Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT., karena
atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian
dengan lancar.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-
persatu. Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata
kuliah yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini.
Terimakasih atas bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis, semoga menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah
kebaikan. Penulis meminta maaf jika dalam penulisan terdapat kesalahan atau
kekurangan, maka dari itu penulis meminta saran dan kritikan kepada para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan semua pembaca pada umumnya.

Sukorejo, 28-November-2022

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. Latar belakang.......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN KEPRIBADIAN........................................................................3
A. Pengertian Kepribadian.........................................................................................3
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian.................................................4
C. Hubungan Kepribadian Dengan Keragaman Individu...........................................5
D. Materi Dari Unsur-Unsur Kepribadian..................................................................5
E. Tipe Kepribadian...................................................................................................7
F. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian ............................................................7
G. Kepribadian Umum...............................................................................................8
BAB III PENUTUP............................................................................................................9
A. KESIMPULAN.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi. Psikologi
kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami ilmu
psikologi. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu
memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak
digunakan untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.
secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan
ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup
pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan
dengan kebiasaan umum. Dari situ lah timbul yang namanya  pengetahuan, Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui yang tersusun secara logis dan sistematis dengan
memperhitungkan sebab-akibat dan dapat untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu. Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar,
secara nyata terkandung dalam otaknya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa keingintahuan
dalam memahami manusia. Salah satu teori yang dijadikan pembelajaran dalam
memahami kepribadian dan watak manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
KEPRIBADIAN

A. Pengertian Kepribadian
Pengertian kepribadian adalah ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten,
yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus, yang
dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut mempunyai beberapa ciri watak yang
diperlihatkan secara lahir, konsisten dan konskuen dalam tingkah lakunya sehingga
tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berada dari individu-
individu. ( Koetjaraningrat, 1985:102).
Pengertian kepribadian menurut para ahli sebagai berikut :
1. Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu
dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian
instruksi.
2. Menurut M.A.W Bouwer kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi
corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
3. Menurut Cuber kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak
dan dapat dilihat oleh seseorang.
4. Menurut Theodore R. Newcombe kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
5. Menurut Horton Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan
temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud
dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang

3
mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
6. Menurut Schever Dan Lamm  mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola
sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah
menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah
baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di
hadapi.
7. Menurut Roucek dan WarrenKepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.
Dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan
secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri
dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola -
pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan
kebiasaan umum.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:
1. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan
jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik,
pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan,
berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang
sejak dilahirkan telah  menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita
lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani
yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang
merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut
memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-
manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor
sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan
sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya.
Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak,
peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian
selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh
yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil
adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya.
Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama,
pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh
itu sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu
diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak
maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini
dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
dan pembentukan kepribadian.
3. Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing
orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu
dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan
dan pembentukan kepribadian antara lain:

4
a. Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung
tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat
diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian
yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
b. Adat dan Tradisi.
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan
nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula
cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian
seseorang.
c. Pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu
masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu.
Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup
dan cara-cara kehidupannya.
d. Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas,
bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri khas dari
suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia
yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat
berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak
dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
e. Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan
modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu
semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan
itu.
C. Hubungan Kepribadian Dengan Keragaman Individu.
Keesing (1989, 1 : 95 ) menyatakan Asumsi-asumsi dasar tersebut di atas
( hubungan kepribadian dengan budaya ) menunjukkan bahwa adanya pengaruh biologis
terhadap pembentukan tingkah laku manusia. Selain unsur biologis, ternyata juga
dipengaruhi oleh faktor yang berbeda antara satu dengan lain. Pengakuan pentingnya
faktor-faktor biologis tersebut menghilangkan dasar-dasar budaya. Sementara pendapat
suatu karakteristik  dapat mendasari dan membatasi keragaman budaya, sedangkan pihak
lain menjelaskan bahwa berbagai perbedaan bawaan dan keragaman pengalaman
individu menyulitkan pembakuan seseorang yang diasumsikan.
Hal ini sekaligus membuka kesempatan ke arah kajian tentang kemungkinan
adanya pola-pola universal yang disalurkan,diutarakan dan dinilai berdasarkan tradisi
budaya yang berbeda. Tradisi budaya dapat memaksakan pencapaian berbagai sasaran
yang berlainan , pelampiasan. Tetapi di bawah sandi harapan budaya ini.
D. Materi dan Unsur-Unsur Kepribadian
Koentjaraningrat (1985:103-110) menjelaskan ada beberapa unsur yang mempengaruhi
terbentuknya kepribadian sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang tersusun secara
logis dan sistematis dengan memperhitungkan sebab-akibat dan dapat untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu. Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa
seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Dalam
lingkungan individu itu ada bermacam-macam hal yang dialaminya melalui
penerimaan pancaindera-nya serta alat penerima atau reseptor organismenya yang
lain, sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa,

