Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SOSIOLOGI

”RUANG LINGKUP SOSIOLOGI”

OLEH :
NURDAZIRA JUFRI

DOSEN PENGAMPU :
DR.MURID MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah swt karena kita masih diberi kesempatan
untuk menyelesaiakan makalah yang berjudul “RUANG LINGKUP SOSIOLOGI”. Shalawat
dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kitanabi besar muhammad saw yang telah
membawa kita dari alamkegelapan ke alam yang terang benderang.dalam penyusunan makalah
ini kami sadar bahwa masih banyakkekurangan oleh sebab itu kami meminta kritik dan saran
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologi
B. Sejarah Sosiologi
C. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
D. Sosiologi Sebagai Ilmu Integrasi Sosial
E . Kenyataan dan Fakta Sosial
F . Solidaritas Sosial
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat secara
keseluruhan, yakni hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis.
Sosiologi juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan ilmu umum artinya sosiologi
mempelajari gejala umum yang ada pada setiap interaksi manusia, bukan mempelajari ilmu
dengan gejala khusus. Maka dari itu sosiologi mencakup segala aspek dalam kehidupan manusia,
karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat dan selalu melakukan interaksi
dalam kehidupan sehari-hari.

B . Rumusan Masalah

Berdasarkan adanya latar belakang di atas, dapat digambarkan beberapa permasalahan yang
dapat ditemukan peneliti dan dianggap penting untuk dilakukan penelitian yaitu:

1. Apa yang dimakud dengan sosiologi,ruang lingkup dan kajian sosiologi?


2. Bagaimana sejarah dalam ilmu sosiologi?
3. Mengapa sosiologi sebagai ilmu integrasi sosial?
4. Bagaimana solidaritas, kenyataan dan fakta mengenai social?

C . Tujuan

Tujuan ini dibuat adalah untuk menjawab pertanyaan sebagaiman rumusan masalah di atas
sehingga nantinya dapat diketahui secara jelas dan terperinci tujuannya. Adapun tujuan tersebut
adalah:

1. Menjelaskan tentang pengertian sosiologi,ruang lingkup dan kajian sosiologi.


2. Mndeskripsikan sejarah dalam ilmu sosiologi.
3. Menjelaskan tentang sosiologi sebagai ilmu integrasi social.
4. Mendeskripsikan solidaritas,kenyataan dan fakta mengenai social.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi
Arti harfiah (estimologis) sosiologi berasal dari bahasa Latin yang bermakna Socius kalau
diartikan menjadi bahasa indonesia “kawan”, sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi
arti harfiah lengkapnya Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat
adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan
memiliki budaya. jadi objek yang dipelajari oleh sosiologi adalah tentang mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku
kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan
berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.

Sedangkan arti terminologi, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi
manusia di dalam masyarakat. Sosiologi bermaksud untuk mengkaji kejadiankejadian dalam
masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang selanjutnya berusaha untuk mendatangkan
perbaikan dalam kehidupan bersama.

B. Sejarah Sosiologi

Sosiologi termasuk cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu sosial, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun
demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang
kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu,
sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran
ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

Awal mula sosiologi diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De
Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan,
bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat
baru dideskripsikan secara eksklusif dan dirumuskan menjadi satu disiplin ilmu baru di abad 19
di Eropa.
Pada awalnya, sosiologi lahir dan berkembang di Eropa. Sosiologi lahir didasari akibat
adanya guncangan sosial, dari efek revolusi industri di Prancis. Efek tersebut mengakibatkan
banyak terjadinya eksploitasi tenaga kerja dan urbanisasi dan kekhawatiran di tengah
masyarakat. Atas dasar tersebut, kemudian August Comte merancang sebuah penelitian sosial
yang digunakan untuk mempelajari pola kehidupan perilaku masyarakat pada abad ke 19.

C. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi

Ruang Lingkup Sosiologi mencakup pengetahuan dasar pengkajian kemasyarakatan yang


meliputi:

a. Kedudukan dan peran sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, dan
masyarakat.

b. Nilai-nilai dan norma-norma sosial yang mendasari atau memengaruhi sikap dan
perilaku anggota masyarakat dalam melakukan hubungan sosial.

c. Masyarakat dan kebudayaan daerah sebagai submasyarakat serta kebudayaan


nasional Indonesia.

d. Perubahan sosial budaya yang terus-menerus berlangsung yang disebabkan oleh


faktorfaktor internal maupun eksternal.

e. Masalah-masalah sosial budaya yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

D. Sosiologi Sebagai Ilmu Integrasi Sosial

Bentuk-bentuk Integrasi Sosial


Integrasi sosial dapat terbentuk ke dalam tiga hal berikut ini:

1. Integrasi Normatif
Integrasi normatif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang
berlaku di masyarakat dan menjadi pemersatu anggota masyarakat tersebut. Contohnya
prinsip Bhinneka Tunggal Ika.

