Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEPRIBADIAN DAN PENGEMBANGANNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Psikologi Umum
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Nurjanah,S.Ag., S.Sy., M.SI.

Disusun Oleh:
Annisa Nabilla Nuraeni (2003003697)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. makalah
yamg berjudul “Kepribadian dan Pengembangannya”. Penulis sajikan dengan
bahasa yang mudah dipahami. Munculnya makalah ini, sebagai tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu Psikologi Umum ibu Nurianah. Makalah ini
penulis buat berdasarkan sumber-sumber yang dibutuhkan guna mendukung isi
makalah ini agar berkualitas.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu memberikan saran, bimbingan, dan arahan dalam penulisan
ini baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan
baik isi, penyusunan, maupun penulisannya. Maka penulis sangat mengharapkan
kritik, saran, pendapat atau masukan yang sifatnya membangun dalam
penyempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca dan semoga karya
tulis ini berguna bagi kita semua.

Ciamis, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang.........................................................................................1
2. Rumusan masalah....................................................................................1
3. Tujuan pembahasaan...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Kepribadian dan perkembangannya..............................................................3
1.1. Definisi kepribadian menurut bahasa, istilah dan beberapa alhi............3
1.2. Perbedaan pengertian tentang kepribadian.............................................4
1.3. Aspek-aspek kepribadian.......................................................................7
1.4. Teori kepribadian...................................................................................9
1.5. Mengukur kepribadian.........................................................................11
1.6. Tipe-tipe kepribadian...........................................................................12
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan............................................................................................15
2. Saran......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kondisi kejiwaan (kesadaran)
manusia dalam melakukan aktivitas-aktifvitasnya, baik aktivitas motorik,
kognitif maupun emosionalnya. Seperti yang sudah dikemukakan mengenai
pengertian psikologi merupan ilmu yang membicarakan tentang jiwa itu sendiri
tidak nampak, maka yang dapat dilihat atau diobservasi ialah prilaku dan
aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan
jiwa.
Prilaku dalam hal ini yaitu meliputi perilaku yang nampak (over
beharvior) dan juga yang tidak nampak (innert beharvior). (Bimo Walgito,
2005). Ilmu psikologi sangat berperan penting dalam berbagai hal, contohnya
tes kepribadian. Tujuan tes kepribadian adalah mengetahui perbedaan diantara
setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersikap individual, yang berarti
tidak seorangpun yang memiliki kepribadian yang sama diantara satu dengan
yang lainnya dan kepribadian itu bukan berarti benar atau salah, bukan pula
yang baik ataupun buruk. Tes tersebut berupa kuesioner atau instrument
standar lainnya yang didesain untuk mengungkapkan karakter seseorang.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka
penulis dapat merumuskan suatu masalah yaitu:
a. Kepribadian menurut bahasa dan istilah
b. Perbedaan pengertian tentang kepribadian
c. Aspek aspek kepribadian
d. Teori kepribadian
e. Mengukur kepribadian
f. Tipe-tipe kepribadian

1
2

3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah agar mengerti apa definisi dari
kepribadian dan perkembangan berikut pengertian sampai dengan tipe tipe
kepribadian. Mahasiswa dan Mahasiswi mampu memahami arti dari
psikologi kepribadian dan perkembangan itu sendiri.
BAB II
PEMBAHSAN

1. Kepribadian Dan Pengembangannya


1.1. Definisi kepribadian menurut bahasa, istilah dan beberapa ahli
1) Menurut Bahasa
Kepribadian atau personality secara etimologis berasal dari bahasa
Latin persona (kedok) dan personare (menembus). Kepribadian adalah:
1) Perwujudan Lahiriah (bukan keadaan pribadi yang sebenarnya)
2) Watak atau drama yang diperankan dalam drama
3) Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh seseorang
4) Warga negara yang bebas.
2) Menurut Istilah
Pengertian kepribadian menurut para ahli, yaitu kepribadian/ke-pri-
ba-di-an/ dan sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu
bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.
3) Menurut Beberapa Ahli
1) George Herbert Mead
Menurut George Herbert Mead kepribadian ialah tingkah laku pada
manusia yang berkembang melalui perkembangan diri.
1) Theodore M. Newcomb
Menurut Theodore M. Newcomb kepribadian ialah suatu kelompok
sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya.
2) Robert Sutherland
Menurut Robert Sutherland kepribadian ialah abstraksi individu dan
kelakuannya sebagaimana halnya sama lingkungan masyarakat dan
kebudayaan.
3) Roucek dan Warren
Menurut Roucek dan Warren kepribadian ialah sebagai kelompok
faktor-faktor psiologis, biologis dan sosiologis yang didasari dengan
perilaku individu itu sendiri.

