Anda di halaman 1dari 11

ILMU PENGETAHUAN, SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI, DAN

PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sosio Antropologi Pendidikan
Semester lll
Dosen Pengampu: Muhammad Zainal Abidin, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. Ahmad Arif Rofiudin (202015799)


2. Mutia Khania Fitriani (202015867)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
STAI KHOZINATUL ULUM BLORA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah tentang “Ilmu
Pengetahuan, Sosiologi, Antropologi, dan Perkembangan Antropologi ” sehingga
dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah
meletakkan fondasi ilmu pengetahuan bagi umat.
Dalam makalah ini, penulis membahas Ilmu Pengetahuan Sosiologi
Antropologi dan Perkembangan Antropologi. Dalam menyelesaikan makalah ini,
penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1) Bapak Muhammad Zainal Abidin M. Pd. selaku dosen mata kuliah Sosio
Antropologi Pendidikan STAI Khozinatul Ulum Blora yang telah memberikan
tugas sehingga pengetahuan penulis dalam penulisan makalah ini makin
bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusun skripsi penulis
dikemudian hari.
2) Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu
yang tepat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi penulis. Akhir
kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan
saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Blora, 07 Oktober 2021

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan ...................................................................2


B. Pengertian Sosiologi Pendidikan ..............................................................2
C. Pengertian Antropologi Pendidikan .........................................................3
D. Perkembangan Antropologi Pendidikan....................................................5

BAB lll PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................7
B. Saran .........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan diera globalisasi menghadapi berbagai tantangan yang
semakin berat. Perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat, disatu sisi dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus
melahirkan kegelisahan pada masyarakat. Salah satu hal yang dapat
menggelisahkan masyarakat adalah persoalan moral. Orang sepertinya tidak
lagi memiliki pegangan akan norma-norma kebaikan.
Pendidikan tidak hanya dituntut mengikuti dan menyesuaikan dengan
perubahan sosial yang ada, namun lebih dari itu pendidikan juga dituntut untuk
mampu mengantisipasi perubahan dalam menyiapkan generasi muda untuk
mengurangi ketidak sesuaian dimasa mendatang.
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat,
perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan
cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia dan studi sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat
dan kehidupan sosialnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari ilmu pengetahuan?
2. Apa pengertian dari sosiologi pendidikan?
3. Apa pengertian dari antropologi pendidikan?
4. Bagaimana perkembangan antropologi pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui arti dari ilmu pengetahuan.
2. Untuk menjelaskan arti dari sosiologi pendidikan.
3. Untuk mengetahui arti dari antropologi pendidikan.
4. Untuk menjelaskan perkembangan antropologi pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan tersusun dari kata ilmu dan pengetahuan. Dalam
kamus umum Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau
kepandaian (baik tentang segala yang masuk jenis kebatinan maupun yang
berkenaan dengan keadaan alam dan sebagainya). Adapun dalam Oxford
English Dictionary terdapat tiga arti dari ilmu, yaitu:
1. Informasi dan kecakapan yang diperoleh melalui pengalaman dan
pendidikan.
2. Keseluruhan dari apa yang diketahui.
3. Kesadaran atau kebiasaan yang didapat melalui pengalaman akan suatu
fakta atau keadaan.
Dalam bahasa Arab, kata ilmu jamaknya ‘Ulum diartikan ilmu
pengetahuan. Adapun pengetahuan adalah tahu, atau hal mengetahui sesuatu,
segala apa yang diketahui. Ilmu pada hakikatnya berasal dari pengetahuan. 1
B. Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan dapat didefinisikan dengan 2 cara. Pertama,
sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai suatu kajian yang mempelajari
hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial, dengan
pendidikan. Dalam hubungan tersebut, dapat dilihat bagaimana masyarakat
mempengaruhi pendidikan. Juga sebaliknya, bagaimana pendidikan
pendidikan mempengaruhi masyarakat. Dengan pemahaman konsep
masyarakat seperti diatas, maka sosiologi pendidikan mengkaji masyarakat,
yang di dalamnya terdapat proses dan pola interaksi sosial, dalam
hubungannya dengan pendidikan. 2
Hubungan dilihat dalam sisi saling pengaruh mempengaruhi.
Masyarakat sebagai realitas eksternal objektif akan menuntun individu dalam
melakukan kegiatan pendidikan seperti apa saja isi dari pendidikan,
bagaimana mendidiknya, siapa yang mendidik dan dididik, dan dimana
pendidikan dilakukan. Tuntunan tersebut biasanya berasal dari budaya,
1
Abuddin Nata, 2018, Islam dan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. 1, hal.2.
2
Damsar, 2012, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Semarang: Kencana, Cet. 2, hal. 9.

