PSYCHOLOGICAL DISORDER
Dosen pengampu :
Putri Nabhani Nurani, S.Sos, M.A
Disusun oleh:
1. Risty Futri Denisa (1224010129)
2. Rizq Naufal Faliq M (1224010131)
3. Salwa Mumtazah (1224010138)
4. Sifa Aszara (1224010141)
5. Yaisy Azhary Anwar (1224010160)
Pertama-tama kami panjat puja & Puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT,
karena tanpa Rahmat & RidhoNya. kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik dan selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu. Selaku dosen pengampu
Psikologi yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam
hal pengumpulan data-data dalam pembuatan makalah. Dalam makalah ini kami
menjelaskan materi tentang psychological disorder.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen
demi tercapainya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I ...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................2
BAB II ..............................................................................................................................3
PEMBAHASAN .................................................................................................................3
2.1 Pengertian Psychological disorder.........................................................................3
2.2 Perbedaan perilaku abnormal dan normal ............................................................4
2.3 Penyebab terjadinya gangguan psikologis .............................................................7
2.4 Jenis-jenis gangguan psikologis .............................................................................9
BAB III ........................................................................................................................... 30
PENUTUP ...................................................................................................................... 30
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 30
3.2 SARAN ................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan psikologis adalah gangguan jiwa atau perilaku yang terjadi pada
manusia.Biasanya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan
perseptual. Di kebanyakannegara, lebih dari sepertiga orang pernah mengalami
gangguan kesehatan psikologis dalamperjalanan hidup mereka. Sering
disampaikan penyebabnya adalah stres subjektif ataubiopsikososial. World
1
Federation of Mental Health (WFMH) sebagai bagian dari World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa masalah kesehatan mentaltidak lagi
dilihat secara individual, namun harus diintervensi dalam skala makro/sistem.
Karena itu perlu bagi kita untuk mengetahui macam macam gangguan psikologis
dan pentingnya kesehatan mental.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mental illness adalah kondisi yang umum terjadi pada siapapun. Menurut
World Health Organization (WHO), satu dari lima anak-anak dan remaja di dunia
memiliki gangguan mental. Sementara pada orang dewasa, kondisi ini
memengaruhi satu dari empat orang di dunia. Adapun dari kasus tersebut, sekitar
setengahnya dimulai pada remaja di bawah usia 14 tahun. Ini merupakan usia
rawan munculnya gangguan mental yang kerap terjadi.
3
f. Kelelahan yang signifikan, energi menurun, mengalami masalah tidur
g. Ketidakmampuan untuk mengatasi stress atau kehidupan sehari-hari
h. Paranoid serta delusi dan halusinasi
i. Tidak mampu memahami sesuatu dan orang-orang
j. Kebiasaan merokok dan minum alkohol berlebihan dan narkoba
k. Perubahan besar dalam kebiasaan makan
l. Perubahan pada gairah dan dorongan seksual
m. Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan
n. Kerap merasa tak berdaya atau putus asa
o. Berpikir untuk bunuh diri
Selain gejala terkait mental, tanda-tanda terkait kesehatan fisik pun kadang
muncul pada penderita mental disorder. Ini termasuk sakit perut, sakit atau nyeri
punggung, sakit kepala, atau nyeri di bagian lain dari tubuh yang tidak diketahui
penyebab pastinya.
4
ini kita akan membahas perbedaan Normal dan Abnormal psikologis lebih lanjut
dan lebih mendalam.
Menentukan perilaku normal atau tidak normal itu tidak mudah. Untuk
mengetahuinya harus menggunakan pendekatan sebagai berikut :
A. Definisi Normal
Normal adalah perilaku yang konsisten dalam cara berperilaku seseorang yang
biasa. Ini sesuai dengan standar sosial serta berpikir dan berperilaku serupa
dengan mayoritas, dan dengan demikian secara umum dipandang baik dalam
konteks ini. Normal juga merupakan perilaku yang diharapkan dan / atau sesuai
dengan situasi. Mungkin juga hanya menjadi rata-rata, seperti halnya dalam
statistik psikologis. Ini melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan, mengelolah atau mengendalikan emosi, mampu bekerja dengan
memuaskan serta membangun hubungan yang memuaskan atau setidaknya dapat
diterima.
