Anda di halaman 1dari 17

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Dosen Pengampu
Fiki Dzakiyyatul Aula,M.Pd.

Tim Penyusun :
Muhamad Adam F
Linda Arista
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Bojonegoro
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
psikologi umum tentang kepribadian ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan kami juga berterima kasih kepada Bapak Drs. Sukarno, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah psikologi umum yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan
membimbing kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa yang dimaksud dengan kepribadian.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun
ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelumnya
kami ucapkan terimakasih.

Sumberrejo, 19 Desember 2023


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepribadian.......................................................................... 4
2.2 Teori Kepribadian…………………………………………………….. 4
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.................................. 5
2.4 Unsur-Unsur Kepribadian…………………………………………….. 9
2.5 Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian……………………………. 12
2.6 Gangguan Kepribadian………………………………………………... 13
2.7 Kepribadian Umum…………………………………………………… 14
BAB Ill KESIMPULAN
DAFTAR PUSTA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi.
Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna
memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam
pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan untuk memberikan
penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.
secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality)
merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat
seseorang, yang mencakup pola - pola pemikiran dan perasaan, konsep diri,
dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum. Dari situ lah
timbul yang namanya pengetahuan, Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui yang tersusun secara logis dan sistematis dengan memperhitungkan
sebab –akibat dan dapat untuk menerangkan gejala – gejala tertentu. Unsur-
unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara
nyata terkandung dalam otaknya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa
keingintahuan dalam memahami manusia. Salah satu teori yang dijadikan
pembelajaran dalam memahami kepribadian dan watak manusia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengentian dari kepribadian?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian?
3. Apa saja unsur-unsur kepribadian?
4. Bagaimana tahap-tahap perkembangan kepribadian ?
5. Apa saja macam-macam gangguan kepribadian ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari kepribadian
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
3. Untuk mengetahui unsur-unsur kepribadian
4. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan kepribadian
5. Untuk mengetahui macam-macam gangguan kepribadian

1.4 MANFAAT
1. Bagi Penulis

 Sebagai pembanding dalam membuat karya tulis di waktu yang akan


datang

 Sebagai motivator dalam menulis karya tulis yang berkualitas

2. Bagi Guru / Pendidik

 Sebagai salah satu pedoman dalam menghadapi anak di sekolah

 Sebagai salah satu sumber dalam mencari indicator untuk anak yang
berbakat

 Mengetahui kemampuan dari karya anak didiknya

3. Bagi Orang Tua

 Sebagai salah satu pedoman dalam mengasuh anak

 Sebagai pedoman orang tua, sehingga orang tua meluruskan pikiran


terhadap anak

 Sebagai motivator agar orang tua lebih kreatif dalam mendidik anak
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPRIBADIAN

Pengertian kepribadian adalah ciri – ciri watak seseorang individu


yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai
individu yang khusus, yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut
mempunyai beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara lahir, konsisten
dan konskuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu
tersebut memiliki identitas khusus yang berada dari individu – individu.
( Koetjaraningrat, 1985:102).
Secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality)
merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat
seseorang, yang mencakup pola - pola pemikiran dan perasaan, konsep
diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.

2.2 TEORI KEPRIBADIAN


a. Teori Kepribadian Psikoanalisis

psikoanalisis dalam tiga arti, antara lain adalah:

1. Psikoanalisis digunakan untuk menunjukkan sebuah metode


penelitian terhadap proses psikis, misalnya saja seperti mimpi.
Hal ini tak pernah dijangkau oleh penelitian ilmiah
sebelumnya.
2. Psikoanalisis dapat ditunjukkan sebagai salaha satu teknik yang
digunakan untuk mengobati gangguan-gangguan psikis yang
dialami oleh klien neorotis.
3. Psikoanalisis digunakan untuk menunjukkan seluruh
pengetahuan mengenai psikologis baik yang di dapatkan
melalui metode atau teknik.

b. Teori Kepribadian Sifat (Trait Theories)


Teori trait sendiri dicetuskan oleh Gordon Allport yang merupakan
ahli psikologi yang meneliti mengenai kepribadian trait dalam diri
manusia. Menurut Allport, teori trait merupakan sistem neuropsikis
yang dalam perkembangannya digeneralisasikan
kemudian diarahkan agar mendapatkan kemampuan
untuk menghadapi berbagai perangsang secara bersamaan,
danjuga membimbing perilaku ekspresi dan adaptasi secara
bersamaan. Terdapat lima faktor yang dalam teori trait, antara lain
adalah:

