Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI

PERAN DAN MANFAAT SOSIOLOGI

NAMA : VIRA AYU MAYSELA


NIM : 2101220212
DOSEN : Ibu. Utami Yustihasana Untoro, S.H., M.H.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesepatan dan pengetahuan sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Sosiologi dengan judul “Peran
dan Manfaat Sosiologi.”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum Adat semester II dengan dosen pengampu Utami Yustihasana Untoro,
S.H., M.H. Tidak lupa saya sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada
dosen pengampu mata kuliah Hukum Adat, yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya, saya sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, saya harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, dengan segala kerendahan hati, saran dan dan kritik sangat saya
harapkan dari pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah pada tugas
lainnya di waktu mendatang.

Jakarta,27 April 2023


PENDAHULUAN
Istilah sosiologi berasal dari kata “socius” dan “logos”. Sosius (bahasa
Latin) berarti kawan, dan logos (bahasa Yunani) berarti kata atau
berbicara.Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang berbicara
mengenaimasyarakat. Sosiologi adalah ilmu yang mempelejari tentang
masyarakat sebagaikeseluruhan, yakni antar hubungan di antara manusia
dengan manusia, manusiadengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik
formal maupun material,statis maupun dinamis. Pengertian sosiologi ini
dipaparkan oleh Mayor Polak.Dalam setiap bidang ilmiah terdapat perbedaan
antara ilmu murni (pure science) dan ilmu terapan (applied science).
Ilmu murni bertujuan membentukdan mengembang-kan pengetahuan secara
abstrak guna mempertinggi mutu pengetahuan tersebut, na-
mun segi penerapannya bukan merupakan perhatianutama.
 
Ilmu terapan bertujuan untuk mencari cara-cara mempergunakan ilmuterapan
sekaligus ilmu terapan.Dilihat dari objeknya, sosiologi termasuk pada
kelompok-kelompok ilmu-ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia.
Sebagai ilmu murni sekaligusilmu terapan, tujuan sosiologi adalah melakukan
pencarian untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-
dalamnya tentang masyarakat dan mencari cara-cara untukmenyelesaikan
berbagai masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut.Kita telah
membahas pengertian sosiologi dan kita juga telah mendapat bukti bahwa
sosiologi adalah sebuah ilmu pengetahuan sebagaimana ilmu-ilmu lainnya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2
PENDAHULUAN...............................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................4
PEMBAHASAN..................................................................................................6
A.Pengertian Sosiologi........................................................................................6
Pengertian Sosiologi menurut Para Ahli.......................................................6
B. Sejarah Ilmu Sosiologi...................................................................................7
C. Ruang Lingkup Sosiologi..............................................................................8
1. Ilmu Sosial (social science)..........................................................................9
2. Ilmu murni (pure science)...........................................................................9
3. Ilmu Abstrak (abstract science)..................................................................9
D. Jenis-Jenis Sosiologi.....................................................................................10
1. Sosiologi Umum.........................................................................................10
2. Sosiologi Khusus........................................................................................10
3. Sosiologi Sebagai Ilmu Terapan...............................................................10
4. Sosiologi Sebagai Ilmu Murni..................................................................10
E. Ciri-ciri Utama Sosiologi.............................................................................10
1.Teoritis.........................................................................................................10
2. Empiris.......................................................................................................11
3. Non-etis.......................................................................................................11
4. Kumulatif...................................................................................................11
F. Teori-teori sosiologi......................................................................................11
1.Interaksionisme Simbolik..........................................................................12
2. Konflik........................................................................................................12
3. Fugsionalisme Struktural.........................................................................12
G. Sosiologi dan Akal Sehat.............................................................................13
H. Peran dan Fungsi Sosiologi Dalam Kehidupan Bermasyarakat.............13
1.Sosiologi sebagai Penelitian.......................................................................14
2. Sosiologi Sebagai Pembangunan..............................................................14
 Tahap Perencanaan.............................................................................14
 Tahap Pelaksanaan..............................................................................15
 Tahap Evaluasi.....................................................................................15
3. Sosiologi sebagai Perencanaan Sosial......................................................15
4. Sosiologi sebagai Pemecahan Masalah Gejala Sosial.............................15
 Metode Antisipatif................................................................................15
 Metode Represif...................................................................................15
 Metode Restitusif..................................................................................16
I .Manfaat Ilmu Sosiologi.................................................................................16
J.Perspektif Sosiologi dan Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Lain.............17
Perspektif Interaksionis................................................................................17
Perspektif Evolusionis...................................................................................18
Perspektif Fungsionalis.................................................................................18
Perspektif Konflik.........................................................................................18
KESIMPULAN.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................21
PEMBAHASAN
A.Pengertian Sosiologi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sosiologi mempunyai arti
sebagai “pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan
masyarakat; ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya.”