B. Definisi Abnormal
5
Dalam psikologis Abnormal, kelainan didefinisikan sebagai perilaku yang
menyimpang dari norma-norma sosial, menyusahkan individu atau untuk menutup
hubungan, disfungsional untuk kehidupan sehari-hari, atau berbahaya bagi diri
sendiri atau orang lain.
Berikut beberapa perbedaan antara normal dan abnormal secara psikologis dalam
berbagai sudut pandang:
Statistik: Dalam perilaku atau sifat tertentu, Normal sedang atau mendekati rata-
rata. Skor yang jatuh dalam satu standar deviasi di atas atau di bawah rata-rata,
yang paling rata-rata 68,3% dari populasi, dianggap normal. Normal dapat meluas
hingga dua standar deviasi jauh di atas atau di bawah rata-rata untuk total 95,7%
populasi. Sementara itu, Abnormal adalah kelangkaan statistik, berada di antara
dua dan tiga standar deviasi jauh di atas atau di bawah rata-rata, yaitu 4,3% dari
populasi.
Norma sosial: Normal adalah kesesuaian dengan perilaku yang diterima atau
paling umum dalam suatu kelompok atau bahkan subkelompok. Ini termasuk
mengikuti norma-norma situasional atau kontekstual serta bereaksi dengan tepat
terhadap situasi dan peristiwa. Di sisi lain, Abnormal adalah penyimpangan atau
pelanggaran norma-norma tersebut.
Fungsi Harian: Normal dapat mengatasi dan memiliki mekanisme koping yang
tepat dengan tekanan kehidupan sehari-hari, mampu bekerja, berinteraksi dengan
orang lain dan membangun dan memelihara hubungan. Abnormal, di sisi lain
sedang tidak berfungsi di area ini; menjadi terlalu rentan atau tidak sesuai
menghadapi stres, tidak dapat menjadi produktif, berinteraksi atau membentuk
hubungan serta terlalu sering berpindah dari satu hubungan ke hubungan lain atau
memiliki hubungan yang terlalu pendek.
6
stabil serta tekanan mental atau emosional yang berkepanjangan dianggap
Abnormal.
7
1. Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya
terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang berlangsung
selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga
berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
2. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental yang menimbulkan keluhan halusinasi,
delusi, serta kekacauan berpikir dan berperilaku. Skizofrenia membuat
penderitanya tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan pikirannya
sendiri.
3. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya
merasa cemas atau takut secara berlebihan dan terus menerus dalam menjalani
aktivitas sehari-hari. Penderita gangguan kecemasan dapat mengalami serangan
panik yang berlangsung lama dan sulit dikendalikan.
4. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar adalah jenis gangguan mental yang ditandai dengan
perubahan suasana hati. Penderita gangguan bipolar dapat merasa sangat sedih
dan putus asa dalam periode tertentu, kemudian menjadi sangat senang dalam
periode yang lain.
5. Gangguan tidur
Gangguan tidur merupakan perubahan pada pola tidur yang sampai
mengganggu kesehatan dan kualitas hidup penderitanya. Beberapa contoh
gangguan tidur adalah sulit tidur (insomnia), mimpi buruk (parasomnia), atau
sangat mudah tertidur (narkolepsi).
8
Menetapkan jadwal tidur dan bangun tidur yang teratur setiap harinya
Mengikuti latihan untuk menenangkan pikiran atau relaksasi, misalnya
dengan meditasi dan yoga
Tidak merokok dan tidak menggunakan NAPZA
Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan minuman berkafein
Mengonsumsi obat yang diresepkan dokter sesuai dosis dan aturan pakai
Memeriksakan diri ke dokter atau psikolog untuk menjalani skrining awal
kesehatan mental, atau bila muncul gejala gangguan mental
Jika mengalami gangguan mental yang cukup parah, penderita perlu menjalani
perawatan di rumah sakit jiwa. Demikian pula jika penderita tidak bisa
menjalani perawatan mandiri atau gangguan mental menyebabkan penderita
melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
9
Penyakit psikologis atau gangguan mental adalah kondisi yang memengaruhi
pemikiran, perasaan, suasana hati, dan perilaku. Penyakit psikologis tertentu
mungkin hanya muncul sesekali, dan beberapa dapat bertahan lama (kronis).