5
sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin) dan
sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel tertentu di bagian-bagian tertentu dari
otaknya. Di sana berbagai proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi, yang
menyebabkan berbagai macam getaran tekanan tadi, kemudian diolah menjadi suatu
susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu
penggambaran tentang lingkungan tadi. Seluruh proses akal yang sadar (conscious)
tadi, dalam ilmu psikologi disebut “persepsi”.
2. Perasaan
Perasaan adalah rasa, kesadaran batin sewaktu menghadapi
mempertimbangkan tentang sesuatu hal/pendapat. Selain pengetahuan, alam
kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Kalau orang pada
suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan gambar reklame minuman
Green tea berwarna yang tampak segar dan nikmat, maka persepsi itu menyebabkan
seolah-olah terbayang di mukanya suatu penggambaran segelas Green tea yang
dingin dan penggambaran itu dihubungkan oleh akalnya dengan penggambaran lain
yang timbul kembali sebagai kenangan dalam kesadarannya, menjadi suatu
apersepsi tentang dirinya sendiri yang tengah menikmati segelas Green tea dingin,
manis, dan menyegarkan pada waktu hari sedang panas-panasnya yang seakan-akan
demikian realistiknya sehingga keluarlah air liurnya. Apersepsi seorang individu
yang menggambarkan diri sendiri sedang menikmati segelas Green tea dingin tadi
menimbulkan dalam kesadarannya suatu perasaan yang positif, yaitu perasaan
nikmat dan perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air liur.
Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan adanya seorang individu yang
melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan,
mencium bau busuk, dan sebagainya.Persepsi-persepsi seperti itu dapat
menimbulkan dalam kesadaran perasaan yang negatif, karena dalam kesadaran
terkenang lagi misalnya bagaimana kita menjadi muak karena sepotong ikan yang
sudah busuk yang kita alami di masa lampau.Apersepsi tersebut mungkin dapat
menyebabkan kita menjadi benar-benar merasa muak apabila kita mencium lagi bau
ikan busuk.
3. Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah dorongan hati yang dibawa sejak lahir, yang tanpa
disadari mendorong untuk berbuat sesuatu. Kesadaran manusia menurut para ahli
psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena
pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam
organismenya, dan khususnya dalam gen-nya sebagai naluri. Kemauan yang sudah
merupakan naluri pada tiap makhluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi
disebut “dorongan” (drive).
Ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang juga
pada semua makhluk di dunia ini dan yang menyebabkan semua jenis mampu
mempertahankan hidupnya di dunia ini.
b. Dorongan seks.
Dorongan ini timbul pada setiap individu yang normal tanpa terkena
pengaruh pengetahuan, dan memang mendorong landasan biologi yang
mendorong makhluk manusia untuk membentuk keturunan yang melanjutkan
jenisnya. Selain untuk mendapatkan keturunan, juga untuk mendapatkan status
sosial.
c. Dorongan untuk usaha mencari makan/pekerjaan.

6
Dorongan ini tidak perlu dipelajari, sejak bayi pun manusia sudah
menunjukkan dorongan untuk mencari makanan ,  yaitu dengan mencari susu
ibunya tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal- hal tersebut,
dan ini berkembang (mencari kerja) berdasarkan pengalaman dan pengetahuan
serta faktor lingkungan di sekitar.
d. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.
Dorongan ini memang merupakan landasan biologi dari kehidupan
masyarakat manusia sebagai makhluk sosial.
e. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
Hal ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna kebudayaan
diantaranya di antara makhluk manusia, sebab adanya dorongan ini manusia
mengembangkan adat yang memaksakan berbuat  konform dengan manusia
sekitarnya.
f. Dorongan untuk berbakti.
Hal ini ada karena manusia sebagai makhluk secara kolektif, sehingga
ia dapat hidup bersama dengan manusia lain secara serasi. Dalam berbagai hal
dorongan ini sering dieksetensikan dari sesama manusia kepada kekuatan yang
diangapannya berada di luar akalnya, maka timbul religi.
g. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau
gerak.
Dorongan dalam arti keindahan bentuk,warna,suara,dan gerak, pada
seorang bayi dorongan itu sering tampak pada gejala tertariknya kepada bentuk
– bentuk tertentu dari benda- benda di sekitarnya, warna –warna cerah, suara
yang nyaring, dan berirama dan kepada gerak-gerak yang selaras. Sehingga
dorongan naluri ini merupakan landasan dari suatu unsur terpenting dalam
kebudayaan manuai yaitu kesenian.
E. Tipe Kepribadian
Berdasarkan perkembangan teori kepribadian Carl Gustav Jung terdapat tiga tipe
kepribadian, yaitu
1. Introvert
Individu dengan kepribadian introvert memiliki karakteristik yang menonjol
yaitu menutup diri dari dunia luar dan cenderung menghabiskan sebagian besar
waktu dengan kegiatan soliter. Individu dengan kepribadian introvert cenderung
melakukan analisa sebelum mulai berbicara. Individu dengan kepribadian ini juga
kurang nyaman dengan keterlibatan sosial, menjalani terlalu banyak pertemuan serta
lebih nyaman untuk bekerja sendiri.
2. Ekstrovert
Individu dengan kepribadian ekstrovert cenderung lebih terbuka pada dunia
luar dan menjadi kebalikan dari kepribadian introvert. Individu dengan kepribadian
ekstrovert menyukai aktivitas sosial, banyak berinteraksi dan nyaman dengan
keramaian.
3. Ambivert
Kepribadian ambivert dapat dikatakan sebagai kepribadian gabungan antara
ekstrovert dan introvert. Individu dengan kepribadian ambivert rileks dengan
kesendirian namun juga menyukai aktivitas sosial dan suka berada di tengah
keramaian.
F. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau berlangsung dalam
beberapa tahap yaitu:
1. Tahap perkembangan masa bayi (sejak lahir- 2 tahun)

