DOSEN PENGAMPU :
Dr. I Wayan Kertih, M.Pd.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................2
1.4 Manfaat ............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3
2.1 Sejarah lahirnya Sosiologi sebagai kajian ilmu ...............................................................3
2.2 Pengertian Sosiologi jika dilihat dari berbagai sudut pandang ........................................5
2.3 Sejarah dari perkembangan Sosiologi ..............................................................................6
2.4 Objek study dari Sosiologi ...............................................................................................9
2.5 Ruang lingkup Sosiologi ..................................................................................................10
2.6 Hubungan Ilmu Sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya ............................................13
2.7 Konsep-konsep yang ada dalam ilmu Sosiologi ..............................................................14
2.8 Manfaat yang bisa didapatkan dari mempelajari ilmu Sosiologi .....................................15
2.9 Pendekatan ilmu Sosiologi ...............................................................................................16
2.10Hubungan Kajian Akademik Sosiologi dengan PPkn ....................................................17
BAB III PENUTUP ...............................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................18
3.2 Saran ................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................20
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu, dan
sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan ilmiah tentang
masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir
logis. Sebagai metode, sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial
dan budaya yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Sosiologi disusun secara masuk akal, tidak bertentangan dengan hukumhukum
logika sebagai pola pemikiran untuk menarik kesimpulan, ini berarti sosiologis bersifat
logis. Sedangkan sosiologi selalu didasarkan pada fakta dan data yang ada tanpa ada
manipulasi dari data, ini berarti Sosiologi bersifat obyektif.
Selain sosiologi bersifat logis dan objektif sosiologi juga bersifat sistematis, andal,
dirancang, akumulatif dan empitis. Sosiologi bersifat sistematis artinya sosiologi disusun
secara rapi, sesuai dengan kaidah keilmuan. Sosiologi bersifat andal artinya sosiologi dapat
dibuktikan kembali, dan untuk suatu keadaan terkendali harus menghasilkan hasil yang
sama. Sosiologi bersifat dirancang/direncanakan artinya sosiologi didesain lebih dahulu
sebelum melaksanakan aktivitas penyelidikan. Sosiologi bersifat akumulatif artinya
sosiologi merupakan ilmu yang akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan
perkembangan keinginan dan hasrat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan
dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. Sosiologi bersifat teoritis, artinya
sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian. Sosiologi
bersifat kumulatif, artinya sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam
arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teoriteori lama. Sosiologi bersifat non-
ethnis, artinya sosiologi yang dibahas dan dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta
tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
(Tjipto Subadi, 2009:1- 2)
Soerjono Soekanto (1986: 11) menjelaskan bahwa: 1) Sosiologi bersifat empiris,
yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap
kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. 2) Sosiologi bersifat
teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari
hasil-hasil penelitian. 3) Sosiologi bersifat kumulatif, yang berarti bahwa teori-teori
sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,
memperluas, serta memperhalus teori-teori lama. 4) Sosiologi bersifat non-ethis, yakni
yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah
untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan dari rumusan masalah diatas meliputi;
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya Sosiologi sebagai kajian ilmu,