3
4

4) M. A .W.Brower
Menurut M. A. W.Brower kepribadian ialah corak tingkah laku social
individu yaitu meliputi keinginan, opini, dorongan dan kekuatan serat
perilaku-perilaku seseorang.
5) Yinger
Menurut Yinger kepribadian ialah keseluruhan tingkah laku dari
seseorang dengan suatu system kecenderungan tertentu yang
berinteraksi dengan serangkaian situasi.
6) Theodore R Newcombe
Menurut Theodore R Newcombe kepribadian ialah organisasi sikap-
sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap
perilaku.
7) Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat kepribadian ialah beberapa ciri watak yang
dipelihara seseorang secara lahir, konsisten dan konsukuen. Setiap
manusia melakukan proses sosialisasi.
8) Atkinson
Menurut Atkinson kepribadian ialah pola perilaku dan cara berfikir
yang khas yang menentukan penyesuaian diri individu terhadap
lingkungan, kepribadian mencakup kepribadian umum yang dapat
diamati oleh orang lain dan kepribadian dari pikiran dan pengalaman
yang jarang diungkapkan.
9) Carl Gustav Jung
Kepribadian adalah suatu Totalitas segala peristiwa psikis yang
disadari atau pun yang tidak disadari.

1.2. Perbedaan pengertian tentang kepribadian


Apa Beda Karakter, Kepribadian, Sifat, dan Temperamen?
Ketika berhadapan dengan seseorang yang dipandang menyulitkan atau
membuat jengkel, sering terdengar pernyataan, “yen watuk isa ditambani,
ning yen watak digawa mati“. Benarkah pernyataan tersebut? Apa yang
dimaksud sebagai “watak”? Samakah dengan karakter?
5

Kata “karakter” lebih populer dikenal dalam psikologi populer, sementara


pembahasannya masih sangat jarang ditemukan dalam penelitian-penelitian
ilmiah psikologi maupun buku teks dalam bidang psikologi. Banyak orang
yang menemukan bahwa kata ini ambigu dengan kata-kata lain yang serupa
dengan itu, sebut saja: kepribadian, temperamen, atau sifat. Keempat istilah
ini memang agak susah untuk dibedakan, namun sebetulnya memiliki
penekanan yang berbeda-beda.
“Karakter” berasal dari Bahasa Yunani “kharakter” yang berarti melekat
erat pada sebuah batang pohon. Ketika kita mengukir sebuah simbol atau
gambar tertentu pada batang pohon, maka gambar itu tidak mudah terhapus
dan akan melekat sepanjang pohon itu tumbuh. Begitu pula dengan karakter,
merupakan kombinasi sifat-sifat yang dimiliki seseorang, yang melekat di
dalam dirinya dan tidak mudah dihapus atau diubahkan.
Untuk memahami perbedaan karakter dengan kepribadian (personality),
menjadi menarik untuk menyimak sejarah penelitian masa lalu mengenai
karakter. Pada tahun 1920-an, sebuah studi dilakukan oleh Hersthon, May,
dan kawan-kawan menemukan bahwa tidak ditemukan konsistensi antara
perilaku manusia dalam situasi yang sama. Artinya, perilaku manusia yang
sesungguhnya tidak ditentukan dari sifat atau karakter yang ada di dalam
dirinya, karena dalam berbagai percobaan ditemukan bahwa manusia yang
sama tidak menunjukkan karakter yang sama dalam berbagai percobaan.
Itulah sebabnya, pada masa itu para ahli psikologi tidak lagi menggunakan
kata karakter, melainkan menggunakan kata ‘kepribadian’ (personality) untuk
mempelajari tentang moral, etika, maupun sifat-sifat lainnya. Eksperimen
lebih lanjut yang dilakukan pada tahun 1940-an juga mengkonfirmasi temuan
ini: bahwa perilaku manusia bukan ditentukan dari apa yang ada di dalam diri
manusia, melainkan berdasarkan situasi yang dihadapkan pada manusia itu.
Namun demikian, penelitian yang dilakukan oleh Paul Bloom pada tahun
2000-an menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil studinya menunjukkan
bahwa bahkan pada bayi berusia 6 bulan sekalipun, seseorang sudah memiliki
karakter dan pemahaman akan moral. Hasil penelitian ini seolah membuka
kembali pintu yang telah lama tertutup mengenai karakter. Oleh karenanya,
6