Sementara secara harfiah, sosiologi berasal dari gabungan dua kata, yaitu
“socius” (bahasa Latin) yang berarti kawan dengan “logos” (bahasa Yunani)
yang bermakna ilmu pengetahuan. Maka bisa disimpulkan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam bermasyarakat.

Ilmu pengetahuan ini mempelajari perilaku manusia dan masyarakat dalam


sebuah kelompok yang sedang dibangun. Contoh kelompok tersebut adalah
keluarga, suku bangsa, negara, sampai organisasi politik.

Pada tahun 1838 seorang ilmuwan asal Perancis bernama Auguste Comte
memperkenalkan istilah sosiologi di dalam bukunya “Cours De La Philosophie
Positive”. Comte mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam
perkembangan sosiologi hingga dirinya mendapatkan gelar “The Father of
Sociology”.

Sejarah juga mencatat ada empat tokoh lain yang menjadi penemu besar dalam
bidang ini, yaitu Karl Marx, Max Weber, Herbet Spencer, dan Emile Durkheim.

Pengertian Sosiologi menurut Para Ahli

Auguste Comte

Sebagai orang yang mencetuskan konsep sosiologi, Comte mengatakan bahwa


sosiologi merupakan ilmu positif. Artinya dalam mempelajari berbagai gejala
sosial yang ada dalam masyarakat, sosiologi sangat berlandaskan pada logika
ilmiah dan rasional.

Karl Marx
Karl Marx dalam The Communist Manifesto mempercayai bahwa sosiologi bisa
melawan penindasan dan melahirkan masyarakat tanpa kelas. Dia yakin bahwa
sebenarnya masyarakat harus dibebaskan dari sistem kapitalis.

Max Weber

Menurut Max Weber, sosiologi bisa diartikan sebagai sebuah ilmu yang
mempelajari pengaruh timbal balik dan hubungan antara berbagai gejala sosial
seperti gejala moral, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala ekonomi).

Emile Durkheim

Pengertian sosiologi menurut Emile Durkheim ialah ilmu yang mengkaji


institusi sosial serta fakta yang ada dalam berbagai tatanan masyarakat.
Durkheim percaya bahwa dari kumpulan fakta yang berhubungan dengan cara
bertindak dan berpikir itu, ada kekuatan yang bisa mengendalikan sebuah
individu.

Soejono Soekanto

Soekanto mengatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang fokus pada segi-
segi umum kemasyarakatan dan berusaha memperoleh pola-pola yang umum
untuk kehidupan masyarakat.

B. Sejarah Ilmu Sosiologi

Istilah Sosiologi pertama kali muncul pada tahun 1839 melalui buku karya
Auguste Comte berjudul Cours De Philosophie Positive. Sebelumnya, Auguste
Comte memakai istilah fisika sosial. Namun, dia harus menggantinya karena
istilah tersebut sudah dipakai oleh Adolphe Quetelet.
Sebenarnya, Sosiologi sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku masyarakat, Sosiologi baru
muncul pada abad ke-19 dan menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia.
Kehadiran Sosiologi sendiri muncul akibat adanya kekacauan di masyarakat.
Saat itu, masyarakat sedang mengalami transisi karena adanya:

 Revolusi Perancis (Revolusi Politik)


 Revolusi Industri (Revolusi Ekonomi)
 Revolusi Intelektual (Kemenangan rasionalisme, ilmu pengetahuan, dan
positivisme)