2. Untuk mengetahui pengertian Sosiologi jika dilihat dari berbagai sudut pandang,
3. Untuk mengetahui sejarah dari perkembangan Sosiologi,
4. Untuk mengetahui meliputi sebagai objek study dari Sosiologi,
5. Untuk mengetahui ruang lingkup Sosiologi,
6. Untuk mengetahui hubungan Ilmu Sosiologi dengan ilmu-ilmu social lainnya,
7. Untuk mengenal konsep-konsep yang ada dalam ilmu Sisiologi,
8. Untuk mengetahui manfaat yang bisa didapatkan dari mempelajari ilmu Sisiologi,
9. Untuk mengetahui pendekatan ilmu Sosiologi,
10. Utuk mengetahui Hubungan Kajian Akademik Sposiologi dengan PPKn.
Tujuan pengajaran sosiologi di Sekolah Menengah pada dasarnya mencakup dua
sasaran yang bersifat kognitif dan bersifat praktis. Secara kognitif pengajaran Sosiologi
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dasar Sosiologi agar siswa mampu
memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan
dan masyarakat sebagai suatu sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis
dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional
dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial serta
berbagai masalah sosial yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
1.4. Manfaat
Mamfaat yang diperoleh dari rumusan masalah diatas meliputi:
1. Memberikan pemahaman tentang sejarah lahirnya Sosiologi sebagai kajian Ilmu
2. Memberikan informasi tentang pengertian Sosiologi jika dilihat dari sudut pandang
3. Memberikan pemahaman mengenai sejarah perkembangan Sosiologi
4. Memberikan informasi objek study dari Sosiologi
5. Memberikan informasi mengenai ruang lingkup Sosiologi
6. Memberikan pahaman mengenai hubungan Ilmu Sosiologi dengan ilmu-ilmu lainnya
7. Memberikan pemahaman tentang konsep-konsep yang ada didalam ilmu Sosiologi
8. Memberikan informasi apa mamfaat yang didapatkan dari mempelajari ilmu Sosiologi
9. Memberikan pemahaman tentang pendekatan ilmu Sosiologi
10. Memberikan informasi mengenai Hubungan Kajian Akademik Sosiologi dengan PPKn
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Lahirnya Sisiologi Sebagai Suatu Ilmu
Subadi dalam bukunya yang berjudul Sosiologi dan Sosiologi pendidikan (2009:
6-12) menulis sejarah lahirnya sosiologi bahwa sebagai suatu disiplin akademis yang
mandiri, sosiologi masih berumur relatif muda yaitu kurang dari 200 tahun. Istilah sosiologi
untuk pertama kali diciptakan oleh Auguste Comte dan oleh karenanya Comte sering
disebut sebagai bapak sosiologi. Istilah sosiologi ia tuliskan dalam karya utamanya yang
pertama, berjudul The Course of Positive Philosophy, yang diterbitkan dalam tahun 1838.
Karyanya mencerminkan suatu komitmen yang kuat terhadap metode ilmiah. Menurut
Comte ilmu sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis
bukan pada kekuasaan dan spekulasi. Hal ini merupakan pandangan baru pada saat itu.
Emile Durkheim menunjukkan pentingnya metodologi ilmiah dalam sosiologi.
Dalam bukunya Rules of Sociological Method yang diterbitkan tahun 1895,
menggambarkan metodologi yang kemudian ia teruskan penelaahannya dalam bukunya
berjudul Suicide yang diterbitkan pada tahun 1897. Buku itu memuat tentang sebab-sebab
bunuh diri, pertama-tama ia merencanakan disain risetnya dan kemudian mengumpulkan
sejumlah besar data tentang ciri-ciri orang yang melakukan bunuh diri dan dari data tersebut
ia menarik suatu teori tentang bunuh diri.
Dijelaskan Buku Sosiologi karangan Subadi (2008) bahwa kuliah sosiologi muncul
di berbagai universitas sekitar tahun 1890-an. The American Journal of Sociology memulai
publikasinya pada thun 1895 dan The American Sociological Society (sekarang bernama
American Sociological Association) diorganisasikan dalam tahun 1905. Sosiolog Amerika
kebanyakan berasal dari pedesaan dan mereka kebanyakan pula berasal dari para pekerja
sosial; sosiolog Eropa sebagian besar berasal dari bidang-bidang sejarah, ekonomi politik
atau filsafat.
Selanjutnya terjadi Urbanisasi dan industrialisasi di Amerika pada tahun 1900-an
telah menciptakan masalah sosial. Hal ini mendorong para sosiolog Amerika untuk mencari
solusinya. Mereka melihat sosiologi sebagai pedoman ilmiah untuk kemajuan sosial.
Sehingga kemudian ketika terbitnya edisi awal American Journal of Sociology isinya hanya
sedikit yang mengandung artikel atau riset ilmiah, tetapi banyak berisi tentang peringatan
dan nasihat akibat urbanisasi dan industrialisasi. Sebagai contoh suatu artikel yang terbit di
tahun 1903 berjudul “The Social Effect of The Eight Hour Day” tidak mengandung data
faktual atau eksperimental. Tetapi lebih berisi pada manfaat sosial dari hari kerja yang lebih
pendek. (Subadi 2008)
Namun pada tahun 1930-an beberapa jurnal sosiologi yang ada lebih berisi artikel
riset dan deskripsi ilmiah. Sosiologi kemudian menjadi suatu pengetahuan ilmiah dengan
teorinya yang di dasarkan pada obeservasi ilmiah, bukan pada spekulasi-spekulasi. Para
sosiolog tersebut pada dasarnya merupakan ahli filsafat sosial. Mereka mengajak agar para
sosiolog yang lain mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data yang nyata,
dan dari kenyataan itu disusun teori sosial yang baik.
