PENDIDIKAN BIOLOGI
T.A 2019/2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Mengenal Ciri-Ciri atau Tipe Kepribadian Sendiri dan Orang
Lain ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Bapak Ramadhana Komala, M.Si selaku Dosen mata kuliah
Pengembangan Kepribadian yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ciri-ciri atau tipe kepribadian diri
sendiri dan orang lain. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian......................................................................................3
B. Struktur Kepribadian..........................................................................................6
C. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Kepribadian.........................8
D. Macam-Macam Tipe Kepribadian....................................................................10
E. Konsep Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert.................................................19
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang : UMM Press, 2009), hlm. 39
2
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : Bandung Pustaka Setia. 2003). hlm. 313
berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya perkembangan
pembentukan kepribadian. Dengan demikian, anak yang berkembang memberikan
penampilan pada lingkungan pada satu pihak dan di pihak lain menerima
penampilan lingkungan yang mengubahnya. 3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari kepribadian?
2. Apa saja struktur kepribadian?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses pembentukan kepribadian?
4. Apa sajakah tipe-tipe kepribadian manusia?
5. Apa saja konsep kepribadian ekstrovert dan introvert?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari kepribadian.
2. Untuk mengetahui struktur kepribadian.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
kepribadian.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian manusia.
5. Untuk mengetahui konsep kepribadian ekstrovert dan introvert.
3
Ibid, hlm. 313
4
Patyy et.al., Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya : Usaha Nasional,1982), hlm. 155
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepribadian
3
individu yang yang membedakan dia dengan orang lain, semacam
tandatangan atau sidik jari psikologik, bagaimana individu berbeda dengan
orang lain.
c. Kepribadian berjangka lama: kepribadian digunakan untuk
menggambarkan sifat individu yang tahan lama, tidak mudah berubah
sepanjang hidupnya. Walaupun terjadi perubahan biasanya bersifat
bertahap atau perubahan tersebut akibat merespon sesuatu kejadian yang
luar biasa.
d. Kepribadian bersifat kesatuan: kepribadian dipakai untuk memandang diri
sebagai unit tunggal, struktur atau organisasi internal hipotetik yang
membentuk kesatuan dan konsisten.
e. Kepribadian bisa berfungsi baik atau berfungsi buruk. Kepribadian adalah
cara bagaimana orang berada di dunia. Apakah individu tersebut dalam
tampilan yang baik, kepribadiannya sehat dan kuat, atau tampil dalam
keadan yang baik yang berarti kepribadiannnya menyimpang.
Kata kepribadian adalah terjemahan dari bahasa Inggris yang berarti
personality. Kata personality sendiri berasal dari bahasa latin yaitu persona yang
berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau
pertunjukkan. Para artis bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang
dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Sehingga,
konsep awal dari pengertian personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah
laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial, kesan mengenai diri yang
diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan social.9
Kepribadian didefinisikan dalam beberapa unsur yang perlu dijelaskan
yaitu sebagai berikut:10
a. Organisasi dinamis, maksudnya adalah bahwa kepribadian itu selalu
berkembang dan berubah walaupun ada organisasi sistem yang mengikat
dan menghubungkan sebagai komponen kepribadian.
b. Psikofisis, ini menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah semata-mata
neural (fisik), tetapi merupakan perpaduan kerja antara aspek dan fisik
9
Yusuf dan Nurihsan, Teori Kepribadian (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.3
Yusuf Syamsu,Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : Bandung Remaja
10
4
dalam kesatuan kepribadian
c. Istilah menentukan, berarti bahwa kepribadian mengandung
kecenderungan-kecenderungan menentukan (determinasi) yang
memainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu.
d. Unique (khas), ini menunjukkan bahwa tidak ada dua orang yang
mempunyai kepribadian yang sama.
e. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan, ini menunjukkan bahwa
kepribadian mengantar individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan
psikologisnya, kadang-kadang menguasainya. Jadi kepribadian adalah
sesuatu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.