Auguste Comte dengan ilmu Sosiologinya ingin mengatur masyarakat agar


lebih harmonis karena pada saat itu terjadi perubahan besar-besaran dalam
bidang ekonomi, sosial, dan politik.
Dalam sejarahnya, ilmu Sosiologi berusaha untuk mendeskripsikan masyarakat
serta fungsinya, membuktikan hukum-hukum fungsional dalam masyarakat agar
mereka lebih memahami kehidupan sosial secara ilmiah dan rasional serta
menjawab perilaku manusia agar mereka bisa hidup lebih harmonis.
Saat memasuki abad 20, sosiologi berkembang lumayan cepat hingga menjadi
bagian dari ilmu sosial yang sangat diminati di Amerika Serikat. Saat itu,
banyak ilmuwan mempelajari sosiologi karena kehadiran urbanisasi dan
industrialisasi yang masif di daerah perkotaan Amerika Serikat.

Setelah abad ke-21, lahirlah aliran baru sosiologi yang saling mengkritik satu
sama lain seperti poststrukturalisme, postmodernisme, postkolonialisme, dan
post-positivisme. Adalah George Ritzer yang mendukung pergerakan ini dengan
rumusannya mengenai sosiologi sebagai studi yang memuat paradigma plural.

Tidak cukup sampai di situ, sosiologi juga terus melahirkan subdisiplin baru
yang berada di bawah naungannya. Seperti Sosiologi Hukum, Sosiologi
Kesehatan, Sosiologi Pemuda, Sosiologi Gender, Sosiologi Ekonomi, Sosiologi
Agama, dan lain-lain.

C. Ruang Lingkup Sosiologi


Ruang lingkup sosiologi sendiri sangat luas karena mencakup hampir seluruh
bidang yang ada dalam kehidupan masyarakat. Seperti ekonomi, pendidikan,
politik, agama, atau kebudayaan. Dan pastinya semua bidang tersebut dilihat
dari perspektif sosiologi.
Dengan kata lain, ilmu ini juga mencakup interaksi sosial yang terjadi antara
individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta individu dengan
kelompok.Akan tetapi pada hakikatnya, sosiologi sebagai ilmu yang
mempelajari struktur sosial memiliki tiga ruang lingkup utama, yaitu:

1. Ilmu Sosial (social science)


Sosiologi bukan bagian dari ilmu alam atau ilmu pasti yang menyangkut
perbedaan isinya. Sebaliknya, sosiologi adalah ilmu yang kategoris atau hanya
fokus kepada apa yang sedang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi atau
sudah terjadi. Sosiologi juga tidak menentukan kemana arah perkembangan
sebuah proses kehidupan.

2. Ilmu murni (pure science)


Sosiologi juga merupakan ilmu pengetahuan yang murni karena tujuannya
adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang dalam tentang masyarakat. Bukan
untuk menggunakan pengetahuan tersebut kepada masyarakat. Akan tetapi
sosiologi juga bisa digunakan dalam berbagai hal lain seperti administrasi,
diplomasi, psikologi, bahkan pembuatan sebuah Undang-Undang karena dia
digunakan untuk memperoleh fakta-fakta yang digunakan sebagai jalan keluar
dari masalah yang terjadi di masyarakat.

3. Ilmu Abstrak (abstract science)


Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi juga termasuk ilmu abstrak atau tidak
konkrit. Artinya, dia memperhatikan bentuk serta pola peristiwa yang ada di
masyarakat.

Tujuan lain dari sosiologi juga bisa digunakan untuk mendapatkan pengertian
serta pola umum yang meneliti dan mencari prinsip atau hukum dari interaksi
antarmanusia, hakikat, isi, bentuk, atau struktur masyarakat.
D. Jenis-Jenis Sosiologi
Berdasarkan ruang lingkup tersebut dan juga penerapannya, sosiologi dibagi
menjadi empat jenis, yaitu sosiologi umum, sosiologi khusus, sosiologi sebagai
ilmu terapan, dan sosiologi sebagai ilmu murni. Berikut penjelasan singkatnya:

1. Sosiologi Umum
Sosiologi umum adalah bidang yang menyelidiki dan mempelajari perilaku
manusia dalam mengadakan hubungan di masyarakat secara umum.