arus psikologi positif saat ini sudah mulai kembali banyak meneliti tentang
karakter.
Dengan pemahaman ini, sesungguhnya karakter dan kepribadian
merupakan dua istilah yang serupa. Namun, beberapa ahli berusaha untuk
memberikan penekanan yang berbeda mengenai istilah ini. Hasil kesimpulan
dari berbagai sumber mengenai perbedaan karakter, kepribadian,
temperamen, dan sifat, ialah:
1) Karakter merupakan kombinasi sifat-sifat dalam diri seseorang yang
menjadikannya unik, berdasarkan apa yang ia sudah miliki sejak lahir
(genetik) maupun apa yang ia pelajari dalam hidupnya (lingkungan).
Jadi, karakter dapat juga disebut sebagai learned behavior.
2) Kepribadian merupakan kombinasi sifat-sifat dalam diri seseorang yang
mengarahkannya untuk berpikir, berperasaan, dan bertingkah laku
tertentu yang khas dalam berhubungan dengan lingkungannya.
Kepribadian berasal dari kata persona, yang berarti ‘topeng’. Namun
bukan berarti bahwa kepribadian merupakan cara seseorang menutupi
identitas dirinya. Kata persona dalam Bahasa Yunani lebih merujuk pada
simbol yang merepresentasikan identitas seseorang; ‘alat’ yang
digunakan oleh seseorang untuk memperkenalkan dirinya pada dunia.
Lickerman mengatakan bahwa kepribadian lebih bersifat menetap dan
dipengaruhi oleh faktor keturunan, sedangkan karakter lebih terbentuk
karena pembelajaran terhadap nilai dan kepercayaan.
3) Temperamen ialah kumpulan sifat seseorang yang diperoleh sejak ia
lahir. Aelius Galenus (Galen), seorang dokter pada tahun 120-an M, telah
memperkenalkan empat macam cairan dalam tubuh yang dipercaya
menentukan temperamen seseorang, yakni: Melankolis, Sanguinis,
Koleris, dan Plegmatis. Teori ini kemudian dijabarkan dengan lebih
komprehensif oleh Hippocrates.
4) Sifat adalah satu karakteristik spesifik dalam diri seseorang dan ketika
dikombinasikan antara yang satu dengan lainnya, membuat seseorang
menjadi pribadi yang unik dan membentuk identitas orang tersebut.
7

Berdasarkan perbedaan di atas, karakter sebenarnya lebih terkait dengan


nilai-nilai serta kepercayaan seseorang. Itulah sebabnya hingga kini istilah
karakter lebih populer dalam ilmu tentang pengembangan diri, terutama yang
terkait dengan aspek spiritual seseorang, dibandingkan dengan dalam ilmu
psikologi murni.