Penyakit psikologis dapat memengaruhi kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain dan berfungsi secara normal setiap harinya. Istilah penyakit psikologis
terkadang digunakan untuk merujuk pada apa yang lebih sering dikenal sebagai
gangguan mental atau gangguan kejiwaan. Gangguan mental atau gangguan jiwa
adalah pola gejala perilaku atau psikologis yang memengaruhi berbagai bidang
kehidupan. Gangguan ini tentu menimbulkan tekanan bagi orang-orang yang
mengalaminya
Ada hampir 300 jenis penyakit psikologis atau gangguan mental yang terdaftar
di DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders). Manual
Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental adalah buku pegangan yang digunakan
oleh para profesional kesehatan dalam membantu mengidentifikasi dan
mendiagnosis penyakit psikologis. Untuk itu, berikut ini adalah beberapa kategori
utama dari jenis-jenis penyakit psikologis yang dijelaskan dalam Manual
Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) edisi terbaru yang perlu
diketahui.
Cacat Intelektual
Cacat intelektual terkadang disebut juga sebagai Gangguan Perkembangan
Intelektual. Diagnosis penyakit ini sebelumnya disebut sebagai keterbelakangan
mental. Jenis gangguan perkembangan ini berawal dari sebelum usia 18 tahun dan
ditandai dengan keterbatasan fungsi intelektual dan perilaku adaptif.
10
Keterbatasan fungsi intelektual sering kali diidentifikasi melalui penggunaan tes
IQ, yang mana dengan skor IQ di bawah 70 seringnya menunjukkan adanya
batasan. Perilaku adaptif adalah perilaku yang melibatkan keterampilan praktis
sehari-hari seperti perawatan diri, interaksi sosial, dan keterampilan hidup.
Gangguan Komunikasi
Gangguan ini adalah penyakit psikologis yang memengaruhi kemampuan untuk
menggunakan, memahami, atau mendeteksi bahasa dan ucapan. DSM-5
mengidentifikasi empat subtipe gangguan komunikasi yang berbeda: gangguan
bahasa, gangguan suara bicara, gangguan kefasihan onset masa kanak-kanak
(gagap), dan gangguan komunikasi sosial (pragmatis).
11
seperti di rumah, tempat kerja, sekolah, dan situasi sosial. DSM-5 menetapkan
bahwa beberapa dari gejala harus ada sebelum usia 12 tahun dan gejala ini harus
berdampak negatif pada fungsi sosial, pekerjaan, atau akademis agar diagnosa
berlaku.
Mania
Suasana hati ini ditandai dengan periode berbeda dari suasana hati yang
meningkat, meluas, atau mudah tersinggung disertai dengan peningkatan aktivitas
dan energi. Periode mania terkadang ditandai dengan perasaan terganggu, mudah
tersinggung, dan percaya diri yang berlebihan. Orang yang mengalami mania juga
lebih rentan untuk melakukan aktivitas yang mungkin memiliki konsekuensi
negatif jangka panjang seperti berjudi dan berbelanja.
Episode Depresi
Episode ini ditandai dengan perasaan tertekan atau sedih bersama dengan
kurangnya minat dalam aktivitas. Episode ini mungkin juga melibatkan perasaan
bersalah, kelelahan, dan mudah tersinggung. Selama masa depresi, penderita
bipolar mungkin kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya mereka sukai,
mengalami kesulitan tidur, dan bahkan berpikir untuk bunuh diri.
Episode manik dan depresi bisa menakutkan bagi orang yang mengalami gejala
ini serta keluarga, teman, dan orang terkasih lainnya yang mengamati perilaku dan
perubahan suasana hati ini. Untungnya, perawatan yang tepat dan efektif, yang
sering kali mencakup obat-obatan dan psikoterapi, dapat membantu orang dengan
gangguan bipolar mengelola gejala mereka dengan lebih baik.
12
3. Anxiety Disorders (Gangguan Kecemasan)
Jenis penyakit psikologis yang ketiga berasal dari kategori gangguan kecemasan.
Anxiety disorders atau gangguan kecemasan adalah penyakit psikologis yang
ditandai dengan rasa takut, khawatir, cemas, dan gangguan perilaku terkait yang
berlebihan dan terus-menerus. Rasa takut ini melibatkan respons emosional
terhadap suatu ancaman, baik ancaman itu nyata atau yang dipersepsikan.
