Anda di halaman 1dari 13

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Mata kuliah :
Psikologi Abnormal

Dosen pengampu :
Indah Fajriani, M.psi, Psikolog

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Devi Triani 2031060323
2. Herningtiyas 2031060068
3. Nurul Hikmah Mutiara Sari 2031060230
4. Syifa Andini 2031060292

KELAS F / SEMESTER 4
PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDY AGAMA
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGHANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi Abnormal yang berjudul
“Ganguan Kepribadian” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Psikologi Abnormal. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang ganguan kepribadian di masyarakat luas bagi para pembaca dan para
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu di mata kuliah ini yang
memberikan tugas, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 15 Februari 2022

2
Contents
KATA PENGHANTAR..............................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Gangguan Kepribadian....................................................................................................................5
1. Pengertian Kepribadian................................................................................................................5
2. Perkembangan Kepribadian.........................................................................................................6
3. Gangguan Kepribadian Psikopat atau Sosiopat............................................................................6
4. Contoh Kasus Pada Penderita Gangguan Kepribadian Paranoid Dan Gangguan Kecemasan......7
5. Jenis - Jenis Gangguan Kepribadian............................................................................................8
6. . Gangguan Kepribadian Kelompok A.............................................................................................9
BAB III......................................................................................................................................................12
PENUTUPAN...........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepribadian adalah suasana tingkah laku psikopisisnya seseorang yang dinamis dan dibentuk
oleh proses-proses perkembangan jiwanya, jasmaninya dan kehidupan sosialnya.4 Gangguan
kepribadian adalah suatu proses perkembangan yang timbul pada masa kanak-kanak, masa
remaja, dan berlanjut pada masa dewasa. Keadaan ini merupakan pola perilaku yang tertanam
dalam dan berlangsung lama, muncul sebagai respon yang kaku terhadap rentangan situasi
pribadi dan sosial yang luas. Sedangkan gangguan-gangguan pola kepribadian adalah
gangguangangguan berat yang memberikan sedikit kemampuan kepada individu untuk
menangani situasi-situasi yang menekan.
Seiiring dengan perkembangan zaman, manusia banyak melakukan perubahan-perubahan
dalam hidupnya, diantaranya—kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun
dengan kemajuan dan perkembangan tersebut bukan berarti finalnya permasalahan yang dihadapi
oleh manusia. Permasalahan-permasalahan yang muncul itu seperti adanya gangguan-gangguan
kepribadian yang dialami oleh sebagian orang.
Secara normativ, istilah kepribadian sering disamakan atau digunakan secara bergantian
dengan istilah watak atau karakter dan tempramen, padahal masing-masing berbeda. Watak
adalah aspek sosial dari kepribadian manusia, sedangkan tempramen adalah aspek badaniah dari
kepribadian. Masingmasing hanyalah salah satu aspek kepribadian, disamping aspek-aspek yang
lain vitalitas, hasrat, perasaan, kehendak bakat, dan intelegensi. Pada umumnya seseorang
terganggu kepribadiannya apabila pribadi tersebut melebihi kapasitasnya sehingga dapat
merugikan diri dan lingkungannya.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari kepribadian ?
2. Bagaimana perkembangan kepribadian individu ?
3. Apa saja gangguan kepribadian psikopat atau sosiopat ?
4. Apa saja contoh kasus pada penderita gangguan kepribadian paranoid dan gangguan
kecemasan?
5. Apa saja jenis-jenis gangguan kepribadian ?

