PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu:
Ika Ratnaningrum S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 11
1. Soviana 2301050421
2. Anindya Gilta Aurelia 2301050422
3. Rieanty Ashri Nur Hidayat 2301050423
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Perkembangan Kepribadian. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ika
Ratnaningrum S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Perkembangan beserta pihak-pihak lain yang telah mendukung dan membantu selama
proses pembuatan tugas makalah ini.
Kami sebagai penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat, seperti
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Kami juga menyadari bahwa
terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang kami buat ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga kami dapat memperbaiki
diri dan dapat memberikan yang terbaik.
Akhir kata dari kami, semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
h. Horton
Merupakan keseluruhan sikap, ekspresi dan tempramen seseorang
i. Robert Sutherland
Merupakan suatu hubungan interaksi antara lingkungan masyarakat dan
kebudayaan.
j. Atkinson
Merupakan pola dari perilaku dan cara berpikir khas yang menentukan
penyesuaian diri individu dengan lingkungan.
Jadi, Kepribadian yaitu sesuatu yang unik pada diri setiap individu yang
ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan
sehingga menjadi penentu atau mempengaruhi tingkah laku. Kepribadian
mencakup kebiasaan,sikap,dan sifat yang dimiliki seseorang apabila
berhubungan dengan orang lain.
a. Id
Id merupakan sistem kepribadian yang asli atau merupakan dunia batin
manusia yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
b. Ego
Ego merupakan komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk
menangani dengan realitas.
c. Super ego
Super ego merupakan aspek kepribadian yang menanmpung semua
standar moral yang kita dapat dari orang tua.
6
2.3 Tipologi Kepribadian
7
6. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)
c. Tipologi kretschmer
Tipologi ini menghubungkan antara konstitusi jasmania dan konstitusi
kejiwaan (tempramen) yang akan membantu kepribadian. Konstitusi
kejiwaan dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Schizothym
Konstitusi kejiwaan ini sulit untuk kontak dengan dunia luar dan
menutup diri sendiri bersifat pemalu,penyendiri,senang berpikir tantang
dirinya sendiri dan cepat tersinggung.
2. Caaylothym
Konstitusi kejiwaan ini mudah kontak denagan dunia luar mudah
beradaptasi, mudah merasakan suka duka, terbuka, dan aktif.
8
kedua unsur tersebut merupakan sifat dasar dari manusia yang telah
dimiliki sebagai warisan biologis dari orang tuanya.
2. Bagian kedua
Pasa bagian kedua berisikan unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-
keyakinan atau anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya
mudah berubah atau dapat ditinjau kembali di kemudian hari.
b. Fase Kedua
Pada fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan
mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak. Fase ini
diawali dari usia dari usia dua hingga tiga tahun. Fase ini merupakan fase
dalam perkembangan yang dimana rasa yang telah dimiliki seorang anak
mulia berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada
dilingkungannya, termasuk struktur tata nilai maupun struktur budaya nya.
Dalam fase ini berlangsung relatif panjang sampai anak menjelang masa
kedewasaannya hingga kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe
perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut ini:
1. Dorongan-Dorongan (Drives)
Unsur ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan
suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu
untuk mewujudkan suatu keinginan. Drivers ini dibedakan atas
kehendak dan nafsu-nafsu, kehendak merupakan dorongan-dorongan
yang bersifat cultural yang artinya sesuai dengan tingkat peradaban dan
tingkat perekonomian seseorang. Sedangkan nafsu-nafsu merupakan
kehendak yang terdorong oleh kebutuhan biologis misalnya nafsu
makan, birahi (seksual), amarah dan yang lainnya.
2. Naluri (Instinct)
Naluri merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat
dengan hakikat makhluk hidup, misalnya seorang ibu memiliki naluri
9
yang begitu kuat untuk memiliki anak, mangsuh dan membesarkan
sampai dewasa. Naluri ini bisa dilakukan pada setiap makhluk hidup
tanpa perlu belajar dahulu seolah-olah telah menyatu dengan hakikat
makhluk hidup.
3. Getaran Hati (Emosi)
Emosi atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi
sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala
sesuatu yang ada pada jiwa manusia seperti senang, sedih, indah, serasi
dan yang lainnya.
4. Perangai
Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran
manusia yang tampak dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang.
Perangai ini merupakan salah satu unsur dari kepribadian yang mulai
nampak, dapat dilihat dan diindentifikasi oleh orang lain.
5. Inteligensi (Intelligence Quetient-IQ)
Inteligensi ialah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh
seseorang, sesuatu yang termasuk dalam intelegensi ialah IQ memori-
memori pengetahuan, serta pengalaman-pengalaman yang telah
diperoleh seseorang melakukan sosialisasi.
6. Bakat (Talent)
Bakat pada hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh
seseorang karena warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya,
seperti bakat seni, olahraga, berdagang, berpolitik dan lainnya. Bakat
merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang ada pada seseorang. Setiap orang
memiliki bakat yang berbeda-beda walaupun berasal dari ayah dan ibu
yang sama.
10
c. Fase Ketiga
Fase ketiga merupakan terakhir yang ditandai dengan semakin stabilnya
perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada fase ketiga ini terjadi
perkembangan yang relative tetap yakni dengan terbentuknya perilaku-
perilaku yang khas sebagai kepribadian yang bersifat abstrak. Setelah
kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga
tipe kepribadian yaitu:
1. Kepribadian Normative
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, yang dimana
seseorang memiliki prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-
nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa
sebelumnya. Seseorang memiliki kepribadian normative apabila terjadi
proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan perlakukan
terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada didalam
masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri
yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi dari orang
lain.