Memberikan tekanan pada pentingnya sifat khas (unik) kepribadian, yaitu
individualitas, kebulatan serta sifat-sifat pribadi individu, sehingga segala tingkah
laku yang dilakukan oleh individu membawa corak khas gaya kehidupan yang
bersifat individual.11
Kepribadian adalah jumlah total dari aktual atau potensial organisme yang
ditentukan oleh hereditas dan lingkungan yang berawal dan berkembang melalui
interaksi fungsional dari faktor-faktor utama yang terdiri dari kognitif
(intelligence), sektor konatif (character), sektor afeksi (temperament), dan
sektor somatic (constitution).12
Pengertian kepribadian menurut Woodworth berpendapat bahwa tiap-tiap
tindakan seorang itu diwarnai oleh kepribadiannya. Baginya: “kepribadian
bukanlah suatu subtansi melainkan gejalanya, suatu gaya hidup. Kepribadian
tidaklah menunjukkan jenis suatu aktivitas, seperti berbicara, mengingat, berfikir
atau bercinta, tetapi seseorang individu dapat menampakkan kepribadiannya
dalam cara-cara ia melakukan aktifitas-aktifitas tersebut tadi”.13
Kepribadian adalah abstraksi yang dirumuskan oleh teoritis yang bukan
semata-mata deskrepsi tingkah laku orang, karena rumusan itu berdasarkan pada
tingkah laku yang dapat diobservasi dan faktor-faktor yang dapat disimpulkan dari
observasi.14
11
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1995), hlm. 185
12
Ibid, hlm. 319
13
Patyy et.al., Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya : Usaha Nasional,1982), hlm. 152
14
Alwisol, Op.Cit., hlm. 223
5
Rollow May, berpendapat: “personality is asocial stimulus value”, artinya
personality itu merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana cara orang
lain itu bereaksi terhadap terhadap kita, itulah kepribadian kita. 15
Dari paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, kepribadian adalah
sebagaimana yang disampaikan Eysenck, bahwa tipe kepribadian adalah suatu ciri
dari individu yang dapat menggambarkan perilaku, pemikiran, dan emosinya serta
dapat diamati yang menjadi ciri seseorang dalam menghadapi dunianya.
Tipe kepribadian ekstrovert-introvert didasarkan atas perbedaan respon-
respon, kebiasaan-kebiasaan, dan sifat-sifat yang ditampilkan oleh individu dalam
melakukan relasi interpersonal.
B. Struktur Kepribadian
Struktur kepribadian merupakan unsur-unsur atau komponen yang
membentuk diri seseorang secara psikologis. Menurut Jung dalam Syamsu dkk
menjelaskan bahwa “psyche embraces all thought, feeling and behavior,
conscious and unconscious” atau kepribadian itu adalah seluruh
pemikiran, perasaan dan perilaku nyata yang disadari mapun yang tidak
disadari.16
Struktur kepribadian manusia terdiri dari:
1. Dimensi Kesadaran
Dimensi kesadaran adalah penyesuaian terhadap dunia luar individu.17
Dimensi kesadaran manusia mempunyai dua komponen pokok yaitu:
a. Fungsi Jiwa
Fungsi jiwa ialah bentuk suatu aktivitas kejiwaan yang secara teori
tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung membedakan
empat fungsi jiwa yang pokok. Pikiran dan perasaan adalah fungsi jiwa
yang rasional. Pikiran dan perasaan bekerja dengan penilaian. Penilaian
menilai atas dasar benar dan salah. Adapun perasaan menilai atas dasar
menyenangkan dan tidak menyenangkan. Kedua fungsi jiwa yang
irrasional yaitu pendirian dan intuisi tidak memberikan penilaian,
15
Agus Sujanto, et.al., Psikologi Kepribadian, (Jakarta : PT Bumi Aksara,2004) hlm.11
16
Yusuf dan Nurihsan,Op.cit, hlm. 74
17
Ibid hlm. 74
6
melainkan hanya semata-mata pengamatan. Pendirian mendapatkan
pengamatan dengan sadar melalui indra. Adapun intuisi mendapat
pengamatan secara tidak sadar melalui naluri. Pada dasarnya setiap
manusia memiliki keempat fungsi jiwa itu, akan tetapi biasanya hanya
salah satu fungsi saja yang paling berkembang (dominan). Fungsi yang
paling berkembang itu merupakan fungsi superior dan menentukan tipe
kepribadian orangnya. Jadi ada tipe pemikir, tipe perasa, tipe pendirian
dan tipe intuitif.