C. Tujuan
1. mengetahui pengertian dari kepribadian
2. mengetahui perkembangan kepribadian individu
3. memahami gangguan kepribadian psikopat atau sosiopat
4. mengetahui contoh kasus pada penderita gangguan kepribadian paranoid dan
gangguan kecemasan
5. mengetahui jenis-jenis gangguan kepribadian

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gangguan Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian
Definisi yang berasal dari teori-teori psikologi menyebutkan bahwa kepribadian adalah pola
sifat dan karakteristik tertentu, yang relatif permanen dan memberikan, baik konsistensi maupun
individualitas pada perilaku seseorang. Sifat (trait) merupakan faktor penyebab adanya
perbedaan
Antar individual dalam perilaku, konsistensi perilaku dari waktu ke waktu dan stabilitas
perilaku dalam berbagai situasi. Sifat bisa saja unik, sama pada beberapa kelompok manusia atau
dimiliki semua manusia, tetapi pola sifat pasti berbeda untuk masing-masing individu (Feist &
Feist, 2009). Millon (2011)
Menyebutkan bahwa kepribadian merupakan sebuah pola yang menetap tentang bagaimana
seseorang mempersepsikan sesuatu, menjalin hubungan atau berinteraksi dengan orang lain dan
berpikir mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya yang diwujudkan secara luas dan dalam
baik dalam konteks pribadi maupun sosial. Selanjutnya, Cervone dan Pervine (2011) menyatakan
bahwa dalam membahas mengenai kepribadian ada tiga permasalahan yang sulit untuk
dipisahkan yaitu:
Universalitas manusia, perbedaan manusia dan keunikan manusia. Kualitas yang bertahan
lama yang mendefinisikan dan membedakan individu satu dengan individu yang lain disebut
dengan struktur kepribadian. Kepribadian dianalisis berdasarkan beberapa unit yaitu:
 Trait: mengacu pada gaya yang konsisten dari emosi atau perilaku yang ditunjukkan
individu melalui berbagai situasi, menggambarkan kecenderungan seseorang untuk
melakukan sesuatu atau memiliki predisposisi untuk melakukannya dan oleh karena itu
dapat disebut sebagai disposisi psikologis untuk berperilaku dengan cara satu atau
lainnya.
 Tipe: mengacu pada pengelompokan banyak trait yang berbeda. Beberapa peneliti telah
mengeksplorasi kombinasi trait kepribadian dan mengemukakan adanya tiga tipe orang:
a. Individu yang memberikan reaksi dengan cara yang adaptif, dengan cara yang
tabah menghadapi stres psikologis,
b. Individu yang bereaksi dengan cara-cara yang diatur berdasarkan aturan sosial
atau sangat terkendali secara emosional,
c. Individu yang bereaksi dengan cara yang tidak berdasarkan aturan atau tidak
terkendali (Asendorpf, dkk dalam Cervone & Pervine,2011).

5
Berdasarkan beberapa teori di atas maka kepribadian dapat disimpulkan sebagai sebuah pola
yang menetap tentang bagaimana seseorang mepersepsikan sesuatu, menjalin hubungan atau
berinteraksi dengan orang lain dan berpikir mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya yang
diwujudkan secara luas dan dalam, baik dalam konteks pribadi maupun sosial yang dianalisis
melalui unit trait dan tipe.

2. Perkembangan Kepribadian

Para teoritikus kepribadian tidak hanya mencoba memahami bagaimana individu saat ini
tetapi ingin mengetahui bagaimana individu menjadi seperti ini. berbagai penelitian mengenai
kepribadian menyebutkan bahwa perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetis dan
lingkungan. Faktor-faktor genetis sangat berkontribusi terhadap kepribadian dan perbedaan
individual. Kemajuan ilmu pengetahuan membuka kemungkinan bagi para psikolog kepribadian
untuk lebih mengembangkan pendapat yang masih umum ini dan membahas pola-pola khusus
dari pengaruh yang ada secara lebih mendalam. Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah
mengidentifikasi suatu kualitas kepribadian secara spesifik yang dipandang memiliki dasar
biologis. Kualitas-kualitas seperti ini seringkali mengacu pada aspek yang disebut temperamen
yaitu suatu istilah yang merujuk pada dasar kecenderungan emosional dan perilaku biologis dan
terlihat nyata pada masa kanak-kanak awal (Cervone & Pervine, 2011).

