Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Gangguan kecemasan DSM V

Mata Kuliah :
Psikologi

Dosen Pengampu :
Rubi Rimonda, M.pd

Disusun Oleh :
Widya Ningsih Safitri 2305902020100
Dedek Safitri Br.Pandiangan 2305902020064
Rahmad Ilham Syahrijal 2305902020115

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak,sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman sekalian yang telah


membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal lain. kepada teman-
teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu
besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dalam menambah referensi yang telah ada.

Alue Peunyareng, 05 November 2023

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Pengertian Kecemasan..................................................................................3
2.2. Penyebab Gangguan Kecemasan...................................................................3
2.3. Gejala Gangguan Kecemasan........................................................................4
2.4. Jenis-Jenis Anxiety Disorder.........................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
3.1. Kesimpulan..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Psikologi atau psychology berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche
yang artinya jiwa serta logos yang artinya ilmu. Jadi psikologi adalah sebuah
ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Psikologi merupakan sebuah ilmu yang
mempelajari tentang perilaku serta proses mental manusia melalui latar
belakang kehidupan dan penerapannya pada kehidupan sehari-hari. Dalam
ilmu psikologi ada beberapa hal yang dipelajari yaitu persepsi, kognisi,
hubungan interpersonal, kepribadian, dan emosi.

Psikologi berasal dari perkataan psyche bahasa Yunani artinya jiwa,


dan logos artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai jenis gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya. Berbicara tentang psikologi, kita harus dapat
membedakan antara nyawa dan jiwa, nyawa adalah daya jasmaniah yang
keberadaannya bergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan
badaniah (organic behavior) yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses
belajar. Misalnya: insting, refleks, nafsu. Jika jasmani mati maka mati pula
nyawanya, sedangkan jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak,
yang menjadi penggerak dan pengatur bagi seluruh perbuatan-perbuatan
pribadi (personal behavior). Perbuatan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil
proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohani, sosial dan
lingkungan.

Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof


untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal fikiran dan
tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitif sampai yang
paling modern. Psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan baik manusia
maupun hewan. Secara spesifik, psikologi lebih banyak dikaitkan dengan
kehidupan manusia. Psikologi didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang

1|Page
berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan
sesuatu, dan juga bagaimana makhluk berfikir dan berperasaan.

Gejala Gangguan kecemasan DSM V adalah salah satu penyakit


mental yang memerlukan bantuan Psikologis dalam menanganinya.
Gangguan kecemasan umum (GAD) dapat menjadi tantangan untuk
didiagnosis. Orang-orang menganggap serangan panik sebagai ciri dari semua
gangguan kecemasan, namun GAD berbeda karena umumnya tidak ada
serangan panik yang terkait dengan kondisi tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan beberapa
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.

1. Apa itu Kecemasan ?


2. Apa penyebab terjadinya Kecemasan ?
3. Gejala apa saja yang menyebabkan Kecemasan ?
4. Jenis-jenis gangguan Kecemasan ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan Makalah ini adalah.

1. Mengetahui devinisi dari Kecemasan.


2. Mengetahui penyebab Kecemasan.
3. Mengetahui Gejala Kecemasan.
4. Mengetahui Jenis-jenis Kecemasan.

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kecemasan
Cemas (anxiety) adalah perasaan gugup atau gelisah. Biasanya orang
akan mengalami rasa cemas ketika berhadapan dengan situasi tertentu, seperti
sebelum wawancara kerja, sebelum ujian, saat harus mengambil keputusan
penting, atau ketika menunggu hasil pemeriksaan dokter.

Rasa cemas merupakan reaksi alami tubuh terhadap stres, yang


sebenarnya bermanfaat untuk membuat kita menjadi lebih berhati-hati dan
waspada. Namun, rasa cemas bisa menjadi tidak sehat jika muncul secara
berlebihan, sulit dikontrol, atau sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kondisi ini disebut sebagai gangguan kecemasan.

