Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH KEMUNCULAN TEORI SOSIOLOGI KLASIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Sosiologi Klasik


Dosen Pengampu: Prayogo, M.Si

DISUSUN OLEH:

BISMI NURROHIMI
NIM. 103322699

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA


JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun judul makalah ini adalah ”Sejarah Kemunculan Teori Sosiologi
Klasik”. Penulisan makalah ini didasarkan pada materi-materi yang penulis dapat
dari berbagai sumber. Penulisan materi penulis buat dengan langkah-langkah dan
metode yang sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami.
Dalam penyelesaian makalah, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan
dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih
banyak kekurangannya.
Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa/i yang pengetahuannya
belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah, bahwa
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Bengkalis, 07 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................4
A. Pengertian Teori Sosiologi Klasik ...............................................4
B. Revolusi Politik ...........................................................................4
C. Revolusi Industri .........................................................................5
D. Fungsi Sosiologi ..........................................................................5
E. Perkembangan Kapitalisme .........................................................7
F. Perkembangan Sosialisme ...........................................................8
G. Feminisme ...................................................................................9
H. Urbanisasi ....................................................................................10
I. Perubahan Agama ........................................................................11
J. Pertumbuhan Ilmu .......................................................................11
BAB III PENUTUP .........................................................................................13
A. Kesimpulan ..................................................................................13
B. Saran ............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri sebab telah
memenuhi segenap unsur ilmu pengetahuan. Unsur-unsur ilmu pengetahuan
dari sosiologi adalah sosiologi bersifat logis, objektif, sistematis, andal,
dirancang, akumulatif, dan empiris, teoritis, kumulatif, non etis.
Sosiologis bersifat logis artinya sosiologi disusun secara masuk akal,
tidak bertentangan dengan hukum-hukum logika sebagai pola pemikiran
untuk menarik kesimpulan. Sosiologi bersifat obyektif artinya sosiologi
selalu didasarkan pada fakta dan data yang ada tanpa ada manipulasi dari
data. Sosiologi bersifat sistematis artinya sosiologi disusun secara rapi,
sesuai dengan kaidah keilmuan. Sosiologi bersifat andal artinya sosiologi
dapat dibuktikan kembali, dan untuk suatu keadaan terkendali harus
menghasilkan hasil yang sama. Sosiologi bersifat dirancang/direncanakan
artinya sosiologi didesain lebih dahulu sebelum melaksanakan aktivitas
penyelidikan. Sosiologi bersifat akumulatif artinya sosiologi merupakan
ilmu yang akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan
perkembangan keinginan dan hasrat manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Penemuan (kesimpulan, kebenaran) kemudian menggugurkan
penemuan sebelumnya.
Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi
terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.
Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun
abstraksi dari hasil-hasil penelitian. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya
sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti
memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama. Sosiologi
bersifat non-ethnis, artinya sosiologi yang dibahas dan dipersoalkan

1
bukanlah buruk baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk
menjelaskan fakta tersebut secara analitis.1 (Tjipto Subadi, 2009:1-2).
Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri
asal-usul pertumbuhannya, serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok
terhadap anggotanya. Masyarakat, komunitas, keluarga, perubahan gaya
hidup, struktur, mobilitas sosial, perubahan sosial, perlawanan sosial,
konflik, intergrasi sosial, dan sebagainya adalah sejumlah contoh ruang
kajian sosiologi.2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan teori sosiologi klasik?
2. Bagaimana revolusi politik?
3. Bagaimana revolusi industry?
4. Apa saja fungsi sosiologi?
5. Bagaimana perkembangan kapitalisme?
6. Bagaimana perkembangan sosialisme?
7. Apa yang dimaksud dengan feminism?
8. Apa itu urbanisasi?
9. Bagaimana perubahan agama?
10. Bagaimana pertumbuhan ilmu?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah pada makalah ini, maka didapat tujuan
sebagai berikut ini:
1. Untuk mengetahui pengertian teori sosiologi klasik.
2. Untuk mengetahui revolusi politik.