Faktor lain yang berperan dalam perkembangan kepribadian adalah lingkungan. Cervone
dan Pervine (2011). Menyebutkan bahwa penentu-penentu dari lingkungan yang telah terbukti
penting dalam penelitian mengenai perkembangan kepribadian ini meliputi: budaya, kelas sosial,
keluarga dan teman sebaya.
Beberapa peneliti menemukan bahwa kepribadian di masa remaja maupun masa dewasa
tidak bersifat stabil (Robert & Caspi, 2003 dalam Santrock, 2007). Perkembangan kepribadian
didasari oleh temperamen, gaya perilaku dan karakteristik individual dalam memberikan respon
emosional. Konteks yang mengintervensi perkembangannya adalah pengasuh (orangtua),
lingkungan fisik, kawan sebaya, dan sekolah (Santrock, 2007).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan kepribadian
dipengaruhi oleh faktor genetis dan lingkungan. Faktor lingkungan terdiri dari: budaya, keluarga,
kelas sosial dan teman sebaya.

3. Gangguan Kepribadian Psikopat atau Sosiopat.


Gangguan adalah orang yang tidak memiliki kematangan emosi, kurang memiliki
pertimbangan dan rasa tangung jawab, tidak mampu menilai akibat-akibat dari tingkah laku.
Adapun simtom-simtom gangguan kepribadian antisosial diklasifikasikan dalam tiga kelompok
yaitu: Pertama, simtom suasana hati. diantaranya,tidak ada rasa bersalah atau cemas, mencari
kesenangan (hedonistis). dan tidak memperdulikan orang lain, kedangkalan perasaan dan tidak
ada rasa cinta emosional terhadap orang lain. Kedua, simtom kognitif. Keempat, simtom motor.

6
Untuk mengetahui penyebab gangguan anti sosial ini adalah Pertama, pendekatan
psikodinamik, seperti karena ia tidak mengembangkan super ego yang kuat, dan karena ia telah
melekat pada tahap awal perkembangan psikoseksual/karena kebutuahan akan cinta, dukungan
dan penerimaan tidak dipuaskan oleh orang tuanya dan kegagalan dalam memuaskan kebutuhan
ini menghalangi kebutuhan berikutnya. Kedua, pendekatan belajar, seperti teori kekurangan
dalam pengondisian klasik, dan teori penghindaran kecemasan yang terkondisi secara operan.
Ketiga, pendekatan fisiologis, yaitu orang yang menderita gangguan kepribafian antisosial
disebabkan oleh rangsangan neurologis/syaraf yang kurang.
Gangguan kepribadian antisosial biasanya muncul pada masa remaja akhir. Prognosisnya
bervariasi. Gangguan yang umum terjadi pada individu dengan kepribadian antisosial adalah
gangguan depresi, gangguan alkohol, dan zat-zat tertentu (obatobatan terlarang).
Tritment yang dapat diberikan yaitu:
a) Psikoterapi. Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman sebayanya,
tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal
itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selfhelp group) akan lebih berguna
dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan. Tetapi, ahli terapi harus
menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada pasien. Dan untuk
mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus menggagalkan usaha
pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.
b) Farmakoterapi. Farmakoterapi digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan
akan timbul, seperti kecemasan, penyerangan dan depresi. Tetapi, karena pasien
seringkali merupakan penyalahguna zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika
pasien menunjukkan bukti-bukti adanya gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas,
psikostimulan seperti methylphenidate (Ritalin), bisa digunakan.

4. Contoh Kasus Pada Penderita Gangguan Kepribadian Paranoid Dan Gangguan


Kecemasan

(A) adalah laki-laki 40 tahun, dikirim oleh dokter perusahaan karena melakukan undisipliner
dan terancam untuk dikeluarkan. Dokter perusahaan menanyakan apakah (A) penderita
gangguan jiwa. selain daripada itu disebutkan pula (A) sedang perawatan untuk asma bronkhial.
Dalam keterangannya (A) mengatakan sedang mengalami komflik dengan atasannya,
sehubungan dengan pertanggungjawaban terhadap hilangnya sejumlah barang milik perusahaan.
(A) mengatakan ada orang yang iri pada kedudukannya dan dirinya telah menjadi korban fitnah.
(A) mengajukan protes dan mengirim surat ke sana ke mari dengan nada yang tidak lazim di luar
wewenang dan haknya. Letak permasalahan sebenarnya tidak besar dan dapat diselesaikan secara
baik-baik dan kekeluargaan. Namun, reaksi (A) sangat emosional dan penuh kecurigaan
sehingga menyulitkan penyelesaian secara baik-baik.

7
Sehubungan dengan kasus di atas, reaksi (A) justru mengakibatkan berbagai tindakan
indisipliner. Sejak mulai timbulnya permasalahan di atas, penyakit asma bronkhialnya sering
kambuh. (A) sering tidak masuk kantor karena penyakit asma bronkhialnya kambuh manakala
hendak berangkat ke kantor. Pimpinan perusahaan mengambil kebijaksanaan dengan
memutasikan (A) ke kota lain, dengan (A) akan dapat kembali bekerja dengan kedudukan baru
dan suasana kantor yang baru. Di temapat yang baru (A) merasa semua orang tahu tentang kasus
dirinya, sehingga (A) sering menghindar kalau bertemu dengan karyawan lain. (A) tidak bisa
bergaul denga karyawan lain, sering tidak masuk karena asma bronkhialnya masih tetap sering
kambuh dan produktivitas kerja merosot tajam.
Pemeriksaan psikiatris yang dilakukan, diketemukan (A) menderita kecemasan: (A) hawatir
akan ancaman PHK, bagaiamana dengan masa depannya, bagaimana dengan keluarganya. (A)
mengeluh karena asma bronkhialnya selalu kambuh kalau ia memikirkan hal itu. Diaknosis
multiaksial pada kasus diatas adalah sebagai berikut:
aksis 1: gangguan jiwa kecemasan.
aksis 2: gangguan kepribadian paranoid.
aksis 3: asma bronkhial.aksis 4: tresor psikosial masalah pekerjaan.
aksis 4: tresor psikosial masalah pekerjaan.
aksis 5: kemampuan adaptasi dalam tahun terakhir kurang baik.

Terapi holistik pada kasus ini meliputi: Pertama, terapi somatis ditujukan pada asma
bronkhial dengan obat-obat anti asma bronkhial. Kedua,terapi psikofar maka ditujukan pada
kecemasan dengan obat-obat anti cemas (ansiolitik). Ketiga, psikoterapi (termasok terapi
keagamaan) ditujukan pada gangguan kecemasan dan kepribadian. Keempat, terapi sosial
ditujukan kepada permasalahan pekerjaan dan pemulihan kemampuan penyesuaian diri (re-
adaptasi) dalam fungsi kehidupannya sehari-hari terutama dalam pekerjaan.

5. Jenis - Jenis Gangguan Kepribadian

Kepribadian terlahir dari suatu kebiasaan, dan kebiasaan bermula pada kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus. Kepribadian adalah pola tingkah laku, kebiasaan, dan bentuk
tubuh seseorang yang diperlihatkan oleh seseorang dalah kehidupannya sehari – hari (Ahmadi,
Sholeh, 2005, h.158), suatu kepribadian dapat dipengaruhi oleh bebrapa hal seperti lingkungan
dan keluarga, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan merupakan awal dari pembentukan
kepribadian dari seorang individu.

Seorang individu memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu lainnya, ketika
kepribadian seseorang memiliki suatu ciri yang menunjukan penyimpangan, ada kemungkinan
individu tersebut mengalami gangguan kepribadian. Menurut Diagnostic And Statistical Manual
Of Mental Disorders Fourth Edition atau disingkat DSM – IV gangguan kepribadian
digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok A dimana individu bersifat dan eksentrik,

8
pada kelompok B yaitu kategori individu yang dramatis dan emosional, mereka yang ada dalam
kelompok C merupakan individu yang mudah cemas atau ketakutan.

6. . Gangguan Kepribadian Kelompok A

a. Gangguan Kepribadian Paranoid


Individu yang memiliki kepribadian paranoid dalam DSM – IV ditandai dengan
ketidakpercayaan terhadap oranglain dan menganggap oranglain memiliki motif tersembunyi dan
ditafsirkan sebagai orang yang jahat. Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid
memiliki gejala seperti, cenderung menyalahkan orang lain tanpa dasar, ragu akan kepercayaan
terhadap orang lain, memiliki sifat pendendam, dan masih banyak lagi. Untuk mengobati
kepribadian paranoid seseorang dapat menggunakan terapi (CBT) Chognitive Behavioral
Therapy.

b. Gangguan Kepribadian Skizoid


Individu yang mengalami skizoid dalam DSM – IV memiliki kecenderung tidak
menginginkan adanya interaksi sosial dan hubungan intim serta memiliki sifat acuh terhadap
suatu hubungan, mereka lebih nyaman menghabiskan waktu sendiri. Seorang individu dengan
gangguan skizoid lebih suka menghabiskan waktu sendiri dibandingkan dengan oranglain,
mereka sering tampak terisolasi secara sosial dan lebih memilih untuk menjadi penyendiri.
Gangguan ini dapat diobati dengan cara intervensi atau mengubah prilaku penderita dengan cara
diberikan kegiatan untuk bersosialisasi, menghindari pengisolasian, memberikan peran dalam
kelompok, dan meningkatkan fungsi didalam masyarakat.

c. Gangguan Kepribadian Skizotipal


Skizotipal adalah gangguan kepribadian dimana individu dengan kecenderungan memiliki
pola fikir yang khas sehingga dapat merusak komunikasi dan interaksi yang tengah berlangsung.
Skizotipal dalam DSM – IV dapat digolongkan menjadi 4 kriteria yaitu; kategori pertama,
memiliki sifat paranoid dan cenderung mencurigai orang lain, kategori ke dua adalah referensi
ide, dimana mereka menganggap kejadian yang ada disekitar berkaitan langsung dengannya,
kategori ketiga adalah magical think and odd beliefs, dimana individu mempercayai suatu
keyakinan terhadap sihir dan hal yang aneh, kategori ke empat yaitu orang yang memiliki
halusinasi.
Dalam DSM – IV skizotipal memiliki beberapa tanda seperti; tidak dapat menikmati hubungan
dekat, selalu berselisih pendapat, hanya memiliki sedikit ketertarikan dengan pengalaman
seksual, tidak memiliki teman dekat, dan tidak mempedulikan kritikan dan pujian dari orang lain.

9
2. Gangguan Kepribadian Kelompok B

a. Gangguan Kepribadian Antisosial


Individu dengan kecenderungan antisosial dan psikopati merupakan individu yang tidak
memperhatikan hak orang lain. Dalam DSM – IV dijelaskan ada beberapa karakteristik
gangguan kepribadian antisosial seperti terus menerus melanggar hukum, agresi, sering
berbohong, tidak peduli pada keselamatan orang lain dan diri sendiri, kurang memiliki rasa
penyesalan atas tindakannya, dan masih banyak lagi.

b. Gangguan Kepribadian Ambang


Individu dengan gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder) memiliki
kecenderungan tidak stabil dalam berhubungan dan juga mood. Dalam DSM – IV kepribadian
ambang memiliki beberapa tanda seperti; memiliki hubungan yang tidak stabil, gangguan
identitas, mood yang mudah berubah –ubah, karena itu individu dengan kepribadian ambang
memiliki kecenderungan mudah depresi.

c. Gangguan Kepribadian Histronik


Gangguan kepribadian historik merupakan kepribadian dimana seorang individu menjadi
terlalu dramatis dan mencari perhatian, dalam DSM – IV juga dipaparkan individu dengan
kecenderungan historik akan memiliki sifat yang emosional. Gangguan kepribadian histronik
memiliki beberapa karakteristik seperti tidak nyaman ketika dia tidak menjadi pusat perhatian,
memiliki sifat provokatif dalam berhubungan seksual, emosi yang mudah berubah, menggunakan
fisik untuk menarik perhatian, dan lainnya.

3. Gangguan Kepribadian Kelompok C

a. Gangguan Kepribadian Menghindar


Gangguan kepribadian menghindar dalam DSM - IV diartikan sebagai individu yang
memiliki kecenderungan dimana individu takut akan suatu kritikan, penolakan dari orang lain
sehingga lebih memilih untuk tidak memiliki hubungan, kecuali ketika merasa benar – benar
yakin. Individu dengan kecenderungan menghindar akan menghindari pekerjaan yang
mengharuskan kontak interpersonal.

b. Gangguan Kepribadian Obsesif


Orang dengan gangguan kepribadian obsesif cenderung perfeksionis, dan cenderung fokus
pada detil, sehingga dapat menghambat proses kerja dan terhambatnya suatu proyek. Dalam
DSM – IV orang yang memiliki gangguan kepribadian obsesif memiliki ciri seperti sibuk dengan
detil, menunjukan perfeksionisme, berlebihan ketika mengerjakan suatu pelerjaan, tidak dapat
mengabaikan obyek yang mengganggu, dan lainnya.Dalam menilai seseorang tidak boleh
mencakup prilaku yang mencerminkan kebiasaan, yang secara budaya tidak menjadi masalah
ditempat budaya tersebut, dan masyarakat tersebut tidak diidentifikasi sebagai orang yang
mengalami kepribadian obsesif tersebut.

10
C. Gangguan Kepribadian Dependen
Gangguan kepribadian dependen dalam DSM – IV adalah kepribadian dimana
orang yang mengalami gangguan tersebut akan sulit menentukan suatu pilihan dan
cenderung mengandalkan orang lain secara berlebihan untuk menentukan suatu
pilihan.Tanda dari gangguan kepribadian dependen dapat terlihat sejak awal kedewasaan
(Idham, 2017). Seorang yang mengalami kepribadian dependen cenderung bergantung
kepada orang lain karena hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa dan menjadi suatu
kebiasaan (behaviours), untuk mengandalkan orang lainsehingga persepsi pada diri
sendiri menjadi tidak bekerja.

11
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa teori di atas maka kepribadian dapat disimpulkan sebagai sebuah
pola yang menetap tentang bagaimana seseorang mepersepsikan sesuatu, menjalin hubungan
atau berinteraksi dengan orang lain dan berpikir mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya
yang diwujudkan secara luas dan dalam, baik dalam konteks pribadi maupun sosial yang
dianalisis melalui unit trait dan tipe. Para teoritikus kepribadian tidak hanya mencoba memahami
bagaimana individu saat ini tetapi ingin mengetahui bagaimana individu menjadi seperti ini.
berbagai penelitian mengenai kepribadian menyebutkan bahwa perkembangan kepribadian
dipengaruhi oleh faktor genetis dan lingkungan. Gangguan adalah orang yang tidak memiliki
kematangan emosi, kurang memiliki pertimbangan dan rasa tangung jawab, tidak mampu
menilai akibat-akibat dari tingkah laku. Adapun simtom-simtom gangguan kepribadian antisosial
diklasifikasikan dalam tiga kelompok Kepribadian terlahir dari suatu kebiasaan, dan kebiasaan
bermula pada kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Kepribadian adalah pola tingkah
laku, kebiasaan, dan bentuk tubuh seseorang yang diperlihatkan oleh seseorang dalah
kehidupannya sehari – hari (Ahmadi, Sholeh, 2005, h.158), suatu kepribadian dapat dipengaruhi
oleh bebrapa hal seperti lingkungan dan keluarga, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan
merupakan awal dari pembentukan kepribadian dari seorang individu.

12
DAFTAR PUSTAKA

JURNAL DESKRIPSI GANGGUAN KEPRIBADIAN PADA ANAK DIDIK LEMBAGA


PEMASYARAKATAN ANAK KELAS II A KUTOARJO
Retno Ristiasih Utami dan Agung Santoso Pribadi Fakultas Psikologi Universitas Semarang

UNIKOM _Rafli Fadilla Akbar S_11. BAB 2

MENGENAL GaNGGuaN KEPrIBaDIaN sErta PENaNGaNaNNYa


Muhammad Ripli
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Institut Agama Islam Negeri IAIN Mataram

13

Anda mungkin juga menyukai