 Neurotikisme.
 Ekstraversi.
 Keterbukaan.
 Keramahtamahan.
 Kehati-hatian.

c. Teori Kepribadian Behaviorisme


Psikologi Behaviorisme merupakan bidang ilmu di dalam psikologi
yang di dalamnya mempelajari tentang perilaku seseorang.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:


a. Faktor Biologis
Yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali
pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan,
pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat
badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap
orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan.
Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan
bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh
dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu
masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting
pada kepribadian seseorang.

b. Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor sosial di sini adalah masyarakat ; yakni
manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk
juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-
peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang
disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam
perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan menentukan
bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga
yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula
terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil
adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak
selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan
pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak masih terbatas
jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena
berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam
suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka
pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas.
Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan dan pembentukan kepribadian.
c. Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-
masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana
seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:
1. Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang
dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam
kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu
masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan
kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
2. Adat dan Istiadat
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping
menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-
anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan
bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian
seseorang.
3. Pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau
suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya
kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu
masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara
kehidupannya.
4. Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di
atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan
bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu.
Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang
dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak
dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
5. Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju
dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan
hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian
manusia yang memiliki kebudayaan itu.

B. Hubungan Kepribadian Dengan Kebudayaan


Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-
faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku
individu. Faktor biologis misalnya, sistem syaraf, proses pendewasaan,
dan kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor psikologis adalah
seperti unsur temperamen, kemampuan belajar, perasaan,
keterampilan, keinginan dan lain-lain. Dan yang terakhir, adalah faktor
sosiologis. Kepribadian dapat mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap
dan lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang yang berkembang
apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa selalu belajar
dari orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan mempunyai
konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan perilaku-
perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya menghasilkan suatu
kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa kebudayaan khusus yang nyata
mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di
Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di
Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural
ways of life ).
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak
yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani
untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang
anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap
menilai ( sense of value ).
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada
lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian,
etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang.
Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian
seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer
mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-
tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.

C. Hubungan Kepribadian Dengan Keragaman Individu.


Keesing (1989, 1 : 95 ) menyatakan Asumsi – asumsi dasar
tersebut di atas ( hubungan kepribadian dengan budaya ) menunjukkan
bahwa adanya pengaruh biologis terhadap pembentukan tingkah laku
manusia. Selain unsur biologis, ternyata juga dipengaruhi oleh faktor
yang berbeda antara satu dengan lain. Pengakuan pentingnya faktor –
faktor biologis tersebut menghilangkan dasar – dasar budaya.
Sementara pendapat suatu karakteristik dapat mendasari dan
membatasi keragaman budaya, sedangkan pihak lain menjelaskan
bahwa berbagai perbedaan bawaan dan keragaman pengalaman
individu menyulitkan pembakuan seseorang yang diasumsikan.
Hal ini sekaligus membuka kesempatan ke arah kajian tentang
kemungkinan adanya pola – pola universal yang disalurkan,diutarakan
dan dinilai berdasarkan tradisi budaya yang berbeda. Tradisi budaya
dapat memaksakan pencapaian berbagai sasaran yang berlainan ,
pelampiasan. Tetapi di bawah sandi harapan budaya ini.