Kecemasan melibatkan antisipasi bahwa ancaman di masa depan mungkin
muncul. Jenis gangguan kecemasan meliputi:
Agoraphobia
Kondisi ini ditandai dengan ketakutan yang diucapkan di berbagai tempat umum.
Orang yang mengalami gangguan ini sering takut bahwa mereka akan mengalami
serangan panik dalam suasana yang sulit untuk melarikan diri. Karena ketakutan
ini, penderita agorafobia sering menghindari situasi yang dapat memicu serangan
kecemasan. Dalam beberapa kasus, perilaku menghindar ini dapat mencapai titik
di mana individu tersebut bahkan tidak dapat meninggalkan rumahnya sendiri.
Fobia spesifik
13
Fobia ini melibatkan ketakutan ekstrim terhadap objek atau situasi tertentu di
lingkungan. Beberapa contoh fobia spesifik yang umum termasuk takut laba-laba,
takut ketinggian, atau takut ular. Empat jenis utama fobia spesifik melibatkan
peristiwa alam (guntur, kilat, tornado), medis (prosedur medis, prosedur gigi,
peralatan medis), hewan (anjing, ular, serangga), dan situasional (ruang kecil,
meninggalkan rumah, mengemudi). Saat dihadapkan pada objek atau situasi fobia,
penderita mungkin akan mengalami mual, gemetar, detak jantung cepat, dan
bahkan ketakutan akan kematian.
Gangguan panik
Gangguan kejiwaan ini ditandai dengan serangan panik yang sering muncul tiba-
tiba dan tanpa alasan sama sekali. Karena itu, penderita gangguan panik sering
mengalami kecemasan dan keasyikan akan kemungkinan mengalami serangan
panik lagi. Penderita penyakit psikologis ini mungkin akan menghindari situasi
dan kondisi di mana ia telah mengalami serangan panik sebelumnya atau di mana
serangan panik akan terjadi di kemudian hari. Hal ini dapat menyebabkan
kerusakan yang signifikan di banyak bidang kehidupan sehari-hari dan
menyulitkan penderita untuk melakukan rutinitas normal.
14
4. Stress-Related Disorders (Gangguan Terkait Stres)
Jenis penyakit psikologis yang ke empat berasal dari kategori gangguan yang
berkaitan dengan stres. Trauma dan gangguan terkait stresor melibatkan paparan
peristiwa stres atau traumatis. Jenis penyakit psikologis ini sebelumnya
dikelompokkan dengan gangguan kecemasan. Tetapi sekarang telah dianggap
sebagai kategori gangguan yang berbeda. Gangguan yang termasuk dalam
kategori ini meliputi:
Gangguan Penyesuaian
Gangguan penyesuaian dapat terjadi sebagai respons terhadap perubahan
mendadak seperti perceraian, kehilangan pekerjaan, berakhirnya hubungan dekat,
kepindahan, atau kehilangan atau kekecewaan lainnya. Jenis penyakit psikologis
ini dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa dan ditandai dengan gejala
seperti kecemasan, lekas marah, suasana hati tertekan, khawatir, marah, putus asa,
dan perasaan terisolasi.
15
tersebut, menghindari hal-hal yang mengingatkan individu tentang peristiwa
tersebut, merasa gelisah, dan memiliki pikiran negatif.
Amnesia Disosiatif
Gangguan ini melibatkan hilangnya memori sementara akibat disosiasi. Dalam
banyak kasus, kehilangan ingatan ini, yang mungkin berlangsung hanya dalam
waktu singkat atau selama bertahun-tahun, adalah akibat dari beberapa jenis
trauma psikologis. Amnesia disosiatif lebih dari sekadar kelupaan. Mereka yang
mengalami gangguan ini mungkin mengingat beberapa detail tentang sebuah
peristiwa tetapi tidak mengingat detail lain di sekitar periode waktu tertentu.
16
Depersonalisasi/Gangguan Derealisasi
Gangguan depersonalisasi/derealisasi ditandai dengan mengalami perasaan berada
di luar tubuh sendiri (depersonalisasi) dan terputus dari kenyataan (derealisasi).
