Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERSPEKTIF DALAM DISIPLIN ILMU SOSIOLOGI

“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Perspektif
Global”

Dosen Mata Kuliah :Drs. Makmur Nurdin,M.Si

Oleh

KELOMPOK 1

Selviana wulandari yahya 1847241057


Amely indah sakinah 1847241063
Mawardaningsyah 1847241074
Sitti hajar 1847241078

28E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Perspektif Global yang berjudul “Perspektif Global dalam Disiplin Ilmu Sosiologi”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan,
agar dapat menyempurnakan kembali dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada
bapak Drs. Makmur Nurdin,M.Si Selaku dosen pembimbing Perspektif global dan
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi teman-teman dan pihak yang berkepentingan.

Watampone 02 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman sampul ................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi ....................................................................................... 3

B. Pengertian Perspektif ..................................................................................... 5

C. Perspektif Dalam Sosiologi ............................................................................. 5

D. Perspektif Utama Dalam Sosiologi ................................................................. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan pendekatan studi tentang pendidikan , menghantarkan
untuk memahami kaitanyya sosiologi dengan pendidikan. Sosiologi merupakan
ilmu murni (pure science), bukan terapan. Adapun yang dimaksud pure science
adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak serta hanya untuk mempertinggi mutu. Artinya
sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang
masyarakat dan bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap
masyarakat. Sosiologi pendidikan memiliki perspektif yang beragam, sejalan
dengan keragaman yang terjadi dalam perspektif kajian sosiologi pada umumnya.
Seiring dengan perkembangan waktu, ilmu sosiologi mengikuti perkembangan
jaman yang ada, yang mana sosiologi merupakan pengetahuan masyarakat yang
disusun berdasar hasil-hasil pemikiran ilmiah yang dapat dikontrol oleh
masyarakat lainnya. Cakupan dari ilmu sosiologi ini dapat meliputi beberapa hal
mulai dari keluarga, suku bangsa, negara, organisasi politik, ekonomi, serta sosial.
Selain itu untuk mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat dan perilaku
sosial yang ada dengan mengamati perilaku kelompok. Sosiologi sebagai ilmu
sosial memiliki beberapa persektif atau pembahasan pokok didalamnya. Ada
beberapa prekseptif besar didalam ilmu sosiologi yang menunjang ilmu sosiologi
itu sendiri maka dari itu makalah ini dibuat untuk membahas tidak hanya
perspektif sosiologi itu sendiri akan tetapi akan membahas pengeritian, faktor
lahirnya sosiologi, dan juga pendekatan-pendekatan yang ada didalam sosiologi
itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah hakikat dan pengertian sosiologi?
2. Apakah yang dimaksud dengan perspektif?
3. Bagaimanakah perspektif dalam disiplin ilmu sosiologi?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sosiologi
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perspektif
3. Untuk mengetahui perspektif apa sajakah yang termasuk dalam ilmu sosiologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Soiologi
Secara terminologi, sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata socius
dan logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat.
Sedangkan logos berarti ilmu atau berbicara tentang sesuatu. Dengan demikian,
secara harfiah istilah sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat. Oleh
karena itu, sosiologi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji tentang masyarakat
maka cakupannya sangat luas, dan cukup sulit untuk merumuskan suatu definisi
yang mengemukakan keseluruhan pengertian, sifat, dan hakikat yang dimaksuud
dalam beberapa kata dan kalimat. Dengan kata lain, suatu definisi hanya dapat
dipakai suatu pegangan sementara saja.
Menurut Frank H.Hankins (Fairch, H.P.dkk, 1982: 302), sosiologi adalah
studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok
umat manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain.
Dalam sosiologi, objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antar
manusia, terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri, atau
yang disebut lingkungan sosial. Objek utamanya adalah hubungan antarmanusia
dalam lingkungan sosial di mana terjadi interaksi sosial yang semakin lama
semakin luas dan berkembang. Mulai dari keluarga, teman sepermainan, tetangga,
sekampung, sekota, regional provinsi, sampai ke tingkat global antarbangsa.
Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya
hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif
ekonomi.Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global,
menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.
Untuk sekadar pegangan sementara tersebut, di bawah ini diberikan beberapa
definisi sosiologi.