2. Sosiologi Khusus
Sementara sosiologi khusus menyelidiki dan mempelajari berbagai sektor dalam
kehidupan masyarakat.

3. Sosiologi Sebagai Ilmu Terapan


Sosiologi sebagai ilmu terapan artinya memiliki tujuan mencari bagaimana cara
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk memecahkan masalah praktis yang ada
di masyarakat.

4. Sosiologi Sebagai Ilmu Murni


Sosiologi juga disebut sebagai ilmu murni karena memiliki tujuan membentuk
dan menggambarkan pengetahuan secara abstrak, sehingga mutunya dapat
dipertimbangkan.

E. Ciri-ciri Utama Sosiologi


Sosiologi sebagai ilmu sosial yang murni, mempunyai empat ciri utama yang
tidak bisa dilepaskan begitu saja karena keempatnya merupakan syarat agar
sosiologi bisa berdiri sendiri. Berikut keempat ciri-ciri tersebut :

1.Teoritis
Ciri yang pertama ialah sosiologi selalu berusaha menyusun sebuah abstraksi yang berupa
kesimpulan tentang hubungan sebab-akibat dari berbagai gejala sosial yang diteliti dengan
berdasarkan kepada hasil pengamatan empiris.
2. Empiris
Sosiologi, sebagai ilmu pengetahuan berdasar kepada realitas sosial yang benar-
benar terjadi di lapangan (masyarakat) dan bukan merupakan sebuah spekulasi

3. Non-etis

Tugas sosiologi bukan untuk menentukan mana yang baik dan buruk dalam
permasalahan. Ilmu yang satu ini fokus memberikan penjelasan yang logis
tentang latar belakang fenomena tertentu.

4. Kumulatif

Kumulatif artinya sebuah argumen tentang fenomena tertentu dalam sosiologi


harus berlandaskan kumpulan beberapa teori yang sudah ada sebelumnya.

Selain empat ciri yang telah disebutkan tersebut, sosiologi juga mempunyai
teori yang berbeda dengan teori sosial yang lain. Teori sosiologi memahami
masyarakat tanpa berfokus pada konsep baik atau benar. Sedangkan teori sosial
lainnya lebih fokus pada komentar masyarakat; bertujuan ke arah politik secara
insentif. Teori sosial juga terbentuk dari seperangkat paradigma, hipotesis,
argumen, atau gagasan yang digunakan untuk menganalisis suatu fenomena
sosial. Maka ketika kedua teori ini dibandingkan, terlihat jelas bahwa teori
sosial tidak terlalu memperhatikan sisi objektivitasnya.

F. Teori-teori sosiologi
Mayoritas ilmu pengetahuan memiliki teorinya masing-masing. Seperti ilmu
kedokteran misalnya, pasti punya teori bagaimana melakukan pemeriksaan
penyakit kepada pasien. Begitu juga sosiologi yang memiliki teori untuk
menjelaskan berbagai hal yang terjadi di masyarakat. Setiap teori punya tingkat
kepastiannya masing-masing. Umumnya teori ilmu alam tingkat kepastiannya
lebih tinggi dari ilmu sosial. Dalam ilmu sosial, teori lebih bersifat subjektif
yang tergantung pada cara pandang melihat sebuah fenomena. Di samping itu,
kenyataan sosial selalu berubah dari waktu ke waktu maka sebuah teori ilmu
sosial sangat jarang mengalami perubahan. Ketika belum ada teori lain yang
bisa membuktikan hal sebaliknya, sebuah teori ilmu sosial tidak akan berubah
sama sekali.
1.Interaksionisme Simbolik
Interaksionisme Simbolik merupakan gabungan dari pemikiran George Herbert
Mead, Herbert Blumer, dan Max Weber. Teori yang pertama ini menganalisa
masyarakat berdasarkan kepada makna subjektif seorang individu di dalam
interaksi sosial. Teori ini juga mengasumsikan bahwa tindakan individu
cenderung berlandaskan kepada hal-hal yang diyakini, bukan yang benar secara
objektif. Keyakinan tersebut lah yang disebut sebagai produk konstruksi sosial
yang direpresentasikan. Hasil interpretasi ini kemudian dikenal dengan istilah
situasi. Interaksionisme Simbolik merupakan bagian dari teori mikro sosiologi
karena analisisnya berdasar kepada aspek individu. Konsep teori ini juga
cenderung mempunyai tendensi dengan urusan identitas seseorang.

