Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPRIBADIAN

Disusun oleh :
Syauqiyah Balqis Salma Amin (141220076)
Eko Rivaldi Simbolon (141220077)
Muhammad Gading Pratama (141220078)
Manisa Fani Rahmasari (141220079)
Aneswari Lathifa Sumardy (141220080)
Antrasita Berka Heriyanto (141220081)

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kepribadian”. Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas dari Ibu Dra. Anis
Siti Hartati, M.si. pada mata kuliah Dasar-Dasar Psikologi prodi Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dan menambah
pengetahuan serta pemahaman kami mengenai materi kepribadian dalam suatu teori
psikologi. Kami harap makalah ini juga dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang bagaimana mengelola kepribadian khususnya diri sendiri untuk dapat
beradaptasi dalam suatu lingkungan sosial masyarakat.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Dra. Anis
Siti Hartati, M.Si. dosen dari mata kuliah Dasar-Dasar Psikologi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Kami harapkan tugas yang telah
diberikan ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, maka dari itu
kritik dan saran akan sangat berguna bagi kami guna dijadikan evaluasi agar
kedepannya bisa membuat makalah yang lebih daripada ini.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................I


DAFTAR ISI ...................................................................................................... II
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ..................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
A. Definisi Kepribadian .............................................................................. 3
B. Studi Awal Tentang Kepribadian ........................................................... 3
C. Teori Psikoanalisa Mengenai Kepribadian ............................................. 5
D. Teori Trait Mengenai Kepribadian ......................................................... 7
E. Teori Behaviorisme Mengenai Kepribadian ........................................... 8
F. Teori Kognitif Mengenai Kepribadian ....................................................... 8
G. Pengukuran Kepribadian ........................................................................ 9
H. Kepribadian yang Sehat ......................................................................... 9
BAB III.............................................................................................................. 11
KESIMPULAN ................................................................................................. 11
A. Kesimpulan.......................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Mulai dari sikap, sifat, pola pikir, serta
sesuatu hal yang mempengaruhi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang
benar sesuai dengan lingkungannya. Kepribadian itu sendiri merupakan
kombinasi dari pikiran, perilaku, dan juga emosi yang membuat seseorang
unik dan berbeda dari yang lain, dengan kata lain, karakter kepribadian
secara mencolok dapat membedakan diri seseorang dengan orang lain.
Kepribadian setiap individu selalu melekat dan bisa mempengaruhi
individu lainnya karena setiap individu pasti memiliki kepribadian yang
berbeda-beda sehingga kita perlu mempelajari atau memperdalam lagi
tentang bagaimana kepribadian individu tersebut dibentuk, apa saja teori-
teori kepribadian itu, dan kepribadian yang sehat itu seperti apa agar kita
dapat memahami lebih dalam lagi tentang kepribadian itu sendiri.
Orang-orang di sekitar kita tentunya memiliki kepribadian yang
berbeda dan tipe yang berbeda juga. Kita dapat mengetahui dan
menggolongkan orang-orang di sekitar kita berdasarkan 3 tipe kepribadian,
yaitu introvert (orang-orang lebih suka menyendiri), ekstrovert (orang-
orang yang lebih suka bergabung ke suatu kelompok) dan ambivert yang
merupakan penggabungan antara introvert dan ekstrovert. Terbentuknya
tipe kepribadian seseorang tentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu
faktor utamanya adalah keluarga, yang merupakan lingkungan pertama dan
utama bagi anak. Lingkungan keluargalah yang paling berpengaruh dalam
membentuk kepribadian seorang anak bahkan hingga dewasa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah definisi tentang kepribadian?