3
4

a. Pitirim A. Sorokin (1928: 760-761) mengemukakan bahwa sosiologi adalah


suatu ilmu tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala sosial,contohnya antara gejala ekonomi dengan nonekonomi,
seperti agama, gejala keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi dan
sebagainya.
b. Roucek dan Warren ( 1962 : 3) berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu
tentang hubungan antara manusia dalam kelompok kelompoknya.
c. Wiliam Ogburn dan Meyer F. Nimkoff ( 1959: 12-13) berpendapat bahwa
sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial, dan
hasilnya, yaitu organisasi sosial.
d. Soerjono Soekamto (1983) mengatakan sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial,proses sosial termasuk perubahan-perubahan
sosial dan masalah sosial..
e. Emile Durkhein mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-
fakta sosial yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak berfikir dan
merasakan yang mengendalikan individu tersebut.Cotoh fakta sosial itu
antara lain hukum,moral, kepercayaan,adat istiadat,tatacara berpakaian dan
kaidah-kaidah ekonomi, fakta-fakta sosial ini mengendalikan dan dapat
memaksa individu,kalau ia melanggarnya maka ia akan diberi sanksi.
f. Max Weber mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mencoba memahami
tindakan sosial dengan tujuan mendapatkan penjalasan tentang sebab akibat
dari tindakan sosial .
g. Stephen K. Sanderson mengatakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hakikat dan sebab-sebab dari berbagai pola pikiran dan tindakan manusia
yang teratur dan berulang-ulang.
h. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1982:14) menyatakan bahwa
sosiologi adalah ilmu tentang struktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.Selanjutnya,menurut mereka bahwa
struktur sosial keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu
5

kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial ), lembaga-lembaga


sosial,kelompok-kelompok sosial serta lapisan sosial.
Selanjutnya dapatlah dirumuskan bahwa definisi sosiologi adalah pengkajian
ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, baik di salam kelompok
maupun masyarakat.

B. Pengerian Perspektif
Menurut KBBI, perspektif artinya cara melukiskan suatu benda pada
permukaan yang mendatar sebagaimana tampak oleh si pengamat dengan tiga
dimensi (panjang, lebar, dan tingginya). Dalam kajian para sosiolog, perspektif
didefinisikan sebagai himpunan asumsi dan keyakinan tentang sesuatu yang
sedang diamati berdasarkan cara-cara tertentu. Perspektif memengaruhi perilaku
manusia untuk bertindak menanggapi sebuah konteks situasi yang terjadi.
Perspektif membimbing seseorang dalam menemukan perilaku relevan dan
rasional sesuai dengan fenomena yang ada.
Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang
suatu hal, dengan perspektif orang akan memandang suatu hal berdasarkan cara-
cara tertentu. Perspektif adalah kerangka kerja konseptual, sekumpulan asumsi,
nilai, gagasan yang mempengaruhi perspektif manusia sehingga menghasilkan
tindakan dalam suatu konteks situasi tertentu. Perspektif membimbing setiap
orang untuk menentukan bagian yang relevan dengan fenomena yang terpilih dari
konsep-konsep tertentu untuk dipandang secara rasional.

C. Perspektif dalam Sosiologi


Perspektif Sosiologis menurut beberapa ahli
 C.Wright Mills (1959) “imajinasi (perspektif)“sosiologis memungkinkan kita
untuk menangkap hubungan antara sejarah dan biografi”. Sosiologi tumbuh
dari gejolak sosial. Sosiologi menerapkan metode ilmiah untuk menjawab
semua rahasia yang semula tersembunyi.
6