Orang yang mengalami gangguan ini sering merasakan perasaan tidak nyata dan
terputus secara tidak sengaja dari ingatan, perasaan, dan kesadaran mereka sendiri.
17
psikologis ini sangat mengkhawatirkan fungsi dan sensasi tubuhnya, dan yakin
bahwa mereka telah atau akan terkena penyakit serius, dan tidak bisa diyakinkan
meski hasil tes medis yang diperoleh dari tubuh mereka adalah negatif.
Gangguan Konversi
Gangguan konversi adalah mengalami gejala motorik atau sensorik yang tidak
memiliki penjelasan neurologis atau medis yang sesuai. Dalam banyak kasus,
gangguan tersebut mengikuti cedera fisik yang nyata atau stres yang kemudian
menghasilkan respons psikologis dan emosional.
Gangguan Buatan
Gangguan buatan yang dulunya memiliki kategorinya sendiri, sekarang termasuk
dalam kategori gejala somatik dan gangguan terkait dari DSM-5. Gangguan
buatan adalah ketika seseorang dengan sengaja membuat, memalsukan, atau
membesar-besarkan gejala penyakit. Sindrom Munchausen, di mana orang-orang
berpura-pura sakit untuk menarik perhatian, adalah salah satu bentuk gangguan
buatan yang parah.
Anoreksia Nervosa
Anorexia nervosa ditandai dengan pembatasan konsumsi makanan hingga
menyebabkan penurunan berat badan yang sangat drastis. Mereka yang
mengalami gangguan ini juga memiliki keasyikan dan ketakutan akan
bertambahnya berat badan serta pandangan yang menyimpang tentang penampilan
dan perilaku mereka sendiri.
18
Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa ditandai dengan makan sebanyak-banyaknya dan kemudian
mengambil langkah-langkah ekstrim untuk mengimbangi kelebihan makan
tersebut. Perilaku ekstrim setelah banyak makan adalah muntah yang disengaja,
penyalahgunaan obat pencahar atau diuretik, dan olahraga berlebihan.
Gangguan Ruminasi
Gangguan ruminasi ditandai dengan memuntahkan makanan yang sebelumnya
dikunyah atau ditelan untuk dimuntahkan atau ditelan kembali. Kebanyakan dari
mereka yang terkena gangguan ini adalah anak-anak atau orang dewasa yang juga
mengalami keterlambatan perkembangan atau cacat intelektual.
Pica
Pica adalah gangguan yang melibatkan keinginan dan mengonsumsi zat non-
makanan seperti kotoran, cat, atau sabun. Gangguan ini paling sering menyerang
anak-anak dan mereka yang mengalami gangguan perkembangan.
Gangguan Binge-Eating
Gangguan binge-eating pertama kali diperkenalkan di DSM-5 dan melibatkan
episode pesta makan di mana individu mengkonsumsi makanan dalam jumlah
yang luar biasa besar selama beberapa jam. Penderita tidak hanya makan
berlebihan, namun juga merasa seolah-olah tidak memiliki kendali atas apa yang
dimakannya. Episode binge-eating terkadang dipicu oleh emosi tertentu seperti
perasaan senang atau cemas, kebosanan, atau peristiwa yang membuat stres.
Narkolepsi
19
Narkolepsi adalah suatu kondisi di mana orang mengalami kebutuhan yang tidak
tertahankan untuk tidur. Orang dengan narkolepsi mungkin mengalami kehilangan
atau kelemasan otot secara tiba-tiba.
Gangguan Insomnia
Gangguan insomnia melibatkan ketidakmampuan untuk mendapatkan cukup tidur
pada waktu istirahat. Sementara banyak orang mengalami kesulitan tidur dan
gangguan tidur pada beberapa titik dalam hidup, insomnia akan dianggap sebagai
gangguan jika disertai dengan gangguan lain yang signifikan dari waktu ke waktu.
Hipersomnolensi
Gangguan hipersomnolensi ditandai dengan rasa kantuk yang berlebihan meski
periode tidur utama sudah cukup. Orang dengan kondisi ini mungkin tertidur di
siang hari pada waktu yang tidak tepat seperti di tempat kerja dan sekolah.
Parasomnias
Parasomia adalah gangguan yang menampilkan perilaku abnormal yang terjadi
selama tidur. Gangguan tersebut termasuk berjalan dalam tidur, teror tidur,
berbicara saat tidur, dan makan saat tidur.