3
Sejarah lahirnya sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan menurut Subadi dalam
bukunya yang berjudul Sosiologi dan sosiologi pendidikan (2008, 2009) dijelaskan bahwa
sejarah sosiologi adalah sebagai berikut;
1. Sejak tahun 1800-an ketika Auguste Comte pertama kali menggunakan kata
sosiologi dalam bukunya yang berjudul; Positive Philosophy pada tahu 1842,
sosiologi kemudian diakui sebagai ilmu pengetahuan dan Comte kemudian disebut
sebagai bapak sosiologi karena Comte-lah yang pertama mengusulkan sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan berdasarkan pengamatan empiris, disusun secara
sistematis, dan ilmiah.
2. Kemudian pada tahun 1876, Herbert Spencer (Inggris) menerbitkan teks sosiologi
pertama.
3. Pada tahun 1883 di Amerikan, Lester F Ward menerbitkan buku yang berjudul
Dynamic Sociology.
4. Disusul sosiolog yang lain, Max Weber di Jerman, Emile Durkheim di Perancis,
dan kemudian diikuti William Graham Sumner, Charles Horton Coooley, dan
Albion W Small di Amerika Serikat.
5. Pada tahun 1890 kalangan Universitas di Amerika memunculkan sosiologi dan
menerbitkan American Journa of Sociology tahun 1895. Dalam perkembangannya
kemudian di Amerika membentuk organisasi American Sociological Association
pada tahun 1905.
6. Selanjutnya dijelaskan bahwa sejarah perkembangan sosiologi menurut Bouman dalam
Saputra (1982: 8) membagi dalam 4 fase yaitu;
(a) Fase pertama, sosiologi sebagai bagian dari pandangan filsafat umum, terutama
mengenai negara, hukum, dan moral dalam sel-sel etika atau norma keagamaan.
(b) Fase kedua, sosiologi yang berdasarkan ajaran ketentuan hukum kodrat yang
meliputi segalanya.
(c) Fase ketiga, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri tetapi
dengan metode ilmu pengetahuan lainnya.
(d) Fase keempat, sosiologi yang berdiri sendiri dengan objek, metode, dan
pembentukan pengertian sendiri.
7. Sedangkan menurut Ary. H. Gunawan (2000: 8-9) mazhab-mazhab sosiologi setelah
Comte adalah;
a) Mazhab geografi dan lingkungan, ajaran (teori) yang menghubungkan faktor
keadaan alam (lingkungan) dengan struktur serta organisasi social, lingkungan
mempengaruhi struktur dan organisasi sosial. Jadi lingkungan mempengarui
struktur serta organisasi social.
b) Mazhab organis dan Evolusioner, membandingkan masyarakat manusia dengan
organisme manusia dan beranggapan bahwa organisasi secara evolusi akan
semakin sempurna sifatnya.
c) Mazhab formil, masyarakat merupakan wadah saling hubungan (interaksi)
antara individu dengan kelompok, dan seseorang tidak mungkin menjadi pribadi
yang bermakna tanpa menjadi warga masyarakat,
d) Mazhab psikologi, masyarakat adalah proses imitasi (La societe’ c’est
l’imitation), yaitu proses kejiwaan, semua interaksi sosial&seluruh pergaulan
4
antar manusia, masyarakat menjadi masya rakat sebenarnya apabila manusia
mulai mengimitasi orang lain.
e) Mazhab ekonomi, Karl Marx mempergunakan metode sejarah dan filsafat untuk
membentuk suatu teori tentang perubahan perkembangan manusia menuju suatu
keadaan yang berkeadilan social.
f) Mazhab hukum, hukum itu adalah kaidah-kaidah yang memiliki sanksi dimana
berat ringannya sanksi tergantung pada sifat pelanggaran.