1.3. Aspek-aspek kepribadian


Lima sifat kepribadian menjelaskan frekuensi atau intensitas perasaan,
pikiran, atau perilaku seseorang. Kelima sifat kepribadian ada pada rangkaian
kesatuan daripada sebagai atribut yang dimiliki atau yang tidak dimiliki oleh
seseorang.
1. Extraversion
Ekstrovert ditandai oleh hubungan keterlibatan dengan dunia luar.
Ekstrovert memiliki ciri-ciri seperti : senang dengan orang-orang, penuh
dengan energi, dan sering mengalami emosi positif, cenderung antusias,
orientasi terhadap tindakan, orang-orang yang kemungkinan akan berkata
“Ya!” atau “Mari kita lakukan!” untuk hal-hal yang menyenangkan,
mereka ingin berbicara, menegaskan diri sendiri, dan menarik perhatian
untuk diri sendiri.
Berbeda halnya dengan sifat introvert. Mereka tidak memiliki
energi dan tingkat aktivitas seperti ekstrovert, cenderung lebih tenang,
berhati-hati, dan kurang terlibat dengan dunia sosial. Introvert seharusnya
tidak diinterpretasikan sebagai kemaluan atau depresi, introvert hanya
memerlukan sedikit stimulasi dari Ekstrovert dan lebih suka menyendiri.
Tapi pada kenyataannya, introvert memiliki nilai yang tinggi pada dimensi
agreeableness, mereka tidak akan keluar mencari orang lain tetapi akan
sangat menyenangkan ketika didekati
2. Agreeablenes
Agreeableness mencerminkan perbedaan individu dalam
kepedulian, kerjasama, dengan keselarasan sosial. Mereka peka, ramah,
murah hati, suka menolong, dan mau berkompromi dengan kepentingan
orang lain. Mereka memiliki pandangan optimis dan percaya bahwa
8

orang pada dasarnya jujur, sopan, dan bisa dipercaya. Agreeableness


lebih menguntungkan untuk mencapai dan mempertahankan popularitas.
“Orang yang lebih mudah setuju” lebih disukai. Namun disisi lain,
agreeableness tidak berguna dalam situasi yang sulit atau memerlukan
keputusan mutlak yang obyektif.
Sedangkan “individu yang tidak mudah setuju” lebih
mengutamakan kepentingan sendiri di atas kepentingan bersama. Mereka
tidak peduli dengan orang lain, jadi mereka juga tidak mungkin
mengulurkan tangan untuk orang lain. Terkadang mereka skeptis tentang
motif orang lain yang menyebabkan mereka menjadi curiga, tidak ramah,
dan tidak kooperatif. Namun orang yang tidak mudah setuju dapat
mencetak ilmuwan yang sangat baik, kritikus, atau tentara.
3. Conscientiousness
Conscientiousness adalah cara dimana mengatur suatu dorongan.
Hal ini dapat berlaku secara spontan dan menyenangkan, individu yang
implusif dapat dilihat oleh orang lain sebagai “orang yang penuh warna”,
menyenangkan bersama, dan jenaka. Orang lain dapat berkesimpulan
bahwa orang conscientiousness adalah orang cerdas dan dapat diandalkan.
Individu ini menghindari masalah dan mencapai tingkatkeberhasilan
melalui arti perencanaan dan ketekunan.
4. Neurotic
Neuroticism merujuk kepada kecenderungan untuk mengalamai
perasaan negatif khusus, seperti gelisah, marah, atau depresi. Mereka
merespon secara emosi untuk peristiwa yang tidak akan mempengaruhi
banyak orang, dan reaksi mereka cenderung lebih intens dari biasanya.
Masalah dalam emosional neurotic dapat mengurangi kemampuan untuk
berpikir secara jelas, mengambil keputusan, dan berupaya secara efektif
dalam tekanan.
Individu dengan nilai rendah dalam neuroticism justru malah
kurang mudah kecewa dan kurang reaktif secara emosional. Mereka
cenderung lebih tenang, emosi stabil, dan tetap bebas dari perasaan
negatif. Kebebasan dari perasaan negatif tidak berarti bahwa mengalami
9

banyak perasaan positif, frekuensi emosi positif adalah komponen dari


domain extraversion.
5. Openness to Experience
Menjelaskan dimensi gaya kognitif yang membedakan imajinatif,
orang-orang kreatif, sederhana dan orang-orang konvensional. Orang yang
terbuka secara intelektual ingin tahu, menghargai seni, dan peka terhadap
keindahan. Mereka cenderung lebih mengetahui perasaan mereka dengan
orang yang tertutup, berpikir dan bertindak secara idividualistis dan cara
yang sesuai aturan.
Individu yang memiliki nilai rendah pada ciri ini, cenderung picik
dan terbatas. mereka lebih suka yang sederhana, terus terang, dan mudah
mengerti terhadap situasi yang kompleks, ambigu, dan licik.
Gaya intelektual pada orang yang terbuka dapat melayani seorang
dengan baik, tetapi penelitian menunjukkan bahwa orang dengan
pemikiran tertutup cocok pada pekerjaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan kerja yang unggul seperti kepolisian, penjualan, dan sejumlah
pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan.