2. Konflik
Teori konflik berasumsi kepada perbedaan dalam kepentingan yang dimiliki
oleh kelas-kelas sosial sehingga menghasilkan sebuah relasi sosial yang sifatnya
konfliktual. Teori ini sendiri digagas oleh Karl Marx. Kesenjangan sosial
tercipta karena pendistribusian kekayaan tidak merata sehingga saat
kesenjangannya bertambah parah, potensi timbulnya konflik pun semakin besar.
Kelas sosial yang dimaksud di sini adalah kelompok proletar dan borjuis.
Kelompok pertama merupakan kelas pekerja atau orang-orang yang tidak
memiliki kontrol atas sumber daya. Sedangkan kelompok kedua memegang
kontrol terhadap sumber daya karena memiliki modal yang besar.

Dari dua kelas tersebut, terlihat jelas sekali bahwa kepentingan dan tujuan
keduanya sangat berbeda. Kaum proletar ingin kekayaan didistribusikan secara
merata. Sementara kaum borjuis justru menginginkan penambahan kekuasaan
atau mempertahan kekuasaan yang telah dimiliki.

Pergesekan di antara dua kelompok ini jika dibiarkan akan memicu terjadinya
sebuah revolusi. Apalagi jika ditambah dengan kesadaran kelas yang membuat
kelompok proletar tahu bahwa mereka sebenarnya telah dieksploitasi.

3. Fugsionalisme Struktural
Teori yang terakhir lahir dari Emile Durkheim. Dia memiliki imajinasi bahwa
masyarakat merupakan organisme yang terdiri dari berbagai macam komponen,
komponen-komponen ini saling mempengaruhi satu sama lain sehingga bisa
berfungsi terus-menerus. Fungsionalisme struktural menekankan bahwa
masyarakat tersusun dari sistem struktural yang memiliki perannya sendiri. Oleh
sebab itu, hasil dari keseluruhan sistem yang berjalan tersebut bisa menciptakan
stabilitas sosial. Dalam teori ini, lembaga sosial akan tetap bertahan selama
fungsinya berjalan baik. Jika terdapat malfungsi, maka secara perlahan-lahan
lembaga tersebut akan menghilang.

Selain itu, harus ada kerjasama yang baik di antara institusi sosial (seperti
misalnya pemerintah, agama, ekonomi, pendidikan, keluarga, media, dan lain
sebagainya) sehingga sistem bisa tetap terjaga.

G. Sosiologi dan Akal Sehat


Terkadang, orang-orang menganggap bahwa analisis dalam sosiologi hanya
sebuah uraian yang berdasar pada akal sehat saja. Meski sebenarnya ada
perbedaan antara akal sehat dengan sosiologi. Akal sehat adalah pertimbangan
yang masuk akal dan berlandaskan pengalaman seperti firasat, dugaan, serta
kebenaran yang kebetulan ditemukan. Karena itu, akal sehat tidak berdasar
kepada pembuktian ilmiah. Sebagai contohnya, pernyataan anak laki-laki lebih
berani daripada anak perempuan bisa dianggap benar karena bisa diamati dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, kesimpulan yang berdasarkan kepada
akal sehat masih banyak ditemui di dalam masyarakat.

Sementara sosiologi sebagai sebuah ilmu memiliki bukti-bukti ilmiah. Bukti ini
merupakan sebuah pengamatan nyata yang bisa ditimbang, dihitung, dilihat, dan
diuji kebenarannya oleh pihak-pihak lain. Hal ini jelas berbeda dari akal sehat
yang berlandaskan pada pengalaman sehingga sulit diuji kebenarannya. Analogi
sederhananya, seseorang yang terus-menerus melihat singa di hutan tidak begitu
saja menjadi ahli yang mampu menganalisis perilaku singa. Untuk menjadi
seorang ahli, dia harus melakukan observasi ilmiah sehingga hasil yang
didapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.

