuhkan, hidup bermasyarakat, saling tolong-menolong, serta saling
menghargai (...)"
2. ^ Hidayat (2008), hlm. 12: "Dari pandangan ini, ada hubungan antara kondisi
lingkungan, wacana, dan aktivitas manusia di satu pihak, dan perubahan ekonomi,
sosial, dan politik di lain pihak (...)"

Anda mungkin juga menyukai