1
2. Bagaimana studi awal mengenai kepribadian?
3. Bagaimana teori psikonalia menjelaskan kepribadian?
4. Bagaimana teori trait menjelaskan kepribadian?
5. Bagaimana teori behaviorisme menjelaskan kepribadian?
6. Bagaimana teori kognitif menjelaskan kepribadian?
7. Bagaimana pengukuran kepribadian dilakukan?
8. Bagaimana kepribadian yang sehat itu?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi dari kepribadian secara lebih mendetail
2. Mengetahui studi awal kepribadian dengan baik beserta beberapa
kategori tipe-tipe manusia
3. Mengetahui teori psikonalisa kepribadian dengan baik
4. Mengetahui teori trait kepribadian dengan baik
5. Mengetahui teori behaviorisme kepribadian dengan baik
6. Mengetahui teori kognitif kepribadian dengan baik
7. Mengetahui cara pengukuran kepribadian secara benar
8. Mengetahui kepribadian yang sehat dengan tepat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepribadian
Kepribadian atau personality berasal dari kata persona (bahasa latin)
yang berarti topeng. Persona adalah topeng yang digunakan oleh pemain
pentas dalam sandiwara atau teater Yunani. Kata persona atau topeng
menunjukkan penampilan luar yang diperlihatkan seseorang kepada orang-
orang di sekitarnya. Oleh sebab itu bisa disimpulkan bahwa kepribadian
menggambarkan aspek-aspek luar seseorang yang tampak dan dapat diamati
orang lain, yaitu seperti apa orang itu tampak dimata orang lain.
Koentjaraningrat menyebut kepribadian sebagai susunan unsur-unsur
akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari
tiap-tiap individu manusia. Definisi tentang kepribadian tersebut, diakuinya
sendiri, sangat kasar sifatnya, dan tidak banyak berbeda dengan arti yang
diberikan pada konsep itu dalam bahasa sehari-hari.
Adams berpendapat bahwa pengertian istilah kepribadian itu bisa kita
selidiki melalui penggunaan istilah "saya". Pada waktu seseorang
mengatakan "saya”, menurut Adams, pada dasarnya Ia menyimpulkan
segala sesuatu mengenai dirinya tentang apa yang disukai dan tidak disukai,
pilihan dan ke-gemaran, ketakutan dan kebencian, kekuatan dan kelemah-
annya.Kata“saya" mendefinisikan Ia sebagai orang seorang, sebagai orang
yang terpisah dan jauh dari semua orang lain di dunia ini.

B. Studi Awal Tentang Kepribadian


Pada dasarnya, manusia senang mengkategorikan diri mereka dan
orang lain dalam tipe-tipe sejak masa Yunani kuno. Penelitian tentang
kepribadian masa itu biasa disebut dengan tipologi. Salah satu penelitian
yang cukup dikenal tentang kepribadian manusia adalah tipologi milik
Hippocrates-Galenus (460 -375 SM). Berikut penjelasan tipologi tersebut :

3
A. Tipe khcleris
Memiliki unsur tanah yang kuat, bersifat kering, dan berprinsip
tegangan. Orang tipe ini biasanya bertubuh besar dan kuat, namun mudah
emosi dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif. Namun
memiliki semangat besar dan cenderung optimis.

B. Tipe melankholis
Didominasi oleh unsur air, bersifat basah, dan berprinsip rigid atau
kaku. Umumnya ciri-ciri individu tipe ini mudah kecewa, daya juang kecil,
muram, dan pesimistis. Sehingga terkesan selalu bersikap murung, dan
selalu menaruh rasa curiga.

C. Tipe phlegmatis
Tipe dengan ciri khas unsur udara, bersifat dingin, dan berprinsip
plastis. Orang tipe ini sifatnya lamban dan pemalas,wajahnya selalu pucat,
pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
Namun mereka cenderung setia dan tak mudah dipengaruhi.

D. Tipe sanguinis
Memiliki unsur api, bersifat panas, dan berprinsip ekspansif, Ciri-ciri
orang-orang tipe ini adalah periang,mudah berganti haluan dan ramah.
Disamping tipologi diatas, terdapat juga tipologi yang disebut tipologi
jasmani milik Kretschmer yang menggunakan mazhab Jerman.. Ia membagi
manusia dalam empat golongan menjadi berikut ini :
 Atletis, dengan ciri-ciri tubuh seperti besar, berotot kuat,kekar dan
tegap, berdada lebar.
 Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat,bahu sempit,
lengan dan kaki kecil.
 Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek, mukabulat, leher
pejal.
 Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran dari ketiga tipe di
atas.