b. Sikap Jiwa
Sikap jiwa ialah arah dari energi psikis atau libido yang menjelma
dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas
energi psikis itu dapat keluar ataupun ke dalam diri individu. Begitu
juga arah orientasi manusia terhadap dunianya, dapat keluar atau pun
ke dalam dirinya. Tiap orang mengadakan orientasi terhadap
sekelilingnya berbeda satu sama lain. Berdasarkan atas sikap jiwanya,
manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu:
a) Manusia yang bertipe ekstroversi
b) Manusia yang bertipe introversi.
2. Dimensi Ketidaksadaran
Dimensi ketidaksadaran adalah suatu dimensi yang melakukan
penyesuaian terhadap dunia dalam individu. Dimensi ketidaksadaran
kepribadian seseorang mempunyai dua lingkaran yaitu: 18
a. Ketidaksadaran pribadi
Ketidaksadaran pribadi berisi hal yang diperoleh individu selama
hidupnya namun tertekan dan terlupakan. Ketidaksadaran pribadi
terdiri dari pengalaman yang disadari tetapi kemudian di tekan,
dilupakan, diabaikan serta pengalaman yang terlalu lemah untuk
menciptakan kesan sadar pada pribadi seseorang. Ketidaksadaran
pribadi berisi hal yang teramati, terpikirkan dan terasakan dibawah
ambang kesadaran. Ketidaksadaran pribadi berisi kompleks
(konstelasi) perasaan, pikiran, persepsi, ingatan yang terdapat
18
Ibid hlm. 74
7
dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang
bertindak sebagai magnet menarik berbagai pengalaman ke arahnya.
b. Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif atau transpersonal adalah gudang bekas
ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang.
Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikis perkembangan evolusi
manusia yang menumpuk akibat dari pengalaman yang berulang
selama banyak generasi.
19
Alex Sobur, Op.cit. hlm. 313
20
Ibid, hlm. 313
8
lingkungan. Lingkungan menerima sifat tersebut dan memperlihatkan reaksi
yang dibentuk atas dasar sifat-sifat, penampilan anak, dan pengolahan lingkungan
itu. Jadi, lingkungan juga berubah dan memperlihatkan proses perubahan.
Lingkungan yang berubah itu memberikan juga perangsang pada anak, yang
berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya perkembangan
pembentukan kepribadian. Dengan demikian, anak yang berkembang memberikan
penampilan pada lingkungan pada satu pihak dan di pihak lain menerima
penampilan lingkungan yang mengubahnya. 21
Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi proses
pembentukan dan perkembangan kepribadian, yaitu faktor hereditas (genetika)
dan faktor lingkungan (environment), yaitu:
a) Faktor genetika (pembawaan)
Faktor genetika menjelaskan bahwa kepribadian juga dapat
dipengaruhi oleh salah satu fakor tersebut. Bermula adanya hereditas
individu yang akan lahir dibentuk oleh 23 kromosom (pasangan x x) dari ibu,
dan 23 kromosom (pasangan x y) dari ayah. Berbagai studi tentang
perkembangan prenatal (sebelum kelahiran atau masa dalam kandungan
menunjukkan bahwa kemampuan menyesuaikan diri terhadap kehidupan
setelah kelahiran (post natal) berdasar atau bersumber pada masa konsepsi.