1.4. Teori Kepribadian


1. Teori kepribadian psikoanalisis
Teori ini dibangun oleh freund, di mana model kepribadian saling
berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu sama lain, tiga system
kepribadian menurutnya id, ego, dan super ego. Ketiga satu sisitem
merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi
perilaku manusia. Id bekerja menggunakan prinsip kesenangan, mencari
kepuasan segera inpuls biologis, ego mematuhi prinsip realita, menunda
pemuasan sampai bisa di capai dengan cara yang diterima masyarakat, dan
super ego memiliki standar moral pada individu. Teori freund mengenai
dinamika kepribadian menyatakan bahwa terdapat sejumlah energy,
psikis(libido) yang kostan untuk setiap individu. Teori ini berpendapat
bahwa dorongan id yang tidak bisa diterima dapat menimbulkan
kecemasan, yang bisa diturunkan oleh mekanisme pertambangan. Teori
freund mengenai perkembangan kepribadian menyatakan bahwa individu
10

melewati tahap psikoseksual (seperti, oral, anal, valid). Teori psikoanalisis


telah dimodifikasi oleh ahli lain seperti jung,adler, horney, Sullivan,
fromm, dan Erickson yang semuanya lebih menekankan fungsi ego dan
motif selain dari seks dan agresi.
2. Teori kepribadian sifat (trait theories)
Teori-teori sifat pada dasarnya meliputi psikologi individu Gordon
williard allport “psikologi konstitusi” William Sheldon, dan teori factor
Raymond cattell (hall & lindzey, 1993:9). Teori-teori ini menyatakan
bahwa manusia memiliki sifat-sifst tertentu, yakni pola kecanderungan
betingkah laku dengan cara tertentu, sifat-sifat stabil menyebabkan
manusianbertingkah laku relatif tetap dari situasi ke situasi. Allport
membedakan antara sifat umum dan kecenderunag pribadi. Sifat umum
adalah dimensi sifat yang dapat membandingkan individu satu sama lain.
Kecenderungan pribadi di maksudkan sebagai pola unik sifat-sifat yang
ada dalam diri individu. Allport membagi sejumlah perbedaan di antara
berbagai jenis sifat, yaitu:
1) Sifat-sifat kardinan, sifat ini merupakan karakteristik yang dominan
dalam kehidupan seseorang bisa dikatakan sebagai sifat utama.
2) Sifat-sifat sentral, sifat ini merupakan karakteristik yang kurang
memotivasi perilaku individu.
3) Sifat sekunder, sifat-sifat ini merupakan karakteristik periveral dalam
individu.
Teori sifat berikutnya adalah teori dari William shaldon, yaitu psikologi
konstitusi adalah suatu studi mengenai aspek-aspek psikologis dari
perilaku manusia yang berkaitan dengan morfologi dan fisiologi tubuh.
Williem mengelompokkan menjadi tiga komponen atau dimensi
temperamental :
 Viscerotonia : mengejar kenikmstsn, tenang, santai dan pandai bergaul
 Somatotenia : suka berpetualang dan berani mengambil resiko yang
tinggi serta kurang peka terhadap perasaan orang lain
 Cerebrotonia : senang menyendiri, takut pada orang lain, memiliki
kesadaran diri yang tinggi
11

3. Teori kepribadian behaviorisme


Menurut Skiner kepribadian itu dibentuk melalui proses belajar. Dia
(kepribadian) bukanlah agen penyebab tingkahlaku melainkan suatu hasil
dari factor lingkungan dan bawaan yang khas.
4. Teori Kognitif
Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi kepribadian
manusia adalah elemen- elemen kesadaran yang satu sama lain saling
terkait dalam lapangan kesadaran (kognis)i. Menurut teori ini unsure psikis
dan fisik tidak dipisahkan lagi.