7
Tahap ini didominasi oleh perasaan.Perasaan ini tidak tumbuh dengan
sendiri melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi terhadap
stimulus lingkungan.
2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak (umur 2-12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan makin
berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
3. Tahap perkembangan pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat
dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain. anak juga mulai
belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat membahagiakannya.
4. Tahap perkembangan masa adolesen (umur 15- 20 tahun)
Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh dorongan seksualitas
yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan
hidup serta mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai moral.
5. Tahap pematangan diri (setelah umur 20 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.Mulai dapat
membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan pribadi, pemuasan
keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat.Pada masa ini terjadi
pula transisi peran social, seperti dalam menindaklanjuti hubungan lawan jenis,
pekerjaan, dan peranan dalam keluarga, masyarakat maupun Negara. Realisasi setiap
keinginan
G. Kepribadian Umum
Koentjaraningrat (1985:117) mengutip pendapat Ralp Linton menyatakan bahwa
yang mengembangkan suatu penelitian tentang kepribadian umum. Ia mencari hubungan
dengan para ahli psikologi untuk mempertajam pengertian tentang konsep-konsep
psikologi yang menyangkut kepribadian umum tersebut. Kepribadian dasar itu ada
karena semua individu dari warga masyarakat mengalami pengaruh lingkungan
kebudayaan yang sama selama masa tumbuhnya.
Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalaman
ketika ia sebagai anak-anak yang diasuh orang-orang dalam lingkungan nya seperti :
bapak-ibunya, saudara-saudaranya dan orang-orang yang ada dalam sekitarnya. Watak
juga ditentukan oleh cara-cara ia sewaktu masih kecil: diajari
makan,kebersihan,disiplin,bermain dan bergaul dengan anak-anak lainnya. Oleh sebab
itu setiap kebudayaan/masyarakat mempunyai cara pengasuhan anak menunjukkan
keseragaman pola-pola adat dan norma-norma tertentu.
Penelitian pertama mengenal etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang
dimulai oleh antropolog: R. Benedit, Ralph Linton dan Margaret Mead yang
dikembangkan dalam penelitian kepribadian dan kebudayaan.
Koertjaraningrat (1985;111-130) membedakan antara kepribadian barat dan
kepribadian timur, yaitu :
1. Kepribadian barat yaitu konsep tentang pandangan hidup yang lebih mementingkan
material,pikiran logis/rasional, hubungan sosial berorientasi pada azas
menguntungkan dan bersifat individual.
2. Kepribadian timur yaitu konsep tentang pandangan hidup yang lebih mementingkan
kerohanian, keramahan, solidaritas sosial, kerukunan hidup bersama, spritual dan
berpikir logis.

8
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting guna memahami
ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran ilmu psikologi tentu
memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan yang lainnya. Watak digunakan
untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda maupun manusia.
Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi oleh pengalaman ketika
ia sebagai anak-anak yang diasuh orang-orang dalam lingkungan nya seperti : bapak-ibunya,
saudara-saudaranya dan orang-orang yang ada dalam sekitarnya. Watak juga ditentukan oleh
cara-cara ia sewaktu masih kecil: diajari makan,kebersihan,disiplin,bermain dan bergaul
dengan anak-anak lainnya. Oleh sebab itu setiap kebudayaan/masyarakat mempunyai cara
pengasuhan anak menunjukkan keseragaman pola-pola adat dan norma-norma tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djali, Prof. Dr. H. psikologi pendidikan. Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2007


2. Morgan, Clifford T. psikologi sebuah pengantar. Jakarta; PT. Pradnya Paramita, 1986
3. Soemanto, Drs. Wasty. Psikologi pendidikan; Landasan kerja pemimpin
pendidikan. Jakarta; PT. Renika Cipta. 1990
4. Santrock, Jhon W. psikologi pendidikan. Jakarta; Kencana Media Group. 2010.
5. Laura A. King (2016), Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif, Jakarta: Salemba
Humanika.

10

Anda mungkin juga menyukai