2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional merupakan integrasi yang terbentuk akibat adanya fungsi-fungi tertentu
di dalam masyarakat. Contohnya keberagaman suku di Indonesia memiliki fungsi masing-
masing yang ditonjolkan. Di antaranya suku Bugis yang identik dengan pelaut difungsikan
sebagai penyedia hasil laut dan suku Minang yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam
berdagang difungsikan sebagai penjual hasil laut tersebut.

3. Integrasi Koersif
Integrasi koersif merupakan bentuk integrasi yang terjadi akibat kekuasaan yang dimiliki
oleh penguasa, yakni dengan cara-cara koersif atau kekerasan. Contohnya polisi
menembakkan gas air mata untuk menghindari kerumunan yang menimbulkan kerusuhan.

Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Integrasi Sosial


Integrasi sosial dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa hal berikut ini:

1. Homogenitas Kelompok
Integrasi sosial akan mudah terjadi dalam masyarakat dengan tingkat kemajemukan rendah.
Sebaliknya, integrasi akan sulit dicapai dalam masyarakat majemuk. Artinya, semakin
homogen suatu kelompok, maka semakin mudah proses integrasi terjadi.

2. Besar Kecilnya Kelompok


Masyarakat dalam kelompok kecil akan lebih mudah mencapai integrasi. Hal tersebut
disebabkan oleh hubungan sosial antar anggota yang cenderung intensif dan berjalan dengan
cepat.

3. Mobilitas Geografis
Proses integrasi sosial akan sulit terjadi apabila anggota masyarakat sering datang dan pergi.
Sebaliknya, masyarakat dengan mobilitas rendah dapat mempercepat proses integrasi sosial.

4. Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi yang baik dapat mempercepat proses integrasi sosial. Semakin efektif
komunikasi yang dilakukan oleh anggota masyarakat, maka semakin cepat pula integrasi
akan terjadi. Begitupun sebaliknya.

Integrasi sosial dalam kehidupan dapat terwujud dengan adanya toleransi, kesempatan
yang seimbang dalam bidang ekonomi, hingga musuh dari luar. Berikut 7 faktor pendorong
integrasi sosial seperti dilansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek)

1. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.


2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.
4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Adanya perkawinan campuran atau amalgamasi.
7. Adanya musuh bersama dari luar.
E. Kenyataan Dan Fakta Sosial

Mengapa disebut dengan fakta sosial? Karena ada tiga karakteristik. Pertama, gejala sosial
bersifat eksternal terhadap individu. Fakta sosial merupakan cara bertindak, berpikir, dan
berperasaan yang memperlihatkan sifat patuh dilihat sebagai sesuatu yang berada di luar
kesadaran individu. Kedua, memaksa individu. Individu dibimbing, diyakinkan, didorong atau
dengan cara tertentu dipengaruhi oleh berbagai tipe fakta sosial dalam lingkungan sosialnya.
Ketiga, fakta sosial itu bersifat umum atau tersebar secara meluas dalam suatu masyarakat. Fakta
tersebut merupakan milik bersama, bukan sifat individu perseorangan. Fakta sosial benar-benar
bersifat kolektif dan pengaruhnya terhadap individu merupakan hasil dari sifat kolektif itu
sendiri.

Apabila fakta sosial lebih membahas kepada cara berpikir individu, dorongan dari luar dan
juga bersifat umum pada masyarakat luas. Lain halnya dengan realitas sosial. Realitas sosial
(social reality) atau juga disebut kenyataan sosial adalah hasil konstruksi sosial yang dilakukan
secara subyektif (individu) dan kolektif (masyarakat). Realitas sosial terdapat dalam pikiran,
pengalaman dan hasil pemaknaan (meaning) individu atau kelompok terhadap kejadian dan
fenomena sosial dalam kehidupan sehari-hari. Realitas sosial dibangun atas dasar pengalaman
sosial sehari-hari individu atau kelompok. Terdapat dua jenis realitas sosial, pertama realitas
sosial subyektif yaitu sebuah realitas sosial yang di konstruksikan oleh individu berdasarakan
pikiran (mind) dan pengalaman sendiri. Taksir individu terhadap kejadian dan fenomena sosial.
Realitas sosial jenis ini lebih dinamis. Kedua adalah realitas objektif, yaitu tafsir kolektif
masyarakat terhadap sebuah kejadian dan fenomena sosial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa fakta sosial dan realitas sosial merupakan dua hal yang berbeda.
Fakta sosial mengkaji mengenai bagaimana fenomenal yang terlihat saat itu, yang terlahir dari
perspektif masyarakat umum. Sedangkan realitas sosial mengkaji mengenai bagaimana
fenomena tersebut terjadi. Latar belakang apa yang mendasari terjadinya fenomena tersebut, dari
dalam diri individu yang terlibat bukan dari perspektif masyarakat umum.