1.5. Mengukur kepribadian


Melakukan pengukuran terhadap kepribadian seseorang bertujuan untuk
dapat mengetahui corak kepribadian secara pasti dan terinci. Dengan
mengetahui corak atau tipe kepribadian seseorang, berarti pengenalan kita
terhadap dirinya menjadi lebih sempurna, sehingga proses pendidikannya
dapat disesuaikan dan lebih lancar.
Cara mengukur/menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam, antara
lain:
1) Observasi
Menilaian kepribadian dengan cara mengganti/memperhatikan langsung
tingkah laku serta kegiatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan,
terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja, dan juga hasilnya.
2) Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan mengadakan tatap muka dan berbicara dari
hati ke hati dengan orang yang dinilai. Agar diperoleh hasil yang murni,
sebaiknya wawancara dilakukan secara santai, karena dengan cara ini
suasananya menjadi akrab, pembicaraan saling terbuka, sehingga sesuatu
yang diperlihatkan dan dikatakan orang yang di interview adalah murni.
3) Inventory
Inventory adalah sejenis kuesioner (pertanyaan tertulis) yang harus
dijawab oleh responden secara ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban
12

dengan tanda cek. Inventory yang terkenal dan banyak digunakan untuk
menilai kepribadian seseorang. Alat tes yang digunakan EPPS, 16 PF
4) Tekhnik Proyektif
Cara lain mengukur/menilai kepribadian dengan menggunakan tekhnik
proyektif. Si anak/orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya
melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes uang digunakan
adalah tes Rorschach, TAT, DAM
5) Biografi dan Autobiografi
Riwayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri
(authobiografi) dapat juga untuk menilai kepribadian. Sejenis
authobiografi yang paling sederhana dapat dibuat oleh murid-murid
dengan judul tulisan pengalaman yang tak terlupakan atau cita-citaku
setelah tamat sekolah dan lain sebagainya.
6) Catatan Harian
Catatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sehari-hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian
kepribadian seseorang.

1.6. Tipe-tipe kepribadian


1. Sanguinis
Orang dengan tipe kepribadian sanguinis cenderung hidup,
optimis, ringan, dan riang. Tipe ini juga menyukai petualangan dan
memiliki toleransi tinggi akan risiko.
Selain itu, tipe sanguin biasanya lemah dalam menoleransi
kebosanan, serta akan mencari variasi dan hiburan. Secara alami, sifat ini
kadang-kadang negatif dalam memengaruhi hubungan percintaan dan
lainnya.
Karena kepribadian ini berperilaku mencari kesenangan, banyak
orang dengan kepribadian sanguinis cenderung berjuang dengan
kecanduan (ingin suatu hal dengan terus-menerus).
13

Orang sanguin juga dikenal sangat kreatif dan bisa menjadi


seniman serta penghibur yang hebat dan akan berhasil jika memilih karier
di industri hiburan.
Kemampuan alami orang sanguinis sangat cocok jika memilih
pekerjaan yang berhubungan dengan marketing, travel, fashion,
memasak/kuliner, atau olahraga.
2. Plegmatis
Seseorang dengan kepribadian plegmatis biasanya adalah orang-
orang yang cinta damai. Tipe ini biasanya mencari keharmonisan antar-
pribadi dan hubungan dekat yang membuat orang-orang plegmatis
menjadi pasangan yang setia dan orang tua yang penuh kasih. Orang-
orang plegmatis suka menjaga hubungan dengan teman-teman lama,
anggota keluarga yang jauh, dan tetangga. Dalam hal kepribadian, tipe
plegmatis cenderung menghindari konflik dan selalu berusaha menengahi
orang lain untuk memulihkan perdamaian dan harmoni. Plegmatis juga
sangat suka beramal dan membantu orang lain. Karier yang ideal untuk
tipe kepribadian plegmatis antara lain perawat, guru, psikolog, konseling,
atau layanan sosial.
3. Koleris
Seseorang dengan kepribadian koleris biasanya orang yang sangat
berorientasi pada tujuan.
Orang yang koleris terkenal sangat cerdas, analitis, dan logis,
sangat praktis dan langsung, tetapi tipe ini tidak harus menjadi teman baik
atau orang yang ramah.
Seorang koleris tidak menyukai pembicaraan singkat dan
menikmati percakapan yang mendalam dan bermakna.Mereka lebih suka
sendirian daripada di perusahaan dengan orang berkepribadian lemah.
Idealnya, tipe ini suka menghabiskan waktu bersama orang-orang
yang memiliki minat profesional yang serupa. Pekerjaan ideal untuk
seorang koleris terkait dengan industri tentang pengelolaan, teknologi,
statistik, teknik, dan pemrograman
14