 Auguste Comte dan Positivisme “Sosiologi tidak hanya mengungkapkan


prinsip-prinsip sosial, tetapi juga menerapkan pada reformasi sosial.
 Herbert Spencer dan Darwinisme Sosial “masyarakat berevolusi dari bentuk
lebih rendah “barbar” ke bentuk yang lebih tinggi “beradab”. Spencer
menanamkan prinsip “kelangsungan hidup mereka yang paling sepadan
(survival of the fittest)
 Karl Marx dan konflik kelas “suatu masyarakat tanpa kelas, yang bebas dari
eksploitasi, dalam mana manusia akan bekerja sesuai dengan kemampuan
mereka dan menerima sesuai dengan kebutuhan mereka.
 Emile Durkheim dan integrasi sosial “Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu
tersendiri”
 Max Weber dan etika protestan “pendekatan penyangkalan-diri terhadap
kehidupan ini sebagai etika protestan”.

Perspektif sosiologi menekankan pada konteks sosial dalam mana manusia


hidup. Perspektif sosiologi mengkaji bagaimana konteks tersebut mempengaruhi
kehidupan manusia. Perspektif sosiologi merupakan pola pengamatan ilmu
sosiologi dalam mengkaji tentang kehidupan masyarakat dengan segala aspek atau
proses sosial kehidupan di dalamnya. Inti dari perspektif sosiologi adalah
pertanyaan bagaimana kelompok mempengaruhi manusia, khususnya bagaimana
manusia dipengaruhi masyarakatnya

Untuk menelaah sesuatu para sosiolog melakukan asumsi-asumsi. Beberapa


perspektif dalam sosiologi antara lain:

a. Perspektif Evolusioner
Perspektif evolusioner digagas oleh Auguste Comte dan Herbert Spencer.
Perspektif evolusioner merupakan perspektif paling awal dalam sosiologi.
Perspektif ini memberikan gambaran bagaimana masyarakat tumbuh dan
berkembang. Karena ilmu pengetahuan semakin berkembang, maka perspektif
7

ini pun ditinggalkan. Para sosiolog yang memakai perspektif evolusioner


mencari pola perubahan dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat
yang beraneka ragam, dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada urutan
umum yang dapat ditemukan. Perspektif evolusioner merupakan perspektif
aktif meskipun bukan perspektif yang utama dalam sosiologi.
b. Perspektif Interaksionis Simbolik
Perspektif interaksionis tidak menyediakan teori-teori besar tentang
masyarakat. Alasannya ialah istilah masyarakat, negara, dan lembaga
masyarakat adalah abstraksi konseptual saja. Sedangkan yang dapat ditelaah
secara langsung hanyalah orang-orang dan reaksinya saja. Jadi, para penganut
aliran interaksionis tidak terlalu tertarik membuat definisi-definisi mengenai
masyarakat, negara, dan lembaga masyarakat karena hal itu bagi mereka terlalu
abstrak.
Para ahli interaksionis simbolik memusatkan perhatian pada interaksi
antara individu dan kelompok-kelompok kecil. Mereka menemukan bahwa
orang-orang berinteraksi terutama dengan menggunakan simbol-simbol yang
mencakup tanda dan isyarat dan yang paling penting melalui kata-kata secara
tertulis maupun lisan. Suatu kata tidak memiliki makna yang melekat dalam
kata itu sendiri, melainkan hanyalah suatu bunyi. Suatu kata, baru akan
memiliki makna, bila orang sependapat bahwa bunyi yang diucapkan tersebut
mengandung arti khusus. Misalnya, ya, pergi, datang, merupakan simbol-
simbol karena lekatnya arti dalam kata tersebut. Meskipun beberapa arti dapat
dikomunikasikan tanpa kata-kata sebagaimana diketahui oleh yang sedang
bercinta, dan sebagian besar dapat dikomunikasikan secara lisan maupun
tulisan.
Para ahli interaksionis selanjutnya melihat bahwa manusia berinteraksi
melalui kejadia-kejadian yang terjadi di sekitar mereka. Sosiolog W. I. Thomas
mengungkapkan definisi situasi, demikian: “Kita bertindak secara tepat apabila
sesuai dengan sifat situasi dan kondisinya.” Orang yang tidak bisa
8