H. Peran dan Fungsi Sosiologi Dalam Kehidupan Bermasyarakat


Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena sosial masyarakat, sosiologi memiliki
peran dan fungsi bagi kehidupan sehari-hari. Peran dan fungsi tersebut dapat
digunakan untuk mengkaji fenomena sosial masyarakat yang sedang
berlangsung.
1.Sosiologi sebagai Penelitian
Sosiologi berfungsi sebagai penelitian untuk mengetahui seberapa jauh gejala
sosial dalam masyarakat berkembang. Tidak hanya itu, sosiologi juga berperan
untuk mengkaji dampak dari gejala sosial tersebut bagi keberlangsungan hidup
masyarakat. Dengan adanya penelitian, maka para peneliti atau ahli sosiolog
dapat memperoleh dasar untuk menyelesaikan gejala atau masalah sosial yang
terjadi.

Contoh dari fungsi ini dapat dilihat saat masa pandemi Covid-19 lalu. Sosiologi
berfungsi untuk merencanakan pentingnya edukasi kepada masyarakat terkait
protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang terdiri dari memakai masker,
mencuci tangan, menjaga jarak, hingga menjauhi kerumunan dibuat untuk
mengurangi penyebaran Covid-19.

Dari sudut ini, sosiologi berfungsi untuk melihat apakah protokol kesehatan
dipatuhi dengan baik atau tidak oleh masyarakat. Apabila tidak, penelitian yang
dilakukan dalam sosiologi dapat menghasilkan solusi agar masyarakat dapat
mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Selain itu, penelitian sosiologi juga dilakukan untuk mengambil data terkait


masalah kompleks di Indonesia, seperti meneliti angka kemiskinan, dampak
perilaku anak broken home, dan sebagainya. Dengan observasi dan eksperimen
yang dilakukan, maka masalah masyarakat dapat terselesaikan dengan prosedur
yang baik.

2. Sosiologi Sebagai Pembangunan


Selain penelitian, sosiologi berfungsi sebagai pembangunan yang mengikuti
kebutuhan sosial. Dalam hal ini, sosiologi berfungsi untuk melakukan
perubahan agar mencapai kondisi masyarakat yang baik sesuai rencana.
Pembangunan dapat dilakukan melalui dua cara, yakni struktural dan spiritual.

Pembangunan struktural berkaitan dengan pembangunan fisik seperti bangunan


dan infrastruktur. Sedangkan pembangunan spiritual berhubungan dengan
Pembangunan struktural berkaitan dengan pembangunan fisik seperti bangunan
dan infrastruktur. Sedangkan pembangunan spiritual berhubungan dengan
pembangunan sumberdaya manusia , misalnya seperti peningkatan pendidikan
moral bagi masyarakat luas.

Dalam melakukan pembangunan, terdapat tiga proses, antara lain:

 Tahap Perencanaan, dilakukan untuk mengetahui kebutuhan masyarakat,


seperti menganalisis kelompok sosial, lembaga sosial, stratifikasi sosial,
dan sebagainya.
 Tahap Pelaksanaan, berfungsi untuk melakukan pengawasan
dari perubahan sosial yang ada di masyarakat. Tahap ini berguna untuk
mengamati pola kekuasaan dan wewenang yang ada di masyarakat.
 Tahap Evaluasi, dilakukan untuk menganalisis dampak dari
pembangunan. Dengan adanya evaluasi, maka dapat diketahui tingkat
keberhasilan pembangunan untuk rencana ke depan.

3. Sosiologi sebagai Perencanaan Sosial


Fungsi sosiologi sebagai perencanaan sosial bertujuan untuk mempersiapkan
masyarakat di kehidupan mendatang. Sebelum terjadi masalah sosial,
perencanaan sosial dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut.

Dalam fungsi ini, penyusunan rencana tersebut dilakukan dengan melihat


masalah yang timbul di masyarakat dalam waktu sekarang ini. Dengan melihat
masalah yang terjadi, maka proses pencegahan dan antisipasi dapat dilakukan.

Pencegahan dan antisipasi berguna untuk menghindari dampak buruk yang


mungkin terjadi di masa mendatang. Atas dasar tersebut, maka dibuat
perencanaan sosial agar fenomena serupa di masa sekarang tidak terulang
kembali pada waktu mendatang.