4
Orang yang termasuk pada tipe tubuh atletis dan astenis disebut
memiliki watak schizothim. Watak ini memiliki ciri sifat sulit bergaul,
mempunyai kebiasaan yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi
baru, kelihatansombong, egois dan bersifat ingin berkuasa, kadang-kadang
optimis, kadang pula pesimis, selalu berpikir terlebih dahulu masak-masak
sebelum bertindak.
Sebaliknya mereka yang memiliki tipe tubuh piknis memliki tipe
watak siklothim. Ciri-ciri watak ini adalah mudah bergaul, suka humor,
mudah berubah-ubah stemming-nya, mudah menyesuaikan diri dengan
situasi yang baru, lekas maafkan kesalahan orang lain, tetapi kurang setia
dan tidak konsekuen. Sedangkan orang dengan tipe tubuh displastis
memiliki watak yang merupakan campuran dari kedua tipe watak tersebut.
Tipologi kepribadian yang lebih terkini disebut sebagaitipologi modern.

Menurut Jung, tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
 Introvert : Tipe individu yang lebih suka menyendiri daripada
bergabung dengan orang lain. Orang-orang yang perhatiannya lebih
mengarah pada dirinya. Umumnya mereka bersifat kurang pandai
bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka menyendiri, bahkan
sering takut kepada orang.
 Ekstrovert : Tipe orang ramah yang suka bergabung dengan
kelompok. Orang yang perhatiannya lebih diarahkan ke luar diri
mereka sendiri, kepada orang lain dan masyarakat. Umumnya
berpikiran terbuka, komunikatif, ceria, menyentuh lingkungan yang
luas. Mereka mudah memengaruhi dan juga mudah dipengaruhi oleh
lingkungannya.
 Ambivert : campuran antara introvert dan ekstrovert

C. Teori Psikoanalisa Mengenai Kepribadian


Psikoanalisa menjelaskan kepribadian manusia menggunakan model
kepribadian yang terdiri dari suatu sistem kepribadian. Konflik dasar dari

5
tiga system kepribadian tersebut merupakan energi yang mengarahkan
sebagian besar tingkah laku keseharian individu.
Tiga system tersebut diantaranya, yaitu :
1) Id : menggunakan prinsip kesenangan, mencari pemuasan segera
impuls biologis manusia.
2) Ego : sistem kepribadian yang berhadapan langsung dengan realita
sehingga harus mematuhi prinsip realita. Biasanya menunda
pemuasan sampai bisa dicapai dengan cara diterima masyarakat.
3) Superego : merupakan pemegang standar moral, hati nurani, suara
hati, pada diri individu tersebut.
Ciri-ciri, prinsip kerja, fungsi dan sifat ketiga sistem tersebut tidak
sama,namun mereka harus bekerja sama dalam memengaruhi perilaku
manusia. Ego berfungsi untuk mempertimbangkan antara dorongan dari id
seperti agresi dan naluri seksual dengan standar moral milik superego.
Disamping itu ego juga harus melihat bagaimana realitas di masyarakat. Id
yang tidak dapat diterima atau diloloskan oleh ego menyebabkan
kecemasan. Ego biasanya akan memunculkan strategi mekanisme
pertahanan. agar mampu menyesuaikan diri dengan realita, ketika dorongan
id tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari atau tidak sesuai
dengan realita di masyarakat. Misalnya individu yang secara fisik lemah
atau sakit-sakitan, maka kompensasi pertahanannya dengan berprestasi
pada akademik.
Bagi Freud, sistem kepribadian id bersifat pasif dan didominasi faktor
psikoseksual. Namun bagi Erikson,system kepribadian id bersifat aktif dan
didominasi faktor psi-kososial. Sementara menurut Jung, ego bukannya
menghadapi konflik antara id dan seperego, melainkan harus mengelola
dorongan-dorongan yang datang dari ketidak-sadaran kolektif (yang berisi
naluri-naluri yang diperoleh daripengalaman masa lalu dari masa generasi
yang lalu) dan ketidaksadaran pribadi yang berisi pengalaman pribadi yang
diredam dalam ketidaksadaran.