2.4 UNSUR-UNSUR KEPRIBADIAN

Koentjaraningrat (1985:103-110) menjelaskan ada beberapa unsur yang


mempengaruhi terbentuknya kepribadian sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang tersusun secara
logis dan sistematis dengan memperhitungkan sebab –akibat dan dapat
untuk menerangkan gejala – gejala tertentu. Unsur-unsur yang mengisi
akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung
dalam otaknya. Dalam lingkungan individu itu ada bermacam-macam hal
yang dialaminya melalui penerimaan pancaindera-nya serta alat penerima
atau reseptor organismenya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya dan
warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal
(berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin) dan sebagainya, yang
masuk ke dalam sel-sel tertentu di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Di
sana berbagai proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi, yang
menyebabkan berbagai macam getaran tekanan tadi, kemudian diolah
menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu
tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi. Seluruh
proses akal yang sadar (conscious) tadi, dalam ilmu psikologi disebut
“persepsi”.
2. Perasaan
Perasaan adalah rasa, kesadaran batin sewaktu menghadapi
mempertimbangkan tentang sesuatu hal/pendapat. Selain pengetahuan,
alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
Kalau orang pada suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan
gambar reklame minuman Green tea berwarna yang tampak segar dan
nikmat, maka persepsi itu menyebabkan seolah-olah terbayang di
mukanya suatu penggambaran segelas Green tea yang dingin dan
penggambaran itu dihubungkan oleh akalnya dengan penggambaran lain
yang timbul kembali sebagai kenangan dalam kesadarannya, menjadi suatu
apersepsi tentang dirinya sendiri yang tengah menikmati segelas Green tea
dingin, manis, dan menyegarkan pada waktu hari sedang panas-panasnya
yang seakan-akan demikian realistiknya sehingga keluarlah air liurnya.
Apersepsi seorang individu yang menggambarkan diri sendiri sedang
menikmati segelas Green tea dingin tadi menimbulkan dalam
kesadarannya suatu perasaan yang positif, yaitu perasaan nikmat dan
perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air liur.
Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan adanya seorang
individu yang melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar suara yang
tidak menyenangkan, mencium bau busuk, dan sebagainya.Persepsi-
persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaran perasaan yang
negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagi misalnya bagaimana kita
menjadi muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di
masa lampau.Apersepsi tersebut mungkin dapat menyebabkan kita
menjadi benar-benar merasa muak apabila kita mencium lagi bau ikan
busuk.

3. Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah dorongan hati yang dibawa sejak lahir,
yang tanpa disadari mendorong untuk berbuat sesuatu. Kesadaran manusia
menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang
tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena
sudah terkandung dalam organismenya, dan khususnya dalam gen-nya
sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk
manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi disebut “dorongan” (drive).
Ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga pada
semua makhluk di dunia ini dan yang menyebabkan semua jenis mampu
mempertahankan hidupnya di dunia ini.
b. Dorongan seks.
Dorongan ini timbul pada setiap individu yang normal tanpa terkena
pengaruh pengetahuan, dan memang mendorong landasan biologi yang
mendorong makhluk manusia untuk membentuk keturunan yang
melanjutkan jenisnya. Selain untuk mendapatkan keturunan, juga untuk
mendapatkan status sosial.
c. Dorongan untuk usaha mencari makan/pekerjaan.
Dorongan ini tidak perlu dipelajari, sejak bayi pun manusia sudah
menunjukkan dorongan untuk mencari makanan , yaitu dengan mencari
susu ibunya tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal- hal
tersebut, dan ini berkembang (mencari kerja) berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan serta faktor lingkungan di sekitar.
d. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.
Dorongan ini memang merupakan landasan biologi dari kehidupan
masyarakat manusia sebagai makhluk sosial.
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
Hal ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna kebudayaan
diantaranya di antara makhluk manusia, sebab adanya dorongan ini
manusia mengembangkan adat yang memaksakan berbuat konform
dengan manusia sekitarnya.
f. Dorongan untuk berbakti.
Hal ini ada karena manusia sebagai makhluk secara kolektif, sehingga ia
dapat hidup bersama dengan manusia lain secara serasi. Dalam berbagai
hal dorongan ini sering dieksetensikan dari sesama manusia kepada
kekuatan yang diangapannya berada di luar akalnya, maka timbul religi.
g. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara,
atau gerak.
Dorongan dalam arti keindahan bentuk,warna,suara,dan gerak, pada
seorang bayi dorongan itu sering tampak pada gejala tertariknya kepada
bentuk – bentuk tertentu dari benda- benda di sekitarnya, warna –warna
cerah, suara yang nyaring, dan berirama dan kepada gerak-gerak yang
selaras. Sehingga dorongan naluri ini merupakan landasan dari suatu unsur
terpenting dalam kebudayaan manuai yaitu kesenian.

