Disusun Oleh :
Kelompok II
Masliani (0303183209)
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul, “Kepribadian” ini dengan penuh
kemudahan.
Dengan penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang
tidak disengaja dalam penulisan makalah ini. Dan kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar kami dapat menjadi lebih baik lagi dalam penulisan makalah berikutnya.
Akhir kata, semoga makalah kami yang berjudul, “Kepribadian” ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Semoga Allah SWT selalu meridhoi segala usaha kita semua.
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………… i
Daftar Isi……………………………………………………………………………... ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 1
C. Tujuan………………………………………………………………………… 1
Bab II Pembahasan
A. Definisi-Definisi Kepribadian………………………………………………… 2
B. Konsep-Konsep yang Berhubungan Dengan Kepribadian……………………. 4
C. Usaha-Usaha Mempelajari Kepribadian………………………………………. 5
A. Kesimpulan……………………………………………………………………. 12
B. Saran…………………………………………………………………………... 12
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..… 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi kepribadian merupakan salah satu cabang psikologi yang
berkembang sebagai hasil dari pengkajian perilaku manusia yang ditinjau dari sudut
pandang tertentu.
Psikologi kepribadian dapat diartikan sebagai suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang kepribadian manusia melalui tingkah laku atau sikap sehari-hari
yang menjadi ciri khas seseorang.
Kepribadian merupakan gambaran cara seorang individu berperilaku terhadap
lingkungan sekitarnya, yang dapat terlihat dari kebiasaan berpikir, sikap dan minat,
serta pandangan hidupnya yang khas sehingga memiliki tujuan hidup. Oleh karena itu
kita membutuhkan acuan mengenai kepribadian untuk dapat memahami perilaku diri
sendiri dan orang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi-definisi kepribadian ?
2. Apa konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian ?
3. Apa usaha-usaha mempelajari kepribadian ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang definisi-definisi kepribadian.
2. Menjelaskan tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian.
3. Menjelaskan tentang usaha-usaha mempelajari kepribadian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi-Definisi Kepribadian
Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut personality, yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu “persona” artinya topeng, dan “personare” artinya menembus.
Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh pemain
sandiwara pada zaman Yunani Kuno. Dengan topeng yang dipakai dan diperkuat oleh
gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter yang diperankan tersebut dapat
menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton.1
Banyak ahli yang setuju dan mengatakan bahwa kepribadian berasal dari
bahasa Yunani “persona”, yang mengacu kepada topeng teatrikal yang dikenakan
aktor-aktor zaman Yunani. Persona atau topeng ini memproyeksikan sebuah peran
atau penampilan yang keliru. Namun, tidak semua ahli sepakat dengan hal ini karena
kepribadian harusnya mengacu pada sesuatu yang lebih dari sekedar peran yang
dimainkan manusia.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Kepribadian didefinisikan sebagai pola perilaku yang konsisten dan proses
interpersonal yang bersumber dari masing-masing individu
2. Pola perilaku yang konsisten ini merujuk pada individual differences.
3. Proses intrapersonal berarti proses yang termasuk emosional, motivasional, dan
kognitif yang berlangsung di dalam diri dan mempengaruhi bagaimana kita
bertindak dan merasakan.
4. Bagaimana kita menggunakan proses intrapersonal tersebut dan bagaimana hal itu
berinteraksi dengan perbedaan individual, memainkan peranan penting dalam
menentukan karakter individual kita.
5. Namun, ini tidak berarti bahwa sumber-sumber eksternal tidak mempengaruhi
kepribadian kita, namun untuk menunjukkan bahwa perilaku tidak semata2
sebagai fungsi dari situasi.
2
1. Gordon W. W Allport
Pada mulanya Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “What a man
really is.” Tetapi definisi tersebut dipandang Allport tidak memadai lalu dia
merevisi definisi tersebut. Definisi yang kemudian dirumuskan oleh Allport
adalah: “Personality is the dynamic organization within the individual of those
psychophysical systems that determine his unique adjustments to his
environment”. Yang dapat diartikan, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
2. Krech dan Crutchfield
David Krech dan Richard S. Crutchfield dalam bukunya yang berjudul
Elements of Psychology merumuskan definisi kepribadian sebagai berikut,
“Personality is the integration of all of an individual’s characteristics into a
unique organization that determines, and is modified by, his attemps at adaption
to his continually changing environment”. Yang dapat diartikan, kepribadian
adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang
unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus-menerus.