Kepribadian sebenarnya tidak mendapat pengaruh langsung dari gen dalam
pembentukannya, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah:
kualitas system syaraf, keseimbangan biokimia tubuh.
b) Lingkungan
Walaupun begitu, bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan
perkembangan kepribadian adalah sebagai:
21
Ibid, hlm. 313
9
keunikan kepribadian. 22
Dimensi-dimensi temperamen seperti emosional, aktivitas, agresifitas dan
reaktivitas bersumber dari plasma benih (gen) demikian juga halnya dengan
intelegensi. 23
Sehingga jika ditarik suatu kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mendorong proses pembentukan dan perkembangan kepribadian adalah faktor
hereditas (pembawaan atau gen) dan juga ditambah faktor lingkungan.
10
menjadi pusat perhatian. Seorang sanguinis yang populer dalam suatu kelompok
biasanya orang yang paling keras ketika berbicara dan mengobrol terus menerus.25
Tipe melankolis sempurna dideskripsikan oleh Littauer sebagai tipe mental
yang memiliki karakteristik yang kuat terkait kemampuan berfikir, mengevaluasi,
dan penilaian. Tipikal perilaku nya meliputi gemar berpikir, menilai, membuat
perencanaan atau daftar, gemar mengevaluasi hal-hal positif dan negatif, dan
secara general menganalisis berbagai fakta. Seorang melankolis sempurna juga
dikenal sebagai tipe perfeksionis karena kebiasannya yang suka merencanakan
segala sesuatunya secara detail untuk memastikan semua berjalan sesuai rencana.
Tipe ini adalah yang paling memiliki intelegensi dibandingkan tipe yang lain,
meskipun terkadang mereka justru melemahkan atau mempersulit dirinya sendiri
dengan analisis yang berlebihan. Seseorang melankolis sempurna perasaannya
sangat sensitif, sehingga mudah sekali dikuasai oleh perasaan yang berujung pada
sikap sehari-hari yang murung.26
Seseorang dengan tipe koleris selalu mengorientasikan dirinya sebagai
pemimpin. Tipe ini memiliki sifat yang dominan, kuat, mengatur, bahkan
terkadang cenderung arogan. Tipe ini cocok untuk jadi pemimpin karena sifatnya
yang suka mengatur ketika menyelesaikan segala sesuatunya. Selain itu orang
koleris melaksanakan tugas dengan setia dan bertanggung jawab dengan tugas
yang diembannya. Kekurangan orang dengan tipe koleris adalah kurangnya
kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain (empati) sehingga belas
kasihannya terhadap penderitaan orang lain minim dan seringkali menyinggung
perasaan orang lain. Tipe Koleris dikenal juga sebagai tipe yang powerful.27
Didespkripsikan sebagai tipe yang paling datar, dan yang paling suka
suasana yang damai dibandingkan tipe yang lain. Seorang Phlegmatis damai
cenderung tidak beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih atau senang, serta
naik turun emosi tidak jelas. Tipe ini sangat cocok sebagai mediator karena
mereka sangat menjaga sikap agar tidak sampai mengecewakan orang lain
sehingga tidak banyak memiliki musuh. Kelemahan orang Phlegmatik adalah
25
Widhayani dan Sutama, Analisis Karakteristik Dosen yang Berpengaruh Terhadap Motivasi
Belajar Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Surabaya, Jurnal Studi Manajemen
Dan Bisnis, Vol. 4 No. 2, 2017, hlm.279
26
Ibid. hlm. 280
27
Ibid. hlm. 280
11
cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah, acuh tak acuh, tidak peduli,
sehingga seringkali mengambil jalan pintas yang paling gampang.28
12
Sebaliknya, sesorang yang memiliki kecenderungan introvert akan
memiliki karateristik antara lain: mereka tidak banyak bicara, malu-malu, mawas
diri, suka membaca dibanding bergaul dengan orang lain. Mereka cenderung