4. Sosiologi sebagai Pemecahan Masalah Gejala Sosial


Dalam kehidupan bermasyarakat, tantangan dan permasalahan sosial tentu tidak
dapat dihindari. Contohnya seperti tindakan kriminal, kenakalan remaja,
hingga rasisme. Sosiologi berfungsi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan meneliti penyebab serta latar belakang.

Dengan begitu, solusi yang tepat dapat disusun agar masalah tidak mengganggu
kehidupan masyarakat.

Dalam pemecahannya, terdapat tiga langkah untuk menuntaskan masalah sosial,


antara lain sebagai berikut:

 Metode Antisipatif, yakni tindakan yang bersifat mencegah serta


mempersiapkan langkah apabila terjadi sesuatu di masa mendatang.
 Metode Represif, yakni tindakan dengan membuat jera para pelaku
pelanggaran melalui aturan sanksi atau denda dalam kehidupan masyarakat.
 Metode Restitusif, yakni tindakan pemberian penghargaan kepada orang yang
menaati aturan dalam masyarakat.

I .Manfaat Ilmu Sosiologi

1. Menambah pengetahuan tentarng kebhinekaan sosial serta keberagaman


budaya yang menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, keseniaan,
dan unsure-unsur budaya lainnya. Dengan mempelajari sosiologi, kita
akan memperoleh pengetahuan tentang macam-macam karakteristik
sosial individu maupun kelompok individu dalam masyarakat.
2. Sosiologi bermanfat menumbuhkan kepekaan masyarakat terhadap
toleransi sosial dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan terwujud
masyarakat yang saling mengerti.
3. Dengan mempelajari sosiologi, kita dapat melihat dengan jelas diri kita
baik sebagai individu maupun anggota dalam masyarakat.
4. Sosiologi membantu setiap masyarakat tentang tempat kita dalam
masyarakat maupun budaya lain yang belum diketahui.
5. Sosiologi membantu masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan tentang
berbagai bentuk interaksi masyarakat.
6. Sosiologi membantu masyarakat untuk mengontrol dan mengendalkan
tindakan dan perilaku pada tiap-tiap interaksi masyarakat.
7. Sosiologi juga diharapkan mampu membuat masyarakat semakin
mengerti norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat lain serta mampu memahami perbedaan-perbedaan uang ada
pada masyarakat.
8. Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik sosial
terutama konflik antargolongan, antarsuku, maupun antarras.
9. Sosiologi bermanfaat untuk menghindari dominasi sosial misalnya:
dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi kebudayaan.
10. Sosiologi juga bermanfaat untuk meningkatkan integritas nasional
terutama Indonesia yang memiliki kemajemukan bangsa. Dengan
sosiologi diharapkan mampu meningkatkan rasa saling pengertian atar
sukubagsa dan kerjasama yang erat diantara unsur-unsur sosial yang
berbeda.
11. Sosiologi sebagai interaksi sosial yang merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis yang didalamnya menyangkut hubungan antara
individu, kelompok maupun individu dengan kelompok.
12. Sosiologi dalam masyarakat bermanfaat sebagai ahli riset. Para sosiolog
melakukan riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu
masyarakat. Dari hasil penelitian tersebut sosiolog harus menghasilkan
kebenaran-kebenaran agar dampak dampak negatif dalam masyarakat
bisa dihindari.
13. Sosiologi sebagai konsultn kebijakan, artinya sosiologi dapat membantu
memperkirakan pengaruh kebijakan-kebijakan sosial yang mungkin
terjadi dalam masyarakat.
14. Sebagai generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, sosiologi akan
membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala –
gejala sosial dalam masyarakat yang semakin kompleks, serta mampu
mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap situasi
sosial yang dihadapi sehari-hari.

J.Perspektif Sosiologi dan Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Lain


Untuk mempelajari sesuatu di masyarakat sebaiknya dimulai dengan membuat
asumsi tentang sifat-sifat objek yang akan dipelajari. Asumsi ini
disebut perspektif atau paradigma, yaitu suatu cara memandang atau cara
memahami gejala tertentu menurut keyakinan kita. Di dalam sosiologi terdapat
beberapa perspektif, yaitu sebagai berikut.