2.5 TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau berlangsung


dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir- 2 tahun)
Tahap ini didominasi oleh perasaan.Perasaan ini tidak tumbuh dengan
sendiri melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi
bayi terhadap stimulus lingkungan.
2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin
berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
3. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak
sangat dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain. anak
juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat
membahagiakannya.
4. Tahap perkembangan masa adolesen (umur 15- 20 tahun)
Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan seksualitas
yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan pengertian tentang
kenyataan hidup serta mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai moral.
5. Tahap pematangan diri (setelah umur 20 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.Mulai dapat
membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi,
pemuasan keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan
masyarakat.Pada masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti dalam
menindaklanjuti hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan dalam
keluarga, masyarakat maupun Negara. Realisasi setiap keinginan
2.6 GANGGUAN KEPRIBADIAN

a. Paranoid = Paranoid adalah curiga yang menonjol atau


berlebihan.
b. Afektif = Perasaan dan emosinya yang berubah-ubah antara
depresi dan euforia.
c. Skizioid = Pemalu, perasa, pendiam, suka menyendiri.
d. Eksplosif = Ledakan-ledakan amarah dan agresivitas,
kemudian menyesal.
e. Anankastik = Perfeksionisme dan keteraturan, kaku, pemalu,
disertai pengawasan yang kuat.
f. Histerik = sombong, egosentrik, emosi tidak stabil, suka
berdusta.
g. Astenik = Hidup tidak bergairah, lemah, lesu, lemas, letih,
tidak ada tenaga sepanjang hidupnya.
h. Anti sosial = Perilakunya selalu menimbulkan konflik dengan
orang lain.
i. Pasif-Agresif = Ditandai dengan sikap pasif dan agresif.
Agresifitas dapat dinyatakan secara pasif dengan cara bermuka masam,
malas, dan keras kepala.
j. Inadequat = Ketidakmampuan seseorang secara terus menerus
untuk memenuhi harapan teman.

2.7 KEPRIBADIAN UMUM


Koentjaraningrat (1985:117) mengutip pendapat Ralp Linton
menyatakan bahwa yang mengembangkan suatu penelitian tentang
kepribadian umum. Ia mencari hubungan dengan para ahli psikologi untuk
mempertajam pengertian tentang konsep – konsep psikologi yang
menyangkut kepribadian umum tersebut. Kepribadian dasar itu ada karena
semua individu dari warga masyarakat mengalami pengaruh lingkungan
kebudayaan yang sama selama masa tumbuhnya.
Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh
pengalaman ketika ia sebagai anak – anak yang diasuh orang – orang
dalam lingkungan nya seperti : bapak –ibunya, saudara-saudaranya dan
orang –orang yang ada dalam sekitarnya. Watak juga ditentukan oleh cara
– cara ia sewaktu masih kecil: diajari makan,kebersihan,disiplin,bermain
dan bergaul dengan anak – anak lainnya. Oleh sebab itu setiap kebudayaan
/masyarakat mempunyai cara pengasuhan anak menunjukkan keseragaman
pola –pola adat dan norma –norma tertentu.
BAB Ill
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna
memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran
ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Watak digunakan untuk memberikan penafsiran kepada benda-
benda maupun manusia.
Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh
pengalaman ketika ia sebagai anak – anak yang diasuh orang – orang dalam
lingkungan nya seperti : bapak –ibunya, saudara-saudaranya dan orang –orang
yang ada dalam sekitarnya. Watak juga ditentukan oleh cara – cara ia sewaktu
masih kecil: diajari makan,kebersihan,disiplin,bermain dan bergaul dengan anak –
anak lainnya. Oleh sebab itu setiap kebudayaan /masyarakat mempunyai cara
pengasuhan anak menunjukkan keseragaman pola –pola adat dan norma –norma
tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Drs. M. Ngalim. Psikologi pendidikan. Bandung; PT. Remaja


Rosdakarya, 1990

Djali, Prof. Dr. H. psikologi pendidikan. Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2007
Morgan, Clifford T. psikologi sebuah pengantar. Jakarta; PT. Pradnya
Paramita, 1986

Soemanto, Drs. Wasty. Psikologi pendidikan; Landasan kerja pemimpin


pendidikan. Jakarta; PT. Renika Cipta. 1990

Santrock, Jhon W. psikologi pendidikan. Jakarta; Kencana Media Group.


2010.

Anda mungkin juga menyukai