menjaga jarak kecuali dengan teman dekat mereka. Memiliki rencana sebelum
melakukan sesuatu serta tidak percaya faktor kebetulan. Mereka juga tidak
menyukai suasana keramaian, selalu memikirkan maslah sehari-hari secara serius
serta menyukai keteraturan dalam kehidupan. Individu introvert dapat mengontrol
perasaan mereka dengan baik, jarang berperilaku agresif, tidak mudah hilang
kesabaran. Mereka merupakan orang bisa dipercaya, sedikt pesimistis, dan
menetapkan standar etis yang tinggi dalam hidup.33
Sedangkan orang introvert tidak dipenggaruhi oleh dunia obyektif, tetapi
cenderung dari dalam dirinya. Orientasi tertuju ke dalam: pikiran, perasaan
terdasarnya terutama ditentukan dari dalam dirinya sendiri bukan ditentukan oleh
lingkungan.34
Berdasarkan struktur hirarki Eysenck tentang trait kepribadian utamanya,
ekstrovert memiliki Sembilan trait, yakni mudah bergaul (sociable), lincah
(lively), aktif (active), asertif (assertive), mencari sensasi (sensation
seeking), riang (carefree), dominan (dominance), bersemangat
(surgent), berani (venturesome). Sedangkan tipe kepribadian introvert yang
merupakan kebalikan dari trait ekstrovert, adalah sulit bergaul, statis, pasif, ragu,
taat aturan, sedih, minus, lemah, dan penakut.35
Perbedaan utama antara ekstrovert dan introvert bukan pada perilaku
melainkan faktor biologis dan genetik secara alami. Penyebab utama perbedaan
antara ekstrovert dan introvert adalah salah satu tingkat cortical arousal, sebuah
kondisi fisiologis yang sebagian besar didapat dari proses pewarisan genetik
daripada proses belajar. Ekstrovert memiliki tingkat cortical arousal yang lebih
rendah daripada introvert, oleh karena itu mereka memiliki ambang batas
sensorik yang lebih tinggi sehingga memiliki reaksi lebih rendah terhadap
rangsangan sensorik. Sebaliknya, Introvert, adalah karakteristik dengan tingkat
arousal yang lebih tinggi, dan sebagai hasil dari ambang batas sensorik yang lebih
33
Atkinson, Op.Cit., 1993: 371
34
Ibid. hlm. 293
35
Feist, J dan Feist, H.J., Op.Cit., hlm.133
13
rendah, mereka mengalami reaksi yang lebih besar untuk stimulasi sensorik.
Individu dengan kepribadian introvert, dengan kongenital rendah ambang sensorik
mereka, untuk mempertahankan tingkat optimal rangsangan, mereka
menghindari situasi yang akan menyebabkan terlalu banyak kegembiraan. Oleh
karena itu, individu introvert menghindari kegiatan seperti acara sosial, ski,
olahraga yang bersifat kompetitif, memimpin persaudaraan atau perkumpulan,
atau bermain lelucon. 36
BAB III
PENUTUP
36
Ibid. hlm. 134
14
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
15
Alwisol,2009. Psikologi Kepribadian, Malang : UMM Press.
Atkinson. 1993. Pengantar Psikologi, Jakarta : Erlangga.
Feist, J dan Feist, H.J.2002. Theoriest of Personality, Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
Patyy et.al. 1982. Pengantar Psikologi Umum, Surabaya : Usaha Nasional.
Sobur Alex,2003. Psikologi Umum, Bandung : Bandung Pustaka Setia.
Sujanto Agus, et.al. 2004. Psikologi Kepribadian, Jakarta : PT Bumi Aksara.
Suryabrata Sumandi, 1995. Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Syamsu YUsuf, 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung :
Bandung Remaja Rosdakarya.
Widhayani dan Sutama. 2017. Analisis Karakteristik Dosen yang Berpengaruh
Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa pada Perguruan Tinggi Swasta di
Kota Surabaya, Jurnal Studi Manajemen Dan Bisnis, Vol. 4 No. 2.
Yusuf dan Nurihsan,2007.Teori Kepribadian, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
16