2.2. Penyebab Gangguan Kecemasan


Gangguan kecemasan merupakan salah satu gangguan mental yang
serius. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya masalah pada fungsi otak
yang mengatur rasa takut dan emosi.

Ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko


terkena gangguan kecemasan, yaitu:

 Pengalaman negatif yang menyebabkan stres atau trauma


psikologis
 Keturunan
 Gangguan kepribadian
 Efek samping obat atau zat tertentu, termasuk kafein dan narkoba
 Penyakit tertentu, seperti gangguan irama jantung dan penyakit
tiroid

3|Page
2.3. Gejala Gangguan Kecemasan
Ada beberapa jenis gangguan kecemasan, yaitu gangguan panik,
gangguan kecemasan sosial, serta gangguan kecemasan umum atau
menyeluruh (GAD). Berikut ini adalah gejala dan cara mengatasi gangguan
kecemasan sesuai jenisnya:

2.3.1. Gangguan panik

Penderita gangguan panik akan mengalami serangan panik secara tiba-


tiba dan berulang kali tanpa alasan yang jelas. Frekuensi dan tingkat
keparahannya pun bervariasi.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat muncul saat terjadi
gangguan panik:

 Berkeringat
 Palpitasi (berdebar-debar)
 Dada terasa sesak atau tersedak
 Nyeri dada kanan maupun kiri
 Merasa seperti mengalami serangan jantung
 Ketakutan
 Gemetar
 Merasa seperti tidak berdaya

Seseorang dengan gangguan panik merasa seperti akan diserang kapan


saja dan di mana saja. Gangguan panik biasanya berlangsung kurang dari 10
menit, tetapi ada juga yang berlangsung hingga satu jam atau lebih.

2.3.2. Gangguan kecemasan sosial

Gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial merupakan rasa cemas


atau takut yang luar biasa terhadap situasi sosial atau interaksi dengan orang
lain, baik sebelum, sesudah, maupun selama berada dalam situasi tersebut.

Orang dengan gangguan kecemasan sosial akan merasa takut untuk


mengatakan atau melakukan sesuatu di depan orang lain atau di tempat
umum, karena menganggap hal tersebut akan mempermalukan mereka.

4|Page
Beberapa gejala gangguan kecemasan sosial adalah:

 Merasa takut atau enggan untuk berinteraksi dan menyapa orang


lain, terutama orang yang tidak dikenal
 Memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah
 Menghindari bertatapan mata dengan orang lain
 Merasa takut dikritik atau dihakimi orang lain
 Merasa malu atau takut untuk bepergian ke luar rumah atau berada
di tempat umum

Gangguan kecemasan sosial berbeda dengan perasaan malu biasa.


Orang yang pemalu umumnya masih bisa melakukan interaksi sosial atau
berkomunikasi dan menjalani aktivitas sehari-hari, meskipun mungkin akan
merasa malu jika harus bertegur sapa atau diajak berkenalan dengan orang
lain.

2.3.3. Gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder/GAD)

Jenis gangguan kecemasan ini membuat penderitanya merasakan


cemas secara berlebihan yang menetap dalam waktu lama, biasanya hingga
lebih dari 6 bulan. Penderita GAD akan sangat mengkhawatirkan banyak hal,
misalnya keuangan, kesehatan, atau pekerjaan.

Seseorang yang menderita gangguan kecemasan umum biasanya tidak


bisa fokus pada suatu hal, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa merasa santai.
Pada beberapa kasus, rasa cemas ini bisa begitu berat hingga menimbulkan
depresi.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderita
gangguan kecemasan umum:

 •Gemetar dan keringat dingin


 •Otot tegang
 •Pusing dan sakit kepala
 •Mudah marah
 •Susah tidur
 •Dada berdebar-debar

5|Page
 •Sering merasa lelah
 Sesak napas
 Sering ingin buang air kecil
 Tidak nafsu makan
 Pengobatan untuk gangguan •kecemasan umum bisa ditempuh
dengan dua cara, yakni melalui psikoterapi dan pemberian obat-
obatan psikotropika atau obat penenang.