4. Melankolis
Orang-orang dengan kepribadian melankolis menyukai tradisi.
Misalnya wanita memasak untuk laki-laki, laki-laki membuka pintu bagi
wanita.
Tipe melankolis rata-rata mencintai keluarga dan teman-temannya,
tidak seperti orang-orang sanguinis. Melankolis tidak suka mencari hal-
hal baru dan petualangan dan bahkan cenderung akan sangat
menghindarinya.
Seseorang dengan kepribadian melankolis tidak mungkin menikah
dengan orang asing atau meninggalkan tanah airnya ke negara lain.
Orang yang melankolis juga dikenal sangat sosial dan berupaya
berkontribusi pada komunitas, sangat teliti dan akurat. Tipe ini adalah
manajer yang fantastis dengan kepribadian yang baik.
Karier yang sempurna untuk tipe kepribadian melankolis antara
lain dalam bidang pengelolaan/ manajemen, akuntansi, pekerjaan social,
atau bagian administrasi.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Perkembangan kepribadian remaja sangan berpengaruh terhadap
bagaimana pendidikannya itu sendiri. Dalam implikasinya perkembangan
kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi perkembangan kepribadian
mempengaruhi pendidikan dan pendidikan mempengaruhi perkembangan
kepribadian. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan bagaimana sikap
orang tersebut dalam memahami materi pelajaran dan juga sikapnya di
dalam kelas. Kepribadian seseorang juga dapat menunjukkan tingkat
kecerdasan orang tersebut. Dalm hal ini bukanlah seseorang yang selalu
bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses
belajar, akan tetapi bagaimana sikapnya dalam memhami materi pelajaran
yang disampaikan oleh pendidik. Sehingga terkadang orang yang dianggap
kurang ramah akan mendapatkan hasil yang baik dalam memahami suatu
materi pelajaran.
Maka dari itu, pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan
kepribadian melalui pembentukan karakter kepribadian individu secara
formal, informal, maupun nonformal. Bila tertanam kepribadian yang baik
dalam pendidikan maka sosial dan pengetahuannya pun akan berkembang
dengan baik. Perilaku sangat tercermin dari kepribadian yang baik pula.
Remaja pada umumnya harus ditanamkan kepribadian yang memahami
cara bersosialisasi yang baik dalam pendidikannya.
2. Saran
Sebagai seorang calon pendidik, hendaknya kita mampu
memahami dan menerapkan pengetahuan tentang karakteristik
perkembangan kepribadian. Karena perkembangan kepribadian sangat
mempengaruhi pendidikannya. Kita harus mampu mengakomodir
pembentukan kepribadian tersebut dan mengimplementasikannya terhadap
pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ivana Afilah. (6 Agustus 2020). Pengertian Kepribadian Terlengkap. Dosen


Psikologi. Diakses pada 7 November 2020 melalui
https://dosenpsikologi.com/pengertian-kepribadian#:~:text=Kepribadian
%20atau%20personality%20secara%20etimologis,drama%20yang
%20diperankan%20dalam%20drama
Uknown. ( 14 September 2018). Apa Beda Karakter, Kepribadian, Sifat, dan
Temperamen?. Seputar Gunung Kidul. Diakses melalui
https://seputargk.id/apa-beda-karakter-kepribadian-sifat-dan-
temperamen/#:~:text=Lickerman%20mengatakan%20bahwa
%20kepribadian%20lebih,yang%20diperoleh%20sejak%20ia%20lahir.
Dian. (31 Agustus 2013). Lima Besar Aspek-Aspek Kepribadian. Dianpawpaw.
Diakses pada 7 November 2020 melalui
https://dianpawpaw.wordpress.com/2013/08/31/lima-besar-aspek-aspek-
kepribadian/
Diyah. (03 Mei 2011). Kepribadian dan Pengukurannya. Diy4’s World. Diakses
pada 7 November 2020 melalui
https://diy4h.wordpress.com/2011/05/03/kepribadian-pengukurannya/
Arinta Wijaya Murti. (30 Agustus 2019). Tipe Kepribadian Manusia. Tirto.id.
Diakses pada 7 November 2020 melalui
https://tirto.id/tipe-kepribadian-manusia-sanguinis-plegmatis-koleris-
melankolis-ehcS

16

Anda mungkin juga menyukai