1
Tjipto Subadi, Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan, (Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2009), hlm 1-2.
2
Harton and Hunt, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1987), hlm.
41.

2
3. Untuk mengetahui revousi industri.
4. Untuk mengetahui fungsi sosiologi.
5. Untuk mengetahui perkembangan kapitalisme.
6. Untuk mengetahui perkembangan sosialisme.
7. Untuk mengetahui feminism.
8. Untuk mengetahui urbanisasi.
9. Untuk mengetahui perubahan agama.
10. Untuk mengetahui pertumbuhan ilmu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Sosiologi Klasik


Teori sosiologi klasik merupakan sebuah teori dasar dalam
mempelajari sebuah mata kuliah kontemporer maupun yang sekarang ini,
pemikiran dari para tokoh teori sosiologi klasik. Tokoh yang berperan
dalam membangun teori sosiologi klasik antara lain:
1. Auguste Comte
2. Karl Marx
3. Emile Durkheim
4. Max Webber
5. George Simmel
6. Herbert Spencer
Dari tokoh-tokoh teori sosiologi diatas pemikirannya banyak
mempengaruhi dan bahkan menjadi dasar berpijak di kemudian nanti yang
akan dikembangkan oleh para tokoh lain yang kemudian dikategorikan
dalam teori sosiologi kontemporer. Beberapa kekuatan sosial yang dapat
melatarbelakangi kemunculan teori-teori sosial dan sekaligus akan
dijadikan sebagai titik fokus dari perhatian para ahli sosial.

B. Revolusi Politik
Serangkaian panjang revolusi politik yang diantarkan oleh revolusi
prancis yang terjadi pada tahun 1789 yang berlangsung pada abad ke 19
meruapakan suatu faktor yang paling langsung didalam kebangkitan
teorisasi sosiologis. Revolusi resebut berdampak yang sangat besar bagi
masyarakat, baik itu berdampak positif maupun berdampak negatif. Para
penulis banyak yang terganggu oleh kekacuan dan kerusakan tatanan yang
ditimbulkan, terutama terjadi di Prancis. Para pemikir yang ekstreim pada
periodenya tersebut, mempunyai keinginan dalam kembalinya secara
harfiah hari-hari damai dan sedikit tertib pada zaman pertengahan.

4
Kepentingan dalam tatanan sosial tersebut merupakan salah satu perhatian
utama para teori sosiologi klasik, terutama pada Auguste Comte, Emilr
Durkheim dan Talcot Parsons.

C. Revolusi Industri
Revolusi industri yang pada dasarnya melanda banyak masyarakat
Barat, yang terjadi utamanya sekitar abad ke 19 dan pada awal abad ke 20.
Revolusi bukanlah sebuah peristiwa tunggal melainkan banyak dari
perkembangannya yang kemudian saling mempunyai kaitan yang berpuncak
pada transformasi dunia Barat dari sistem yang sebagian besar agrikultural
menjadikan sistem industri secara keseluruhan. Rakyat banyak yang
meninggalkan lahan-lahan pertaniannya demi mendapatkan pekerjaan
industri yang diberikan oleh pihak pabrik yang mampu berkembang dengan
pesat.

D. Fungsi Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi manusia dalam
masyarakat. Itulah mengapa sosiologi disebut sebagai bagian dari ilmu
sosial. Secara etimologis, sosiologi berasal dari dua kata latin, yaitu 'socius',
artinya berteman, rekan, dan 'logos' yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah,
sosiologi artinya ilmu tentang berteman atau ilmu tentang bermasyarakat.
Adanya ilmu sosiologi tersebut tentu memiliki fungsi dan peran
tertentu bagi masyarakat. Sebagai masyarakat, penting mengetahui fungsi
dari sosiologi tersebut.
1. Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial merupakan kegiatan untuk mempersiapkan
masa depan individu di masyarakat. Tujuannya untuk mengatasi
kemungkinan munculnya masalah-masalah saat terjadinya perubahan.
Perencanaan sosial tersebut bersifat antisipatif atau mencegah. Hal itu
untuk mengantisipasi sesuatu yang mungkin terjadi.