2
termasuk didalamnya hukum, ideologi, dan agama. Dalam agama Islam,
misalnya seorang anak dididik tentang nilai halal atau haram dari suatu
makanan. Daging ayam boleh dikonsumsi karena ia dikategorikan makanan
halal. Namun apabila ayam tersebut disembelih tidak dengan menyebut atas
nama Allah, yaitu tidak mengucapkan Bissmillahirrohmanirrohim, maka
makanan tersebut dipandang haram.
Jika belum cukup paham bagaimana masyarakat mempengaruhi
pendidikan, mari kita ambil contoh lain. Dalam berbusana, kita tidak dapat
menggunakan semua jenis dan bentuk pakaian pada semua kesempatan.
Ketika ada kematian, kita menggunakan busana yang tidak menyolok mata
seperti warna hitam atau putuh misalnya, tetapi jelas tidak warna menyala
seperti warna merah atau kuning. Jika hendak pergi ke kampus, kita tidak
menggunakan pakaian renang, tetapi mengenakan busana biasa. Pola busana
tersebut menjadi rujukan bagi anggota masyarakat untuk memilih warna,
model, atau bahan apa yang tepat atau sepantasnya dikenakan untuk suatu
momen tertentu dari kehidupan kita dalam masyarakat. Pola busana tersebut
disosialisasikan oleh anggota senior masyarakat kepada anggota yuniornya.
Sosialisasi merupakan salah satu proses dalam pendidikan.3
Pendidikan mempengaruhi masyarakat, yang di dalamnya ada proses
intraksi sosial. Banyak aspek dari kehidupan (anggota) masyarakat
dipengaruhi oleh pendidikan. Pilihan seseorang terhadap suatu pekerjaan
dipengaruhi salah satunya oleh pendidiknya. Demikian pula dengan pola
konsumsi dan pola pengasuhan anak dipengaruhi oleh pendidikan.
C. Pengertian Antropologi Pendidikan
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
manusia sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini
ditujukan kepada sifat khusus badaniah dan cara preduksi tradisi serta nilai-
nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup
lainnya. Antropologi pendidikan merupakan sebuah kajian sistematik, tidak
hanya mengenai praktek pendidikan dalam prespektif budaya, tetapi juga

3
Trisni Andayani, 2020, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Yayasan Kita Menulis, Cet. 1, hal. 6.

3
tentang asumsi yang dipakai antropologi terhadap pendidikan dan asumsi yang
dicerminkan oleh praktek- praktek pendidikan.
Menurut Shomad (2009:1), antropologi pendidikan mengkaji
penggunaan teori-teori dan metode yang digunakan oleh para antropologi serta
pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia atau
masyarakat. Dengan demikian, antropologi pendidikan bukan menghasilkan
ahli-ahli antropologi melainkan menambah wawasan ilmu pengetahuan
tentang pendidikan melalui perspektif antropologi. 4
Pendidikan dapat diperoleh melalui lembaga formal dan informal.
Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal tersebut dilakukan
semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya. Dalam masyarakat,
pendidikan memiliki fungsi yang sangat besar dalam memahami kebudayaan
sebagai satu keseluruhan. Antropologi pendidikan dihasilkan melalui teori
khusus dan percobaan yang terpisah dengan kajian yang sistematis mengenai
praktek pendidikan dalam perspektif budaya, sehingga antropologi
menyimpulkan bahwa sekolah merupakan sebuah benda budaya yang menjadi
skema nilai-nilai dalam membimbing masyarakat. Berikut definisi antropologi
menurut para ahli:
1. William A. Havilan
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya
serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia.
2. David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak
terbatas tentang umat manusia.
3. Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada
umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta
kebudayaan yang dihasilkan.