20
9. Disruptive Disorders (Gangguan Kontrol Impuls)
Jenis penyakit psikologis yang ke sembi;an termasuk dalam kategori gangguan
kontrol impuls. Gangguan kontrol impuls adalah gangguan yang melibatkan
ketidakmampuan untuk mengontrol emosi dan perilaku, yang mengakibatkan
kerugian pada diri sendiri atau orang lain. Masalah dengan regulasi emosional dan
perilaku ini ditandai dengan tindakan yang melanggar hak orang lain seperti
menghancurkan properti atau agresi fisik atau yang bertentangan dengan norma
masyarakat, figur otoritas, dan hukum. Jenis gangguan kontrol impuls meliputi:
Kleptomania
Kleptomania adalah ketidakmampuan mengontrol dorongan untuk mencuri.
Orang yang mengidap kleptomania akan sering mencuri barang-barang yang
sebenarnya tidak mereka butuhkan atau yang tidak memiliki nilai uang yang
sebenarnya. Mereka yang mengalami kondisi ini mengalami ketegangan yang
meningkat sebelum melakukan pencurian dan merasakan kelegaan dan kepuasan
setelahnya.
Pyromania
Pyromania adalah ketertarikan pada api yang mengakibatkan timbulnya api yang
membahayakan diri sendiri dan orang lain. Orang yang berjuang dengan
pyromania dengan sengaja dan tidak sengaja telah menyalakan api lebih dari satu
kali. Mereka juga mengalami ketegangan dan gairah emosional sebelum
menyalakan api.
Gangguan perilaku
21
Gangguan perilaku adalah suatu kondisi yang didiagnosis pada anak-anak dan
remaja di bawah usia 18 tahun yang secara rutin melanggar norma sosial dan hak
orang lain. Anak-anak dengan gangguan ini menunjukkan agresi terhadap orang
dan hewan, merusak properti, mencuri dan menipu, serta melanggar aturan dan
hukum lainnya. Perilaku ini menghasilkan masalah signifikan dalam fungsi
akademik, pekerjaan, atau sosial anak.
22
Gangguan depresi lain atau tidak spesifik: Diagnosis ini untuk kasus-kasus
ketika gejala tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis gangguan depresi lain,
tetapi masih menimbulkan masalah dengan kehidupan dan fungsi individu.
Gangguan dysphoric pramenstruasi: Kondisi ini merupakan bentuk sindrom
pramenstruasi (PMS) yang ditandai dengan depresi yang signifikan, mudah
tersinggung, dan kecemasan yang dimulai satu atau dua minggu sebelum
menstruasi dimulai. Gejala biasanya hilang dalam beberapa hari setelah
menstruasi wanita.
Gangguan depresi yang diinduksi zat/obat: Kondisi ini terjadi ketika
seseorang mengalami gejala gangguan depresi baik saat menggunakan
alkohol atau zat lain atau saat sedang dalam proses penarikan dari suatu zat.
Gangguan depresi akibat kondisi medis lain: Kondisi ini didiagnosis ketika
riwayat kesehatan seseorang menunjukkan bahwa gejala depresi mereka
mungkin disebabkan oleh suatu kondisi medis. Kondisi medis yang dapat
menyebabkan atau menyebabkan depresi termasuk diabetes, stroke, penyakit
Parkinson, kondisi autoimun, kondisi nyeri kronis, kanker, infeksi, dan
HIV/AIDS.
Gangguan depresi semuanya ditandai dengan perasaan sedih dan suasana hati
yang rendah yang terus-menerus dan cukup parah untuk memengaruhi fungsi
seseorang. Gejala umum yang dialami oleh gangguan ini termasuk kesulitan
merasa tertarik dan termotivasi, kurang tertarik pada aktivitas yang sebelumnya
dinikmati, gangguan tidur, dan konsentrasi yang buruk.
23
Gangguan terkait alkohol melibatkan konsumsi alkohol, obat yang paling
banyak digunakan (dan sering digunakan secara berlebihan) di Amerika
Serikat.
Gangguan terkait ganja termasuk gejala seperti penggunaan lebih dari yang
dimaksudkan, perasaan tidak dapat berhenti menggunakan obat, dan terus
menggunakan meskipun efek samping dalam hidup seseorang.