3. Adolf Heuken, S.J dkk
Adolf Heuken, S.J dkk dalam bukunya yang berjudul Tantangan Membina
Kepribadian menyatakan bahwa, “Kepribadian merupakan pola menyeluruh
semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani,
mental, rohani, emosional maupun yang sosial. Semuanya ini telah ditatanya
dalam caranya yang khas di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud
dalam tingkah lakunya, dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana
dikehendakinya”.2
Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
bahwa pokok-pokok kepribadian yaitu :
1. Kepribadian merupakan suatu kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek
psikis, seperti intelegensi, sifat, sikap, minat, cita-cita. Serta aspek fisik seperti
bentuk tubuh, kesehatan jasmani, dan sebagainya.
2
Enny Fitriani, Psikologi Kepribadian, (Medan : UINSU, 2020) hal 6
3
2. Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang
mengalami perubahan secara terus-menerus dan terwujudlah pola tingkah laku
yang khas atau unik.
3. Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam
perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.
4. Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
individu.3
1. Penampilan
Penampilan dapat menyangkut raut wajah, cara berdiri, cara berjalan, cara
keluar masuk ruangan, dan sebagainya. Penampilan akan memberikan kesan
pertama terhadap orang lain yang memandang atau memperhatikan.
2. Hubungan antarpribadi
3
Ibid., hal 7
4
Loc.cit
4
Hubungan antarpribadi menyangkut sikap dan perilaku saat berkomunikasi,
baik komunikasi secara langsung ataupun secara tidak langsung.
3. Etika pergaulan
Etika pergaulan dapat diartikan secagai tata pergaulan atau aturan-aturan yang
berkaitan dengan norma perilaku disekitarnya, yang membuat disukai atau tidak
disukai oleh lingkungan sekitarnya.5
5
Ibid., hal 8
5
dikatakan oleh orang sebelumnya, padahal reliabilitas dan validitas prinsip-
prinsip yang telah ada belum diuji.
6
Gambar 2.2 Grafologi
Grafologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang tulisan. Ada dua jenis
grafologi, yakni grafologi yang bernaung di bawah psikologi dan grafologi
yang ada dalam bidang linguistik.
Pendapat bahwa pengetahuan ini adalah hasil abad-19, namun ada juga
bukti-bukti yang menunjukkan, bahwa sebelum itu telah ada juga orang yang
memperhatikannya, misalnya Camilo Baldo.
Karangan dalam bidang ini berasal dari abad-19 ialah Systeme de
Graphologie hasil karya Abbe Michon, yang kemudian dilanjutkan dan
disempurnakan oleh Crepiaux Jamin dalam ABC de la Graphologie. Kini
karangan-karangan dalam bidang ini telah banyak dan diantaranya yang dapat
dipandang sebagai karya terbaik adalah karya L. Klages yang berjudul
Handschrift und Character.
Dasar pikiran grafologi adalah gerakan menulis yang dilakukan manusia itu
merupakan ekspresi dari kehidupan jiwanya. Kalau sekiranya orang dapat
mengetahui keadaan khusus tulisan seseorang dengan baik, berarti dia juga
dapat mengenal keadaan khusus kepribadian penulisnya. Dalam menganalisis
tulisan itu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Apakah tulisan tetap lurus, naik atau menurun.
2) Condong tegaknya tulisan.
3) Besar kecilnya huruf.
4) Jarak tulisan dari satu garis ke garis yang lainnya.
5) Tumpul runcingnya tulisan.
6) Tebal tipisnya tulisan.
7
7) Tetap atau tidaknya ukuran tulisan.
8) Jarak tulisan dari tepi, dan sebagainya.8
Hal-hal tersebut dianalisis, dicari sifat-sifatnya yang khas, dan dengan
demikian orang mencoba menarik kesimpulan mengenai kepribadian
penulisnya.
8
Enny Fitriani, op. cit. hlm 12-13
8
tetapi suksesnya tersebut bukan karena baiknya pedoman yang digunakan,
melainkan ketajaman intuisisnya. Jadi, kalau pedoman tersebut dipergunakan
oleh orang lain, maka lain-lain pulalah hasilnya.