menyesuaikan diri dengan hal tersebut disebut empan papan (tidak sopan).
Seseorang yang keliru akan situasi berusaha lari dari hal tersebut. Akan tetapi,
tindakan yang tidak tepat akan menimbulkan akibat-akibat yang tidak
menyenangkan. Dalam perspektif interaksionis simbolik, situasi dan kondisi
ditafsirkan oleh subyek. Ini bukan berarti semua kenyataan itu subyektif, tetapi
ada juga fakta yang obyektif di alam semesta seperti adanya matahari, bulan,
bintang, hujan, kemarau, dan lain-lain. Maka, kenyataan itu tetap ada.
c. Perspektif Fungsionalis
Perspektif fungsionalis melihat masyarakat sebagai suatu jaringan
kelompok yang bekerja sama secara terorganisir, teratur dan bernilai yang
dianut sebagian masyarakat tersebut. Masyarakat dilihat sebagai suatu sistem
yang stabil dengan suatu kecenderungan menjaga kestabilan dan
keseimbangan.Talcott Parson, Kings Loin Davis, dan Robert K. Merton
merupakan tokoh dalam perspektif fungsionalis. Mereka berpendapat bahwa
perbuatan atau tindakan dilakukan karena memiliki fungsi. Kalau sesuatu tidak
berfungsi, maka hal itu lambat laun akan hilang. Pola perilaku hilang bila tidak
berfungsi.
d. Perspektif Konfilk
Perspektif konflik dicetus oleh Karl Marx. Ia melihat pertentangan dan
eksploitasi kelas sebagai penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam sejarah.
Dalam rentang waktu yang lama perspektif konflik ini diabaikan oleh para
sosiolog, dan dewasa ini kembali menjadi bahan perhatian mereka. Perspektif
konflik melihat masyarakat konflik di antara kelas, di mana masyarakat terikat
secara bersama karena kekuatan dari kelompok atau kelas yang dominan.
Mereka mengklaim bahwa nilai bersama yang dilihat oleh para fungsionalis
sebagai pemersatu bukanlah benar-benar suatu konsensus, melainkan
konsensus tersebut merupakan hasil ciptaan dari kelas yang dominan yang
menguasai masyarakat.
9

Oleh karena itu, dialog terjadi apabila satu sama lain dalam keadaan
seimbang dan setara. Menurut pengikut perspektif konflik, para fungsionalis
gagal mengajukan pertanyaan secara fungsional yang bermanfaat untuk
masyarakat. Mereka cenderung konservatif. Mereka berasumsi bahwa
keseimbangan yang serasi bermanfaat bagi setiap orang. Perspektif konflik
selalu membuat dua kutub yang dipertentangkan. Gerak perilaku secara
fungsional bermanfaat, dan oleh karena itu tindakan itu dimunculkan ke
permukaan.

D. Perspektif Utama dalam Sosiologi


Dari penjelasan keempat perspektif di atas, ada dua pespektif yang menjadi
perspektif utama dalam sosiologi yaitu perspektif fungsionalis dan perspektif
konflik. Perbedaan kedua perspektif ini dapat diperhatikan pada persepsi-persepsi
berikut;

Persepsi tentang Teori Fungsionalis Teori Konflik


Masyarakat Suatu sistem yang stabil Suatu sistem yang tidak stabil
dari kelompok-kelompok dari kelompok-kelompok dan
yang bekerjasama kelas-kelas yang saling
bertentangan
Kelas Sosial Suatu tingkat status dari Sekelompok orang yang
orang-orang yang memiliki kepentingan ekonomi
memperoleh pendapatan dan kebutuhan kekuasaan yang
dan memiliki gaya hiidup serupa. Berkembang dari
yang serupa. keberhasilan sebagian orang
Berkembang dari isi dalam mengeksploitasi orang
perasaan orang dan lain
kelompok yang berbeda
10