Perspektif Interaksionis
Memusatkan perhatian terhadap interaksi antara individu dengan kelompok,
terutama dengan menggunakan simbol-simbol, antara lain tanda, isyarat, dan
kata-kata baik lisan maupun tulisan.
Perspektif Evolusionis
Paradigma utama dalam sosiologi yang memusatkan perhatian pada pola
perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat yang berbeda
untuk mengetahui urutan umum yang ada.

Perspektif Fungsionalis
Melihat masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara
terorganisir dan memiliki seperangkat aturan dan nilai kelompok atau lembaga
yang melaksanakan tugas tertentu secara terus-menerus sesuai dengan fungsinya
yang dianut oleh sebagian besar anggotanya.

Masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang stabil dengan kecenderungan ke


arah keseimbangan, yaitu untuk mempertahankan sistem kerja yang selaras dan
seimbang.

Perspektif Konflik
Memandang adanya pertentangan antarkelas dan eksploitasi kelas di dalam
masyarakat sebagai penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.

Masyarakat terikat sebab ada kekuatan dari kelompok kelas yang dominan.
Kelompok ini menciptakan suatu konsensus untuk melaksanakan nilai-nilai dan
peraturan di masyarakat.

Ilmu pengetahuan dibagi atas dua kelompok besar, yakni kelompok ilmu-ilmu
alam (natural sciences) dan kelompok ilmu-ilmu sosial (social sciences). Ilmu-
ilmu alam secara khusus mempelajari fenomena fisik, meliputi antara lain
fisika, kimia, biologi, astronomi, dan geologi. Sedangkan ilmu-ilmu sosial
mempelajari fenomena nonfisik, yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan
perilaku manusia.

Karena fenomena nonfisik itu sangat luas maka ruang lingkup ilmu- ilmu sosial
pun sangat luas, meliputi psikologi (ilmu tentang perilaku manusia
individu), sosiologi (ilmu tentang perilaku kelompok), politik (ilmu tentang
pengendalian pemerintahan dan administrasi negara), ekonomi (ilmu tentang
produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa), dan antropologi (ilmu
tentang manusia, kebudayaan, bahasa, evolusi, dan sebagainya).
Disiplin ilmu politik, antropologi budaya, antropologi sosial, dan psikologi
sosial, memiliki banyak persamaan dalam konsep. Semua merupakan ilmu
penunjang bagi Sosiologi. Begitu juga halnya dengan Geografi Sosial (ilmu
tentang peran manusia dalam berbagai proses seperti pertumbuhan, penurunan,
dan mobilitas penduduk), dan Sejarah (catatan dan penjelasan tentang peristiwa-
peristiwa masa lampau yang berkaitan dengan manusia).
KESIMPULAN
Kegunaan sosiologi dalam kehidupan sosial sangatlah bermacam-macam,yang
mempunyai kurang lebih 16 kegunaan sosiologi dalam
kehidupansosial. Dan diantaranya adalah menumbuhkan kebhinekaan dalammas
yarakat, menghindari konflik sosial, menghindari dominasi sosial,
danmasih banyak lagi. Sosiologi mempunyai banyak kegunaan dalamkehidupan
dalam masyarakat, maka dari itu sosiologi sangatlah berperandalam kehidupan
sosial dalam masyarakat Peran sosiolog dalam masyarakat sangatlah beraneka
ragam, dikarenakansosiolog dapat masuk dalam beberapa bidang dalam
masyarakat. Sosiolog juga sangat dibutuhkan dalam masyarakat baik dalam
teori maupun dalamkehidupan secara langsung.sebagai contoh sosiologi dalam
kehidupanmasyarakat diantara lain adalah sosiolog dapat berperan sebagai ahli
riset,sebagai konsultan, teknisi, ataupun sebagai guru atau pendidik. Dan
peransosiolog pun penting dalam kehidupan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
1.Pengertian Ilmu Sosiologi,Sejarah Dan Ruang Lingkupnya :
(https:www.Gramedia.com/literasi/ilmu-sosiologi/)
2.Manfaat Sosiologi Dalam Masyarakat :(https://an-nur.ac.id/manfaat-ilmu-
sosiologi/)
3.Sosiologi :https://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi

Anda mungkin juga menyukai