9
Gambar 2.5 Onychologi
Kepribadian seseorang atas dasar keadaan kuku. Kuku di ujung jari itu
mempunyai hubungan yang erat dengan susunan saraf, dengan cabang-
cabangnya yang terhalus di ujung jari. Warna serta bentuk kuku dapat dipakai
sebagai landasan untuk mengenal kepribadian orangnya.
Cabang pengetahuan ini baru dikembangkan pada bagian kedua abad ini,
oleh sekelompok ahli dari Perancis, yang dipelopori oleh Henry Bouquet,
Cartan Pierre Giram, dan Henry Mangin.
Kemudian ada tahap yang lebih tinggi nilainya, yaitu ajaran tentang cairan
tubuh. Tokoh yang sangat terkenal dan sangat besar pengaruhnya mengenai ajaran
cairan tubuh adalah Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.
a. Pendapat Hippocrates
Hippocrates (460-370 SM) adalah bapak ilmu kedokteran. Menurut
Hippocrates, kepribadian manusia dari titik tolak konstitusional. Terpengaruh
oleh kosmologi empedoleks, yang menganggap bahwa alam semesta beserta
isinya ini tersusun dari 4 unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api. Dengan
sifat-sifat yang didukung yaitu kering, basah, dingin, dan panas, maka
Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat 4 macam sifat
tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan
yang ada dalam tubuh orang itu, yaitu:
1) Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning).
2) Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam).
3) Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir).
4) Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).
b. Pendapat Galenus
10
Galenus menyempurnakan ajaran Hipocrates tersebut, dan membeda-
bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-
cairan tersebut. Galenus sependapat dengan Hippocrates, bahwa di dalam
tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu Chole, Melanchole,
Phlegma, dan Sanguis.
Cairan-cairan dalam tubuh manusia secara teori dalam proporsi
tertentu. Kalau suatu cairan adanya dalam tubuh itu melebihi proporsi
seharusnya (dominan) maka akan mengakibatkan adanya sifat-sifat kejiwaan
yang khas. Sifat- sifat kejiwaan yang khas ada pada seseorang sebagai akibat
daripada dominannya salah satu cairan tubuh itu, Galenus menyebutnya
tempramen.
Dari dasar pemikiran tersebut, Galenus menggolongkan manusia
menjadi empat tipe tempramen, berdasarkan pada dominasi salah satu cairan
tubuhnya.
Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu.
Apabila cairan-cairan tersebut adanya dalam tubuh dalam proporsi selaras
(normal) orangnya normal (sehat), apabila keselarasan proporsi tersebut
terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit).
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kepribadian merupakan gambaran seorang individu berinteraksi dengan
lingkungannya yang dapat dilihat dari sikap dan perilakunya yang sifatnya unik
dan khas.
2. Konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian menurut Alwisol, yaitu
karakter, temperamen, sifat-sifat, ciri, kebiasaan. Kepribadian memeliki beberapa
unsur, yaitu penampilan, hubungan antarpribadi, dan etika pergaulan.
3. Usaha-usaha mempelajari kepribadian manusia secara umum yang bersifat pra
ilmiah terbagi 2, yaitu tahap awal (rendah) dan tahap yang lebih tinggi. Usaha
tahap awal yaitu Chirologi (ilmu guratan tangan), astrologi (ilmu perbintangan),
grafologi (ilmu tulisan tangan), physiognomi (ilmu tentang wajah), phrenology
(ilmu tentang tengkorak), onychologi (ilmu tentang kuku). Usaha tahap yang lebih
tinggi nilainya merupakan ajaran tentang cairan tubuh, yang dipelopori oleh
Hippocrates dan dilanjutkan oleh Galenus.
B. Saran
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan sebelumnya, kita sebagai
mahasiswa/ mahasiswi harus mengetahui dan memahami definisi kepribadian,
konsep-konsep yang berhubungan dengan kepribadian dan usaha-usaha dalam
mempelajari kepribadian. Karena dengan mempelajari materi tersebut akan
memudahkan kita dalam memahami matakuliah Psikologi Kepribadian.
12
DAFTAR PUSTAKA
13