Perbedaan Sosial Tidak dapat dihindarkan Tidak perlu dan tidak adil.
ddalam susunan Terutama disebabkan
masyarakat yang perbedaan dalam kekuasaan.
kompleks. Terutama Dapat dihindarkan dengan
disebabkan perbedaan jalan penyusunan kembali
kontribusi dari masyarakat secara sosialistis
kelompok-kelompok
yang berbeda
Perubahan Sosial Timbul dari perubahan Dipaksakan oleh suatu kelas
kebutuhan fungsional terhadap kelas yang lainnya
masyarakat yang terus untuk kepentingan kelas
berubah pemaksa
Tata tertib sosial Hasil usaha tidak sadar Dihasilkan dan dipertahankan
orang-orang untuk oleh pemaksa yang
mengorganisasi kegiatan- terorganisasi oleh kelas-kelas
kegiatan mereka secara yang dominan
produktif
Nilai-nilai Konsensus atas nilai-nilai Kepentingan yang
yang mempersatukan bertentangan akan
masyarakat memecahbelah masyarakat.
Khayalan (ilusi) konsensus
nilai-nilai dipertahankan oleh
nilai-nilai yang dominan
Lembaga- Menanamkan nilai-nilai Menanamkan nilai-nilai dan
lembaga sosial umum dan kesetian yang kesetian yang melindungi
mempersatukan golongan yang mendapat hak-
masyarakat hak istimewa
11

Hukum dan Menjalankan peraturan Menjalankan peraturan yang


Pemerintahan yang mencerminkan dipaksakana oleh kelas yang
consensus nilai-nilai dominan untuk melindungi
masyarakat hak-hak istimewa

Berbagai perspektif digunakan dalam sosiologi masing-masing memandang


masyarakat dari persepsi yang berbeda. Namun, pada dasarnya setiap perspektif
sampai tingkat tertentu digunakan oleh kebanyakan sosiolog dan diperlukan untuk
memperoleh pengertian yang menyeluruh tentang suatu masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara harfiah istilah sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat. Oleh
karena itu, sosiologi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji tentang masyarakat maka
cakupannya sangat luas, dan cukup sulit untuk merumuskan suatu definisi yang
mengemukakan keseluruhan pengertian, sifat, dan hakikat yang dimaksuud dalam
beberapa kata dan kalimat. Dengan kata lain, suatu definisi hanya dapat dipakai
suatu pegangan sementara saja. Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi
maupun keyakinan tentang suatu hal, dengan perspektif orang akan memandang
suatu hal berdasarkan cara-cara tertentu. Perspektif adalah kerangka kerja
konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang mempengaruhi perspektif
manusia sehingga menghasilkan tindakan dalam suatu konteks situasi tertentu.
Perspektif membimbing setiap orang untuk menentukan bagian yang relevan
dengan fenomena yang terpilih dari konsep-konsep tertentu untuk dipandang
secara rasional. Perspektif sosiologi menekankan pada konteks sosial dalam mana
manusia hidup. Perspektif sosiologi mengkaji bagaimana konteks tersebut
mempengaruhi kehidupan manusia. Untuk menelaah sesuatu para sosiolog
melakukan asumsi-asumsi. Beberapa perspektif dalam sosiologi antara lain:
Perspekti evolusioner, Interaksionis Simbolik, Fungsionalis, dan konflik.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk memperkaya dan memperluas
wawasan keilmuan kita sebagai pembaca yang haus akan ilmu pendidikan.
Marilah kita menjadikan diri yang kaya akan pendidikan agar menjadi insan-insan
yang terdidik,berbudi pekerti yang baik serta dan bermoral yang berpegang teguh
pada agama masing-masing.

12
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Hulu, Silferius. 2020. Perspektif-perspektif dalam sosiologi. diakses pada laman


https://pustakabergerak.id/artikel/perspektif-perspektif-dalam-sosiologi.(tanggal
2 oktober 2020)

Purnamasari. Karlina 2013. Makalah Perspektif Global dari Visi Politik, Sosiologi
dan Antropologi. diakses pada tanggal 2 oktober 2020 pada laman
https://karlinapurnamasari.wordpress.com/2013/11/11/makalah-perspektif-
global-dari-visi-politik-sosiologi-dan-antropologi/

13

Anda mungkin juga menyukai