Dalam sudut pandang Durkheim, sosiologi sederhananya adalah 'ilmu dari fakta sosial'.
Oleh karena itu, tugas dari para ahli sosiologi adalah mencari hubungan antara fakta-fakta sosial
dan menyingkapkan hukum yang berlaku. Setelah hukum dalam struktur sosial ini ditemukan,
baru kemudian para ahli sosiologi dapat menentukan apakah suatu masyarakat dalam keadaan
'sehat' atau 'patologis' dan kemudian menyarankan perbaikan yang sesuai.

Penelitian Durkheim's tentang 'fakta sosial' dalam hal tingkat bunuh diri ini terkenal.
Dengan mempelajari statistik bunuh diri pihak kepolisian di berbagai wilayah, Durkheim mampu
'mendemonstrasikan' bahwa masyarakat agama Katolik memiliki tingkat bunuh diri yang lebih
rendah dari masyarakat agama Protestan, dan menganggap ini terjadi karena
penyebab sosial (dan bukan individual). Ini adalah penelitian pertama di bidangnya dan tetap
banyak disebut bahkan sekarang-sekarang ini. Awalnya, 'penemuan fakta sosial' Durkheim
dipandang signifikan karena menjanjikan kemungkinan untuk bisa mempelajari perilaku seluruh
masyarakat, dan bukan hanya individu tertentu saja.
F. Solidaritas Sosial
Solidaritas sosial adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada hubungan antar
individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya, kesamaan tujuan dan cita-cita, adanya
kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan.

Menurut KBBI (Depdiknas, 2007), solidaritas adalah sifat (perasaan) solider, sifat satu rasa (senasib),
perasaan setia kawan yang pada suatu kelompok anggota wajib memilikinya. Sedangkan sosial adalah
berkenaan dengan masyarakat, perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan, suka
memperhatikan kepentingan umum. Konsep solidaritas diperkenalkan dalam teori sosiologi oleh
Emile Durkheim pada tahun 1858. Menurut Durkheim, solidaritas merupakan suatu keadaan
hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari
keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang
hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman
emosional, sehingga memperkuat hubungan antar mereka.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan


masyarakat baik itu interaksi, hubungan antar masyarakat maupun pranata serta masalah-masalah
sosial yang terjadi didalam kehidupan masyarakat. Adapun objek kajiandari sosiologi itu sendiri
adalah masyarakat sebagaimana dijelaskan dalamdefinisinya. Untuk mengkaji kehidupan
masyarakat.
maka,sosiologi,menggunakan pendekatan,pendekatan tertentu yang dapat membantu seseora
ng dalammemahami kehidupan masyarakat maupun dalam menentukan peran serta
dalammengambil suatu keputusan dalam hidup bermasyarakat. Dalam mengkajikehidupan
masyarakat, ilmu sosiologi menerapkan dua jenis metode penelitianyang sering digunakan yaitu
metode kualitatif dan kuantitati.
Kualitatif merupakan metode yang memiliki data dalam bentuk deskripsi yang
kemudiandapat menghasilkan teori baru sebagai kritisi dari teori sebelumnya.
Sedangkankuantitatif mempunyai data dalam bentuk kuantitas atau angka dan
seringkalimerupakan penelitian yang membandingkan antara dua variabel atau lebih.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, 2010.
Sosiologi Suatu Pengantar.
Yogyakarta: Kurnia Kalamsemesta.Soekanto, Soerjono, 2015.

Sosiologi Suatu Pengantar edisi revisi.


Jakarta:Rajawali Pers.Sunarto, Kamanto, 2004.

Pengantar Sosiologi edisi revisi.


Jakarta:LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Sudarsono, Agus, 2016.

Pengantar Sosiologi.
pdfhttps://staffnew.uny.ac.id (dikutip pada tanggal 7 september 2019, pukul09.35pm).Supriatna,
Ancep.

Pengantar Sosiologi.
pdfhttps://file.upi.edu (dikutip pada tanggal 7 september 2019, pukul 10.15pm).

Anda mungkin juga menyukai