5
Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial:
a. Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perubahan
yang terjadi di masyarakat.
b. Perencanaan disusun atas dasar kenyataan yang faktual.
c. Perencanaan sosial digunakan untuk mengantisipasi berbagai
masalah yang timbul di masyarakat.
d. Perencanaan sosial sebagai alat untuk mengetahui
perkembangan masyarakat sehingga dapat menghimpun
kekuatan sosial di masyarakat.
e. Sosiologi memahami perkembangan masyarakat, baik desa
maupun kota, sehingga proses penyusunan perencanaan sosial
dapat dilakukan.
2. Fungsi Sosiologi dalam Penelitian
Penelitian merupakan suatu usaha untuk meningkatkan ilmu.
Dalam sosiologi, penelitian berguna untuk memberikan gambaran
mengenai kehidupan masyarakat. Kegiatan penelitian dalam sosiologi,
biasanya mengkaji berbagai gejala yang ada di masyarakat. Dengan
penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial
yang baik.
Fungsi Sosiologi dalam penelitian sosial:
a. Untuk mempertimbangkan berbagai gejala sosial yang timbul
dalam kehidupan masyarakat.
b. Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat.
c. Untuk bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional.
d. Untuk dapat melihat perubahan tingkah laku anggota
masyarakat.
e. Untuk dapat memahami simbol, kode, dan berbagai istilah yang
menjadi objek penelitian.
3. Fungsi Sosiologi dalam Pembangunan
Pembangunan adalah perubahan yang dilakukan dengan
terencana dan terarah. Proses pembangunan bertujuan untuk

6
meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun
material. Dalam pembangunan, sosiologi berfungsi untuk memberikan
data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
maupun penilaian pembangunan.
4. Fungsi Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial
Masalah merupakan keadaan yang dianggap sebagai suatu
kesulitan yang perlu diselesaikan. Masalah muncul karena ada
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sosial yang ada di
masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai dan lembaga kemasyarakatan.
Alasan disebut masalah sosial karena dapat mengganggu
keharmonisan di masyarakat. Maka itu masalah sosial harus ada
pemecahannya agar tercipta kestabilan dan keharmonisan
dimasyarakat.

E. Perkembangan Kapitalisme
Kapitalisme pada dasarnya merupakan sistem perekonomian yang
menekankan kepada peran kapital (modal) dengan segala jenisnya,
termasuk barang-barang yang digunakan dalam aktivitas untuk
menghasilkan barang lainnya. 3 Ebenstein menyebut kapitalisme sebagai
sistem sosial yang menyeluruh dan lebih luas dari sekedar sistem
perekonomian. Kapitalisme bergerak sesuai dengan perkembangan nilai-
nilai individualisme.4
Birokrasi ekonomi yang besar kemudian muncul dalam memberikan
banyak layanan yang dibutuhkan oleh industri dan sistem ekonomi kapitalis
yang sedang muncul. Didalam sistem terdapat segelintir orang yang
mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang besar, sementara terdapat
sebagian besar orang bekerja dengan jam kerja yang panjang demi
memperoleh upah yang rendah. Kapitalisme menimbulkan pergolakan yang
dahsyat dalam masyarakat Barat, kemudian dari pergolakan tersebut dapat

3
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 67.
4
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Sejarah Ideologi Dunia, (Yogyakarta: Lentera Kreasindo,
2015), hlm. 13.

7
mempengaruhi para kaum sosiolog. Keempat tokoh utama didalam sejarah
awal teori sosiologis antara lain: Karl Marx, Max Webber, Emile Durkhim,
dan Georg simmel sedang bergelut dengan perubahan-perubahan tersebut
dan yang ditimbulkan oleh masyarakat secara keseluruhan. Para tokkoh
tersebut menghabiskan hidupnya dalam mempelajari masalah-masalah
tersebut, dan di dalam banyak contoh mereka berusaha dalam
mengembangkan berbagai program yang nantinya akan membantu
memecahkan masalah tersebut.