2.4. Jenis-Jenis Anxiety Disorder


2.4.1. Generalized Anxiety Disorder

Sesuai dengan namanya, generalized anxiety disorder adalah


gangguan kecemasan menyeluruh yang ditandai dengan perasaan cemas atau
khawatir terhadap berbagai hal yang tidak spesifik, mulai dari kecemasan
terhadap kondisi kesehatan, pekerjaan, sampai reaksi berlebihan untuk hal-hal
yang sederhana, seperti berinteraksi dengan orang lain.

Gangguan kecemasan menyeluruh ini biasanya dirasakan hampir


setiap hari dan terus-menerus hingga lebih dari 6 bulan. Akibat dari gangguan
kecemasan ini, Anda akan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain,
menjalani aktivitas, dan lain sebagainya.

Selain munculnya rasa cemas berlebih untuk berbagai hal, penderita


gangguan kecemasan umumnya bisa merasakan beberapa gejala fisik, seperti
tegang, sakit kepala, mual, sulit berkonsentrasi, kesulitan tidur, sesak napas,
dan mudah merasa lelah.

2.4.2. Fobia

Fobia adalah salah satu gangguan cemas yang ditandai ketakutan


hebat terhadap hal-hal yang tidak membahayakan diri atau seharusnya tidak
menimbulkan rasa takut, seperti misalnya takut berada di ruangan gelap, takut
melihat pola berlubang, takut terhadap makanan tertentu, takut terhadap
warna tertentu, dan lainnya.

6|Page
Individu dengan fobia umumnya akan menghindari hal-hal yang bisa
memicu fobianya muncul. Misalnya, jika takut dengan warna merah, mereka
akan berusaha untuk menghindari apa pun yang berhubungan dengan warna
merah. Atau, bila mereka mampu memaksa diri menghadapi hal tersebut,
maka mereka akan menghadapinya dengan penderitaan yang hebat.

Saat melihat hal yang sangat ditakuti, individu dengan fobia akan
bereaksi secara berlebihan, misalnya dengan berlari tanpa arah, bersembunyi,
dan menghindari hal yang sangat ditakuti tersebut. Dalam kondisi puncak,
fobia dapat membuat jantung berdegup kencang, keluar keringat dingin,
hingga pingsan.

2.4.3. Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial sebenarnya masuk dalam dalam satu jenis


fobia, yakni fobia sosial. Umumnya mereka yang mengalami gangguan
kecemasan sosial akan mengalami kecemasan atau ketakutan yang hebat pada

Umumnya, perasaan khawatir ini dipicu oleh ketakutan atau malu saat
berada di keramaian, takut dipandang salah, takut salah bicara, dan
sebagainya. Dalam berkomunikasi, mereka akan cenderung mengalihkan
wajah atau menghindari kontak mata dengan lawan bicara.

2.4.4. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Post-traumatic stress disorder atau gangguan kecemasan pasca trauma


yang kerap muncul pada seseorang yang mengalami kejadian traumatis,
misalnya pernah menjadi korban perampokan, pernah cedera parah, atau
berada di tengah situasi yang mengancam nyawa, seperti berada di medan
perang.

Dalam kebanyakan kasus, orang yang mengalami PTSD akan terus


berada dalam moda bahaya dan selalu berada dalam kondisi siap siaga.
Misalnya, orang yang pernah berada di daerah konflik atau korban perang,
akan langsung ketakutan saat melihat seragam tentara.

2.4.5. Panik

7|Page
Gangguan panik merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan
adanya episode serangan panik berulang yang muncul tiba-tiba, tanpa ada
penyebab jelas, bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Kondisi ini bisa
terjadi secara berulang dan akan mengganggu aktivitas harian maupun
hubungan dengan orang lain.