6
D. Teori Trait Mengenai Kepribadian
Teori Trait (teori sifat) dikatakan bahwa aspek kepribadian bersifat
relatif stabil. Kumpulan teori-teori trait menyatakan bahwa manusia
memiliki pola kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu.
Allport menyatakan kepribadian merupakan suatu organisasi dinamis dalam
diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan
cara penyesuaian diri yang unik dari individu tersebut terhadap
lingkungannya.
Allport juga membagi sejumlah perbedaan di antara berbagai jenis sifat,
yaitu:
 Sifat-sifat kardinal (cardinal traits)
Merupakan karakteristik yang meresap dan dominan dalam
kehidupan seseorang, dan bisa dikatakan sebagai motif utama, sifat
utama. Contohnya ketika ada seseorang yang memiliki kebutuhan
untuk berkuasa, seperti suami mencoba mendominasi terhadap istri
dan ingin memenangkan pertandingan dengan anaknya.
 Sifat-sifat sentral (central traits)
Merupakan karakteristik yang kurang mengontrol atau memotivasi
perilaku individu, namun tidak kalah penting. Meskipun mengontrol
perilaku dalam berbagai situasi, sifat ini tidak mendorong atau
menekan dengan kuat seperti sifat-sifat kardinal.
 Sifat-sifat sekunder (secondary traits)
Merupakan karakteristik periferal dalam individu. Sifat ini
tampaknya berfungsi lebih terbatas, kurang menentukan dalam
deskripsi kepribadian, dan lebih terpusat (khusus) pada respons-
respons yang didasarinya serta perangsang - perangsang yang
disukainya. Contohnya, ketika seseorang ingin berlibur atau
rekreasi.
Pada dasarnya orang dapat memiliki seperangkat trait dasar. Perilaku
mereka dapat berubah-ubah dalam situasi yang berbeda. Hal tersebut
merupakan hasil interaksi trait dasar dengan lingkungan. Ada keterkaitan
tertentu antara kualitas dalam diri seseorang (seperti temperamen,

7
pemikiran,dan kebiasaan) dengan situasi dimana dia berada (lingkungan).
Faktor keturunan dapat tercermin dalam temperamen pada bayi.
Temperamen inilah sebagai dasar pembentukan trait di masa mendatang.
Temperamen relatif stabil dan temperamen awal merupakan indikator yang
kuat dalam memperkirakan trait masa dewasa.

E. Teori Behaviorisme Mengenai Kepribadian


Bagi Skinner, individu mendapatkan perbendaharaan perilakunya dari
belajar. Selain melalui belajar, perilaku didapatkan individu melalui latar
belakang genetis yang dimiliki. Ia juga tidak setuju jika dikatakan bahwa
"kepribadian" sebagai pembimbing tingkah laku. Manusia pun bukanlah
agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau suatu point
yang faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang khas secara bersama-sama
menghasilkan akibat (tingkah laku) yang khas pula pada individu tersebut.
Berbagai cara untuk mengontrol perilaku menurut Skinner, yaitu :
 Pengekangan fisik,
 Bantuan fisik,
 Mengubah kondisi stimulus,
 Memanipulasi kondisi emosional,
 Melakukan respon lain sebagai alternatif,
 Menguatkan diri secara positif,
 Menghukum diri untuk mencapai tujuan.

F. Teori Kognitif Mengenai Kepribadian


Menurut teori kognitif, kepribadian manusia adalah hasil keterkaitan
antar elemen kesadaran dalam lapangan kesadaran (kognisi). Manusia tidak
sekadar mengandalkan penginderaannya namun menghubungkan hasil
penginderaan tersebut untuk diberi makna dan selanjutnya menjadi awal
dari suatu perilaku. Pandangan teori kognitif menyatakan bahwa organisasi
kepribadian manusia tidak lain adalah elemen-elemen kesadaran yang satu
sama lain saling terkait dalam lapangan kesadaran (kognisi). Dalam teori
ini, unsur psikis dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk

8
dalam kognisi manusia. Bahkan, dengan teori ini dimungkinkan juga faktor-
faktor di luar diri dimasukkan (diwakili) dalam lapangan psikologis atau
lapangan kesadaran seseorang.