F. Perkembangan Sosialisme
Sosialisme adalah salah satu ideologi yang berpengaruh besar dalam
dunia politik internasional di sekitar abad ke-19. Meskipun dari beberapa
sosiolog lebih menyukai sosialisme sebagai suatu solusi dalam
menyeleseikan masalah-masalah industrial, namun sebagian pula
menentangnya secara pribadi dan secara intelektual. Ian Adams, dalam
bukunya yang berjudul Ideologi Politik Mutakhir, menuliskan bahwa dari
semua ideologi, sosialisme mungkin yang paling sulit untuk diuraikan.5 Karl
Marx merupakan sebuah tokoh pendukung dalam penumbangan sistem
kapitalis dan menggantikannya dengan sistem sosialis. Meskipun dapat kita
ketahui bahwa ia tidak mengembangkan teori sosialisme tersendiri, ia lebih
menghabiskan banyak waktu dalam mengkritik berbagai aspek pada
masyarakat kapitalis. Meskipun menyadari bahwa masalah-masalah yang
tedapat dalam masyarakat kapitalis, mereka berusaha dalam melakukan
pembaharuan sosial yang diargumenkan pada awalnya oleh Karl Marx.
Mereka beranggapan lebih takut sosialisme daripada kapitalisme, kemudian
dari ketakutan tersebut memainkan peranan yang jauh lebih besar dalam
pembentukan teori sosiologis daripada dukungan yang diberikan oleh Karl
Marx atas alternatif sosialis bagi kapitalisme.

5
Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik dan Masa Depannya,
(Yogyakarta: Qalam, 1993), hlm. 157.

8
G. Feminisme
Secara etimologis, feminism berasal dari kata femme (woman),
perempuan (tunggal) yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum
perempuan (jamak) sebagai kelas social. Feminisme adalah paham
perempuan yang berupaya memperjuangkan hak-haknya sebagai kelas
sosial. Adapun dalam hubungan ini perlu dibedakan antara male dan female
(sebagai aspek perbedaan biologis dan hakikat alamiah), masculine dan
feminine (sebagai aspek perbedaan psikologis dan cultural). Sementara itu,
masculine-feminine mengacu kepada jenis kelamin atau gender sehingga he
dan she.6
Feminisme sebenarnya merupakan konsep yang timbul dalam
kaitannya dengan perubahan social (social charge), teori-teori
pembangunan, kesadaran politik perempuan dan gerakan pembebasan kaum
perempuan, termasuk pemikiran kembali institusi keluarga dalam konteks
masyarakat modern dewasa ini.7
Titik puncak kegiatan dan tulisan feminis terjadi pada momen-momen
liberasionis sejarah barat modern. Mobilisasi besar-besaran dalam hak pilih
perempuan untuk Undang-Undang pembaharuan industrial dan
kewarganegaraan yang terkjadi pada awal abad ke 20, utamanya diera
progresif di Amerika Serikat. Persoalan tentang feminis disaring kedalam
sosiologi dipinggirnya saja, didalam karya para teoritisi marginal laki-laki
atau para teoritisi perempuan yang semakin dimarginalkan. Kaum pria yang
mendapatkan kedudukan utama didalam profesi tersebut mulai dari: Herbert
Spencer, Max Webber dan Emile Durkheim yang memberikan tanggapan
pada dasarnya konservatif terhadap argumen feminis yang bergema
disekitar mereka. Mereka bersikap demikian sekalipun kaum wanita telah
menulis seperangkat teori sosiologis yang signifikan. Sejarah politik gender

6
Selden dalam Sugihastuti, Kritik Sastra Feminis, Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 32.
7
Abdul Mustaqim, Paradigma Tafsir Feminis, Membaca Al-Qur’an dengan Optik
Perempuan, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2008), hlm. 84.