8. Di Indonesia pada tahun 1948 ilmuwan sosial yang pertama kali mengajarkan sosiologi
adalah Soenario Kolopaking di Akademi Ilmu Politik sekarang bernama UGM.
perkembangan sosiologi di Indonesia, menurut Selo Soemardjan, sosiologi telah
dibicarakan oleh Sri Paku Buwono IV dari Surakarta dalam karyanya “Wulang Reh”
antara lain mengajarkan tata hubungan para anggota berbagai golongan dalam
intergroup relations.
9. Ki Hajar Dewantara juga telah memberikan sumbangannya kepada sosiologi dengan
konsepsi kepemimpinan, pendidikan serta kekeluargaan di Indonesia dan sekarang
dikenal dengan istilah “Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri
Handayani.
10. Sosiolog yang lain yang memberikan sumbangan ilmu pengetahuan sosiologi adalah
Mr. Djody Gondokoesoemo dengan bukunya yang berjudul Sosiologi Indonesia.
11. Hasan Shadily dengan bukunya Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia telah memuat
bahan-bahan sosiologi modern.
12. Drs. JBAF Mayor Polak (tamatan Universitas Leiden Belanda) telah menerbitkan buku
Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas. Selo Soemarjan dengan bukunya Social Changes
In Yogyakarta (1962) tentang perubahanperubahan yang terjadi dalam masyarakat
Yogyakarta sebagai akibat revolusi politik dan sosial pada waktu pusat revolusi masih
di Yogyakarta, dan Setangkai Bunga Sosiologi yang merupakan buku wajib beberapa
perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia.
8
tersebut suatu perubahan akan dapat dilihat sebelumnya sebab karakteristik
masyarakat akan sangat berpengaruh pada perubahan sosial. Perkembangan ilmu
sosiologi telah membawa perubahan pendekatan di mana pada dekade sebelumnya
analisis sosiologi lebih bersifat makro, maka perkembangan selanjutnya lebih
bersifat mikro.
2. Sosiologi Modern
Jika dilihat dari sejarah perkembangannya, sosiologi berkembang di Eropa, tetapi
perkembangan selanjutnya yang mengantar pada sosiologi modern justru banyak terjadi
di Amerika Serikat dan Kanada. Perkembangan ini erat kaitannya dengan situasi dan
kondisi masyarakat di daerah tersebut. Di dalam sejarah perkembangan masyarakat,
abad ke-20 adalah abad gelombang besar imigrasi ke Amerika Utara yang berakibat
pada pesatnya pertumbuhan penduduk dan munculnya kota-kota industri baru.
Pesatnya pertumbuhan penduduk dan industri tersebut tentu akan membawa
gejolak kehidupan sosial perkotaan seperti kriminalitas, kerusuhan yang berbau
perkotaan dan berbagai tuntutan seperti kaum buruh dan hak-hak perempuan.
Perubahan inilah yang mendorong para sosiolog untuk memikirkan gejala sosial yang
terjadi, yang analisis ilmiahnya sudah tidak lagi relevan dengan pendekatan sosiologi
yang banyak digunakan di Eropa pada masa sebelumnya.
Berangkat dari permasalahan tersebut akhirnya para ilmuwan sosial mencari
pendekatan baru dalam menganalisis permasalahan tersebut yang melahirkan sosiologi
modern yang lebih bersifat mikro, dalam arti lebih bersifat empiris. Dalam pendekatan
modern, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari berbagai fakta sosial yang
muncul. Hasil identifikasi fakta sosial tersebut dapat digunakan untuk menarik suatu
kesimpulan terhadap permasalahan yang ada. Mulai saat itu disadari nilai penting
penelitian sosial terutama yang berkaitan dengan solusi masalah kemasyarakatan.
2.4 Objek Studi Sosiologi
Sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah
masyarakat-masyarakat dilihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul
dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Masyarakat mencakup beberapa unsur yaitu:
1. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran mutlak ataupun
angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia harus ada, akan tetapi secara
teoritis angka minimumnya adalah 2 (dua) orang yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang lama. Kumpulan manusia tidaklah sama dengan
kumpulan benda benda mati. Berkumpulnya manusia maka akan timbul manusia-
manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti.
Mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan
atau perasaanperasaannya, sebagai akibat hidup bersama itu timbullah sistem
komunikasi dan timbullah peraturanperaturan yang mengatur hubungan antar
manusia dalam kelompok tersebut.