G. Pengukuran Kepribadian
Pengukuran terhadap kepribadian biasanya bertujuan untuk
mengetahui bagaimana gambaran kepribadian orang yang sedang diukur.
Gambaran kepribadian ini biasanya digunakan untuk memberikan arahan
kepada orang yang bersangkutan mengenai kondisi pendidikan ataupun
pekerjaan yang sesuai dengan kepribadiannya. Selain itu gambaran
kepribadian tersebut bisa digunakan untuk membantu memecahkan solusi
permasalahan pendidikan yang dialami.
Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki
kepribadian. Yaitu dengan observasi langsung, wawancara, dan
menggunakan alat tes kepribadian. Alat tes kepribadian sendiri terdiri
menjadi dua macam yaitu tes proyektif dan tes inventori.Tes inventori
biasanya terdiri dari puluhan hingga ratusan jumlah pertanyaan yang harus
diisi dengan memilih pilihan ganda yang tersedia pada setiap itemnya.
Sedangkan jika tes proyektif biasanya jauh lebih sederhana
dibandingkandengan tes inventori. Umumnya hanya terdiri dari satu jenis
instruksi seperti diminta untuk menggambar atau menceritakan gambar.

H. Kepribadian yang Sehat


Terdapat beberapa kriteria dan definisi mengenai kepribadian yang
sehat. Berikut adalah karakteristik kepribadian yang sehat atau matang
menurut Allport. Ciri-ciri yang dimaksud ialah sebagai berikut:
1) Extension ofthe sense ofself. Perluasan rasa untuk memperhatikan
sesuatu di luar dirinya. Keadaan lingkungan menjadi sangat penting.
Kesejahteraan hidup bersama dengan orang lain diperhatikan, bukan
hanya diri sendiri.

9
2) Warm relatedness to other. Orang tipe ini mampu menjalin relasi
yang hangat dengan orang lain. Allport membedakan menjadi
intimacy (keintiman) dancompassion (keharuan). Keintiman
merupakan kemampuan orang mencintai keluarga atau teman.
3) Self acceptance. Ada kemampuan untuk mengontrol emosi,
menjauhi sikap overact, mempunyai toleransi tinggi terhadap
frustrasi, dan mau menerima dirisendiri apa adanya.
4) Realistic perception ofreality. Memiliki persepsi akurat terhadap
kejadian, berorientasi pada persoalan (problem oriented) dan bukan
orientasi pada diri sendiri (ego eriented).
5) Self objectification. Paham akan diri mereka sendiri. Mereka
menyadari kemampuan dan keterbatasan dirinya dan memiliki sense
ofhumor (rasa humor). Dan terpenting, mereka memiliki
kemampuan melihat dan menilai absurditas kehidupan. Tidak
mudah hanyut dalam kehidupan.
6) Unifying philosophy oflife (filsafat hidup yang mempersatukan).
Individu dengan kepribadian matang membangun pemahaman
jernih tentang tujuan hidup dalam intelligible theory.

10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan susunan unsur-
unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau
tindakan dari tiap-tiap individu manusia. Terdapat 3 tipe kepribadian di era
modern yaitu introvert (orang yang suka menyendiri), ekstrovert (orang
yang suka bergabung dengan suatu kelompok) dan ambivert yang
merupakan penggabungan antar keduanya.
Menurut teori kognitif, kepribadian manusia tidak lain adalah
elemen-elemen kesadaran yang satu sama lain terkait dalam lapangan
kesadaran (kognisi). Kepribadian merupakan suatu organisasi dinamis
dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang
menentukan cara penyesuaian diri yang unik dari individu tersebut
terhadap lingkungannya.
Manusia pun bukanlah agen penyebab tingkah laku, melainkan
tempat kedudukan atau suatu point yang faktor-faktor lingkungan dan
bawaan yang khas secara bersama-sama menghasilkan akibat (tingkah
laku) yang khas pula pada individu tersebut. Alat tes kepribadian sendiri
terdiri menjadi dua macam yaitu tes proyektif dan tes inventori.Tes
inventori biasanya terdiri dari puluhan hingga ratusan jumlah pertanyaan
yang harus diisi dengan memilih pilihan ganda yang tersedia pada setiap
itemnya.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan kepada para pembaca
untuk dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun, baik
terhadap isi makalah maupun penulisannya, agar sekiranya penulis dapat
membuat makalah yang lebih baik kedepannya. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih...

11
DAFTAR PUSTAKA
WA Wirna, Dita H.2018. Sejarah & Dasar-Dasar Psikologi.
Yogyakarta:Kalimedia

12

Anda mungkin juga menyukai