9
dibidanng profesi tersebut, yang juga merupakan bagian dari sejarah
tanggapan laki-laki kepada klaim feminis baru dapat ditulis sekarang ini.

H. Urbanisasi
Dalam perspektif geografis, urbanisasi merupakan satu mata rantai tak
terpisahkan yang satu sama lain saling mempengaruhi atau merupakan unsur
yang dominan dalam sistem keruangan secara lebih luas tanpa mengabaikan
adanya jalinan yang era tantara aspek politik, sosial dan aspek ekonomi
8
dengan wilayah penyangga di sekitarnya. Sedangkan dalam konteks
modernisasi, urbanisasi mengandung pengertian sebagai perubahan nilai
dari orientasi tradisional ke orientasi modern sehingga terjadi difusi modal,
teknologi, nilai-nilai, pengelolaan, kelembagaan dan orientasi dari
masyarakat tradisional ke dunia barat (kota).9
Urbanisasi adalah suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk
yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu, dalam ilmu lingkungan,
urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah.
Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian. Pengertian
pertama, adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan
sosial ekonomi budaya wilayah karena percepatan kemajuan ekonomi.
Sedangkan pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang pindah dari
desa ke kota, karena adanya penarik di kota, misalnya kesempatan kerja.10
Sebagian dari akibat revolusi industrial, sejumlah besar orang pada
abad ke 19 dan pada abad ke 20, mereka tercerabut dari tempat asalanya
yang berada di pedesaan dan pindah kedaerah perkotaan. Migrasi besar-
besaran tersebut benar terjadi, hal tersebut sebagian besar disebabkan karena
lapangan pekerjaan yang diciptakan oleh pihak industri yang terdapat pada
wilayah-wilayah diperkotaan. Akan tetapi, yang ditimbulkan dari migrasi

8
Triana Wahyu Prayojana, dkk, 2020, “Dampak Urbanisasi Terhadap Pemukiman Kumuh
(Slum Area), Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan, Vol. 2. hlm. 15.
9
Ibid, hlm. 16.
10
Fitri Ramdhani Harahap, 2013, “Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di
Indonesia”, Jurnal Society, Vol. 1, No. 1. hlm. 1.

10
tersebut menghadirkan kesulitan bagi setiap individu yang harus perlu
menyesuaikan dirinya dengan kehidupan yang berada di daerah perkotaan.
Selain masalah tersebut, perluasan kota-kota menghasilkan deretan
persoalan perkotaan yang tampaknya tidak akan pernah berakhir, masalah
yang ditimbulkan antara lain: kepadatan yang berlebihan, polusi,
kebisingan, masalah lalu lintas, dan lain-lain. Pada dasarnya, sifat kehidupan
di daerah perkotaan dan masalah-massalah yang menarik perhatian para
sosiolog awal, khususnya tokoh Max webber dan Georg Simmel.

I. Perubahan Agama
Perubahan sosial yang ditimbulkan dari revolusi politik, revolusi
industri, dan urbanisai mempunyai efek yang mendalam pada keberagaman.
Banyak dari para sosiolog yang pada awalnya yang mempunyai latar
belakang agamis yang terlibat secara aktif, dan didalam beberapa kasus
secara profesional, didalam konteks agama. Mereka membawa ke sosiologi
dengan mempunyai tujuan-tujuan yang mereka dukung didalam
kehidupannya yang agamis. Mereka sangat mempunyai keinginan didalam
memperbaiki kehidupan masyarakat. Seorang tokoh sosiologi yang bernama
Emile Durkheim dengan salah satu karya utamanya mengenei agama.
Moralitas memainkan peran utama bukan hanya pada sosiologi Emile
Durkheim tetapi juga pada karya seorang tokoh yang berama Talcott
Parsons. Kemudian banyak pula dari karya Max Webber yang juga
mencurahkan didalam agama-agama yang terdapat didunia.