Saat gangguan ini muncul, biasanya penderita akan merasakan gejala


yang hebat berupa jantung berdebar, sesak napas, keringat dingin, tubuh
lemas dan gemetar, mual, dan pandangan gelap seperti akan jatuh pingsan.

Karena sifatnya yang dapat muncul kapan saja dan di mana saja,
penderita gangguan cemas biasanya akan menarik diri dari kehidupan sosial,
membatasi aktivitas harian, dan lebih suka menghabiskan waktu di dalam
kamar.

2.4.6. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

Obsessive compulsive disorder adalah gangguan kecemasan yang


ditandai dengan adanya pikiran obsesif terus menerus dan perilaku berulang
yang bertujuan meredakan pikiran obsesif tersebut. Misalnya, sering
mengulang mencuci tangan karena khawatir belum bersih dari kuman.

Selain itu, mereka yang mengalami OCD akan cenderung mengatur


sesuatu dengan pola yang menurutnya baik. Menurut World Health Center,
gangguan kecemasan ini lebih banyak terjadi di negara-negara maju dan
cenderung diderita anak muda.

Meski kebanyakan orang menyadari adanya gangguan ini, namun


OCD sangat sulit dikendalikan dan bisa kambuh kapan saja. Dalam
kebanyakan kasus, gangguan kecemasan ini kerap diiringi dengan kondisi
seperti bipolar dan gangguan depresi mayor.

Pengobatan anxiety disorder disesuaikan dengan kondisi pasien dan


jenis kecemasannya. Namun, secara umum cara mengatasi anxiety disorder
adalah kombinasi dari obat (antidepresan, anticemas) dan psikoterapi seperti
terapi kognitif perilaku akan memberikan hasil yang baik pada penderita
gangguan cemas.

8|Page
Selain itu, menerapkan pola hidup sehat seperti berhenti merokok,
berhenti mengkonsumsi kafein, istirahat yang cukup, aktif berolahraga, dan
meditasi juga diharapkan dapat membantu meringankan gangguan
kecemasan.

Perlu diingat, semua program pengobatan anxiety disorder adalah hal


yang harus dilakukan secara terukur dan wajib didampingi oleh profesional
kesehatan. Pemberian obat-obatan dilakukan di bawah pengawasan
profesional kesehatan agar aman bagi pasien, tidak menimbulkan risiko
ketergantungan, maupun risiko penyalahgunaan obat.

9|Page
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Biasanya orang akan mengalami rasa cemas ketika berhadapan dengan
situasi tertentu, seperti sebelum wawancara kerja, sebelum ujian, saat harus
mengambil keputusan penting, atau ketika menunggu hasil pemeriksaan
dokter.

10 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2023), Gangguan Kecemasan: Jenis, Gejala, dan Cara
Mengatasinya,Kementerian Kesehatan Indonesia.
Ahmad Fauzi, (2004), Manusia bukan saja makhluk sosial yang harus hidup
dengan sesamanya tetapi selalu membutuhkan kerja sama. Lebih dari itu
manusia mempunyai kepekaan sosial, yang berarti kemampuan untuk
menyesuaikan diri, dan perbuatan. Seseorang akan berbeda menghadapi
orang yang sedang marah, sedang gembira, sedih, dan lainlain. Tingkah
laku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan
hilang di saat-saat tertentu) tetapi selalu ada kelangsungan antara satu
perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Psikologi Umum Bandung:
Pustaka Setia.
Bandelow B, Boerner JR, Kasper S, Linden M, Wittchen HU, Möller HJ, (2013),
Diagnosis dan pengobatan gangguan kecemasan umum. Dtsch Arztebl
Int .
Muhibbin Syah, (2008), Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, cet. ke-
14 Bandung: Remaja Rosda Karya.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai