GANGGUAN KEPRIBADIAN
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah “Psikologi Umum”
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Cece Rakhmat, M. Pd.
Dr. Setiawati, M. Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 11
Muhammad Idan Ramdhan (2105955)
Novita Zahraini (2102982)
Siti Zahra Syaufina (2100689)
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Definisi Gangguan Psikologis” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam
senantiasa kami limpah curahkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi
Muhammad SAW. yang telah membimbing seluruh umat-Nya ke jalan yang
benar.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Umum. Makalah ini pun bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai gangguan psikologis bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Cece Rakhmat,
M. Pd. dan Bu Setiawati, M. Pd., yang telah memberikan tugas ini kepada kami
sehingga wawasan dan pengetahuan bertambah luas sesuai dengan bidang yang
kami tekuni. Tak lupa ucapan terima kasih juga ditujukkan kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyeelsaikan mkalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membagun dari semua
pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................2
BAB II DEFINISI GANGGUAN PSIKOLOGIS................................................3
A. Konsep Dasar Gangguan Psikologis...............................................................3
B. Gangguan Kecemasan dan Perilaku Disosiatif................................................6
C. Mengenal Gangguan Suasana Hati................................................................12
D. Skizofrenia dan Efeknya Bagi Penderita.......................................................15
E. Definisi dan Ciri-ciri Gangguan Kepribadian................................................19
F. Mengenal Gangguan Somatoform, Factitious, dan Gangguan Seksual.........25
BAB III ANALISIS PERILAKU........................................................................32
A. Contoh Kasus................................................................................................32
B. Analisis Kasus...............................................................................................32
BAB IV PENUTUP..............................................................................................29
A. Kesimpulan....................................................................................................29
B. Saran..............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Fobia Umum ………………………………………….…………...…. 8
Tabel 2.4 Gejala Positif, Negatif, dan Kognitif Skizofrenia …………………… 16
Tabel 2.5 Deskripsi Gangguan Kepribadian DSM-IV-TR …………..……….…19
Tabel 3.2 Kriteria Gangguan Kepribadian Ambang DSM IV-TR…………..….. 33
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Biopsikososial ……………………………………………... 3
Gambar 2.3 Siklus Depresi …………………………………………………….. 15
Gambar 2.4 Disposisi Genetik Untuk Mengembangkan Skizofrenia …….…… 18
Gambar 2.5 Perbandingan Tingkat Kegiatan Otak di Amigdala dan Korteks
Prefrontal ………………………………………………………………………. 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi berasal dari kata Yunani yakni psychology yang terdiri dari kata
psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu atau pengetahuan.
Secara harfiah dapat dipahami bahwa psikologi adalah ilmu tentang jiwa. Kata
logos juga sering diartikan sebagai nalar dan logika. Meskipun istilah psyche atau
jiwa masih sulit untuk didefinisikan karena jiwa merupakan objek yang abstrak,
namun bentuknya sulit untuk dibedakan. Meskipun keberadaannya tidak dapat
disangkal (Adnan, 2018). Istilah psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia, baik maupun buruk. Pengetahuan di bidang psikologi
biasanya digunakan untuk melihat dan melacak berbagai jenis kesehatan mental,
serta untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul terkait dengan
kesehatan mental.
Berdasarkan uraian di atas, kami akan membahas lebih lanjut lagi tentang
gangguan jiwa atau psikologis yang dapat menyerang tiap individu dalam
makalah ini. Dengan harapan bahwa setiap pihak yang membaca dapat
mengetahui lebih detail lagi tentang gangguan psikologis sehingga tiap individu
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
3
Psikolog telah mengembangkan kriteria yang membantu mereka
menentukan apakah perilaku harus dianggap sebagai gangguan psikologis dan
yang mana dari banyak gangguan yang ditunjukkan oleh perilaku tertentu.
Kriteria ini dituangkan dalam manual 1.000 halaman yang dikenal sebagai
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), sebuah dokumen
yang menyediakan bahasa umum dan kriteria standar untuk klasifikasi gangguan
mental. DSM digunakan oleh terapis, peneliti, perusahaan obat, perusahaan
asuransi kesehatan, dan pembuat kebijakan di Amerika Serikat untuk menentukan
layanan apa yang diberikan secara tepat untuk merawat pasien dengan gejala
tertentu. Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) digunakan
untuk mengklasifikasikan gangguan psikologis di Amerika Serikat.
3
5
Dalam kehidupan, kita sebagai suatu individu yang hidup di dunia pasti
pernah merasakan kecemasan, kegugupan atau bahkan kegelisahan yang sering
kali terjadi. Terkadang rasa cemas itu datang tiba-tiba dengan penyebab tertentu.
Kecemasan merupakan bentuk emosi manusia yang terkait dengan aktivasi sistem
saraf simpatik dan respons fisiologis serta perilaku yang dapat membantu kita
terlindungi dari suatu bahaya. Pada umumnya, merasa cemas merupakan suatu hal
yang normal di dalam kehidupan. Namun, terlalu banyak merasakan kecemasan
pun dapat melemahkan kondisi mental dan fisik kita dan setiap tahun, terdapat
jutaan orang menderita gangguan kecemasan yang seringkali ditandai dengan
adanya ketakutan irasional terhadap suatu objek atau pun situasi tertentu dalam
kehidupan sehari-hari (Kessler, Chiu, Demler, & Walters, 2005). Gangguan
kecemasan ini ada begitu banyak macamnya dan akan dijelaskan sebagai berikut.
dan sekitar dua pertiganya adalah wanita (Kessler, Chiu, Demler, &
Walters, 2005; Robins & Regier, 1991).
B) Panic Disorder
Gangguan psikologis ini ditandai dengan adanya serangan panik
yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan perubahan perilaku
pada individu. Gejala yang menimpa penderita panic disorder meliputi
sesak nafas, tremor, pusing, mual dan ketakutan terhadap kejadian
menakutkan yang datang. Menurut Yaunin (2012) hal ini juga
dibarengi dengan perasaan serangan cemas mendadak dan terus
menerus disertai dengan perasaan takut akan datangnya ancaman atau
bahaya. Serangan panik ini biasanya berlangsung selama 20 menit,
namun mengalami fluktuasi dan akan mereda dalam waktu 10 menit.
Pada umumnya, penderita sering memusatkan perhatian mereka
terhadap ketakutan dan kecemasan sehingga mereka sangat sensitif
terhadap kemungkinan ancaman yang datang (MacLeod et. al, 2002).
C) Phobias
Fobia merupakan ketakutan spesifik terhadap suatu objek, situasi,
ataupun aktivitas tertentu. Azmarina (2015) mengatakan bahwa fobia
berbeda dngan rasa ketakutan biasa karena fobia merupakan ketakutan
yang ekstrem dan berada di luar tuntutan situasi dan pada dasarnya
yang menjadi alasan penyebab sering kali tidak rasional. Pada
umumnya, wanita lebih sering menderita fobia daripada laki-laki.
Mengalami rasa takut dapat berkisar dari ketidaknyamanan hingga
serangan panik yang parah. Kebanyakan orang belajar untuk hidup
dengan fobia mereka, tetapi bagi yang lain, rasa takut justru sangat
melemahkan dan bisa menjadi ekstrem untuk menghindari situasi yang
mengerikan. Misalnya, seseorang dengan arachnophobia (takut pada
laba-laba) menolak untuk memasuki suatu ruangan sampai ia harus
mengeceknya secara menyeluruh untuk memastikan tidak ada laba-
laba disana, atau menolak untuk berlibur di pedesaan karena
8
Nama Deskripsi
Acrophobia Takut terhadap ketinggian
Agoraphobia Takut terhadap situasi dimana sulit untuk
melarikan diri
Arachnophobia Takut terhadap laba-laba
Astraphobia Takut terhadap petir dan kilat
Claustrophobia Takut terhadap ruang tertutup
Cynophobia Takut terhadap anjing
Mysophobia Takut terhadap kuman dan kotoran
Ophidiophobia Takut terhadap ular
Pteromerhanophobi Takut terbang
9
a
Social phobia Takut terhadap situasi sosial
Trypanophobia Takut disuntik
Zoophobia Takut pada binatang kecil
hati sangat bervariasi. Orang yang telah mengalami depresi selama bertahun-
tahun, tampak normal dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka, dan
merasa jarang atau tidak pernah bahagia, lebih mungkin didiagnosis dengan
gangguan suasana hati. Jika depresi ringan tetapi jangka panjang, ia didiagnosis
dengan distimia. Ini adalah kondisi yang ditandai dengan gejala depresi ringan
namun kronis yang berlangsung setidaknya selama dua tahun.
Gambar 2.3 berikut ini menjelaskan “Siklus Depresi". Anda dapat melihat
bagaimana mungkin menjadi sulit bagi orang untuk keluar dari "siklus depresi"
ini.
15
Gambar 2.5
2) Sexual Disorders
27
c) Gangguan gairah seksual wanita, ditandai dengan gejala ketika wanita sulit
terangsang secara seksual secara terus-menerus. Gangguan ini mungkin
komorbid dengan gangguan orgasme atau gangguan suasana hati.
mengeluhkan masalah yang sama. Penyebab disfungsi ereksi ini akibat faktor
biologis, termasuk penyakit dan penggunaan obat-obatan, alkohol dan
semacamnya.
Sebagian besar gangguan seksual bersifat sementara dan akan hilang (tanpa, atau
jika perlu dengan bantuan terapi).
B. Gender Identity Disorder
Identitas gender mengacu pada identifikasi jenis kelamin. Kebanyakan
anak akan mengembangkan keterikatan yang sesuai dengan jenis kelamin mereka
sendiri. Namun, dalam beberapa kasus, anak-anak atau remaja sering menganggap
bahwa mereka memiliki jenis kelamin yang salah. Gangguan identitas gender
(GID atau transeksualisme) didiagnosis atau dikaitkan dengan keinginan kuat
untuk menjadi jenis kelamin lain, ketidaknyamanan yang terus-menerus dengan
jenis kelamin yang dimiliki, dan keyakinan bahwa seseorang dilahirkan dengan
jenis kelamin yang salah, disertai dengan disfungsi dan kesusahan yang
signifikan. Menurut Bower (2001) GID biasanya muncul pada masa remaja atau
dewasa dan dapat meningkat seiring berjalannya waktu. Penyebab dari gangguan
ini masih belum diketahui, meskipun tampaknya ada keterkaitan antara jumlah
testoteron dan hormon lain dalam rahim (Kraemer dkk., 2009). Meskipun
klasifikasi GID sebagai gangguan psikologis masih menjadi pertentangan karena
orang yang mengidap gangguan ini tidak menganggap perasaan dan perilaku
lintas gender mereka sebagai gangguan dan tidak merasa tertekan atau
disfungsional. Terdapat banyak kebudayaan yang menentang perilaku lintas
gender sehingga menimbulkan masalah cukup serius bagi orang-orang yang dekat
dengan pengidap GID.
C. Paraphilias
Merupakan gangguan yang melibatkan individu memiliki dorongan atau
fantasi seksual yang terjadi secara berulang dan bersifat kuat. Menurut Gerald
(dalam Maria, 2016) paraphilia adalah semacam gangguan seksual terhadap objek
yang tidak wajar atau aktivitas seksual yang tidak pada umumnya. Gangguan ini
terjadi selama 6 bulan secara intens dan menyebabkan penderitanya mengalami
gangguan biologis dan sosial. Adapun jenis-jenis paraphilia akan dijelaskan
sebagai berikut.
a) Eksibiosnisme, adalah gangguan seksual yang ditandai dengan dorongan
untuk menunjukkan bagian genital kepada orang lain (APA, 2013). Terdapat
perbedaan perilaku eksibionis yang ditunjukkan oleh wanita atau pria.
30
c) Fetishisme, istilah ini berasal dari kata fetish yang berarti memuja (Srinarti,
2009). Orang dengan pengidap gangguan seksual ini pada umumnya memiliki
ketertarikan terhadap objek atau situasi tertentu yang dapat mendatangkan
gairah seksual sehingga mereka bisa merasakan ejakulasi dini dengan
menggunakan benda-benda seperti pakaian dalam, kaos kaki dan lain
sebagainya (Mawardi, 2017).
e) Sadisme, adalah gejala seksual yang ditandai dengan adanya kepuasan dari
mendapatkan atau memberi kesakitan, penderitaan dan hukuman kepada
orang lain. Menurut Fauzi & Fatmawati (2020) sadisme diartikan sebagai
31
A. Contoh Kasus
Amara adalah seorang perempuan berusia 25 tahun yang sudah lima kali
berganti-ganti agama, pekerjaan, teman dan kerap kali bingung dengan orientasi
seksualnya. Ia selalu berpindah-pindah kamar dan memilih kamar sempit dan
kumuh sebab ia merasakan kehangatan dan kenyamanan jika berada di tempat
tersebut. Sering sekali Amara merasakan perubahan perasaan yang tidak menentu,
seperti selalu sedih, kemudian menangis lalu marah-marah. Tampaknya Amara
sulit mengontrol emosi dalam dirinya sendiri. Ia pun tidak bisa atau sulit
menentukan pilihan dan keputusan dalam kehidupan sehari-hari, seperti contoh
jika ada pertemuan keluarga, ia bimbang antara ingin ikut atau tidak. Saat ia
memutuskan untuk datang, ia selalu terlambat. Namun, bila tidak datang maka ia
akan menyesali keputusannya. Dengan demikian, Amara dilanda kebimbangan
yang esktrem sehinga ia sering bertanya-tanya terhadap keinginan hidupnya
sendiri. Amara tidak dekat dengan saudara kandungnya bahkan jarang sekali
menjalin komunikasi dengan mereka, merasa bahwa kedua orang tuanya pilih
kasih dan ia seperti dianaktirikan, sering sekali membenci diri sendiri, benci pada
Tuhan, dan orang tuanya.
B. Analisis Kasus
32
33
Tabel 3.2
NO. Kriteria Gangguan Kepribadian Ambang DSM IV-TR
1. Usaha yang tidak beraturan untuk menghindari penolakan yang nyata
atau imajiner. Catatan: tidak termasuk bunuh diri dan perilaku
menyakiti diri seperti pada poin nomor 5.
2. Sebuah pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan terus menerus
yang ditandai dengan pertukaran antara idealisasi dan devaluasi yang
ekstrem.
3. Gangguan identitas, ketidakstabilan gambaran diri atau perusaan diri
yang nyata dan terus-menerus.
4. Impulsivitas pada setidaknya dua area yang mempunyai efek potensial
dalam perusakan diri (contoh: belanja, seks, penyalahgunaan zat,
berkendaraan ceroboh, makan dan minum berlebihan). Catatan: tidak
termasuk bunuh diri dan perilaku menyakiti diri seperti pada poin
nomor 5.
5. Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang sering atau perilaku
melukai diri.
6. Adek yang tidak stabil yang ditandai dengan mood yang reaktif (contoh:
episode disforia yang sering, iritabel atau kecemasan yang berlangsung
beberapa jam dan jarang lebih dari 2 hari).
7. Perasaan kosong yang kronis.
8. Marah yang tidak sesuai, sering atau kesulitan dalam mengendalikan
amarah (contoh: sering menunjukkan perangai, marah yang konstan,
sering berkelahi).
9. Ide paranoid yang berhubungan dengan stress yang berlangsung
sementara atau gejala disosiatif yang parah.
A. Kesimpulan
29
30
B. Saran
hikmah serta manfaat dari makalah ini. Selain itu, tentunya makalah ini kami
harapkan membantu memudahkan pembelajaran dan pengajaran pada mata kuliah
Psikologi Umum, dan bisa membuat teman-teman sesama mahasiswa, ataupun
masyarakat umum yang membacanya untuk lebih tertarik menggali tentang
gangguan psikologis dengan lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
33
34