J. Pertumbuhan Ilmu
Pada waktu teori sosiologis yang sedang berkembang, dan penekanan
terhadap sebuah ilmu semakin bertambah jumlahnya, bukan hanya pada
tingkat perguruan tinggi maupun universitas, melainkan juga terdapat pada
masyarakat secara keseluruhan. Setiap individu yang kemudian
diasosiasikan dengan ilmu-ilmu yang paling sukses antara lain ilmu Fisika,
biologi dan kimia yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam akan

11
diberikan sebuah tempat yang paling terhormat didalam suatu masyarakat.
Isu mengenei hubungan diantara sosiologi dan ilmu diperdebatkan hingga
sekarang ini, namun di daerah negara Amerika Serikat, menunjukkan
bahwasannya setiap individu yang lebih menyukai terhadap sosiologi
sebagai suatu ilmu yang lebih dominan.
Perkembangan dari teori sosiologi klasik tersebut tidak hanya
berkembang pada satu negara saja, melainkan juga berkembang di beberapa
negara yang antara lain utamnya terjadi di kawasan Eropa Barat: Prancis,
Jerman, Inggris, dan Italia. Pemikiran, pandangan, serta konsep dari para
tokoh sosiologi klasik dapat dikatakan bahwasannya sampai kapanpun
nantinya akan terus menjadi dasar berpijak bagi munculnya teori-teori baru
dikemudian hari. Dalam hal ini pemahaman terhadap teori sosiologi klasik,
menurut sangat penting bagi setiap individu yang ingin sekali mendalami
tentang apa itu yang dinamakan tentang sosiologi. Karena selain teori
sosiologi klasik sebagai teori dasar bagi perkembangan teori sosiologi, teori
sosiologi klasik juga terkandung konsep-konsep maupun pandangan yang
nantinya sangat berguna dalam rangka membanngun wawasan dan
memudahkan kita dalam menerapkannya dalam kenyataan sosial yang ada
di dalam suatu masyarakat.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari teori dan pembahasan
yang dijabarkan di atas, antara lain sebagai berikut:
1. Teori sosiologi klasik merupakan sebuah teori dasar dalam
mempelajari sebuah mata kuliah kontemporer maupun yang sekarang
ini, pemikiran dari para tokoh teori sosiologi klasik.
2. Tokoh yang berperan dalam membangun teori sosiologi klasik antara
lain: Auguste Comte, Karl Marx, Emile Durkheim, Max Webber,
George Simmel dan Herbert Spencer.
3. Beberapa kekuatan sosial yang dapat melatarbelakangi kemunculan
teori-teori sosial antara lain, yaitu: revolusi politik, revolusi industri,
perkembangan kapitalisme, perkembangan sosialisme, feminisme,
urbanisasi, perubahan agama dan pertumbuhan ilmu.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan materi tentang sejarah kemunculan teori
sosiologi klasik, penulis menyarankan kepada setiap pembaca agar
memahami teori yang penulis bahas sebelum menerapkan teori tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Penulis juga berharap kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca, sehingga penulis bisa melakukan yang
lebih baik lagi untuk kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adams, Ian. 1993. Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik dan Masa
Depannya. Yogyakarta: Qalam.
Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.
Harahap, Fitri Ramdhani. 2013. Dampak Urbanisasi Bagi Perkembangan Kota di
Indonesia. Jurnal Society, Vol. 1. No. 1.
Harton and Hunt. 1987. Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kristeva, Nur Sayyind Santoso. 2015. Sejarah Ideologi Dunia. Yogyakarta:
Lentera Kreasindo.
Mustaqim, Abdul. 2008. Paradigma Tafsir Feminis, Membaca Al-Qur’an dengan
Optik Perempuan. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Prayojana, Triana Wahyu., dkk. 2020. Dampak Urbanisasi Terhadap Pemukiman
Kumuh (Slum Area), Jurnal Kependudukan dan Pembangunan Lingkungan,
Vol. 2.
Riswanto. 2009. Sosiologi SMA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Selden dalam Sugihastuti. 2000. Kritik Sastra Feminis, Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Subadi, Tjipto. 2009. Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sudarsono, Agus dan Agustina Tri. 2016. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai