Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

APLIKASI TEORI KEPRIBADIAN

Dosen Pengampu: Nur Afni Safarina,S.PSI.,M.PSI

Kelompok 13

Faza Amalia Zulhas (2206200990)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ACEH UTARA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang kami harapkan.

Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi apa yang menjadi tugas kami sebagai
mahasiswa psikologi dalam mata kuliah Psikologi Komunikasi yang membahas tentang “Komunikasi Interpersonal”.

Atas terselesainya makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Idar Sri Afriyanti, S. Psi., M. Psi
selaku dosen mata kuliah Psikologi Komunikasi yang telah membimbing kami selama ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami pribadi dan pembaca umumnya. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan pengetahuan kita tentang komunikasi interpersonal.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan. Akhir kata kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan atau kata yang kurang
berkenan.

Reuleut Timu, 16 Maret 2023

Penulis .

2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..4

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………. 4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………. 4

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………… 5

2.1 Pengertian asesmen kepribadian……………………………………. 5

2.2 Gangguan kepribadian…………………………………………………….. 7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………. 10

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………. …………………………..11


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, tempramen, ciri khas dan juga prilaku seseorang.
Sikap perasaan ekspresi dan tempramen tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapkan
kepada situasi tertentu.

Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten dalam
menghadapai situasi yang sedang dihadapi, sehingga menjadi ciri khas pribadinya. Pada saat ini kepribadian telah
menjadi salah satu faktor dalam diterima atau tidaknya dalam beberapa perusahaan.

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak
terpecah belah di dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self, atau memahami
manusia seutuhnya. Hal terpenting yang harus diketahui berkaitan dengan pemahaman kepribadian adalah bahwa
pemahaman itu sangat mempengaruhi paradigm yang dipakai sebagai acuan untuk mengembangkan teori itu
sendiri.

1.2 Rumusan masalah

1. apa yang dimaksud dengan asesmen kepribadian?

2. apa saja jenis jenis asesmen kepribadian?

3. apa yang dimaksud dengan gangguan kepribadian?

4. apa jasa jenis jenis gangguan kepribadian?

1.3 tujuan penulisan

1. untuk mengetahui pengetian asesmen kepribadian

2. untuk mengetahui jenis jenis asesmen kepribadian

3. untuk mengetahui pengertian gangguan kepribadian

4. untuk mengetahui jenis jenis gangguan kepribadian

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asesmen Kepribadian

Asesmen kepribadian merupakan istilah yang umum dalam upaya untuk menemukan pola perilaku dan pola
pikiran atau penyesuaian diri seseorang secara khas terhadap lingkungannya. Sunberg (1976), Meehl (1952)
menyatakan laporan kepribadian sebagai laporan yang menandakan ia tidak seperti seorang lainnya. Sedangkan
lingkungan juga dilengkapi oleh tuntutan, baik ketika seorang psikolog diminta untuk mengases kepribadian
seseorang yang sedang memiliki masalah dan berada dalam suatu kondisi lebih buruk dari pada biasanya.

Salah satu sifat yang khas dalam laporan kepribadian adalah bahwa satu-satunya bentuk yang memadai seperti
laporan bersifat dinamis yang mengambarkan interaksi antara komponen dalam kepribadian sehingga melahirkan
suatu pola tertentu yang besifat khas. Akan tetapi jika cara deskriptif, uraian tidak akan mencapai gambaran
kepribadian yang khas. Begitu juga dengan cara tipologis dalam dasawarsa makin nampak disukai dan dibutuhkan
orang khususnya untuk bidang organisasi dan industri.

a. Macam macam asesmen

Seperti asesmen lainnya, dalam asesmen kepribadian pada dasarnya terdapat pembagian menjadi projective
assessment dan objective assessment.

1.projective assessment

Projective assessement berkembang dari perspektif teoritis yang menampilkan karakteristik dinamis sebagai inti
kepribadian (seperti teori psikoanalitis). Karena itu, metode dasarnya melibatkan upaya menyiapkan subyek dalam
suatu bentuk kisah, ambifus, dan hampir tanpa isi terhadap mana untuk berespon bersama suatu minimun
struktur atau instruksi. Secara teoretis, pemeriksa menganggap bahwa bila semua alat tes berisikan suatu isi yang
minimum maka respons subyek hanya merupakan fungsi kepribadian subyek. Dapat dikatakan, makin banyak
kesempatan subyek harus berespons bebas idiosinkratis, makin personal dan bermaknalah respon – respon itu.
Berdasarkan pandangan teori psikodinamik mengenai kepribadian, proyeksi dilihat sebagai alat yang sensitif bagi
aspek tak sadar perilaku. Mekanisme pertahanan diri dan kecenderungan laten disimpulkan dari data fantasi tak
terstruktur yang dihasilkan dalam konteks di mana tidak ada jawaban yang benar dan salah.Menurut Lindzery,
teknik projektif merupakan alat yang dianggap memiliki sensitivitas yang khusus untuk aspek perilaku yang
tertutup dan tak sadar atau menggali varietas respons subyek yang lua, sangat multidimensional, dan menggali
data respons yang kaya atau sangat kaya dan bersenyawa dengan kesadaran subyek yang menimum menyangkut
tujuan dari tes.

5
2. Objective assessment

pendekatan obyektif asesmen kepribadian merupakan usaha yang secara ilmiah berusaha menggambarkan
karakteristika atau sifat – sifat individu atau kelompok sebagai alat untuk memprediksi perilaku. Menurut Butcher,
1971, ada tiga perbedaan mendasar antara asesmen proyektif dan asesmen obyektif. Pertama, asesmen proyektif
sangat menaruh perhatian pada dinamika intrapsihik sementara asesmen obyektif mencari deskripsi sifat. Yang
dimaksud dengan deskripsi sifat ialah desktripsi kebiasaan seseorang atau gaya karakteristiknya. Kedua, tes
proyektif bersifat samar – samar dan memiliki kebebasan untuk menjawab, sementara tes obyektif memiliki stimuli
yang dirancang secara jelas dan meminta jawaban – jawaban yang terbatas. Ketiga, isi respons tes proyektif secara
tipikal ditafsirkan tiap orang tanpa referensi norma. Skor tes obyektif membandingkan hasil seseorang dengan
orang – orang lainnya. Oleh karena itu, standarisasi sangat penting dalam tes obyektif. Secara singkat, asesmen
obyektif merupakan pendekatan yang terstruktur, ilmiah, dan nonsubyektif dalam deskripsi individual.

b.Jenis alat proyeksi.

Lindzery memabaginya bedasarkan kategori tipe respon;

1.Asosiasi

Meminta subyek untuk mengasosiasikan atau menjawab stimulus yang diberikan pemeriksa. Minsalnya tes
Rorscahch atau asosiasi kata.

2.Konstruksi

Aktivitas kognitif yang lebih rumit dari pada teknik asosiasi. Minsalnya thematic appeception.

3.Melengkapi

Semuanya diserahkan pada subyek. Minsal tes Picture Completion

4. Memilih atau membuat peringkat

5. ekspresi

Subjek menciptakan suatu produksi. Seperti menggambar melukis bermain

6
2.2 Gangguan Kepribadian

Jenis - Jenis Gangguan Kepribadian

Kepribadian terlahir dari suatu kebiasaan, dan kebiasaan bermula pada kegiatan yang dilakukan secara terus
kebiasaan, dan bentuk tubuh seseorang yang diperlihatkan oleh seseorang dalah kehidupannya sehari – hari
(Ahmadi, Sholeh, 2005, h.158), suatu kepribadian dapat dipengaruhi oleh bebrapa hal seperti lingkungan dan
keluarga, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan merupakan awal dari pembentukan kepribadian dari
seorang individu.Seorang individu memiliki kepribadian yang berbeda dengan individu lainnyaketika kepribadian
seseorang memiliki suatu ciri yang menunjukan penyimpangan, ada kemungkinan individu tersebut mengalami
gangguan kepribadian. Menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders Fourth Edition atau
disingkat DSM – IV gangguan kepribadian digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok A dimana individu
bersifat dan eksentrik, pada kelompok B yaitu kategori individu yang dramatis dan emosional, mereka yang ada
dalam kelompok C merupakan individu yang mudah cemas atau ketakutan.

1. Gangguan Kepribadian Kelompok A

A. Gangguan Kepribadian Paranoid

Individu yang memiliki kepribadian paranoid dalam DSM – IV ditandai dengan ketidakpercayaan terhadap
oranglain dan menganggap oranglain memiliki motif tersembunyi dan ditafsirkan sebagai orang yang jahat.Orang
yang mengalami gangguan kepribadian paranoid memiliki gejala seperti, cenderung menyalahkan orang lain tanpa
dasar, ragu akan kepercayaan terhadap orang lain, memiliki sifat pendendam, dan masih banyak lagi. Untuk
mengobati kepribadian paranoid seseorang dapat menggunakan terapi (CBT) Chognitive Behavioral Therapy.

B. Gangguan Kepribadian Skizoid

Individu yang mengalami skizoid dalam DSM – IV memiliki kecenderung tidak menginginkan adanya interaksi
sosial dan hubungan intim serta memiliki sifat acuh terhadap suatu hubungan, mereka lebih nyaman
menghabiskan waktu sendiri. Seorang individu dengan gangguan skizoid lebih suka menghabiskan waktu sendiri
dibandingkan dengan oranglain, mereka sering tampak terisolasi secara sosial dan lebih memilih untuk menjadi
penyendiri. Gangguan ini dapat diobati dengan cara intervensi atau mengubah prilaku penderita dengan cara
diberikan kegiatan untuk bersosialisasi, menghindari pengisolasian, memberikan peran dalam kelompok, dan
meningkatkan fungsi didalam masyarakat.

C. Gangguan Kepribadian Skizotipal

Skizotipal adalah gangguan kepribadian dimana individu dengan kecenderungan memiliki pola fikir yang khas
sehingga dapat merusak komunikasi dan interaksi yang tengah berlangsung.Skizotipal dalam DSM – IV dapat
digolongkan menjadi 4 kriteria yaitu;

7
kategori pertama, memiliki sifat paranoid dan cenderung mencurigai orang lain, kategori ke dua adalah referensi
ide, dimana mereka menganggap kejadian yang ada disekitar berkaitan langsung dengannya, kategori ketiga
adalah magical think and odd beliefs, dimana individu mempercayai suatu keyakinan terhadap sihir dan hal yang
aneh, kategori ke empat yaitu orang yang memiliki halusinasi.Dalam DSM – IV skizotipal memiliki beberapa tanda
seperti; tidak dapat menikmati hubungan dekat, selalu berselisih pendapat, hanya memiliki sedikit ketertarikan
dengan pengalaman seksual, tidak memiliki teman dekat, dan tidak mempedulikan kritikan dan pujian dari orang
lain.

2 Gangguan Kepribadian Kelompok B

A. Gangguan Kepribadian Antisosial

Individu dengan kecenderungan antisosial dan psikopati merupakan individu yang tidak memperhatikan hak
orang lain. Dalam DSM – IV dijelaskan ada beberapa karakteristik gangguan kepribadian antisosial seperti terus
menerus melanggar hukum, agresi, sering berbohong, tidak peduli pada keselamatan orang lain dan diri sendiri,
kurang memiliki rasa penyesalan atas tindakannya, dan masih banyak lagi.

B. Gangguan Kepribadian Ambang

Individu dengan gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder) memiliki kecenderungan tidak
stabil dalam berhubungan dan juga mood. Dalam DSM – IV kepribadian ambang memiliki beberapa tanda seperti;
memiliki hubungan yang tidak stabil, gangguan identitas, mood yang mudah berubah –ubah, karena itu individu
dengan kepribadian ambang memiliki kecenderungan mudah depresi.

C. Gangguan Kepribadian Histronik

Gangguan kepribadian historik merupakan kepribadian dimana seorang individu menjadi terlalu dramatis dan
mencari perhatian, dalam DSM – IV juga dipaparkan individu dengan kecenderungan historik akan memiliki sifat
yang emosional. Gangguan kepribadian histronik memiliki beberapa karakteristik seperti tidak nyaman ketika dia
tidak menjadi pusat perhatian, memiliki sifat provokatif dalam berhubungan seksual, emosi yang mudah berubah,
menggunakan fisik untuk menarik perhatian, dan lainnya.

3.Gangguan Kepribadian Kelompok C

A. Gangguan Kepribadian Menghindar

Gangguan kepribadian menghindar dalam DSM - IV diartikan sebagai individu yang memiliki kecenderungan
dimana individu takut akan suatu kritikan, penolakan dari orang lain sehingga lebih memilih untuk tidak memiliki
hubungan, kecuali ketika merasa benar – benar yakin. Individu dengan kecenderungan menghindar akan
menghindari pekerjaan yang mengharuskan kontak interpersonal.

8
B. Gangguan Kepribadian Obsesif

Orang dengan gangguan kepribadian obsesif cenderung perfeksionis, dan cenderung fokus pada detil, sehingga
dapat menghambat proses kerja dan terhambatnya suatu proyek. Dalam DSM – IV orang yang memiliki gangguan
kepribadian obsesif memiliki ciri seperti sibuk dengan detil, menunjukan perfeksionisme, berlebihan ketika
mengerjakan suatu pelerjaan, tidak adpat mengabaikan obyek yang mengganggu, dan lainnya.Dalam menilai
seseorang tidak boleh mencakup prilaku yang mencerminkan kebiasaan, yang secara budaya tidak menjadi
masalah ditempat budaya tersebut, dan masyarakat tersebut tidak diidentifikasi sebagai orang yang mengalami
kepribadian obsesif tersebut.

C. Gangguan Kepribadian Dependen

Gangguan kepribadian dependen dalam DSM – IV adalah kepribadian dimana orang yang mengalami gangguan
tersebut akan sulit menentukan suatu pilihan dan cenderung mengandalkan orang lain secara berlebihan untuk
menentukan suatu pilihan.Tanda dari gangguan kepribadian dependen dapat terlihat sejak awal kedewasaan
(Idham, 2017). Seorang yang mengalami kepribadian dependen cenderung bergantung kepada orang lain karena
hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa dan menjadi suatu kebiasaan (behaviours), untuk mengandalkan orang
lainsehingga persepsi pada diri sendiri menjadi tidak bekerja.Karena ketakukannya akan kehilangan suatu
dukungan orang yang mengalami kepribadian dependen akan kesulitan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa
orang lain, selain itu penderita akan kesulitan untuk memilai suatu pekerjaan secara mandiri dan cenderung
berfikir bahwa penderita tetap memerlukan bantuan orang lain untuk memulai suatu tugas, penderita akan
menunggu orang lain unutk memulai suatu pekerjaan karena pola fikir yang beranggapan orang lain lebih baik
dibandingkan dengan dirinya seperti yang tertulis dalam DSM - IV.Gangguan kepribadian dependen memiliki
beberapa tanda seperti; sulit membuat suatu keputusan dalam aktifitas sehari – hari, membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab dalam memutuskan suatu keputusan, takut memberikan pendapat karena hal
tersebut dapat membuat oranglain tidak senang, merasa dirinya sebagai individu yang lemah sehingga
membutuhkan orang lain untuk mengambil tanggung jawab tersebut.Seseorang yang memiliki kepribadian
dependen akan mudah dipengaruhi oleh orang lain sehingga cenderung mudah dimanfaatkan, karena individu
dengan kepribadian dependen memiliki ketakutan berlebihan akan ditinggalkan oleh orang yang dia sayang karena
perbedaan pendapat, maka mereka akan memilih diam dan menuruti keinginan dari pasangannya, hal ini juga
dapat menimbulkan pertentangan antara keinginan dan kebutuhan individu tersebut.Kepribadian dependen dapat
berawal dari beberapa hal seperti; pola asuh orangtua, lingkungan, kondisi psikologis, dan ekonomi (Idham, 2017).
Hal pertama yang mempengaruhi kepribadian adalah orangtua, karena anak akan meniru prilaku orangtuanya
(Ahmadi dan Sholeh, 2005). Oleh sebab itu pola asuh yang diberikan orangtua kepada anaknya merupakan kunci
dari pembentukan kepribadian anak ketika dewasa.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asesmen kepribadian merupakan istilah yang umum dalam upaya untuk menemukan pola perilaku dan pola
pikiran atau penyesuaian diri seseorang secara khas terhadap lingkungannya dalam asesmen kepribadian pada
dasarnya terdapat pembagian menjadi projective assessment dan objective assessment jenis alat proyeksi dalam
asesmen yaitu asosiasi, konstruksi, melengkapi, memilih, ekspresi. Dan jenis jenis gangguan kepribadian terbagi
menjadi tiga yaitu gangguan Kepribadian kelompok A (gangguan Kepribadian paranoid, gangguan Kepribadian
skizoid, gangguan Kepribadian skizoptipal) gangguan kelompok B (gangguan Kepribadian anti sosial, gangguan
Kepribadian ambang, gangguan Kepribadian histronik) gangguan Kepribadian kelompok c ( gangguan Kepribadian
menghindar, gangguan Kepribadian obsesif, gangguan Kepribadian dependen).

10
DAFTAR PUSTAKA

Wiramihardja, Sutardjo. A. (2007). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama

Pengantar Psikologi Klinis. Edisi revisi. Prof. Dr. SUTARDJO A. WIRAMIHARDJA, Psi. (Hlm. 104 – 108).

Elibrary.unikom.ac.dc.raflifadillahakbarBAB2(5-8)

11

Anda mungkin juga menyukai