Gangguan penggunaan inhalan melibatkan menghirup asap dari benda-benda
seperti cat atau pelarut. Seperti gangguan terkait zat lainnya. Orang dengan
kondisi ini mengalami keinginan akan zat tersebut dan merasa sulit untuk
mengontrol atau berhenti melakukan perilakunya.
Gangguan penggunaan stimulan melibatkan penggunaan stimulan seperti
sabu, amfetamin, dan kokain.
Gangguan penggunaan tembakau ditandai dengan gejala seperti
mengonsumsi lebih banyak tembakau daripada yang dimaksudkan, kesulitan
mengurangi atau berhenti, mengidam, dan menderita konsekuensi sosial yang
merugikan akibat penggunaan tembakau.
12. Neurocognitive Disorders (Gangguan Neurokognitif)
Jenis penyakit psikologis yang ke dua belas terdapat dalam kategori gangguan
neurokognitif. Gangguan neurokognitif ditandai dengan defisit yang didapat
dalam fungsi kognitif. Gangguan ini tidak termasuk gangguan kognisi saat lahir
atau awal kehidupan. Jenis gangguan kognitif meliputi:
Delirium
Delirium juga dikenal sebagai keadaan bingung akut. Gangguan ini berkembang
dalam waktu singkat, biasanya beberapa jam atau beberapa hari, dan ditandai
dengan gangguan dalam perhatian dan kesadaran.
Gangguan Neurokognitif
Gangguan neurokognitif berat dan ringan memiliki ciri utama penurunan kognitif
yang didapat di satu atau lebih area termasuk memori, perhatian, bahasa,
pembelajaran, dan persepsi. Gangguan kognitif tersebut dapat disebabkan oleh
24
kondisi medis antara lain penyakit Alzheimer, infeksi HIV, penyakit Parkinson,
penggunaan zat/obat, penyakit pembuluh darah, dan lain-lain.
Satu gejala harus berupa salah satu dari berikut ini, yaitu:
Ucapan tidak teratur: kata-kata tidak mengikuti aturan bahasa dan mungkin
mustahil untuk dipahami
25
sebelum diagnosis termasuk motivasi yang buruk, hubungan yang sulit, dan
kinerja sekolah yang buruk.
26
gangguan ini akan sering terlibat dalam perilaku yang dirancang untuk
menghasilkan tindakan perawatan pada orang lain.
27
umumnya menunjukkan kurangnya ekspresi emosional dan terlihat dingin serta
suka menyendiri.
Gangguan tubuh-dysmorphic
Gangguan penimbunan
28
Gangguan obsesif kompulsif
Kriteria diagnostik dalam DSM-5 menetapkan bahwa untuk dapat didiagnosis
dengan gangguan obsesif-kompulsif, seseorang harus mengalami obsesi,
kompulsi, atau keduanya.
Perawatan untuk OCD biasanya berfokus pada kombinasi terapi dan pengobatan.
Cognitive-behavioral therapy (CBT) atau bentuk CBT yang dikenal sebagai
eksposur dan pencegahan respons (ERP) jika umum digunakan. Antidepresan
seperti clomipramine atau fluoxetine juga dapat diresepkan untuk mengatasi
gejala.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gangguan psikologis adalah gangguan jiwa atau perilaku yang terjadi pada
manusia.Biasanya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan
perseptual. Di kebanyakannegara, lebih dari sepertiga orang pernah mengalami
gangguan kesehatan psikologis dalamperjalanan hidup mereka. Sering
disampaikan penyebabnya adalah stres subjektif ataubiopsikososial.
Jenis dari gangguan psikologis sangat banyak diantaranya terkait dengan pola
kehidupan sehari-hari. Istilah penyakit psikologis terkadang digunakan untuk
merujuk pada apa yang lebih sering dikenal sebagai gangguan mental atau
gangguan kejiwaan. Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah pola gejala
perilaku atau psikologis yang memengaruhi berbagai bidang kehidupan.
Gangguan ini tentu menimbulkan tekanan bagi orang-orang yang mengalaminya.
3.2 SARAN
Semoga makalah yang kami buat bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah
wawasan kita semua.
30
DAFTAR PUSTAKA
31