9
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan, oleh sebab itu setiap anggota kelompok merasa dirinya
terikat satu dengan lainnya
2. Sosiologi Industri
Kelahiran bidang ini mendapat inspirasi dari pemikiran-pemikiran Karl Marx, Emile
Durkheim, dan Max Weber. Walaupun secara formal sosiologi industri lahir pada kurun
waktu antara Perang Dunia I dan II, serta secara matang tahun 1960-an dan awal tahun
1970-an. Dalam perkembangannya, sosiologi industri sejak tahun 1980-an terdapat
empat tema baru yang muncul dan dalam riset-riset sosiologi industri.
a. Sosiologi industri yang hanya menekankan gaya tradisional yang patriarkat,
memberikan peluang munculnya lini baru, yakni feminisme dalam riset.
b.Runtuhnya komunisme di Eropa Timur, adanya globalisasi industri, pergeseran
dari Fordisme menuju postfordisme, perkembangan-perkembangan teknologi
pengawasan dan bangkitnya minat pada peran norma dan nominasi diri yang sering
kali dikaitkan dengan gagasan-gaggasan Foucault dan tokoh pascamodernis
lainnya.
c. Perkembangan teknologi informasi dan aplikasiaplikaisnya di bidang manufaktur
serta perdagangan, telah mendorong bangkitnya kembali minat untuk menerapkan
gagasan-gagasan konstruktivis sosial dari sosiologi ilmu pengetahuan serta
teknologi ke sosiologi kerja dan industri.
d.Asumsi bahwa pekerjaan dan produksi merupakan unit identitas sosial tentang
argumen-argumen bahwa polapola konsumsi merupakan sumber identitas
individual.
3. Sosiologi Perkotaan
Sosiologi urban atau perkotaan adalah studi sosiologi yang menggunakan
berbagai statistik di antara populasi dalam kota-kota besar. Kajiannya terutama
dipusatkan pada studi wilayah perkotaan di mana zona industri, perdagangan, dan
tempat tinggal terpusat. Praktik ini menerangkan pengaruh penggunaan tata ruang dan
lingkungan kota besar dalam beberapa lokasi atau daerah miskin sebagai jawaban atas
beberapa kultur, etnis dan bahasa yang berbeda, suatu mutu hidup yang rendah,
beberapa kelompok kesukuan berbeda dan untuk mengungkap suatu standar hidup
rendah, terutama bahwa semua fenomena-fenomena sosial ke arah disorganisasi sosial.
Walaupun tidak dipungkiri justru di kota terdapat banyak kelompok-kelompok sosial
masyarakat elite, menengah dan profesional.
11
4. Sosiologi Medis
Sosiologi medis merupakan bagian dari sosiologi yang kajiannya memfokuskan
pada pelestarian ilmu kedokteran, khususnya pada masyarakat modern. Bidang ini
berkembang pesat sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Setidaknya ada dua alasan
yang mendorong pesatnya perkembangan bidang ini, yaitu:
a. Berhubungan dengan asumsi-asumsi dan kesadaran bahwa masalah yang
terkandung dalam perawatan kesehatan masyarakat modern adalah sebagai
bagian integral masalah-masalah sosial.
b. Meningkatnya minat terhadap pengobatan dalam aspek-aspek sosial dari
kondisi sakit, psikiatri (berhubungan dengan penyakit jiwa), pediatri (kesehatan
anak), praktik umum, geriatrik, dan pengobatan komunitas.
5. Sosiologi Wanita
Lahir dan berkembangnya sosiologi wanita, di mana sejarah perintisnya sejalan
dengan perkembangan gerakan feminisme yang dipelopori oleh Mary Wollstoneraft
dalam bukunya A Vindication of the Right of Women, kendati akar-akar historisnya
dapat dilacak sejak lahirnya sosiologi sebagai disiplin akademik. Sosiologi wanita
merupakan suatu perspektif menyeluruh tentang keanekaragaman pengalaman yang
terstruktur bagi kaum wanita, dengan mendefinisikan sosiologi wanita dalam arti pola-
pola ketidakadilan yang terstruktur, khususnya kerangka stratifikasi gender. Di samping
itu, secara eksplisit adanya pengintegrasian penelitian yang progresif mengenai peran
gender dari disiplin sosiologi. Bidang kajian ini bergerak ke arah suatu penilaian
sistematis tentang seluruh wanita, termasuk wanita kulit berwarna, wanita kelas
pekerja, wanita lanjut usia, dan sebagainya. Singkatnya, yang dilakukan oleh kaum
wanita ialah mengembangkan suatu sosiologi oleh dan untuk wanita.
6. Sosiologi Militer
Bidang kajian ini menyoroti angkatan bersenjata sebagai suatu organisasi
bertipe khusus dengan fungsi sosial spesifik. Fungsi-fungsi tersebut bertolak dari suatu
tujuan organisasi keamanan dan sarana-sarananya, kekuatan serta kekerasan.
7. Sosiologi Keluarga
Mempelajari pembentukan dan perkembangan keluarga, bentuk keluarga,
fungsi dan struktur keluarga, arah perkembangan keluarga pada masa mendatang,
permasalahan yang dihadapi keluarga serta penyelesaiannya, masalah penyimpangan
hubungan dengan sosialisasi, disorganisasi keluarga, dan masalah keluarga berencana.
Mencakup hubungan keluarga dengan sistem sosial lainnya, seperti sistem pendidikan,
ekonomi, pemerintahan, hubungan keluarga dengan sistem nilai dan organisasi lainnya,
serta implikasinya terhadap anggota keluarga. Pendekatan sosiologis dalam melihat
keluarga, peranan, interaksi, dan fungsi keluarga dalam era modernisasi maupun
pembangunan.
12
8. Sosiologi Agama
Sosiologi agama merupakan studi sosiologis yang mempelajari studi ilmu
budaya secara empiris, profan, dan positif yang menuju kepada praktik, struktur sosial,
latar belakang historis, pengembangan, tema universal, dan peran agama dalam
masyarakat.
9. Sosiologi Pendidikan
Bidang-bidang kajian sosiologi pendidikan mencakup;
1. hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lainnya;
2. hubungan sekolah dengan komunitas sekitarnya;
3. hubungan antarmanusia dalam sistem pendidikan;
4. pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik.
14
e) Interaksi sosial adalah proses sosial yang menyangkut hubungan timbal balik antar
pribadi, antar kelompok maupun pribadi dengan kelompok.
f) Konflik sosial adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk menguasai atau
menghancurkan pihak lain.
g) Perubahan sosial adalah semua bentuk perubahan struktur sosial dan struktur
budaya termasuk corak kebudayaan.
h) Permasalahan sosial merujuk kepada suatu kondisi yang tidak diinginkan, tidak
adil, berbahaya, ofensif, dan dalam pengertian tertentu mengancam kehidupan
masyarakat.
i) Penyimpangan adalah bentuk-bentuk perilaku warga masyarakat yang tidak sesuai
dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat tersebut.
j) Globalisasi merujuk pada implikasi tidak berartinya lagi jarak nasional, regional,
maupun teritorial sehingga apapun yang terjadi dan berlangsung di suatu tempat
bukan jaminan bahwa kejadian atau peristiwa tersebut tidak membawa pengaruh
di tempat lain.
k) Patronase didefinisikan sebagai suatu kekuasaan untuk memberikan berbagai tugas
pada mesin birokrasi di semua tingkatan atau pendistribusian berbagai sumber daya
yang berharga seperti pensiun, lisensi dan kontrak publik berdasarkan kriteria
politik.
l) Kelompok adalah sekumpulan orang yang disatukan oleh satu prinsip dengan pola
rekrutmen hak dan kewajiban tertentu.
m) Patriarki ialah saluran dari pihak Ayah yang secara luas dapat dijelaskan bahwa
laki-laki memiliki keistimewaan tertentu dibandingkan perempuan.
n) Hirarki ialah jenjang, tatanan, peringkat kekuatan, prestise atau otoritas.
15
3. Hasil studi sosiologi terhadap kondisi masyarakat dapat digunakan sebagai dasar
untuk menetapkan suatu kebijakan, baik dari pemerintah, perusahaan, badan dunia,
atau yang lainnya.
4. Hasil kajian sosiologi dapat dijadikan pertimbangan untuk memecahkan masalah-
masalah sosial.
5. Data tentang masyarakat dapat membantu kegiatan pembangunan, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi hasil-hasilnya
16
Kajian akademik sosiologi memiliki peran penting dalam program studi PPKn. Berikut
adalah beberapa peran penting kajian akademik sosiologi dalam program studi PPKn:
➢ Membantu memahami dinamika sosial: Melalui kajian akademik sosiologi, mahasiswa
PPKn bisa memahami dinamika sosial yang terjadi di masyarakat. Hal ini akan
membantu memperkuat pemahaman mereka tentang peran dan fungsi masyarakat
dalam menjaga kelestarian nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
➢ Mendukung pengembangan program PPKn: Kajian akademik sosiologi juga dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan program PPKn. Pemahaman yang
mendalam tentang sosiologi dapat membantu pengembangan metode dan strategi
pengajaran yang efektif untuk mencapai tujuan PPKn.
➢ Dukungan dalam pengambilan keputusan: Sosiologi juga dapat memberikan dukungan
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah sosial. Kajian akademik
sosiologi dapat membantu mahasiswa PPKn memahami situasi dan kondisi sosial yang
ada di masyarakat, sehingga mereka dapat memberikan analisis yang objektif dan
bermanfaat dalam mengambil keputusan.
Dalam hal ini, program studi PPKn harus memperhatikan pentingnya kajian akademik
sosiologi sebagai bagian dari kurikulum. Dengan begitu, mahasiswa dapat mengembangkan
pemahaman yang lebih luas tentang masyarakat, sehingga mereka dapat menjadi agen
perubahan sosial yang baik dan responsif terhadap dinamika sosial yang ada di masyarakat.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berbicara tentang sejarah, tentu akan ada banyak sekali pandangan dari ahli-ahli yang
mendeskripsikannya. Istilah sosiologi sendiri pertama kali diciptakan oleh Auguste Comte dan
oleh karenanya Comte sering disebut sebagai bapak sosiologi. Sosiologi berasal dari kata
socius dan logos. Sucios berarti teman atau kawan, sedangkan logos berarti pengetahuan.
Sosiologi diartikan sebagai pengetahuan tentang pertemanan. Pengertian pertemanan diperluas
menjadi hidup bersama atau masyarakat. Sosiologi artinya pengetahuan tentang hidup
bermasyarakat. Sosiologi artinya pengetahuan tentang hidup bermasyarakat. Dalam
perkembangannya, sosiologi dipahami oleh para ahli dalam pengertian yang beraneka ragam
sesuai dengan persepsi, sudut pandang dan pengalaman mereka masing-masing, seperti Comte
mengartikan sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat. Sosiologi memahami kehidupan
bersama manusia sejauh kehidupan tersebut dapat ditinjau atau diamati melalui metode
empiris. Bertrand mengartikan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentang antar hubungan
manusia atau sistem-sistem tindakan sosial. Beliau dan Moore memahami sosiologi sebagai
studi akademis mengenai bagaimana hubungan sosial dan orientasi normatif bersama
mempengaruhi pola tingkah laku dan bagaimana tingkah laku sosial dalam keadaan yang
beragam melahirkan struktur sosial yang beraneka ragam, dan masih banyak lagi.
Sosiologi banyak mengalami perkembangan dari masa ke masa. Salah satunya menurut
Soerjono Soekanto dan Bernard perkembangan sosiologi dapat di bagi menjadi dua yaitu
sosiologi klasik dan sosiologi modern. Sosiologi Klasik sebagai ilmu yang mengkaji hubungan
antara manusia satu dan lainnya, antara kelompok satu dan kelompok lainnya berasal dari
berbagai pemikiran tentang masyarakat. Sedangkan Sosiologi Modern sendiri adalah sosiologi
yang dilihat dari sejarah perkembangannya, sosiologi berkembang di Eropa, tetapi
perkembangan selanjutnya yang mengantar pada sosiologi modern justru banyak terjadi di
Amerika Serikat dan Kanada. Perkembangan ini erat kaitannya dengan situasi dan kondisi
masyarakat di daerah tersebut. Di dalam sejarah perkembangan masyarakat, abad ke-20 adalah
abad gelombang besar imigrasi ke Amerika Utara yang berakibat pada pesatnya pertumbuhan
penduduk dan munculnya kota-kota industri baru.
Objek sosiologi adalah masyarakat-masyarakat dilihat dari sudut hubungan antar manusia,
dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Seperti bagaimana
manusia itu berinteraksi dengan sesame, bagaimana dia hidup berdampingan dalam jangka
waktu yang lama, sehingga mereka sadar dengan sendirinya, bahwa mereka adalah satu
kesatuan.
Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki cakupan luas dan banyak cabang yang
dipersatukan. Ruang lingkup Sosiologi adalah sebagai ilmu dan metode, interaksi sosial,
sosialisasi, struktur sosial, kebudayaan, dan perubahan sosial budaya. Menurut Supardan
sendiri, secara tematis ruang lingkup sosiologi dapat dibedakan menjadi beberapa sub disiplin
ilmu sosiologi, seperti sosiologi pedesaan, sosiologi industri, sosiologi perkotaan, sosiologi
18
medis, sosiologi wanita, sosiologi militer, sosiologi keluarga, sosiologi pendidikan, dan
sosiologi seni.
Ilmu Sosiologi juga memiliki hubungan erat dengan ilmu lain, seperi ilmu ekonomi, ilmu
politik, ilmu sejarah, dan ilmu psikologi.
Sosiologi merupakan ilmu murni atau “pure sciene” bukan ilmu terapan “applied sciene”.
Ini berarti ilmu yang dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu secara abstrak
untuk meningkatkan kualitasnya. Dalam hal ini, tujuan sosiologi adalah untuk memperoleh
pengetahuan yang mendalam tentang masyarakat. Selain itu, sosiologi juga bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman terhadap ciriciri dan sifat-sifat masyarakat serta meningkatkan daya
adaptasi diri dengan lingkungan hidupnya, terutama lingkungan sosial-budayanya. Caranya
adalah dengan mengembangkan pengetahuan yang objektif mengenai gejalagejala masyarakat
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial.
Ada beberapa pendekatan yang berkembang dalam sosiologi, seperti pendekatan analogi
organik dari herbert spencer adalah pendekatan ini memahami masyarakat seperti tubuh
manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian bagian yang tergantung satu sama
lain. Pendekatan materialisme dialektis dari karl max adalah pendekatan ini menganggap
bahwa konflik antar kelas sosial yang menjadi inti sari perubahan dan perkembangan
masyarakat adalah pendekatan fungsionalisme dari emile durkheim adalah pendekatan ini
berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus memelihara
keteraturan sosial. Pendekatan verstehen dari max weber adalah pendekatan pemahaman ini
berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan dan sikap yang menjadi panutan perilaku
manusia.
3.2 Saran
Apabila masih terdapat kesalahan di dalam makalah kelompok kami, kami mohon maaf.
19
DAFTAR PUSTAKA
DAMANIK, F. H. S. (2023). Pendalaman dan Pemantapan Materi Sosiologi untuk SMA/MA
Kelas XI. Penerbit Andi.
Handoyo, Eko. 2013. Sosiologi Politik. Yogyakarta: Ombak.
Hanum, F., & Si, M. (2011, September). Konsep, materi dan pembelajaran sosiologi.
In Makalah disampaikan pada Seminar Regional: Pembelajaran dan Pendidikan
Karak-ter Mata Pelajaran Sosiologi, yang diselenggarakan Jurusan Sosiologi dan
Antropologi Universitas Negeri Surakarta (Vol. 27).
Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasan, Said Hamid. 1993. Pendidikan IPS 2. Jakarta: Depdikbud.
Jurdi, Fatahullah. 2014. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kinloch, Graham C. 2005. Teori Sosiologi. Bandung: Pustaka Setia.
Masyhuri, M., Suud, S., & Ilyas, M. (2021). Pengembangan Materi Sosiologi Berbasis
Kearifan Lokal (Pendampingan Pada Guru Sosiologi SMA/MA di Tanjung Lombok
Utara). Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, 4(2).
Putri, N. A. (2011). Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter melalui mata pelajaran
sosiologi. Komunitas: International Journal Of Indonesian Society and Culture, 3(2).
Subadi, T. (2011). Pendalaman Materi Sosiologi.
Wulansari, C. D., & Gunarsa, A. (2013). Sosiologi: Konsep dan teori. Refika Aditama.
20