2. Kepribadian Otoriter
Dalam tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih
mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang
lain. Situasi ini sering terjadi pada anak tunggal, anak yang sejak kecil
mendapat dukungan dan perlindungan yang lebih dari lingkungan
orang-orang disekitarnya serta anak yang sejak kecil memimpin
kelompoknya.
3. Kepribadian Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil dimana
ciri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami
perubahan-perubahan sehingga seolah-olah seseorang itu memiliki
lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki
11
kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualism budaya,
misalnya karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga
mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya masyarakat yang
berbeda.
Kepribadian anak memang terbentuk sejak dini bahkan dari ia baru lahirkan.
Berikut adalah tahap perkembangan kepribadian anak:
a. Kepribadian bayi
Ketika bayi, kepribadiannya akan perlahan-lahan mulai terbentuk.
Terbentuknya kepribadian anak memang tergantung dengan kondisi
lingkungannya. Pada tahap ini bayi akan belajar pelajaran kepribadian yang
paling dasar, yaitu kepercayaan dan kasih sayang. Saat itu, bayi akan mulai
mengenal rasa kasih sayang, rasa nyaman dan aman, serta rasa percaya dari
orang-orang sekitarnya, terutama pada orangtua.
b. Kepribadian balita
Tahap kedua dari perkembangan kepribadian anak, terjadi ketika mereka
berusia 18 bulan sampai dengan 4 tahun. Anak yang diasuh dan dididik
dengan baik, akan mulai belajar dan mengerti tentang konsep kemandirian.
Pada usia tersebut anak-anak baru mulai aktif menggunakan semua
inderanya untuk mengeksplor lingkungan sekitarnya. Sehingga, tahap ini
adalah tahapan yang pas bagi orangtua untuk mengajarkan anak untuk lebih
mandiri serta percaya diri. Namun, pada tahap ini juga anak-anak memiliki
ego yang besar sehingga sering kali mengambek, keras kepala, serta
mengamuk. Oleh karena itu orangtua perlu mengajarkan anak untuk
mengendalikan dirinya.
c. Kepribadian anak usia prasekolah
12
Tahap ketiga ini terjadi ketika anak memasuki usia bermain, yaitu dari anak
berumur 4 tahun hingga ia masuk sekolah dasar. Dalam tahap ini anak
sedang belajar tentang konsep rasa inisiatif dan rasa bersalah. Anak yang
memasuki tahap ini biasanya memiliki imajinasi dan fantasi yang tinggi.
Oleh karena itu, orangtua sebaiknya mengarahkannya agar imajinasi
tersebut justru dapat bermanfaat dan mengembangkan dirinya.
d. Kepribadian anak usia sekolah
Tahap ini, anak sudah semakin besar sehingga semakin banyak pelajaran
terkait kepribadian yang bisa mereka pelajari, seperti bersosialisasi dengan
teman sebaya, belajar untuk disiplin, inisiatif terhadap sesuatu hal, serta
Belajar untuk bekerja dalam satu tim. Pada tahapan ini, peran orangtua serta
lingkungan sekitar sangat memengaruhi kepribadian anak hingga ia dewasa.
13
Faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh besar kepada
kepribadian seseorang adalah kultur atau budaya masyarakat dimana
seseorang dibesarkan, juga dari norma-norma keluarga, teman-teman
dan kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang dialami
seseorang. Kultur akan membentuk norma, sikap, dan nilai-nilai yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang terus menerus
berlangsung secara konsisten.
3. Kondisi Situasional
Kondisi situsional dapat mempengaruhi efek dari faktor-faktor
keturunan dan lingkungan terhadap sebuah kepribadian. Kepribadian
seseorang meskipun relatif stabil dan konsisten, namun dapat berubah
pada situasi-situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda pada situasi
yang berbeda dapat menimbulkan reaksi dan aspek yang berbeda pada
kepribadian seseorang
14
Beberapa tokoh psikologi berpendapat bahwa kepribadian manusia
dipengaruhi oleh bagaimana seorang individu senang untuk belajar dan
juga berkembang sesuai dengan kebutuhan dirinya.
4. Faktor pengasuhan
Sebagian tokoh psikologi berpendapat bahwa pola pengasuhan dalam
sebuah keluarga memiliki peranan yang besar terhadap kepribadian
seorang anak. Pengasuhan yang ditekankan disini yaitu pengasuhan
yang tepat dari orang tua. Orang tua yang mengasuh dengan penuh
kehangatan, akan selalu memberikan rasa aman dan senantiasa
memberikan penghargaan kepada anaknya sejak kecil.
5. Faktor perkembangan
Dalam Santrock (2007), Freud menyatakan bahwa kepribadian dibentuk
dan menetap pada usia 5 tahun dan akan sulit berubah setelah masa
tersebut.
Banyak pihak yang menyetujui pernyataan Freud tersebut, akan tetapi
diantara orang yang menyetujui tersebut juga berpendapat bahwa
kepribadian akan tetap berkembang melalui masa kanak-kanak tersebut
hingga sepanjang hayat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17