4
Erdinson Simbolon, 2021, Antropologi dan Sosiologi Pendidikan, Bandung: CV. Media Sains
Indonesia, hal. 6.

4
Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi,
yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik
serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang
dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-
beda.
D. Perkembangan Antropologi Pendidikan
Pada awal perkembangannya, antropologi mempelajari kelompok
kecil masyaraka, suku-suku, kebudayaan, kampung-kampung serta minoritas,
namun sekarang antropologi lebih maju dengan mempelajari manusia dan
berbagai segi, baik yang telah maju maupun yang primitif.
Dalam antropologi terdapat 4 fase yang terjadi dalam perkembangan
antropologi sebagai ilmu, yaitu:
1. Fase pertama (sebelum tahun 1800)
Fase ini terjadi sebelum tahun 1800, sekitar akhir abad 15 hingga
awal abad 16 orang Eropa mulai mengelilingi wilayah dikawasan Asia,
Afrika, dan Amerika, sejak dalam perkembangan permukaan bumi ini
mulai terkena pengaruh negara-negara Eropa Barat. Dalam
perkembangannya mulai terkumpul cacatan, buah cerita laporan dan buku-
buku kisah cerita para musafir, pelaut, pendeta/penyair agama, dan pegawai
pemerintah jajahan mengenai wilayah yang mereka datangi.5
2. Fase kedua ( pertengahan abad ke-19)
Pada masa ini mulai muncul tulisan-tulisan atau berupa karangan yang
menyusun bahan etnografi tersebut berdasarkan cara berpikir evolusi
masyarakat. Secara singkat kerangka berpikir tersebut bisa digolongkan
seperti berikut: masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi
dengan sangat lambat dalam jangka beribu-ribu tahun dengan berbagai
tingkatan evolusi, dengan sebagai patokan tingkatan tertinggi adalah
masyarakat yang hidup seperti masyarakat di Eropa Barat. 6 Bentuk
masyarakat yang tinggal diluar Eropa disebut oleh mereka (Orang Eropa)
sebagai bangsa primitif, dianggap sebagai sisa-sisa kebudayaan terdahulu
yang masih hidup hingga sekarang.
5
Suharta, 2020, Antropologi Budaya, Klaten: Lakeisha, Cet. 1, hal. 10.
6
Ibid., hal. 12.

5
Berdasarkan karangka berpikir tersebut maka pada tahun sekitar 1860
timbul beberapa karangan yang membandingkan tingkat kebudayaan dari
masing-masing bangsa berdasarkan tingkat-tingkat evolusi, sehingga
timbullah ilmu antropologi.
3. Fase ketiga ( permulaan abad ke-20)
Perkembangan pada fase ini sangat erat kaitanya dengan eksistensi
kolonialisme-imperalisme negara-negara Eropa dan Amerika Serikat
(walaupun negara ini bukan negara kolonial, mereka berkuasa atas negara-
negara bagian). Karena itu, apabila ingin mengenal suatu daerah, hanya ada
satu cara, yakni memahami dan mengenali tabiat serta sikap watak yang
khas dari suatu wilayah dan suku bangsa yang bersangkutan.7
4. Fase keempat ( sesudah tahun 1930)
Fase keempat sering juga disebut sebagai fase ilmiah antropologi,
tetapi adapula yang menyebutnya sebagai era pembaharuan dan penemuan
ilmu antropologi yang sesungguhnya. Pada fase ini perkembangan ilmu
antropologi demikian pesatnya. Beberapa hal yang menjadi sebab ilmu ini
berkembang sangat pesat, diantaranya:
a. Bertambahnya koleksi bahan pengetahuan akibat dilakukan dengan cara
yang jauh lebih teliti .
b. Ketajaman metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian.
c. Timbul rasa antipati terhadap kolonialisme khususnya sesudah perang
dunia-2 usai.
d. Hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan
terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika).
Selanjutnya, melalui suatu simposium internasional antropologi di
Amerika Serikat pada tahun 1951 sebanyak 60 orang ahli antropologi
mengadakan kajian ulang tentang tujuan dan ruang lingkup ilmu
antropologi.8

BAB III
PENUTUP
7
Wiranata , 2002, Antropologi Sosial Budaya, Tangerang: PT. Citra Aditya Bakti, Cet. 1, hal. 10.
8
Ibid., hal. 12.

6
A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan tersusun dari kata ilmu dan pengetahuan. Dalam
kamus umum Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau
kepandaian (baik tentang segala yang masuk jenis kebatinan maupun yang
berkenaan dengan keadaan alam dan sebagainya).
Sosiologi pendidikan dapat didefinisikan dengan 2 cara. Pertama,
sosiologi pendidikan didefinisikan sebagai suatu kajian yang mempelajari
hubungan antara masyarakat, yang di dalamnya terjadi interaksi sosial, dengan
pendidikan.
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
manusia sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini
ditujukan kepada sifat khusus badaniah dan cara preduksi tradisi serta nilai-
nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup
lainnya.
Pada awal perkembangannya, antropologi mempelajari kelompok
kecil masyarakat, suku-suku, kebudayaan, kampung-kampung serta minoritas,
namun sekarang antropologi lebih maju dengan mempelajari manusia dan
berbagai segi, baik yang telah maju maupun yang primitif.
B. Saran
Demikian makalah yang bisa penulis susun, penulis menyadari
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan penyusunan makalah yang lebih baik. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

DAFTAR PUSTAKA

7
Andayani, Trisni. 2020. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Semarang: Kencana.
Nata, Abuddin. 2018. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Simbolon, Erdinson. 2020. Antropologi dan Sosiologi Pendidikan. Bandung: CV.
Media Sains Indonesia.
Suharta. 2020. Antropologi Budaya. Klaten: Lakeisha.
Wiranata. 2002. Antropologi Sosial Budaya. Tangerang: PT. Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai